Laporan Resmi Praktikum Pembuatan Dan Evaluasi Tablet Paracetamol - 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT PEMBUATAN DAN EVALUASI TABLET PARACETAMOL 1



LATAR BELAKANG



Pada salah satu dari ketiga metode pembuatan tablet adalah dengan cara granulasi basah.Pada pembuatan tablet paracetamol dibuat dengan granulasi basah. Granulasi basah cara pembuatan tablet dengan mencampurkan zat aktif dan eksipien menjadi pratikel yang lebih besardengan menambahkan cairan pengikat dengan jumlah yang tepat sehingga dieproleh massalembab yang dapat digranulasi. Prinsip dari metode ini adalah membasahi massa atau campuranzat aktif dan eksipien dengan larutan pengikat tertentu sampai diperoleh tingkat kebasahantertentu pula.Selain itu keuntungan dari tablet dibuat granulasi basah yaitu untuk memperoleh aliranyang baik, meningkatkan kompresibilitas , mengontrol pelepasan dan meningkatkan kecepatan disolusi. Namun dari keuntungan terdapat pula kerugian granulasi basah yaitu banyak taha pdalam proses produksi yang harus divalidasi, biaya cukup tinggi, zat aktif tidak tahan lembab atau panas.



2



TUJUAN PRAKTIKUM



Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan tablet paracetamol dengan metode granulasi basah.



3



TEORI DASAR



A. Pengertian Tablet Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel hal. 244) Sedangkan menurut Farmakope IV (1995), tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi . Kebanyakan tablet digunakan untuk pemberian obat-obat secara oral. Tablet mempunyai beberapa keuntungan, salah satu diantaranya tablet merupakan sediaan yang tahan terhadap pemasukan (temperproof). B. Keunggulan Utama Tablet Beberapa diantara keunggulan sedian tablet, yaitu: 1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah. 2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah. 3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak. 4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak 5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah ; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul. 6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi. 7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di usus atau produk lepas lambat 8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk produksi besar – besaran. 9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik(Lachman, hlm 645)



C. Kerugian Tablet Diantara keunggulan, tablet juga memiliki kerugian yaitu: 1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis. 2. Obat sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan tau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavalabilitas obat cukup. 3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan terlebih dahulu. (Lachman, 647-648)



D. Komponen Tablet Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan pembantu (eksipien) yaitu: 1. Pengisi/pengencer (diluents) Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara signifikan dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia dari tablet jadi (akhir) 2. Pengikat (binders dan adhesive) Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan) dalam pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk masa kohesif atau pemampatan sebagai suatu tablet. Lokasi pengikat di dalam granul dapat mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan. 3. Penghancur (disintegrants) Tujuan penghacur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah ditelan pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum dilakukan granulasi atau selama tahap lubrikasi/pelinciran sebelum dikempa atau pada kedua tahap proses.



4. Pelincir (lubricant) Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang meningkat pada antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama pengempaan dan penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir dapat pula menunjukan sifat sebagai antilengket (anti adherant) atau pelicin (glidan) Stickland mendeskripsikan: 



Pelincir menurunkan friksi di antara granul dan dinding cetakan kempa selama proses pengempaan dan penolakan tablet dari lumpang.







Antiadheran mencegah terjadinya pelengketan pada alu cetak dan selanjutnya ada dinding cetakan.







Pelicin meningkatkan karakteristik aliran dari granul.



1. Antiadheran Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukan tendensi mudah tersusun/terkumpul. 2. Pelicin (glidan) Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam lobang lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan yang sering ditemukan/ditunjukan formula kempa langsung. Glidan meminimalkan kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi secara berlebihan. Hipotesis mekanisme kerja glidan menurut beberapa penelitian : 1. 2. 3. 4.



Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul. Distribusi glidan dalam granul. Adsorpsi preferensial gas pada glidan versus granul. Meminimalisasi forsa v.d. Waals melalui pemisahan granul.Penurunan fraksi di antara partikel dan kekerasan permukaan karena glidan teradhesi pada permukaan granul.(Goeswin, hlm 288-291)



E. Kualitas Tablet Tablet yang dibuat secara baik haruslah menunjukan kualitas sebagai berikut :



a. Harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang mempunyai identitasnya sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan, kintaminasi, dan lain lain. b. Harus sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi dan pengepakan. c. Stabil secara fisika, kimia. d. Mampu melepas zat berkhasiat sesuai dengan yang diharapkan. e. Bioavailibilitas (Lachman, 1986 halaman 647-648) f. Memenuhi keseragaman ukuran g. Memenuhi keseragaman bobot h. Memenuhi waktu hancur i. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat j. Memenuhi waktu larut (dissolution test) (Anief, M., 2005). k. Tablet mengandung bahan obat sesuai dengan pernyataan dosis pada label dan dalam batas yang dizinkan (spesifikasi). l. Tablet harus cukup kuat untuk menghadapi tekanan selama proses manufaktur, transfortasi, dan penanganan hingga sampai kepada pasien yang akan menggunakan. m. Tablet harus menghantarkan dosi obat pada lokasi dan kecepatan yang dipersyaratkan. n. Ukuran, rasa, dan tampilan tidak menurunkan penerimaan pasien. (Goeswin, hlm 304) Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau beberapa obat dengan bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak. Mesin pencetak tablet ada 2, yaitu pencetak tunggal atau single punch dan pencetak ganda berputar atau rotary press. Komponen Dasar Mesin Pencetak Tablet 1. Hopper, yaitu untuk menahan atau tempat menyimpan dan memasukkan granul yang akan dicetak 2. Die, yang menentukkan ukuran dan bentuk tablet 3. Punch, untuk mencetak/mengempa granul yang ada di die 4. Jalur cam, untuk mengatur gerakan punch 5. Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakan atau memindahkan granul dari hopper ke dalam die. (Lachman ,halaman 662)



F. Metode Pembuatan Tablet Metode pembuatan tablet dibagi menjadi metode granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung. Granulasi merupakan proses peningkatan ukuran partikel dengan cara melekatkan partikel-partikel sehingga bergabung dan membentuk ukuran yang lebih besar . Metode granulasi ini terdiri dua metode yaitu metode granulasi basah dan metode granulasi kering. a. Granulasi Basah Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul (Chorles J.P Siregar, 2008). Dalam proses granulasi basah zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan gumpalan dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang optimum (Lachman, 1986). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief, 1994). Tahapan pembuatan tablet parasetamol dengan menggunakan metode granulasi basah yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Penggilingan/ penghalusan obat dan eksipien Pencampuran serbuk yang sudah digiling Preparasi larutan pengikat Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk untuk membentuk masa basah Pengayakan/penapisan massa kasar menggunakan ayakan berukuran mesh 6-12 Pengeringan granul basah Pengayakan granul kering melalui ayakan berukuran 14-20 Pencampuran granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan disintegran Pengempaan tablet(Goeswin Agoes halaman : 254)



Keuntungan granulasi basah :



 Dapat digunakan untuk tablet dengan sistem pelepasan zat aktif terkendali.  Mencegah seregrasi komponen sehingga diperoleh sediaan dengan keseragaman kandungan yang baik.  Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit dikompres  Meningkatkan atau memperbaiki distribusi keseragaman kandungan.  Distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan dosis kecil.  Dapat meningkatkan kompresibilitas dan kohesifitas serbuk dengan penambahan bahan pengikat.  Serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk).  Memperoleh aliran yang lebih baik.  Mendapatkan berat jenis yang sesuai.  Mengontrol pelepasan.  Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.  Zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan pengikat. Kekurangan/kerugian granulasi basah :  Dalam granulasi basah ini, biaya yang dibutuhkan cukup tinggi.  Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi.  Zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan metode ini.  Membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang banyak. (Ansel,1989) b. Granulasi Kering Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipient dengan mengempa campuran ahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih beasr dari serbuk semua (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitive terhadap pemansan dan kelembabab.



Pada proses ini, komponen-komponen tablet dikempakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikempakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Keuntungan Granulasi Kering :     



peralatan lebih sedikit dibanding granulasi basah cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab tahap pengerjaan tidak terlalu lama biaya lebih efisien dibanding granulasi basah mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak menggunakan pengikat



Kerugian/Kekurangan Granulasi Kering :  Pada proses granulasi kering ini memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug (mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat).  Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.  Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang.  Keseragaman kandungan lebih sulit untuk dicapai.  Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih banyak c. Kempa Langsung Metode kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa lansung campuran zat aktif dan eksipient kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk Kristal seperti NACl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk kempa langsung adalah alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.



Kempa langsung Bahan Obat + Eksipien



Granulasi basah Bahan obat + pengisi



Granulasi kering Bahan obat + pengisi +Pengikat



Pencampuran Pencampuran Penambahan Pengikat Slugging Pencampuran



Pengayakan Basah Penghancuran Pengeringan Pengayakan Pengayakan Kering Penimbangan



Penabletan



Penimbangan Penambahan Pelicin +



Penambahan Pelicin + Penghancur



Penghancur



Penabletan



Penabletan



G. Pemeriksaan Sifat Fisik Serbuk dan Granul Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui sifat fisik serbuk dan granul, yaitu: 1. Pengujian Ukuran Partikel Uji Ukuran Partikel ditentukan dengan menggunakan alat sievinganalyzer dengan cara : a) Susun saringan kawat (pengayak) denganwadah terletak paling bawah.



pada



alat



Shaker



Mekanik



b) Susunan dimulai dari bawah ke atas, dimana ayakan dengan jumlahlubang yang paling banyak terletak pada susunan paling bawah,semakin ke atas jumlah lubangnya semakin sedikit. c) Setelah ayakan tersusun sebanyak 5 buah, masukkan bahanpadat/serbuk ke dalam ayakan paling atas.



d) Tutup ayakan paling atas dengan penutup dan pastikan alat tertutup dengan erat dan pengayak tersusun kuat satu sama lainnya. e) Pastikan susunan ayakan terkunci pada Shaker Mekanik, sehinggatidak terlepas pada saat shaker bekerja. f)



Atur waktunya, lalu nyalakan mesinnya.



g) Keluarkan hasil ayakan pada masing-masing pengayak, lalu timbang. h) Catat hasilnya dan buat grafik ukuran partikel di kertas grafik 2. Pengujian Kadar Air Uji kadar air ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan basah dan setelah kering. Kadar air dinyatakan sebagai % susut pengeringan dan % kadar uap. Kadarnya sekitar 2% - 5%. Alat yang digunakan untuk pengujian kadar air yaitu timbanga nanalitik, botol timbang dan oven.



Gambar Picnometer 3. Uji Sifat Alir/ Sudut diam (Angle of Repose) Untuk menentukan sifat aliran dilakukan dengan menggunakan flowrate tester. Uji sudut kemiringan yang ditunjukan jika suatu zatberupa serbuk mengalir bebas dari corong keatas suatu dasar membentuk kerucut yang sudut kemiringannya diukur, semakin datar kerucut, artinyasudut kemiringan semakin kecil, maka sifat aliran serbuk semakin baik untuk sebagian besar produk farmasi memiliki kemiringan dengan range 25o – 30o.



Gambar Flowrate Tester



4. Pengujian Kompresibilitas Merupakan penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan (tapped) dan getaran (vibration). Semakin kecil indekspengetapan (dalam %), semakin baik sifat alirnya. Granul dengan indeks pengetapan kurang dari 20%, maka akan mempunyai sifat alir yang makin baik pula (Fessihi dan Kanfer, 1986). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan gelas ukur.



Gambar Gelas Ukur



H. Cara Pengujian Tablet 1. Sifat dan Kualitas Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yangdigunakan mengkompressi (menekan) tablet. Bila punchnya kurangcembung maka tablet yang dihasilkan lebih datar, sebaliknya semakincekung punch semakin cembung



tablet yang dihasilkan. Dibagi dua atauempat bagian sehingga mudah dipotong potong secara tepat untuk klien.Ketebalan tablet dipengaruhi oleh ketebalan obat yang dapat diisikandalam cetakan dalam jumlah tekanan waktu dilakukan kompressi.Termasuk dalam hal ini, diameter tablet, tebal tablet, kekerasan tablet,waktu hancur tablet, keseragaman dan isi/kandungan dan untuk beberapatablet dan kelarutan tablet. Faktor faktor ini harus diperiksa dandiproduksi satu batch tablet seperti juga dilakukan dari suatu batchproduksi kebatch produksi berikutnya untuk menjamin keseragamanbukan hanya penampilan saja tapi efek terapinya. 2. Keseragaman Bobot Jumlah bahan yang diisikan kedalam cetakan dengan jalan ditekanakan menentukan berat tablet yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk) yang mungkin masuk dalam cetakan harus disesuaikan dengan bobot tablet yang diharapkan.Sebenarnya bobot tablet yang diproduksi tidak hanya tergantung volume dan berat bahan yang diisikan tapi juga tergantung pada garis tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang diisikan waktu ditekan(kompressi).



3. Keseragaman Ukuran Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebal dan diameternya selama produksi dan diantara produksi untuk formula yang sama, harusdilakukan pengawasan supaya volume bahan yang diisikan dan tekananyang diberikan. Tablet diukur dengan jangka sorong selama prosesproduksi, agar yakin ketebalannya sudah seragam. Maka berbeda ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran cetakan dan bahan yang dapat dimasukan dari pada tekanan yang diberikan.



Bobot Rata-Rata



Penyimpangan Bobot Rata-Rata Dalam % A 15%



B 30%



26 mg sampai dengan 150 mg



10%



20%



151 mg sampai dengan 300 mg



7,5%



15%



5%



10%



25 mg atau kurang



Lebih dari 300 mg



Gambar Jangka Sorong Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Keseragaman bobot tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut : Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya yang menyimpang dari bobot rataratanya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobo rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang di tetapkan kolom B.



4. Kekerasan Tablet Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahuikekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet,bobot tablet dan waktu hancur tablet. Umumnya semakin besar tekanansemakin keras tablet yang dihasilkan, walaupun sifat dari granulmenentukan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet harus cukup kerasuntuk tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan waktu ditangani secaranormal, tapi juga tablet ini akan cukup lunak untuk melarut atau hancurdengan sempurna begitu digunakan atau dapat dipatahkan diantara jari- jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk pemakaiannya.Dalam bidang industri kekuatan tekanan minimum yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg/cm2. Penentuan kekerasan tablet ditetapkan waktuproduksi supaya penyesuaian tekanan yang dibutuhkan dapat diatur padaperalatannya. Alat lain untuk menentukan kekerasan tablet ini denganmemakai sebuah Hardnees Tester. Ketahanan terhadap kehilangan berat,menunjukan tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresanringan/kerusakan dan penanganan, pengemasan dan penglepasan.



Gambar Hardness Tester 5. Waktu Hancur Tablet Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktuhancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiketdinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap ataudikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periodeberbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periodepelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket sertadari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaanatau lebih. Alat yang digunakan yaitu Desintegrator Tester.



Gambar Desintegrator Tester Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahanaktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisasediaan yang tertinggal pada tabung alat uji merupakan masa lunak yangtidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut ataucangkang kapsul yang tidak larut. 6. Keregasan Tablet Pengujian digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.



Gambar Friabilator Tester Keregasan tablet diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalahmenetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalamfriabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alatdiputar dengan kecepatan 50 putaran per menit dan waktu yang digunakanadalah 4 menit, Jadi total ada 200 putaran. Umumnya tablet yangbobotnya lebih dari 650 mg per tablet dibutuhkan



sekitar 10 tablet untuk pengujian keregasan. Kehilangan berat atau bobot tablet maksimum yangmemenuhi syarat tidak lebih atau sama dengan 1%. (Lieberman, 1990)



7. Uji Keseragaman Kandungan Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakahkadar zat aktif yang terkandung di dalam suatu sediaan sesuai denganyang tertera pada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera padamasing-masing monografi. Bila zat aktif obat tidak memenuhi syaratmaka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak layak untuk dikonsumsi. 8. Disolusi Tablet Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakandalam masing masing monografi obat. Pengujian merupakan alat yangobjektif dalam menentukan sifat disolusi suatu obat yang berada dalamsediaan padat. Karena absorpsi dan kemampuan obat berada dalam tubuhdan tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan 4



5



FORMULASI TABLET Nama Bahan



Fungsi



Paracetamol 500mg Laktosa 100mg Sol. Gelatin 5% q.s Amilum kering 500mg Talk 10 mg



Zat Aktif Bahan Pengisi Bahan Pengikat Bahan Penghancur Glidan & antiadheren



PERHITUNGAN PENGAMBILAN BAHAN UNTUK 100 TABLET Nama Bahan



Paracetamol Laktosa



Perghitungan 500MG X 100 100MG X 100



Hasil 50000 MG = 50 GR 10000 MG= 10 GR



Sol.Gelatin 5 % Amilum kering Talk



6



GELATIN =5%X 20 GR 30MG X 100 10mg x 100



1, 2 GR, Air ad 20 GR 3000MG = 3 GR 1000mg = 1 GR



MONOGRAFI BAHAN 1. Paracetamol



Struktur kimia



Rumus molekul Nama Nama lain Nama kimia Berat molekul Pemerian



C8H9NO2 Paracetamol Acetaminofhen n-acetil-4-aminofenol 151,16 Serbuk hablur,putih,tidak berbau,rasa



Suhu lebur pH Kelarutan



pahit (FI III,hal 32) 1690C-1720C Antara 5,3 dan 6,5 (codek hal 988) Larut dalam 70 bagian air,7 bagian etanol,13



bagian



aceton,40



bagian



glicerol,9 bagian propilen glikol,larut Stabilitas



dalam larutan alkali hidroksida  Terhidrolisis pada ph minimal 5-7  Stabil pada temperatur 450C (dalam bentuk serbuk)  Dapat



terdegradasi



quinominim



dan



oleh terbentuk



warna pink,coklat dan hitam  Relatif stabil terhadap oksidasi  Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada suhu 250C



dan kelembaban 90%  Tablet yang dibuat granulasi basah



menggunakan



pasta



gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban dibandingkan



tinggi menggunakan



povidon Inkompatibilitas



(codek hal 988) Inkompatibilitas



Penyimpanan



nilon dan rayon (codek hal 988) Dalam wadah tertutup rapat,tidak



Daftar pustaka



tembus cahaya (FI IV,hal 650) FI III,hal 32 FI IV,hal 650 codek hal 988-989



2. Amylum manihot



terhadap permukaan



Struktur kimia



Rumus molekul Nama kimia Berat molekul Pemerian



[C16H10O5]n . dimana n= 300 – 1000 Starch [9005 – 25 -8] 300 – 1000 tergantung jenis amylum Amylum tidak berbau tidak berasa ,warna putih



Kelarutan



sampai putih tua ,serbuk halus Praktis tidak larut dalam etanol 96%dan dalam air dingin.pati mengembang seketika dalam air sekitar 5 – 10 % pada 378C .pati menjadi larut dalam air



Stabilitas



panas pada suhu diatas suhu gelatinasi. Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi.pati dianggap sebagai bahan kimia dan mikrobiologi pada kondisi



penyimpanan dibawah



normal .larutan amilum atau atau pasta amylum tidak stabil



dan



mudah



dimetabolisme



oleh



microorganisme,karena itu untuk granulasi basah harus selalu dibuat baru.Pati harus disimpan dalam Inkompatibilitas



wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat.



Berwarna Penyimpanan Kegunaan Daftar pustaka 3.



senyawa inklusi terbentuk dengan yodium Dalam tempat sejuk dan kering Desintegran 3 – 25 % HOPE 6th edisi 2009 hal 686 – 691



Laktosa ( FI Ed III Hal.338)



Struktur



Rumus molekul Nama kimia Berat molekul Pemerian Suhu Lebur Kelarutan Density Stabilitas



Inkompatibilitas



Penyimpanan



C12H22O11 O-β-D-galactopyranosyl-(1  4)β-D-glucopyranose 342,30 Laktosa anhidrat adalah serbuk atau partikel kristal berwarna putih, rasa manis, tidak berbau. 2320C Larut dalam air, sedikit larut dalam ethanol 95% dan eter. 1,589 g/cm3 Laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan dalam penyimpanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh panas, kondisi lembab yang kelembabannya hingga 80%. Laktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kuat. Dapat mengalami reaksi maillard dengan amin primer dan sekunder bila disimpan dalam kondisi kelembaban tinggi pada waktu tertentu. Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.



Kegunaan Pustaka



Tablet filler atau diluent atau pengisi. Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman 359 – 361



4. Gelatin Struktur



Rumus molekul Nama kimia Berat molekul Pemerian



Kelarutan



Stabilitas



C102H151N31



Gelatinum bobot molekul gelatin rata-rata berkisar mulai dari 50.000-200.000 Da atau lebih (Haris, 2008 Lembaran, keping atau potongan atau serbuk kasar sam[ai halus. Kuning lemah atau coklat terang warna bervariasi tergantung ukuran partikel.larutannya berbau seperti kaldu Tidak larut dalam air dingin, larut dalam air panas, dalam asam asetat 5 N dan air. Tidak larut dalam etanol dalam kloroform, minyak lemak, dan minyak menguap Gelatin kering stabil diudara. Solusi gelatin berair juga stabil untuk waktu yang lama . jika disimpan dalam mondisi dingin tapi mereka tunduk degradasi bakteri. Pada suhu diatas 508c, solusi gelatin berair dapat mengalami depolimerisasi lambat dan penurunan kekuatan gel dapat terjadi pada ulang. depolimerisasi menjadi lebih cepat pada suhu diatas 658C. dan gel kekuatan dapat dikurangi



setengahnya ketika solusi dipanaskan pada 808C selama 1 jam. Tingkat dan luasnya depolimerisasi tergantung Pda berat molekul gelatin, dengan rendah berat molekul bahan membusuk lebih cepat Penyimpanan inkompatibilitas



kegunaan 7



ALAT DAN BAHAN ALAT         



Glass Wear Timbagan Oven Ayakan Flow tester Hardness tester Friability tester Disolution tester Desintegration tester



BAHAN      



Paracetamol Laktosa Gelatin Amilum kering Talk Aquadest



Dalam wadah tertutup baik dan di tempat kering Gelatin merupakan bahan amfoter dan akan bereaksi dengan kedua asam dan basa . hal ini juga protein dan dengan demikian menunjukkan sifat kmia karakteristik bahan-bahan tersebut. Misalnya gelatin mungkin dihidrolisis oleh kebanyakan system protelitik untuk menghasilkan asam amino komponen Bahan penghancur



8



CARA KERJA Timbang bahan yang dibutuhkan untuk membuat 100 tablet



Buat Sol. Gelatin sebanyak 20 ml



Campur paracetamol dengan laktosa hingga homogen ( campuran )



Tambahkan solution gelatin pada campuran 1 sedikit demi sedikit sampai diperoleh massa yang kempal



Ayak massa basah dengan ayakan no.12 mes



Timbang granul basah yang diperoleh, kemudian keringkan dalam almari pengering dengan suhu 50C selama 24 jam (hitung MC)



Ayak granul kering dengan ayakan no.14/30 mesh



Timbang granul kering untuk memperhitungkan berat amilum kering dan talk yang digunakan



Ujilah sifat fisik granul kering yang diperoleh meliputi kandungan lembab, sudut diam dan kecepatan alir granul, diameter rata-rata granul



Tambahkan amilum kering dan talk ke dalam granul kering, campur hingga homogen



Cetak granul menjadi tablet



Lakukan pengujian sifat fiskokimia tablet parasetamol yang dibuat



9



EVALUASI GRANUL



9.1.1



KURVA LAJU PENGERINGAN



Timbang wadah petri kosong (wadah dan tutupnya) dan beri kode pada tiap piring petri



Timbang granul basah dari percobaan a 25 g sebanyak 5 kali dan masukkan masing-masing ke dalam piring petri



Masukkan 6 piring petri dengan hati-hati kedalam almari pengering dan keringkan pada suhu 600c selama pengeringan piring petri dalam keadaan terbuka (tutupnya dilepas )



Setelah waktu tertentu keluarkan sebuah piring petri dari almari pengering dalam keadaan tertutup, dinginkan dan timbang, waktu pengeringan = 15,30,60, 90 dan 120 menit



Biarkan satu piring petri dalam almari pengering dan lanjutkan pengeringan selama 1 minggu, timbang berat granul setelah 1 minggu dan catat sebagi berat granul kering



Hitung kandungan lemabab / moisture content (MC) untuk setiap waktu pengeringan



Buat kurva laju pengeringan dengan memplotkan MC sebagai fungus waktu pengeringan



Cek dalam literature berapa % Moisture Content (MC) yang optimal pada granul yang akan digunakan menjadi tablet 9.1.2



PENENTUAN KECEPATAN ALIR



Ditimbang 100 gr granul dimasukkan dalam corong, bagian bawah ditutup



Tutup dibuka bersamaan itu stopwatch dihidupkan . Catat waktu sampai serbuk/ granul turun kebawah seluruhnya



Ulangi untuk granul yang telah diberi bahan pelicin ( amilum kering,talk,magnesium stearat)



9.1.3



PENENTUAN SUDUT DIAM



Sejumlah serbuk dengan berat 25 g dimasukkan dalam corong, bagian bawah ditutup



Kemudian tutup dibuka dan serbuk dibiarkan mengalir



Tumpukan serbuk yang terbentuk diukur tinggi dan diameternya



Tentukan sudut diam menggunakan rumus = tg α =



2t D



Cek dalam literatur berapa sudut diam yang baik untuk granul



9.1.4



PENENTUAN DIAMETER RATA-RATA



Timbang 25 gr granul kemudain masukkan dalam ayakan bertingkat



Ayakan disusun mulai dari yang kasar sampai yang halus, yaiyu 14, 16, 20, 30, 50 mesh dan pan



Pasang ayakan beringkat ke sievig machiene, jalankan mesin 50 amplitudo selama 15 menit.



Ditimbang granul yang tertinggal pada masing-masing ayakan dan hitung presentasinya



Dihitung diameter rata-rata granul dengan rumus (Lachman dkk., 1989): Diameter Rata-rata = Σ % b.granul x ukuran pori 100 10.



EVALUASI TABLET PARACETAMOL 10.1



ORGANOLEPTIS



Pengujian dengan pengindraan meliputi bentuk, warna, aroma, dan rasa. 10.2



KESERAGAMAN BOBOT



Ditimbang 20 tablet kemudian ditimbang satu per satu . Hitung bobot rata-rata dan cari harga Coefisien of Variation (CV) 10.3



KEKERASAN TABLET



Aturlah skala hardness tester pada posisi nol. Letakkan satu tablet di tengah dan tegak lurus pada hardnes tester.



Putarlah alat pelan-pelan sampai tablet pecah



Bacalah skala yang dicapai pada saat tablet pecah atau hancur



Bandingkan dengan nilai kekerasan tablet yang baik pada literature.



10.4 KERAPUHAN TABLET



20 tablet dibebaskan debukan dengan penghisap debu



Kemudian ditimbang keduapuluh tablet dengan seksama



Dimasukkan ke dalam alat uji. Alat dijalankan selama 4 menit atau 100 kali putaran



Tablet dikeluarkan dari alat, dibebasdebukan lagi baru kemudian ditimbang dengan seksama



Hitung kerapuhan tablet dan bandingkan denagn nilai yang ada pada literature



10.5



UJI WAKTU HANCUR



Masukkan 6 tabletsecara kedalam tabung berbentuk keranjang Naik-turunkan teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan suhu 36-38oc



Catatlah lama waktu hancur tablet ( tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kaca



Bandingkan dengan nilai kekekrasan tablet yang baik pada literature



10.6 DISOLUSI



Masukkan satu tablet paracetamol dalam larutan dapar fosfat ph 5,8 sebagai media disolusi sebanyak 900,0 ml



Putarlah pengaduk dayung dengan kecepatan 50 rpm



Ambillah sampel dari media disolusi sebanayk 5,0 ml pada waktu 5, 10, 20, dan 30 menit



Masukkan media disolusi sebanyak 5,0 ml untuk mengganti volume sampel dengan suhu yang sama yaitu 37oc



Bacalah serapan sampel setelah dilakukan penyaringan dengan spektofotometri pada panjang gelombang 243 nm



Hitung nilai DF30 dan prosentase jumlah zat aktif yang terlarut



11 DATA HASIL PRAKTIKUM 11.1 PERHITUNGAN PENGAMBILAN BAHAN



FORMULA TABLET PARACETAMOL UNTUK 1 TABLET = R/



PARACETAMOL 500MG LAKTOSA 100MG SOL.GELATIN 5% Q.S AMILUM KERING 30MG TALK 10 MG



PERHITUNGAN PENGAMBILAN BAHAN UNTUK 100 TABLET =   



PARACETAMOL = 500MG X 100 = 50000MG = 50 GR LAKTOSA = 100MG X 100 = 10000 = 10 GR SOL.GELATIN 5% = GELATIN = 5% X 20GR = 1 GR AIR Q.S AD 20 ML







TALK



= 10MG X 100 = 1000MG = 1 GR



11.2 EVALUASI GRANUL



I. FORMUL ASI GRANUL PCT



KURVA LAJU PENGERINGAN



SUHU (C)



WAKTU (MENIT)



BOBOT CAWAN PETR (GRAM)



60 60 60



10 30 50



211,52 230,19 218,33



BOBOT CAWAN PETRI + GRANUL (GRAM)



BOBOT GRANUL (GRAM)



BASAH 236,52 255,35 243,33



BASAH 25 25 25



KERING 236,01 254,25 241,69



KERING 24,49 24,14 23,36



Syarat MC berdasakan literatur (Voight,1994) MC baik = 2 - 5% Perhitungan MC granul menggunakan rumus : MC Menit = bobot granul (x ) bobot granul konstan (y) x 100% Bobot granul konstan (y) MC 10 menit = bobot granul(x) –bobot granul konstan (y) x 100% Bobot granul konstan (y) = 24,49-23,36 x 100% = 4,83% 23,36 MC 30menit = bobot granul(x) –bobot granul konstan (y) x 100% Bobot granul konstan (y) = 24,14 – 23,36 x 100% = 3.,33% 23,36 MC 50 menit = bobot granul(x) –bobot granul konstan (y) x 100% Bobot granul konstan (y) = 23,36-23,36 x 100% = 0 23,36 Kurva hubungan antara waktu pengeringan dengan MC (%)



MOISTURE CONTENT/ MC (%)



KET



4,83 3,33 0



BAIK BAIK TIDAK BAIK



MC (%) 6 5 4



MC (Y)



3 2 1 0 10 MENIT



30 MENIT



50 MENIT



KESIMPULAN = Semakin lama waktu pengeringan , semakin kecil presentase MC II.



EVALUASI SUDUT DIAM



REPLIKAS I



TINGGI/ t (cm)



DIAMETE R /D (CM)



Tg α (TANGE N ALFA)



1 2,28 7,89 0,57 2 2,40 8,28 0,57 3 2,35 7,34 0,64 Syarat sudut diam menurut ( Lachman ,1994) 25O = SANGAT BAIK 25O-30O = BAIK 30O-40O = CUKUP >40O = BURUK Perhitungan sudut diam dengan rumus = tg α = 2t / D Keterangan t = tinggi kerucut granul (cm) D= diameter kerucut granul(cm) Replikasi I = tg α = 2 x 2,28 / 7,89 = 0,57 cm Tan α = 29,68 Replikasi II = tg α= 2 X 22,40 / 8,28 =0,57 cm



α (SUDU T DIAM) 29,68 29,68 32,61



KETERANGA N BAIK BAIK CUKUP



tan α = 29,68 Replikasi III = tg α = 2 x 2,35 / 7,34 = 0,64 cm tan α = 32,61



III.



PENENTUAN KECEPATAN ALIR



REPLIKASI



Bobot Waktu Kecepatan alir granul(gram) (sekon) (gram/sekon) 1 25 6,15 4,06 2 25 5,74 4,35 3 25 4,50 5,55 Syarat kecepatan alir menurut ( Achmad Fudhali) >10 = bebas mengalir 4 – 10 = mudah mengalir 1,6 – 4 = kohesif < 1,6 = sangatkohesif Perhitungan kecepatan alir dengan rumus =



Keterangan Mudah mengalir Mudah mengalir Mudah mengalir



Kecepatan alir = gram / sekon Replika I Replika II Replika III



= 25 / 6,15 = 4,06 gram/sekon = 25 / 5,74 = 4,35 gram/sekon = 25 / 4,50 = 5,55 gram/ sekon IV.



PENENTUAN DIAMETER RATA-RATA



formulasi



No mesh



Ukuran pori ratarata



Granul PCT



100/120 120/140



0,137 0,115



Bobot tertinggal ayakan (gram) 11,60 0,40



Menghitung diameter granul 1. Mencari ukuran pori rata-rata  100/120 = ukuran pori 100 + 120 2



Σ% Diameter bobot rata-rata tertinggal granul (mm) 50 0,126 50 0,126



= 0,150 + 0,125 = 0,137 mm 2  120/140 = ukuran pori 120+140 2 = 0,125 + 0,105 = 0,115 mm 2. Mencari berat granul tertinggal  100/120 = bobot granul tertinggal diayak 100+120 2 = 22,90 + 0,30 2 = 11,60  120/140 = bobot granul tertinggal ayakan 120+140 2 = 0,30 + 0,50 2 = 0,40 3. Mencari Σ% bobot tertinggal  100/120 = bobot granul 100/120 x 100% Σ bobot granul tertinggal = 11,60 x 100% 22,9+0,30 = 50 %  120/140 = bobot granul 120/140 x 100% Σ bobot granul tertinggal = 0,40 x 100% 0,3+05 = 50 % 4. Diameter rata-rata = Σ % bobot granul x ukuran pori 100 = (Σ % 100/120 x ukuran pori ) + ( Σ % 120/140 x ukuran pori) 100 = (50+ 0,137) + ( 50 X 0, 115) 100 = 0,126



11.3



I.



EVALUASI TABLET



ORGANOLEPTIS



JENIS TABLET GENERIK



PATEN



II.



ORGANOLEPTIS BENTUK WARNA BAU RASA BENTUK WARNA BAU RASA



HASIL KAPLET PUTIH TIDKA BERBAU PAHIT KAPLET PUTIH TIDKA BERBAU PAHIT



KESERAGAMAN BOBOT JENIS TABLET



X/ FREKUENSI X / D/ CV BOBOT BOBOT SIMPANGAN % TABLET RATABAKU (GRAM) RATA TABLET (GRAM) GENERIK 0,53 8 0,54 0,013 2,40 0,55 7 0,56 5 PATEN 0,57 3 0,58 0,017 2,93 0,58 9 0,59 8 Syarat CV yang baik untuk sediaan tablet adalah < 5 % (DIRJEN POM , 2014) PERHITUNGAN KESERAGAMAN BOBOT GENERIK  Perhitungan keseragaman bobot generik X = (F1 . X1) + ( F2 . X2) + ( F3 . X3) F TOTAL = ( 8.0,53) + ( 7. 0,55) + ( 5. 0,56) 20 = 0,54 GRAM  SD ( simpangan baku) tablet generic SD = V (X1-X)2 . F1 (X2-X)2 .F2 + ( X3.X)2.F3 F TOTAL -1 =V



( 0,53 -0, 54)2.8 + ( 0,55-0,54)2.7 + (0,56-0,54)2.5



20-1 = V 0,0035



19 = 0,013



 CV tablet generik CV



= 50 X 100%



X = 0,013 X 100% 0,54 = 2,40 % Syarat CV yang baik untuk sediaan tablet adalah < 5 % ( DIRJEN POM, 2014)



PERHITUNGAN KESERAGAMAN BOBOT PATEN  Perhitungan keseragaman bobot paten X = (F1 . X1) + ( F2 . X2) + ( F3 . X3) F TOTAL = ( 3.0,57) +( 9.0,58) + ( 8.0,59) 20 = 1,71+ 5,22+ 4,75 = 0,582 gram  SD ( simpangan baku) tablet paten  SD = V (X1-X)2 . F1 (X2-X)2 .F2 + ( X3.X)2.F3 F TOTAL -1 =V



( 0,57 -0, 58)2.3 + ( 0,58-0,58)2.9 + (0,59-0,58)2.8 20-1



=



V 0,0035 19



=v



0,0011



= 2,93%



19 CV tablet paten yang diuji emmiliki CV yang baik karena 1% Baik karena < 1%



10,89



10,81



Syarat kerapuhan tablet < 1 % ( Lachman,1994) KERAPUHAN TABLET GENERIK Kerapuhan = berat awal- berat setelah pengujian x 100% Berat awal = 11,80 -11,67 gram x 100% 11,80 gram = 1,10% Syarat kerapuhan tablet < 1 % ( Lachman,1994)



KERAPUHAN TABLET PATEN Kerapuhan = berat awal – berat setelah pengujian x 100% berat awal = 10,89- 10,81 x 100% 10,81 = 0,73% Syarat kerapuhan tablet < 1 % ( Lachman,1994) IV.



EVALUASI KEKERAAN TABLET JENIS Tablet generik



POSISI TABLET Vertikal 1 Vertikal 2 Vertikal 3 Horizontal 1 Horizontal 2



N



Kg/cm2



133,6 133,7 133,7 133,6 126,6



13,10 13,63 13,63 13,62 12,90



Tablet paten



Horizontal 3 Vertikal 1 Vertikal 2 Vertikal 3 Horizontal 1 Horizontal 2 Horizontal 3



133,7 133,2 133,2 133,2 93,6 122,8 103,7



13,63 13,58 13,58 13,58 9,54 12,52 10,57



 Tablet generic Vertikal 1 = 133,6 x 0,101971= 13,62 Vertikal 2 = 133,7 x x 0,101971 = 13,63 Vertikal 3 = 133,7 x x 0,101971 = 13,63 Horizontal 1 = 133,6 x x 0,101971 = 13,62 Horizontal 2 = 126,6 x x 0,101971 = 12,90 Horizontal 3 = 133,7 x x 0,101971 = 13,63  Tablet paten Vertikal 1 =133,2 x 0,101971 = 13,58 Vertikal 2 = 133,2 x 0,101971 = 13,58 Vertikal 3 = 133,2 x 0,101971 = 13,58 Horizontal 1 = 93,6 x 0,101971 = 9,54 Horizontal 2 = 122,8 x 0,101971 = 12,52 Horizontal 3 = 103,7 x 0,101971 = 10,57



syarat kekerasan tablet yang baik ( parrot , 1971) Semakin besar tekanan yang diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrott, 1970). Tablet oral = 4-8 kg/cm2 Tablet hisap = 10-20 kg/cm2 Tablet kunyah = kurang lebih 30 kg/cm2 V.



UJI DISOLUSI TABLET JENIS TABLET



JUMLAH TABLET



generik paten



3 tab 3 tab



AKTU LARUT DLM PH ASAM 3 menit 3 menit



KETERANGAN Baik Baik



Syarat disolusi tablet yang baik yaitu tablet harus larut dalam waktu maksimal 30 menit ( Lachman, 1994). VI.



UJI WAKTU HANCUR TABLET Jenis tablet generik



tablet Waktu hancur keterangan 1 3,10 Baik karena < 15 menit 2 3,20 Baik karena < 15 menit 3 4,00 Baik karena < 15 menit 4 4,06 Baik karena < 15 menit 5 4,20 Baik karena < 15 menit 6 4,30 Baik karena < 15 menit Syarat waktu hancur yang baik untuk tablet tidak bersalut < 15 menit ( FI ED.III tahun 1979)



Jenis tablet paten



tablet waktu hancur keterangan 1 01,34 Baik karena < 15 menit 2 01,42 Baik karena < 15 menit 3 01,48 Baik karena < 15 menit 4 01,52 Baik karena < 15 menit 5 01,57 Baik karena < 15 menit 6 02,50 Baik karena < 15 menit Syarat waktu hancur yang baik untuk tablet tidak bersalut < 15 menit ( FI ED.III tahun 1979) 12. PEMBAHASAN Pada praktikum ini dilakukan pembuatan dan tablet parasetamol dan dilakukan pengujian terhadap sediaan tablet yang tela dibuat. Tujuan praktikum ini untuk mengetahui cara pembuatan tablet beserta evaluasinya. Formula parasetamol tablet yang digunakan pada praktikum : R/



Paracetamol 500 mg



Laktosa 100 mg Sol.Gelatin 5% q.s Amilum kering 500 mg Talk 10 mg Kemudian tablet dibuat menggunakan metode granulasi basah, dilakukan dengan cara mencampur bahan zat aktif dan eksipien dengan menambahkan bahan pengikat dalam jumlah tepat sehingga menjadi massa yang akan dibuat granulasi. Metode ini dipilih apabila zat ang digunakan tahan lembab dan pemanasan erta biasanya zat aktif sulit dicetak metode cetak langsung. Zat aktif utama pada praktikum pembuatan tablet ini adalah parasetamol yang memiliki efek farmakologi sebagai antipiretik dan analgetik. Laktosa sebagai zat penghancur dan juga sebagai pengisi . Talkum digunakan sebagai glidan atau bahan yang dapat meningkatkan kemampuan alir serbuk. Penggunaan Sol.Gelatin 5% dibuat dengan cara pengembangan gelatin ditaburkan diatas air .Prosentase gelatin sebanyak 5% dan sisanya air ad 20 gram. Tujuan penggunaaan sol.gelatin adalh untuk menambah kohesitas serbuk sehingga memberi ikatan untuk membuat granul dengan massa yang kompak. Amilum kering digunakan sebagai bahan pengisi untuk menyesuaikan bobot tablet. Talkum digunakan sebagai lubrikan / pelican, alasannya karena talcum termasuk bahan inert / netral yang tidak mempengaruhi efek parasetamol. Talkum ditambahkan terahir setelah pengujian laju pengeringan granul. Tujuannya untuk meningkatkan sifat alir sebelum granul dikempa. Setelah massa granul terbentuk dilakukan sejumlah pengujian. Pertama,Uji laju pengeringan, tujuannya untuk menghitung kandungan air granul. Syarat kandungan air yang baik adalah antara 2-5% . Caranya timbang cawan petri, timbang granul basah seberat 25 gram dalam 3 cawan petri berbeda, masukkan ke dalam oven bersuhu 60OC, masing-masing selama 10 menit, 30 menit dan 50 menit. Kemudian timbang massa granul dalam cawan petri setelah pengeringan dan hitung massa granul kering. Setelahnya dihitung MC (%) pda menit ke 10, 30 dan 50. Hasil yang diperoleh MC 10 menit sebesar 4,83%, MC 30 menit sebesar 3,33% dan MC 50 menit sebesar 0%. Syaratnya MC yang baik adalah 2-5%. Dari praktikum ini terlihat MC menit ke 10 dan 30 prosentase MCnya baik karena masih di rentang 2-5%. Jadi, semakin lama waktu pengeringan semakin kecil prosentase MCnya.



Kedua, dilakukan Uji sudut diam. Timbang 25 gram serbuk granul lalu masukkan ke dalam corong yang ditutup bagian bawaahnya, kemudian tutup dibuka maka serbuk mengalir kebawah .dilakukan replika sebayak 3 tiga .Tumpukan serbuk diukur tinggi dan diameternya dan dihitung sudut diamnya dengan rumus = tg α = 2t / D. Hasil dari praktikum pada replica I dan II mempunyai sudut diam baik karena mmenuhi syarat direntang 25o – 30o , sdangkan direplika III mempunyai sudut diam cukup karena menghasilkan sudut diam direntang 30o-40o . Ketiga, dilakukan Uji kecepatan alir . Waktu alir adalah waktu yang diperluakn graanul mengalir melalui corong yang diukur dalam waktu tertentu. Sifat alir mempengaruhi peningkatan reproduksibilitas pengisin ruang kosong kompresi pada pembuatan tablet sehingga menyebabkan keseragaman bobot sediaan lebih baik. Rasio massa granul yang mengalir dengan waktu yang ditempuh membentuk kecepatan alir dalam perbandingan massa per waktu. Hasil pada replica I, II DAN III didapat kecepatan alir 4,06 , 4,35 , dan 5,55 berarti sifat mudah mengalia baik karena direntang 4-10 gram/sekon memenuhi syarat kecepatan alir. Keempat, uji penetuan diameter rata-rata granul. Penentuan ukuan dari suatu bulatan segera dinyatakan garis tengahnya, namun ketika derajat ketidaksimetrisan dari partikel naik, maka sulit ditentukan diameternya, maka dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume dan diameter yang sama. Salah satu cara pengukuran dilakukan dengan metode pengayakan. Dengan prin sip mencari bobot yang tertinggal granul setelah diayak melalui ayakan bertingkat lalu dihiutng prosentase bobot tertinggal dan dikurangi ukuran pori-pori ayak kemudian dibagi 100. Ukuran pori ayakan no.100 adalah 0,150mm , ayakan no.120 0,125mm serta ayakan no.14 adalah 0,105mm. Dari hasil praktikum diperoleh diameter rata-rata pada kedua kelompok 0,126mm kurang dari 1 mm, jadi diameter granul tergolong baik. Selanjutnya evaluasi hasil parasetamol tablet yang dibuat pada praktikum dan juga parasetamol tablet paten jadi dari pabrikan. Evaluasi yang pertama uji organoleptis terhadap tablet generik, bentuknya kaplet, warna putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Begitu pula dengan uji organoleptis tablet paten bentuknya kaplet , berwarna putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Evaluasi yang kedua uji keseragaman tablet generic dan paten. Keseragaman bobot diperoleh dari menghitung nilai koefisien of variation (CV)



hasil dari rasio standar deviasi dibandingkan rata-rata bobot tablet uji dikali 100%. Nilai rata-rata bobot tablet generic diperoleh 0,54 gram, tablet paten 0,58 gram. Simpangan baku tablet generic 0,013 dan menghasilkan CV 2,40% yang memenuhi syarat CV yang baik kurang dari 5% (DIrjen POM,2014).Simpangan baku pada tablet paten sebesar 0,017dan menghasilkan CV 2,93% yang memenuhi syarat CV yang baik yaitu kurang dari 5%. Evaluasi yang ketiga uji kerapuhan tablet.Uji kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap adanya gangguan fisik (goncangan, gesekkanatau benturan ). Syarat kerapuhan tablet dikatakan baik jika kurang dari 1% (Lachman, 1994). Jumlah tablet yang digunakan untuk pengujian sebanyak 20 tablet, kemudian ditimbang bobot awal, bobot setelah pengujian kemudian dihitung prosentase kerapuhan tablet. Hasilnya tablet generik memiliki kerapuhan 1,10% sedangkan tablet paten memiliki kerapuhan 0,73%. Artinya tablet generic memiliki kerapuhan tidak baik karena > 1 % dan tablet paten memiliki kerapuhan baik karena < 1%. Evaluasi yang keempat uji kekerasan tablet generic dan tablet paten. Uji kekerasan tablet mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan yang diukur dengan memberikan tekanan terhadap diameter tablet menggunakan alat hardness tester.Hardness tester bekerja dengan menghitung bsarnya tekanan yang masih bias diterima tablet uji sebelum akhirnya tablet retak atau hancur. Indikator massa yang ditunjukan alat hardness tester berupa satuan Newton. Alat menunjukkan skala awal pada saat setelah alat ditara, sehingga hasil penetapan dihitung setelah angka indicator yang ditunjukkan dikurangi dengan bobot skala awal. Kekerasan tablet oral yang baik adalah 4-8 kg/cm2 (Parrot, 1971). Perbedaan antara satuan referensi dengan satuan dalam alat ukur mengharuskan untuk mengkorversi data hasil uji dengan satuan dalam referensi (kg) dengan ketentuan 1 newton = 9,8 kg. Tablet uji diletakkan pada posisi berbeda yaitu vertical dan horizontal tujuannya untuk mendapatkan nilai kekerasan tablet dari dua posisi karena tablet ketika masuk kedalam tubuh memiliki sudut kontak yang bervariasi. Adapu hasil dari uji tablet generic dan paten menghasilkan kekerasan tablet melebihi syarat 4-8 kg/cm2. Berarti tablet generic dan tablet patennya memiiki kekerasan tablet yang tidak baik. Evaluasi yang kelima yaitu uji disolusi tablet. Uji disolusi digunakan untuk menentukan kesesuaiantablet dengan persyaratan disolusi yang tertera pada masing-masing monografi. Parasetamol memiliki klarutan dalam air sebesar 70 bagian, dalam etanol (95%)7 bagian dan dalam gliserol40 bagian. Dalam istilah



kelarutan 70 bagian air mengandung arti agak sukar larut . Alat yang dipakai untuk pengujian yaitu disolution tester, bekerja dengan menghitung waktu yang dibutuhkan tablet untuk melarut sepenuhnya terdiri dari 3 tabung yang dimasukkan dalam media disolusi. Media disolusi berisi larutan dapar fosfat PH 5,8 sebagai replikasi suasana asam dalam lambung m,anusia sehingga pengujian memiliki tingakt keakurasian yang sama dengan kondisi pencernaan manusia. Hasil uji disolusi yang dilakukan pada tablet generic dan paten menggunakan 3 tablet memerlukan waktu larut selama 3 menit. Kelarutan parasetamol agak sukar larut namun dari pengujian tablet menunjukkan waktu yang epat melarut hal ini mungkin dikarenakan adanya zat tambahan untuk melarutkan tablet. Evaluasi yang keenam yaitu Uji waktu hancur tablet. Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi partikel penyusunnya sehingga at aktif akan erurai dalamm jaringan dan melepas senyawa aktifuntuk memberikan efek farmakologi.. Persyaratan waktu hancur yang baik tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit (FI Ed.III,1979I). Adapun hasil dari pengujian pada tablet generic dan paten menunjukkan baik karena waktu hancur < 15 menit.



13. KESIMPULAN 1. Tablet parasetamol yang dibuat menggunakan metode granulasi basah. 2. MC % pada menit ke 10 dan 30 memenuhi syarat baik direntang 2-5%. Semakin lama waktu pengeringan semakin kecil % MC. 3. Sudut diam diperoleh diantara rentang 20-30o BerartI baik pada replika I dan II, sedang pada replika III hasilnya rentang 30-40O berarti cukup 4. Kecepatan alir pada replica I, II dan II hasilnya direntang 4-10 berarti mudah mengalir. 5. Diameter rata-rata tablet yang diperoleh 0,126 mm 6. Pada uji organoleptis tablet generic dan paten terlihat berbentuk kaplet , warna putih, tidak berbau dan rasanya pahit. 7. Keseragaman bobot tablet generik maupun paten baik baik karena < 5 %. 8. Simpangan baku tablet generic 2.40% dan paten 2.40% berarti hasilnya baik karena < 5 %



9. Kerapuhan tablet yang diperoleh baik < 1 % 10. Kekerasan tablet yang diperoleh tidak baik melebihi rentang 4-8 kg/cm2 11. Waktu disolusi tablet diperoleh baik tidak melebihi 30 menit 12. Waktu hancur tablet diperoleh baik < 15 menit.



14. DAFTAR PUSTAKA Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi IV, 391-397, 607-617, Universitas Indonesia Press, Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta.Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995.Farmakope Indonesia IV. Jakarta. Indonesia. Kasim,F. 2011. Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid. Institut Sains dan Teknologi Nasional Program Studi Farmasi. Jakarta.



Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, 1091-1098, UI Press, Jakarta. Voigt. R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Soendani, N. S dan Mahtilda, B. N., 202-207, 220-225, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.