Laporan Acara 2 Smear Slide [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



Batuan adalah kunci dari ilmu geologi. Tanpa mengenali dan memahami batuan, seseorang tidak dapat disebut dengan ahli Geolog. Adapun batuan yang wajib diketahui oleh seorang Geolog ialah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan ini merupakan batuan penyusun bumi. Batuan sedimen merupakan batuan utama penyusun permukaan bumi. Sehingga sangat penting



untuk



mengetahui



batuan



sedimen



hingga



proses-proses



yang



mengenainya. Sedimen pantai adalah material sedimen yang diendapkan di pantai. Sedimentasi adalah proses perkembangan gisik atau gosong ke arah laut melalui pengendapan sedimen yang dibawa oleh hanyutan litoral. Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen pantai dapat berkisar dari sedimen berukuran butir lempung sampai gravel. Berdasarkan material sedimen penyusun pada suatu endapan mencerminkan tingkat energi yang ada di lingkungan tersebut. Smear slide merupakan suatu metode yang kuat dan secara cepat dapat mengevaluasi kuantitas dari partikel sedimen yang sangat halus sebagai dasar untuk mengklasifikasikan batuan sedimen, dan untuk memastikan kehadiran mikrofosil. Oleh karena itu perlu di adakan praktikum Sedimentologi Acara II Smear Slide agar praktikan dapat menganalisis menenai material yang terkandung dalam material sedimen pasir.



1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud diadakannya praktikum sedimentologi acara kedua Smear Slide ialah untuk melakukan analisis mengenai partikel yang terkandung dalam material sedimen pasir. Adapun tujuan dari praktikum ini ialah sebagai berikut: a. Mengetahui jenis partikel pada material sedimen b. Mengetahui asal partikel pada pada material sedimen pantai 1.3 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum sedimentologi acara pertama Smear Slide ialah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. 1.4



Penuntun Praktikum LKP (Lembar Kerja Praktikum) Sampel material sedimen Oven Kaca preparat lem Kertas A4 Tusuk gigi Kantong sampel (plastik cetik kecil) Alat tulis menulis Spidol permanen Metode Kerja Adapun metode kerja yang dilakukan pada praktikum acara pertama Smear



Slide ialah sebagia berikut: a. Membuat label pada glass slide yang menginformasikan mengenai sampel sedimen yang akan dipreparasi. b. Persiapkan hot plate pada temperatur yang paling rendah, panaskan slide hingga temperatur menengah.



c. Bersihkan kaca preparat menggunakan air atau alkohol dengan bantuan kain atau tissu. Oleskan lem pada preparat, kemudian panaskan pada hot plate. d. Letakkan material sedimen dengan jumlah yang sangat sedikit pada slide yang sudah dipanaskan. e. kemudian amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 20 kali. f. Lakukan pencatatan partikel yang diamati.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sedimentasi Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin,es, atau gletser di suatu cekungan. Sebelum mengalami pengendapan pada



suatu cekungan, material-material sedimen ini mengalami



erosi dan transportasi dari batuan asalnya. Dalam proses transportasi inilah material sedimen ini dapat berubah,salah satunya yaitu ukuran butirnya. Ukuran butir sangat



penting dalam sedimentologi, seperti yang telah



dijelaskan diatas bahwa ukuran butir sangat dipengaruhi oleh transportasi, dengan ukuran butir juga dapat diketahui batuan asal dari material sedimen serta dapat diketahui energy pengendapn dari suatu material sedimen. Analisis ukuran butir penting untuk mengklasifikasi lingkungan sedimen. Parameter mean, modus, sortasi,, skewness dan parameter statistic lainnya, yang dihitung secara aritmetrik dan geometris (dalam satuan metrik) dan logaritmik (dalam satuan phi) menggunakan momen dan metode grafis Folk dan Ward.. metode perbandingan telah memungkinkan istilah deskriptif Folk dan Ward digunakan untuk moment statistik. 2.2 Analisa Besar Butir Analisa granulometri merupakan suatu metoda analisa yang menggunakan ukuran butir sebagai materi analisa. Analisa ini umum digunakan dalam bidang keilmuan yang berhubungan dengan tanah atau sedimen. Dalam analisa ini



tercakup beberapa hal yang biasa dilakukan seperti pengukuran rata-rata, pengukuran sorting atau standar deviasi, pengukuran skewness dan kurtosis. Masing-masing pengukuran tersebut mempunyai rumus-rumus yang berbeda dan mempunyai batasan-batasan untuk menggambarkan keadaan dari butiran yang diamati atau dianalisa. Batasan-batasan tersebut biasa disebut dengan verbal limit. Analisa granulometri dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan metode grafis dan metode statistik, dimana metode grafis memuat berbagai macam grafik yang mencerminkan penyebaran besar butir, hubungan dinamika aliran dan cara transportasi sedimen klastik, sedangkan metode statistik menghasilkan nilai ratarata, deviasi standar, kepencengan dan kemancungan kurva. Pilihan atau Sortasi dapat menunjukkan batas ukuran butir atau keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu sedimentasi dari suatu populasi sedimen. Sortasi atau pemilahan adalah penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata. Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata pendek. Sebaliknya apabila sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap rata-rata ukuran butir panjang disebut sortasi jelek. Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan sedimen. Hubungan ini terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar sampai pasir sangat halus. Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjuk bahwa pasir halus mempunyai sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat halus. Sedangkan pasir yang diendapkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada ukuran pasir sangat halus ( Blatt,dkk dalam Kusumadinata, 1980).



Kepencengan (SKEWNESS) adalah penyimpangan distribusi ukuran butir terhadap distribusi normal. Distribusi normal adalah suatudistribusi ukuran butir dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak. Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butior berlebihan partikel kasar, maka kepencengannya bernilai negatif (Folk, 1974). Besar butir rata-rata merupakan fungsi ukuran butir dari suatu populasi sedimen (pasir kasar, pasir sedang, dan pasir halus). Besar butir rata-rata dapat juga menunjukkan kecepatan turbulen/ sedimentasi dari suatu populasi sedimen. Adapun partikel-partikel sedimen oleh Friedman dan Sanders (1978) dapat dibedakan menjadi 2 kelompok : 1. Hasil rombakan atau hancuran padat dari endapan tua. 2. material yang bukan merupakan hasil rombakan atau hancuran padat yang terdiri dari material yang dikeluarkan lewat semburan gunung berapi dan material terlarut di air yang ditransportasikan dan diendapkan pada tempat akumulasi pengendapan oleh sekresi biologis atau proses pengendapan secara kimia. Sumber sedimen dapat berasal dari berbagai tempat. Terdapat 3 sumber dari material sedimen yang ditemukan pada permukaan dasar laut yaitu sumber dari daratan yang menyuplai material hancuran dan material terlarut sumber asli dari laut dan material angkasa luar. Setelah proses pelapukan terjadi selanjutnya sedimen asal mengalami proses transportasi dan lithifikasi. Pada proses transportasi, dibawah kondisi normal, erosi menghasilkan nilai (rate) yang sama dengan pelapukan batuan. Faktor yang mempengaruhinya adalah:



a. Kecepatan pengendapan b. Arus aliran fluida c. Gelombang Hasil sedimentasi yang telah berlangsung lama akan mengalami konsolidasi atau lithifikasi (pembatuan). Sedimen yang terlithifikasi disebut batuan sedimen. Faktor yang mempengaruhi terhadap proses lithifikasi antara lain proses fisika, proses kimiawi dan proses biologi. Ukuran butiran berpengaruh terhadap sifatsifat dari butiran tersebut. Pada butiran sedimen , ukuran sedimen berhubungan dengan dinamika transportasi dan deposisi. Ukuran butiran akan mencerminkan resistensi butiran terhadap proses pelapukan, erosi dan abrasi, Pada proses transportasi berpengaruh terhadap bentuk, ukuran butir, kebolaan maupun sifatsifat dari kumpulan butiran seperti sortasi, kepencengan dan kepuncakan akibat dari gesekan antara butiran dengan butiran maupun dengan batuan dasar. Besar kecilnya partikel penyusun tanah tersebut akan menentukan kemampuan dalam hal menahan air, mengurung tanah, dan produksi bahan organic. Dalam klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran dapat menggunakan skala wentworth . Dikenal umum dengan nama Skala Wentworth, skema ini digunakan untuk klasifikasi materi partikel aggregate ( Udden 1914, Wentworth 1922). Pembagian skala dibuat berdasarkan faktor 2 ; contoh butiran pasir sedang berdiameter 0,25 mm – 0,5 mm, pasir sangat kasar 1 mm – 2 mm, dan seterusnya. Skala ini dipilih karena pembagian menampilkan pencerminan distribusi alami partikel sedimen; sederhananya, blok besar hancur menjadi dua bagian, dan seterusnya. Berikut adalah ukuran yang terdapat dalam skala Wenworth :



a. Gravel, terbagi atas 4 bagian yakni : Bolders/Bongkah (>256mm), Cobble/Berangkal



(64-256mm),



Pebble/Kerakal



(4-64mm),



dan



Grit/Granule/Butiran (2-4mm). b. Sand, Pasir Sangat Kasar (1-2mm), Pasir Kasar (1/2-1mm), Pasir Sedang (1/4-1/2mm), Pasir Halus (1/8-1/4mm), dan Pasir Sangat Halus(1/161/8mm) c. Mud, terbagi atas 2 : Silt/Lanau (1/256-1/6mm) dan Clay/Lempung (50% carbonate minerals, yaitu: calcite (CaCO3 – rhombohedral), aragonite (CaCO3 – orthorhombic), dan mineral dolomite (Ca-Mg (CO3)2). Aragonite termasuk unstable minerals at surface temperature and pressure, sehingga jarang kita jumpai. Dari hal tersebut munculah 2 komponen penyusun yang penting yaitu calcite dan dolomite. Dari sini Boggs (1987) mengklasifikasi jika calcite nya >90% maka disebut Limestone, dan jika dolomite nya yang >90% disebut Dolostone, jika kurang dari itu hanya mensifati saja misal namanya menjadi Dolomitic limestone, dan lainnya.



2.3 Kepencengan (Skewness) Kepencengan (skewness) adalah penyimpangan distribusi ukuran butir terhadap distribusi normal. Distribusi normal adalah suatu distribusi ukuran butir



dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak. Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butir berlebihan partikel kasar, maka kepencengannya bernilai negatif (Folk, 1962). Menurut(Folk, 1962), jika skewness memiliki nilai negatif atau nol maka batuan sedimen itu terendapkan di daerah pantai, namun apabila skewness bernilai positif maka batuan sedimen tersebut merupakan endapan di daerah sungai. 2.4 Keruncingan (Kurtosis) Kuartesis yaitu suatu nilai statistik yang menunjukkan derajat kemancungan suatu penyebaran normal. Setelah semua data – data tersebut didapat maka dapat dibuat suatu diagram histogram. Bila dalam diagram histogram tersebut terdapat satu puncak disebut unimodal dan bila terdapat dua puncak disebut bimodal. Pada daerah endapan pantai, endapan sungai yang halus, serta endapan gurun, pada umunya mempunyai grafik histogram yang unimodal. Selain itu kita pun harus membuat kurva kumulatif yang merupakan hubungan antara % kumulatif dengan diameter (phi). 2.5 Sphericity Sphericity adalah tingkat kebulatan butir yang menunjukkan sifat yang diwariskan oleh suatu butir.. butir berbentuk papan akan cenderung membundar ketika transport dan membentuk butir dengan sumbu lebih pendek dari kedua sumbu yang lain. Aspek morfologi butir adalah bentuk, derajat kebolaan dan derajat kebundaran.



Sphericity dapat juga diartikan sebagai ukuran bagaimana suatu butiran memiliki kenampakan mendekati bentuk bola. Jika mekanisme transportasi dan pengendapan berjalan dengan normal, maka semakin jauh butiran tertransportasi, maka nilai sphericitynya semakin tinggi. Nilai sphericity yang digunakan berdasarkan klasifikasi Folk (1968): Hitungan Matematis 0.60 0.60-0.63 0.63-0.66 0.66-0.69 0.69-0.72 0.72-0.75 >0.75



Kelas Very elongate Elongate Subelongate Intermediate shae Subequant Equant Very equant



DAFTAR PUSTAKA Jr, Sam Boggs.1987.Principle Sedimentology and Stratigrafi.Colombus:Merrill iiiiiiiiiiiPublishing Company. Mual Maul.2012.http://Wingman Arrows.html.Bab 3 Tekstur Sedimen.diakses iiiiiiiiiiipada tanggal 11 Oktober 2016.pukul 23.10 WITA.



Salamba, Daud Rani.2013.http://God of Geology.html.Praktikum Sedimentologi iiiiiiiiiiiAnalisa Ukuran Butir.diakses pada tanggal 11 Oktober 2014.pukul 08.54 iiiiiiiiiiiWITA.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 3.1.1



Hasil Sampel Pit 1



No. Sampel



: 01



No. Stasiun



: Pit1



Perbesaran



: 20 x



Warna



: Hijau kekuningan - Hitam



Bentuk



: Subrounded-Rounded



Relief



: Sedang- Tinggi



Derajat Kejernihan



: Translucent - Opaq



Jenis Mineral



: Terrigen



Ukuran Mineral



: 1/4 – 1 mm



No



Nama



Warna



. 1.



Mineral Olivin



Hijau



2.



Kuarsa



3. 4.



Bentuk



Ukuran



Jenis Mineral



Presen



Subangular



(mm) 1/4-1



Terigen



tasi (%) 40%



Putih



angular



1/4-1



Terigen



20%



Orthoklas



bening Merah



subangular



1/4-1



Terigen



10%



Piroksin



muda Hitam



subangular



1/4-1



Terien



30%



3.1.2



Sampel Pit 2



No. Sampel



: 02



No. Stasiun



: Pit 2



Perbesaran



: 20 x



Warna



: Hijau Kekuningan- Hitam



Bentuk



: Angular- Subangular



Relief



: Sedang - Tinggi



Derajat Kejernihan



: Translucent - opaq



Jenis Mineral



: Terigen



Ukuran Mineral



: 1/4-1 mm



No



Nama



Warna



. 1.



Mineral Olivin



Hijau



2.



Kuarsa



3. 4.



Bentuk



Ukuran



Jenis



Presen



Subangular



(mm) 1/4-1



Mineral Terigen



tasi (%) 20%



Putih



angular



1/4-1



Terigen



35%



Orthoklas



bening Merah



subangular



1/4-1



Terigen



35%



Piroksin



muda Hitam



subangular



1/4-1



Terien



10%



3.1.3



Sampel Pit 3



No. Sampel



: 03



No. Stasiun



: Pit 3



Perbesaran



: 20X



Warna



: Hijau kekuningan - Hitam



Bentuk



: Angular-Subangular



Relief



: Sedang- Tinggi



Derajat Kejernihan



: Translucent - Opaq



Jenis Mineral



: Terrigen



Ukuran Mineral



: 1/4 – 1 mm



No



Nama



Warna



Bentuk



Ukuran



Jenis



Presen



. 1.



Mineral Olivin



Hijau



Subangular



(mm) 1/4-1



Mineral Terigen



tasi (%) 20%



2.



Kuarsa



Putih



angular



1/4-1



Terigen



35%



3.



Orthoklas



bening Merah



subangular



1/4-1



Terigen



35%



4.



Piroksin



muda Hitam



subangular



1/4-1



Terien



10%



3.2 Pembahasan 3.2.1 Sampel Pit 1 Sampel material pada pit 1 yang diamati dengan mikroskop perbesaran 20 kali memiliki warna hijau kekuningan sampai warna hitam. Bentuk dari materialnya ialah subrounded sampai rounded. Reliefnya sedang sampai relief tinggi. Derajat kejernihan dari material ini ialah translucent sampai opaq. Dimana derajat kejernihan ialah kemampuan suatu material dalam meloloskan cahaya, translucent ialah kemampuan meloloskan sebagian cahaya, sedangkan opaq ialah kemampuan suatu material dimana tidak dapat meloloskan cahaya. Jenis mineral ialah terrigen, yaitu mineral-mineral merupakan pecahan atau hasil pelapukan, erosi, dan transportasi dari batuan asal. Ukuran butir ialah 1/4-1 mm, yakni material pasir kasar. Adapun partikel-partikel pada mial ini mencakup mineral olivin, kuarsa, piroksin, dan orthoklas. 3.2.2



Sampel Pit 2



Sampel material pada pit 2 yang diamati dengan mikroskop perbesaran 20 kali memiliki warna hijau kekuningan sampai warna hitam. Bentuk dari materialnya ialah subangular sampai angular. Reliefnya sedang sampai relief tinggi. Derajat kejernihan dari material ini ialah translucent sampai opaq. Dimana derajat kejernihan ialah kemampuan suatu material dalam meloloskan cahaya, translucent ialah kemampuan meloloskan sebagian cahaya, sedangkan opaq ialah kemampuan suatu material dimana tidak dapat meloloskan cahaya. Jenis mineral ialah terrigen, yaitu mineral-mineral merupakan pecahan atau hasil pelapukan,



erosi, dan transportasi dari batuan asal. Ukuran butir ialah 1/4-1 mm, yakni material pasir kasar. Adapun partikel-partikel pada mial ini mencakup mineral olivin, kuarsa, piroksin, dan orthoklas 3.2.3



Sampel Pit 3 Sampel material pada pit 3 yang diamati dengan mikroskop perbesaran 20



kali memiliki warna hijau kekuningan sampai warna hitam. Bentuk dari materialnya ialah subangular sampai angular. Reliefnya sedang sampai relief tinggi. Derajat kejernihan dari material ini ialah translucent sampai opaq. Dimana derajat kejernihan ialah kemampuan suatu material dalam meneruskan cahaya, translucent ialah kemampuan meneruskan sebagian cahaya, sedangkan opaq ialah kemampuan suatu material dimana tidak dapat meloloskan cahaya. Jenis mineral ialah terrigen, yaitu mineral-mineral merupakan pecahan atau hasil pelapukan, erosi, dan transportasi dari batuan asal. Ukuran butir ialah 1/4-1 mm, yakni material pasir kasar Adapun partikel-partikel pada mial ini mencakup mineral olivin, kuarsa, piroksin, dan orthoklas



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum sedimentologi acara kedua Smear Slide ialah sebagai berikut: a. Partitkel pada material sedimen pantai Tanjung Bayang menunjukkan adanya mineral olivin, kuarsa, orthoklas, dan piroksin. b. Partikel pada material sedimen ini merupakan jenis terrigen, sebab berasal dari pecahan batuan sebelumnya. 4.2 Saran Adapun saran yang diajukan kepada laboratorium ialah agar kiranya kursi dicukupkan supaya praktikan tidak perlu lagi mencari dan tidak mengifisiensikan waktu untuk praktikum hanya untuk mencari kursi. Adapun saran untuk asisten ialah agar kiranya asisten lengkap ketika praktikum diadakan.