Laporan Praktikum Preparasi Smear [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK



“PREPARASI SMEAR (APUS/ULAS)”



Disusun oleh : Nama



: Astried Pascafitri Harenda



NIM



: K4316014



Kelas



:A



Kelompok



:3



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2018



LAPORAN RESMI MIKROTEKNIK I.



JUDUL



: Preparasi Smear (Apus/ulas)



II.



TUJUAN



:



Membuat sediaan smear dari berbagai bahan (darah, jaringan rongga pipi, bakteri gram) III.ALAT & BAHAN : 1. Alat : a. Jarum frankle/lamest b. Staining jar c. Object glass d. Mikroskop e. Kapas f. Tusuk gigi g. Ose



IV.



2. Bahan : a. Jaringan Darah Manusia b. Giemsa c. Alkohol 70% d. Methanol e. Sampel Bakteri f. Methylene Blue g. Larutan Gentian Violet



h. Pipet tetes



h. Larutan iodium



i. Bunsen j. Korek api



i. Safranin j. Air



SKEMA LANGKAH KERJA  Smear Darah 1. Pengambilan Darah Probandus Rileksasi lengan dengan cara mengayun-ayunkan lengan, kemudian memegang salah satu jari yang akan diambil darahnya, beri tekanan pada jari dan mengambil darah dengan posisi jarum tegak lurus jari tangan. 2. Pembuatan Sediaan Apus Darah a. Menyiapkan dua object glass b. Meletakkan setetes darah yang berasal dari ujung jari probandus pada ujung object glass pertama. c. Mengambil object glass kedua, menyentuhkan salah satu ujungnya pada object glass pertama di sebelah kiri tetesan tadi sehingga kedua object glass itu membentuk sudahut 45 ke kanan. d. Menggerakkan object glass kedua ke kanan sehingga tetesan darah berada di sudut antara kedua object glass dan membentuk garis yang tipis. e. Membiarkan preparat kering dan siap diwarnai. (Humason, 1996) 3. Pewarnaan Preparat Apus a. Preparat apus yang telah kering difaksir dengan methanol selama 10 menit. b. Preparat apus ditetesi dengan larutan giemsa (9-10 tetes) dan membiarkannya selama 3-5 menit. c. Preparat apus dicuci dalam air mengalir lalu dikeringkan dalam suhu ruangan.  Smear Epitel Rongga Pipi



1. Menorehkan atau mengeruk secara perlahan bagian dalam pipi dari dalam rongga mulut dengan menggunakan ujung tumpul tusuk gigi hingga diperoleh lapisan sendinya. 2. Meneteskan sedikit air dengan pipet tetes diatas object glass, lalu menyebarkan lendir pada ujung tusuk gigi tersebut dan mengaduk dengan tetesan air tadi agar sel-sel tidak mengelompok. 3. Menutup dengan cover glass agar tidak terbentuk gelembung udara di bawah cover glass. 4. Mengisap air yang berlebihan dengan kertas isap melalui tepi cover glass. 5. Meneteskan methylen blue dengan hati-hati pada pinggir cover glass dan menempelkan kertas isap pada pinggir cover glass yang berlawanan agar methylene blue cepat merata.  Smear Bakteri 1. Membuat Preparat a. Membersihkan object glass. b. Memberi tanda pada bagian ujung object glass, di sebelah bagian permukaan yang tidak dicat nanti. c. Membuat goresan tipis dari biakan bakteri menggunakan ose pada permukaan yang telah dibersihkan. d. Mengeringkan goresan di udara atau dengan hawa hangat dari api. e. Melakukan fiksasi dengan cara menyentuhkan permukaan object glass tiga kali berturut-turut pada ujung api Bunsen. f. Setelah dingin siap untuk di cat. 2. Pewarnaan Bakteri Gram a. Menggenangi preparat yang sudah jadi dengan zat warna gentian violet 2-5 menit. b. Membuang sisa cat. c. Menggenangi preparat dengan larutan iodium selama 30 detik-1 menit. d. Membuang sisa cat. e. Melakukan decolorisasi preparat dengan alkohol atau aseton sampai warna ungu pada preparat memudar. f. Mencuci dengan air mengalir. g. Menggenangi preparat dengan larutan safranin 2-5 menit. h. Mencuci dengan air mengalir. i. Mengamati di bawah mikroskop. V.



HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENGAMATAN Hasil Pengamatan



Keterangan



Apus Darah Perbesaran 40x



1. Sel Darah 2. Plasma Darah 3. Leukosit



1 2 3



Bakteri Gram Negatif Perbesaran 40x



1. Bakteri 2. Koloni Bakteri 2 1



Bakteri Gram Positif Perbesaran 40x



1. Bakteri 2. Koloni Bakteri 1 2



1. Inti Sel 2. Membran Sel



Epitel Mukosa Perbesaran 40x 1 2



B. PEMBAHASAN 1. Teknik handling bahan Metode smear merupakan metode yang digunakan untuk mengamati bentuk-bentuk sel darah dan penyusunnya melalui proses pemisahan sel-sel baik secara kimiawi maupun mekanik. Caranya yaitu dengan mengulaskan atau menggoreskan diatas object glass sehingga mendapatkan selaput tipis. Biasanya metode smear menggunakan bahan darah, pollen, ulas vagina (untuk mengetahui hewan bunting atau tidak), dan tumbuhan sekulen. Sediaan ini pembuatannya dengan menggunakan zat cair. 2. Pelaksanaan Penggunaan Teknik a. Terdapat 3 prinsip kerja pada pembuatan preparat apus darah yaitu pengambilan darah probandus, pembuatan sediaan apus darah dan pewarnaan preparat darah apus. Pengambilan darah probandus dilakukan dengan pembersihan tangan dengan alkohol 70% kemudian merileksasi lengan dengan cara di ayun-ayun. Menyiapkan jari tangan dengan memberikan tekanan yang mengarah ke ujung jari. Kemudian, jari ditusuk dengan jarum frankle yang sudah disterilkan dengan alkohol 70% untuk diambil darahnya. Pembuatan sediaan apus dibuat dengan menyaipkan dua buah object glass, meneteskan darah pada object glass pertama kemudian object glass kedua disentuhkan pada ujung kirinya dan membentuk sudut 45o. Selanjutnya, object glass kedua digerakkan menuju arah kanan dan membentuk garis yang tipis. Membiarkan preparat hingga mengering. Pewarnaan preparat apus dilakukan setelah difiksasi dengan menggunakan metanol selama 10 menit, yaitu dengan larutan giemsa yang diteteskan sebanyak 9-10 tetes selama 3 – 5 menit. Kemudian preparat di cuci dengan menggunakan air mengalir. Melakukan pengamatan di bawah mikroskop dan mengambil hasil gambarnya. b. Prinsip kerja pada pembuatan preparat apus mukosa adalah menyiapkan alat dan bahan, mengambil dan membersihkan tusuk gigi. Mengambil mukosa yang berada dirongga mulut dengan tusuk gigi. Mengambil objek glass kemudian menetesinya dengan air dan mengoleskan tusuk gigi yang terdapat mukosa pada object glass dan diratakan agar sel tidak mengelompok. Menutup object glass dengan deg glass. Langkah selanjutnya adalah memberi warna pada preparat sel epitel mukosa dengan menetesi methylen blue pada sisi kanan sebanyak 1-2 tetes, sementara di sisi kiri diberi tissue atau kapas yang berfungsi menyerap cairan methylen blue yang tersisa. Melakukan pengamatan di bawah mikroskop dan mengambil hasil gambarnya.



c. Terdapat 2 Prinsip Kerja pembuatan preparat apus bakteri yaitu pembuatan preparat dan pewarnaan Bakteri Gram. Langkah pertama yaitu mensterilkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dengan menggunakan alkohol 70%. Pembuatan preparat ini harus dekat dengan bunsen agar meminimalisir kontaminasi bahan yang dibuat dari mikroorganisme lainnya. Memberi tanda pada bagian ujung object glass, sebaiknya disebelah permukaan yang tidak di cat. Tangan kiri memegang object glass dan tangan kanan mengambil biakan bakteri menggunakan pipet tetes, api bunsen terletak diantara tangan kanan dan kiri. Selanjutnya, membuat goresan tipis dari biakan bakteri tersebut menggunakan ose pada permukaan object glass. Mengeringkan goresan di udara atau dengan hawa hangat dari api bunsen. Memfiksasi dengan cara menyentuhkan permukaan kaca objek tiga kali berturut-turut pada ujung api bunsen. Setelah kering dilakukan pengecatan dengan menggenangi preparat menggunakan zat warna gentian violet selama 2-5 menit. Membuang sisa cat dengan dialiri air mengalir. Menggenangi preparat dengan larutan iodium selama 30 detik sampai 1 menit. Membuang sisa cat dengan dialiri air mengalir. Decolorisasi preparat dengan menggunakan alkohol atau aseton sampai warna ungu pada preparat memudar. Membersihkan preparat dengan air mengalir. Menggenangi preparat dengan safranin selama 2 hingga 5 menit kemudian membersihkan dengan air mengalir lagi. Melakukan pengamatan di bawah mikroskop dan mengambil hasil gambarnya. 3. Alasan penggunaan teknik Teknik Smear ini dapat digunakan untuk mengamati sel-sel dalam cairan tubuh, misalnya pada darah, pollen, apusan vagina hewan, dan tumbuhan sekulen. 4. Alasan penggunaan kemikalia a. Metanol Larutan ini digunakan untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di dalamnya yang dilakukan selama 5- 10 menit. Selain itu fiksasi dengan metanol juga berfungsi menjaga preparat apus darah tetap berada pada object glass. (Lesson, 1990) b. Giemsa Larutan ini diharapakan dapat memberikan gambar hasil pengamatan sel-sel leukosit, trombosit, eritrosit atau sel lain (Lesson, 1990). Dasar dari pewarnaan Giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Yaitu dua



zat warna yang berbeda yaitu Azur B ( Trimetiltionin ) yang bersifat basa dan eosin y ( tetrabromoflurescin ) yang bersifat asam seperti kromatin, DNA dan RNA. Proses apus darah dilakukan dengan membuat object glass kedua membentuk sudut 30-45o terhadap object glass pertama yang berisi darah. ( Subowo, 2006). c. Darah segar, sebagai sampel yang akan diamati. d. Aquades Aquades digunakan untuk menjaga bahan agar tidak mengering saat diletakkan di object glass, dan untuk mencuci dan membersihkan sisa alkohol. e. Alkohol 70%, sebagai larutan pembersih, untuk mensterilkan tangan dan jarum frankle. 5. Kendala selama kegiatan praktikum a. Untuk memperoleh sediaan yang tipis maka dibutuhkan teknik apus dengan sudut 30-45 derajat. Tetapi untuk memperoleh sudut tersebut sukar dilakukan (Lesson, 1990). b. Saat melakukan smear darah harus yakin, karena jika tidak yakin akan menghasilkan smear darah yang bersekat-sekat dan tetesan darah jangan terlalu tebal karena hal tersebut dapat menyebabkan preparat tidak dapat diamati secara optimal dengan mikroskop. c. Saat pembuatan smear bakteri harus dilakukan di dekat bunsen, jika preparat yang dihasilkan akan terkontaminasi oleh mikroorganisme lain. d. Selama proses pengeringan smear bakteri jika dilakukan dekat api bunsen jangan sampai object glass menyentuh api bunsen karena hal tersebut dapat menyebabkan object glass terbakar dan mematikan biakan bakteri.



Analisis :



Gambar Pengamatan Apus Darah Perbesaran 40x



DESKRIPSI Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop, preparat apus darah terlihat cukup baik karena ditemukan sel-sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dengan perbesaran 40 x. Eritrosit yang terlihat berbentuk bulat bikonkaf tanpa memiliki inti sel, dibatasi oleh membran plasma dan hanya terwarna pada bagian membrannya saja. Eritrosit tidak terwarna dengan baik oleh larutan giemsa karena eritrosit tidak mempunyai inti sehingga tidak mampu menyerap warna dari pewarna giemsa. Leukosit juga terlihat dalam pengamatan dibawah mikroskop. Leukosit memiliki inti sel yang bersifat basa sehingga mampu menyerap pewarna giemsa. Inti pada leukosit yang teramati kurang terwana dengan baik sehingga praktikan kesulitan mengidentifikasi jenis leukosit. Inti sel pada leukosit kurang terwarnai disebabkan karena kurang lamanya perendaman preparat pada pewarna giemsa (Susilawati, 2013).



Gambar Pengamatan Bakteri Gram Negatif Perbesaran 40x



DESKRIPSI Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x, dapat terlihat serabut-serabut tipis berwarna kemerahan. Warna merah pada bakteri gram ini dapat dilihat setelah proses decolorisasi menggunakan alkohol. Bakteri gram negatif biasanya cenderung memiliki bentuk yang bulat. Pembuatan preparat ini dapat dikatakan kurang begitu baik karena koloni dari bakteri dan bentuknya terlihat kurang begitu jelas. Hal ini dapat dikarenakan beberapa faktor seperti kesalahan pada saat proses fiksasi atau kurang terampilnya praktikan saat melakukan proses pewarnaan bakteri gram sehingga hasil preparat tidak dapat terlihat dengan jelas saat diamati menggunakan mikroskop.



Gambar Pengamatan Bakteri Gram Positif Perbesaran 40x



DESKRIPSI Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x, terlihat gumpalan-gumpalan serat tipis berwarna ungu. Pembentukan warna ungu pada bakteri gram ini dapat dilihat setelah proses pencucian preparat dengan alkohol. Bakteri gram positif biasanya pada pengmatan dengan mikroskop cenderung memiliki bentuk batang. Pembuatan preparat ini dapat dikatakan kurang begitu baik karena koloni dari bakteri dan bentuknya terlihat kurang begitu jelas. Hal ini dapat dikarenakan beberapa faktor seperti kesalahan pada saat proses fiksasi atau kurang terampilnya praktikan saat melakukan proses pewarnaan bakteri gram sehingga hasil preparat tidak begitu terlihat dengan jelas saat diamati menggunakan mikroskop.



Gambar Pengamatan Epitel Mukosa Perbesaran 40x



DESKRIPSI Dilihat dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop, preparat epitel mukosa mulut dapat diamati dengan baik pada perbesaran 40x.Preparat epitel mukosa mulut yang dibuat



sudah terwarnai dengan baik, karena terlihat perbedaan warna antara nukleus dan sitoplasma. Nukleus sel epitel terwarna lebih biru karena nukleus bersifat asam sehingga terwarna oleh pewarna basa yaitu methylene blue (Susilawati,2013). Epitel mukosa mulut merupakan epitel pipih belapis. Epitel ini menutupi permukaan tubuh dan organ bagian dalam. Epitel mukosa mulut berbentuk kubus dengan inti berbentuk bulat ditengah. Preparat epitel mukosa mulut termasuk preparat yang bersifat sementara sehingga preparat harus segera diamati agar sel tidak mengering. Pewarnaan preparat smear mukosa mulut hanya menggunakan metilen blue sehingga disebut pewarnaan tunggal yaitu pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam zat warna. Pembuatan preparat epitel mukosa mulut tidak serumit dengan pembuatan preparat apus darah karena tidak melalui proses fiksasi. (Wu., Zhang, 2012)



VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa : Metode smear merupakan metode yang digunakan untuk mengamati bentuk-bentuk sel dan penyusunnya melalui proses pemisahan sel-sel baik secara kimiawi maupun mekanik, dengan mengulaskan atau menggoreskan diatas object glass sehingga mendapatkan selaput tipis. Hasil pembuatan preparat dengan metode smear diantaranya : 1. Preparat Apus Darah 2. Preparat Apus Jaringan Epitel Rongga Pipi 3. Preparat Apus Bakteri Gram Positif 4. Preparat Apus Bakteri Gram Negatif Kendala yang didapatkan selama praktikum yaitu beberapa kesalahan selama proses fiksasi, pewarnaan yang kurang sempurna, kurang yakin dan terlalu tebal dalam pengambilan darah. Hal tersebut menyebabkan hasil pengamatan preparat dengan mikroskop hasilnya kurang maksimal.



VII. DAFTAR PUSTAKA Bain, B. J. (2005). Diagnosis from the Blood Smear. New England Journal of Medicine, 353(5), 498–507. https://doi.org/10.1056/NEJMra043442 Barakat, S. M. M., & Siar, C. H. (2015). Differential expression of stem cell-like proteins in normal, hyperplastic and dysplastic oral epithelium. Journal of Applied Oral Science, 23(1), 79–86. https://doi.org/10.1590/1678775720140245 Lesson, C. (1990). Mempersiapkan Jaringan Histologi. Jakarta: EGC. Santosa, B. (2010). Differential Counting berdasarkan Zona Baca Atas dan Bawah pada Preparat Darah Apus. Keperawatan Dan Kesehatan, 1(18), 56–59. Subowo. (2006). Histologi Umum. Jakarta : PT Bumi Aksara. Susilawati, Sennang, N., Naid, T., & Attamimi, F. (2013). Kadar Hemoglobin dan Densitas Parasit Pada Penderita Malaria di Lombok Tengah. JST Kesehatan, 3(3), 298–304. Wu, R.-Q., Zhang, D.-F., Tu, E., Chen, Q.-M., & Chen, W. (2014). The mucosal immune system in the oral cavity—an orchestra of T cell diversity.



VIII. LAMPIRAN  ACC Data Pengamatan Praktikum







Dokumentasi Kegiatan Praktikum







Cuplikan Jurnal Referensi yang digunakan