22 0 410 KB
BAB I PENDAHULUAN
BAB II URAIAN
BAB III FORMULASI III. 1
Formulasi Asli R/
III.2
Desoximetasone 0,25 %
Rancangan Formula Tiap 15 gram mengandung Desoximetasan
0,25%
Alfa tokoferol
0,01%
Na. EDTA
0,1%
Isopropil myristate 2%
III.3
Cera alba
2%
Potassium sorbat
0,05%
Adeps lanae
10%
Vaselin flavum ad
100%
Studi Preformulasi
a. Dasar pemilihan sediaan 1. Bahan aktif yang dibuat dalam bentuk sediaan dengan sistem yang
dipilih
karena,
desoksimethasone
merupakan
kortikosteroid yang khusus dikembangkan untuk penggunaan topical
atau
merupakan
Desoksimethasone
golongan
memiliki
efek
kortikosteroid antiflamasi,
topical.
antialergi,
antisedatif,antipoliferasi dan antipriuritis sehingga dapat bekerja secara local pada tempat terjadinya inflamasi ataupun reaksi alergi. Sediaan salep lebih meningkatkan potensi dibandingan dengan sediaan lain sehingga efikasi dalam terapi dapat tercapai serta obat dapat berdifusi dalam kulit secara topical. Sediaan salep dapat lebih lama tinggal apada kulit dan meningkatkan proses difusi obat kedalam kulit karena adanya perbedaan gradient konsentrasi. Salep juga memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan sediaan topikal. Seperti krim sehingga
semakin tinggi viskositas maka, semakin tinggi pula dengan difusi dari obat untuk berdifusi keluar basisnya (Fatmawaty, dkk 2012). Ditinjau dari kelarutannya desoksimethasone tidak larut air, sehingga dapat dibuat sediaan salep dengan basis minyak yang dapatsecara ideal dikulit , sediaan salep sifatnya lebih nyaman praktis dan waktu kontak obat dengan kulit lebih lama (Syamsuni, 2007) 2. Keuntungan bila desoksimethasone diformulasi menjadi salep a. Waktu kontak dengan kulit lebih lama, sehingga terapi lebih optimal b. Bekerja lokal pada tempat terjadinya inflamasi atau alergi (Tjay Tan Hoan, 207) c. Bekerja pada bagian epidermis sampai berefek sistemik atau sampai pada pembuluh darah ( Reyshiani, 2015). 3. Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan memformulasi bahan aktif menjadi salep adalah dapat bekerja lokal pada tempat terjadinya inflamasi atau reaksi alergi (Resyani,2015). b. Dasar Pemilihan zat aktif 1. Alasan pemilihan zat aktif Desoksimetason merupakan kortikosteroid topikal yang memiliki daya antiinflamasi, antialergi,antieksidatif,antipiferasi dan anti pruritis yang bekerja secara lokal pada tempat terjadinya reaksi inflamasi dan memiliki efek samping yang rendah
dibanding
kortikosteroid.
Sistemik
yang
dapat
mengiritasi lambung dan sebagainya. Efek antiinflamasi dapat diberikan tanpa adanya efek samping yang berat (Reyshiani, 2015). 2. Tujuan spesifik pemilihan zat aktif Merupakan kortikosteroid topikal yang memiliki efek samping yang
rendah
dibandingkan
spesifik(Farmakoterapi, 2012)
kortikosteroid
3. Alasan pemilihan kekuatan sediaan Dexosimetasone berefek sebagai antiinflamasi yang beredar di pasaran dengan konsentrasi 0,25% dalam 15 g. c. Dasar Pemilihan zat tambahan 1. Tokoferol Digunakan
sebagaia
antioksidan
karena
𝛼-tokoferol
merupakan antioksidan alami (Rowe,2009). Dimana para ahli kimia menyarankan untukn menggunakan antioksidan alami, karena pada penggunaan antioksidan sintetik seperti BHA (Butil Hikdroksil Anisol) dan BHT (Butil Hidroksil Toluena) banyak menimbulkan kekhawatiran dan efek samping. Beberapa hasil studi laboratorium menunjukkan kalau BHA dan BHT bisa menyebabkan kanker dan tumor . selain itu ada bukti yang mendukung kalau BHA dan BHT menyebabkan gangguan metabolisme pada manusia. (Jurnal oleh Hermiati,dkk. 2015) 2. Vaselin kuning Digunakan dalam sediaan topikal sebagai basis salep lemak yang
kurang
diserap
vaselin
kuning
merupakan
basis
hidrokarbon yang mampu membuat sediaan lebih stabil, meningkatkan daya sebar sediaan, meningkatkan hidrasi kulit sehingga mudah untuk diabsorpsi, tidak mengiritasi kulit (HOPE ed v ; Naibaho,dkk.2013) 3. Cera alba Digunakan
sebagai
basis
salep,
dapat
meningkatkan
stabilitas memperkuat daya lekat, (Setiawati,riem Indah; HOPE ed. V) 4. Adeps Lanae Digunakan untuk sediaan salep, merupakan basis hidrofobik yang menghasilkan salep yang mudah menyerap pada lapisan kulit, memudahkan dalam penyerapan obat, stabil, tidak mudah terpisah (HOPE,ed.VI).
5. Isopropil Myristate Digunakan sebagai agen penetrasi untuk meningkatkan absorbsi zat aktif pada permukaan kulit, tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi kulit dan larut pada minyak lemak pada konsentrasi 1-10% (HOPE ed.v). dimana zat aktif diabsorbsi tergantung dari zat pembawa dan kekuatannya selain itu karena zat zat aktif yang digunakan diabsorbsi secara secara sistemik sehingga butuh penetrasi (Joice dan Evely,1996). 6. Potassium sorbat Digunakan sebagai pengawet (Rowe,2009). Digunakan dalam bentuk gamma agar tidak bereaksi dengan Na.EDTA (HOPE Edisi VI). III.4
Uraian Bahan
a. Uraian bahan Aktif 1. Uraian farmakologi (Handbook of Exicient : 1525) Nama
: Desoximetason
Nama lain
: Desoksimetason, Dexosimetason
Kelas farmakologi
: Anti inflamasi, golongan kortikosteroid
Indikasi
: Berbagai jenis eksim, psoriasis, dan dermatitis
Mekanisme kerja
: Mengatasi
inflamasi
dengan
menstabilkan
cara
membran
lisosomleukosit, mencegah pelepasan asamhidrolasedestruktif leukosit,menghambat
dan akumulasi
makrofag didaerah radang. Kontraindikasi
: Pasien yang peka atau alergi terhadap desoximetason atau steroid lain, Tba kulit, cacar, herpes.
Efek samping
: Rasa
terbakar,
kulit
kering
dan
gatalgatal Dosis dan pemberian
: 1-3 kali sehari, dioleskan tipis pada tempat yang sakit
Farmakokinetik
: Diabsorbsi
oleh
tipeperkutan
kulit
melalui
penyerapan
lebih
banyakpada stratum. t½ = 15 – 17 jam, daneksresi melalui ginjal 2. Uraian sifat kimia bahan aktif (HOPE Edisi V) Nama resmi
: Desoximetason
Nama lain
: Desoksimetason, Dexosimetason
RM
: C22H29Fo4
BM
: 376,5
Titik lebur
: 2170C
RM
:
Pemerian
: Warna
putih,
praktis
berwarna
putih,tidak berbau, serbuk kristal. Kelarutan
: Tidak larut dalam air, sangat larut dalam
etanol, aseton
dan
dalam
tempat
sejuk
kloroform. Konsentrasi
: 0,05 – 0,25 %
Saran penyimpanan
:
Simpan
pada
terlindungdari cahaya matahari.
b. Uraian bahan tambahan 1. Adeps Lanae (FI III) dan (HOPE edisi v hal 399) Nama resmi
: Lanolin
Nama lain
: Lemak bulu domba
Kelas fungsional
: basis salep, lanolina, cera lanae, lanolin anhidrat
Konsentrasi
: 10 %
RB
:
Pemerian
: Warna
Kelarutan
: kuning muda
Rasa
: tidak manis
Bau
: berbau lemah dan khas
Bentuk
: lunak
: Dalam air
: praktis tidak larut
Dalam pelarut lain : Agak suka larut dalam etanol dan mudah larut dalam kloroform. Titik lebur
: 36 °C – 42 °C
Inkompatibilitas
: lanolin
mungkin
mengandung
prooksidasiyang dapat mempengaruhi stabilitasobat-obatan aktif tertentu. Saran penyimpanan
: wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,tempat sejuk.
2. Isopropyl myristate (HOPE edisi v hal 374) Nama resmi
: isopropyl myristate
Nama lain
: isopropyl ester dari myristate
Kelas fungsional
: penetran,emollient solvent
Konsentrasi
: 1-10 %
RM
: C12H34O2
RB
:
BM
: 270,5
Pemerian
: Warna
: tidak berwarna
Bau
: bau khas lemah
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam aseton, kloroform, etanol, etil asetat, lemak alcohol.Praktis tidak larut dalam gliserin dangliserol.
Stabilitas
: tahan
terhadap
proses
oksidasi
danhidrolisis dan tidak menjadi tengik. Inkompatibilitas
: ketika akan
bersentuhan ada
dengan
viskositas
pembengkakanbersamaan pelarutan
sebagian
karet, dengan dan
karet,kontak
dengan plastik. Saran penyimpanan
: pada tempat tertutup, sejuk, kering dan terlindung cahaya.
3. potassium Sorbat (HOPE Edisi V) Nama resmi
: potassium sorbitum
Nama lain
: kalium sorbat
Kelas fungsional
: pengawet
Konsentrasi
: 0,05 %
RM
: C6H8O3
RB
:
BM
: 112,13
Pemerian
: Warna
Kelarutan
: tidak berwarna
Rasa
: tidak berasa
Bau
: khas lemak
Bentuk
: padatan
: larut dalam air mendidih, mudah larut dalammetanol, etanol dan aseton.
Stabilitas
: mudah
terksidasi,
stabil
dengan
oksidanpropil 0,02% Inkompatibilitas
: agen pengoksidasi dan asam lemah
Saran penyimpanan
: wadah tertutup baik
4. Vaselin Kuning (FI IV, HOPE edisi v hal, 331) Nama resmi
: vaselin flavum
Nama lain
: petroleum jelly, vaselinum flavum, yellowpetrolatum
Kelas fungsional
: basis hidrokarbon
Konsentrasi
: ≤ 30 % atau < 100 %
BM
: 40,30
Pemerian
: Warna
Kelarutan
: kuning muda
Rasa
: tak berasa
Bau
: tidak berbau
Bentuk
: massa lunak lengket
: praktis tidak larut dalam air, tidak larut dalampelarut lain, agak sukar larut dalam etanol,
larut
dalam
kloroform, eter dan eter minyak tanah. Titik lebur
: 36-60 °C
Stabilitas
: stabil
dari
komponen
hidrokarbon
alam nonreaksi, masalah stabilitas terjadi karena adanya sejumlahg kecil kontaminasi. Saran penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung daricahaya
7. Alfa Tokoferol (HOPE V hal 32) Nama resmi
: Alpha Tokopherol
Nama lain
: Copherol F1300, Tokopherol, Vitamin E
Kelas fungsional
: Antioksidan
Konsentrasi
: 0,001% - 0,5%
Rumus molekul
: C29H50O2
Berat molekul
: 430,72
Rumus bangun
:
Pemerian
: Cairan
berminyak,
tidak berwarna
atau kuning, kental Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, bebas larut dalam aceton, etanol, eter, dan minyak nabati.
Stabilitas
: Lebih banyak stabil terhadap oksidasi dari pada tokoferol bebas tetapi dapat menimbulkan
kurangnya
keefktifan
antioksidan. Inkompatibilitas
: tidak sesuai dengan peroksida dan ion logam terutama besi, tembaga, dan
perak,
mungkin
diserap
kedalam
plastik. Cara penyimpanan
: harus disimpan di bawah gas inert, dalam wadah kedap udara, di tempat sejuk dan kering, dan terlindung dari cahaya.
8. Na-EDTA (HOPE V hal 192) Nama resmi
: Dinatrium Edetat
Nama lain
: Disodium
edathamil,
ataetraceratedisodium Kelas fungsional
: Penghelat
Konstentrasi
: 0,1%
Rumus molekul
: C10H14N2Na208/3
Berat molekul
: 38,21
Rumus bangun
:
pH
: 4,3-4,7
Pemerian
:
Serbuk
kristal
putih,
dengan
sedikitasam Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedikit larut dalam etanol (95%), larut dalam 11 bagian air
Stabilitas
: Sedikit stabildalam bentuk padat, lebih stabil dalam bentuk basa bebas, mengalami
dekarboksilasi
dipanaskan di atas suhu 1500C
jika
Inkompatibilitas
: Dengan bahan pengoksidasi kuat, basa kuat, ion logam polivalen
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering.
9. Cera alba (HOPE Edisi V) Nama resmi
:Cera album
Nama lain
: Malam putih
Kelas Fungsional
: Basis krim, Penstabil emulsi
Konsentrasi
: 1- 20%
Pemerian
: Padatan
putih
kekuningan,
sedikittembus cahaya dalam keadan tipis,bau
khas
lemah
dan
bebas
bautengik. Kelarutan
:Tidak larut dalam air, agak sukar larutdalam
etanol
dingin,
larut
kloroform,eter, minyak lemak Stabilitas
: Stabil jika di simpan pada wadahn tertutup
rapat
dan
terlindung
daricahaya. Inkompatibilitas
: Dengan zat pengoksidasi
Penyimpanan
: Dalam
wadah
tertutup
terlindungdari cahaya. III.5
Perhitungan Dibuat salep 15 gram dilebihkan 10% = 16,5 gram 1. Desoximetasone
0,25 16,5 gram 0,04 gram 100
2. Alfa-tokoferol
0,01 16,5 gram 0,00165 gram 100
3. Na.EDTA
0,1 16,5 gram 0,00165 gram 100
rapat,
4. Potasium Sorbate 5. Isopropil Mistirate
0,05 16,5 gram 0,0085 gram 100
5 16,5 gram 0,825 gram 100
6. Cera Alba
2 16,5 gram 0,33 gram 100
7. Adeps Lanae
10 16,5 gram 1,65 gram 100
8. Basis(Vaselin) 16,5 gram (0,04 0,002 0,0165 0,08 0,825 0,33 1,65) gram 16,5 gram 2,8715 gram 13,62 gram
III.6
Cara Kerja 1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Ditimbang semua bahan sesuai penimbangan dan panaskan mortir
3.
Dilakukan peleburan fase minyak berturut-turut yaitu
cera
alba, adeps lanae, dan vaselin menggunakan cawan porselin di atas penangas air. 4.
Dimasukkan hasil leburan kedalam mortir panas, gerus ad homogen dan mortir mendingin
5.
Ditambahkan Na.EDTA gerus ad homogen
6.
Ditambahkan isopropil mistirate gerus ad homogen
7.
Ditambahkan potasium sorbat gerus ad homogen
8.
Dimasukkan desokimetasone yang telah digerus terlebih dahulu kedalam mortir lalu gerus ad homogen
9.
Ditambahkan alfa-tokoferol gerusad homogen
10. Dimasukkan kedalam tube dikemas dan diberi etiket 11. Dilakukan evaluasi sediaan salep.
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Ali, N.W., Yamlean, P.V.Y., dan Kojang, N.S., 2015. Pengaruh Perbedaan Tipe Basis Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanol Daun Tapak
Kuda
(Ipomoea
pes-caprae
(L)
Sweet).Pharmacon,
UNSRAT: Manado Ditjen POM. 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Ditjen POM.1990. Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Fatmawaty,dkk.2012.Teknologi Sediaan Farmasi : Makassar Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., dan Sigla, A.K., 2002. Spreading of Semisolid Formilation: An Update. Pharmaceutical Thecnoogy Johan, Reyshiani, 2015. Penggunaan kortikosteroid topikal yang tepat. CDK-227/Vol.42. No.4 th 2015. Cimahi: poliklinik kulit dan kelamin RS Dustira. Joyce, L.K., dan Evelyn R.H., 1996. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan Cetakan I. EGC: Jakarta Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cam marata. 1993. Farmasi Fisika 2 Edisi III. Jakarta: UI Press Naibaho,dkk. 2013. Pengaruh basis terhadap formulasi sediaan salep ekstrak daun kemangi pada kulit ounggung kelinci yang dibuat infeksi. Jurnal ilmiah farmasi UNSRAT; manado. Owan, S. J. And Weller, P.J. 2006. Handbook Of Pharmaceutical Exipient. Fifth Edition. Pharmaceutical Press.Ok Rowe.R.,Paul J Sheskey, and sian C owen. 2006. Handbook of Exipient Pharmacy Fifth Edition. Pharmaceutical Press; USA. Rowe.R.,Paul J Sheskey, and sian C owen. 2009. Handbook of Exipient Pharmacy Sixth Edition. Pharmaceutical Press; USA.
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Kedokteran: EGC, Jakarta Tranggono, R. I., F. Latifah., 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta Voigt, R. 1995,Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani N.S., UGM Press, Yokyakarta Wilkinson, J. B. and Moore, R. J. 1982, Harry’s Cosmeticology Seventh Edition, Chemical Publishing, New York