Laporan SGD LBM 3 Kelompok 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN SGD 6 MATERI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT LBM 3 “Gawat!! Suara paru pasien ini terdengar satu sisi saja...”



DOSEN PENGAMPU : Ns. Betie Febriana, M.kep Ketua



:



Sekertaris :



Arina Ikfiyani



30901800018



Risma Wulandari



30901800150



DISUSUN OLEH : Kelompok 6 1. Anik Restiawati 2. Diah Ayu Putri Utami 3. Erma Esti Mukholifah 4. Ika Febriana 5. Inayatul Ulya 6. Inge Natasya Meidiana 7. Nurul Lia Anggraini 8. RisSalsa Nabila 9. Shofiyana Indah Utami 10. Siti Khoirunnisa



30901800014 30901800044 30901800059 30901800081 30901800087 30901800091 30901800135 30901800156 30901800161 30901800166



Universitas Islam Sultan Agung Semarang Fakultas Ilmu Keperawatan Prodi S1 Keperawatan Angkatan 2018



Lembar Belajar Mahasiswa 3



a.



Judul



b.



Skenario



: Gawat!! Suara paru pasien ini terdengar satu sisi saja...



Kata Kunci : Trauma thorax ( Inayatul ) Masalah Keperawatan : 1) Pneumothorax ( Nisa ) 2) Pola Nafas tidak efektif ( Inayatul ) STEP 1 Kata Sulit : 



Distensi vena ( Nisa ) Distensi vena jugularis adalah terlihatnya denyutan vena jugularis di daerah leher yang merupakan tanda terjadi peningkatan tekanan vena sentral yang menggambarkan tekanan di dalam vena cava. ( shofi )







Akral dingin ( Diah ) Pada daerah akral (ujung jari tangan dan kaki) manusia terdapat pembuluh darah yang kecil-kecil, sehingga apabila terjadi vasokonstriksi, aliran darah akan berkurang sehingga akan dingin.( shofi )







Devisiasi trakea ( Arina )



Deviasi trakea adalah tanda klinis yang dihasilkan dari tekanan intrathoracic yang tidak merata dalam rongga dada ( Nisa ) Trakea yang tidak berada di garis tengah menandakan adanya deviasi trakea. Deviasi trakea dapat ditemukan pada beberapa kasus seperti : Penyakit paru: Tension pneumothorax (arina) STEP 2 Pertanyaan : 1) What are the classifications of thoracic trauma? (Anik) 2) state the etiology of thoracic trauma (Arina) 3) Describe the pathophysiology of thoracic trauma (Diah) 4) How to prevent thorax trauma ?(Erma) 5) State the scoring system for thorax trauma? 6) How the nursing care from the case (Inayatul) 7) from the above case why the patient feels cold akral ? (inge natasya ) 8) Explain the definition of thoracic trauma?(nurul lia) 9) clinical manifestations of thoracic trauma?( Risma ) 10) what are the complications of thoracic trauma? (salsabila) 11) Apa pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut ? ( shofi ) 12) apakah pasien bisa terkena syok ? (nisa)



STEP 3 Jawaban : 1) What are the classifications of thoracic trauma? (Anik) KLASIFIKASI a) Tamponade jantung : disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/daerah jantung. b) Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau spontan c) Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan luka rongga dada) ; iatrogenik (“pleural tap”, biopsi paaru- paru, insersi CVP, ventilasi dengan tekanan positif) (FKUI, 1995). (ika febri) 1. Klasifikasi trauma thorax 1. Trauma Tembus •Pneumothoraks terbuka •Hemothoraks •Trauma •Contusi Paru Ruptur diafragma



•Trauma Mediastinal 2. Trauma Tumpul •Tension pneumothoraks •Trauma tracheobronchial •Flail Chest •Ruptur diafragma •Trauma mediastinal •Fraktur kosta (Inayatul) 2) state the etiology of thoracic trauma (Arina) Etiologi 1.Tamponade jantung: disebabkan luka tusuk dada yang tembus kemediastinum/daerah jantung. 2.Hematotoraks: disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam,traumatik atau spontan 3. Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan lukarongga dada), iatrogenik (pleural tap, biopsi paru-paru, insersi CVP,ventilasi dengan tekanan positif (Arina) Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010). Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling (Sudoyo, 2010). ( Risma ) 1.Tension pneumothorak -trauma dada pada selang dada 2. Penggunaan therapy ventilasi mekanik yang berlebihan 3. Penggunaan balutan tekan pada luka dada tanpa pelonggaran balutan. 4. Pneumothorak tertutup-tusukan pada paru oleh patahan tulang iga, ruptur oleh vesikel flaksid yang seterjadi sebagai sequele dari PPOM. 5. Tusukan paru dengan prosedur invasif. (erma)



Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan sternum, rongga pleura saluran nafas intratoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat terjadi tunggal ataupun kombinasi tergantung dari mekanisme cedera (Sudoyo, 2010). Etiologi Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). (Bila) 3) Describe the pathophysiology of thoracic trauma (Diah) Pada dasarnya patofisiologi yang terjadi pada trauma thorax adalah akibat dari kegagalan ventilasi, kegagalan pertukaran gas pada tingkat alveolar dan kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik. Hipoksia, hiperkarbia dan asidosis sering disebabkan oleh trauma thorax.Hipoksia jaringan merupakan akibat dari tidak kuatnya pengangkutan oksigen ke jaringan oleh karena hipovolemia (kehilangan darah), pulmonary ventilation / perfusion mismatch (contoh kontusio, hematoma, kolaps alveolus) dan perubahan dalam tekanan intrathorax (contoh tension pneumothorax, pneumothorax terbuka).Hiperkarbia lebih sering disebabkan oleh tidak adekuatnya ventilasi akibat perubahantekanan intrathorax atau penurunan tingkat kesadaran. Asidosis metabolic disebabkan oleh hipoperfusi dari jaringan (Syok) (Anik) Kerusakan anatomi yang terjadi akibat trauma thoraks mulai dari ringan hingga berat tergantung pada besar kecilnya gaya dari trauma. Kerusakan yang ringan pada dinding thoraks berupa fraktur kosta simpel, sedangkan lebih berat berupa fraktur kosta multipel dengan komplikasi pneumothoraks, hematothoraks atau kontusio pulmonum. Lebih dalam lagi dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah besar atau trauma langsung pada jantung. (nurul lia) 4) How to prevent thorax trauma ?(Erma) Pencegahan trauma thorax yang efektif adalah dengan cara menghindari faktor penyebab nya, seperti menghindari terjadinya trauma yang biasanya banyak dialami pada kasus kecelakaan dan trauma yang terjadi berupa trauma tumpul serta menghindari kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yag biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun benda tumpul yang menyebabkan keadaan gawat thorax akut. (Ika Febri) Cara mencegah trauma thorax Hentikan kebiasaan merokok. Periksakan kondisi Anda ke dokter secara berkala. Hentikan kegiatan fisik yang berat untuk paru-paru, seperti menyelam. (Arina)



5) State the scoring system for thorax trauma?( Ika ) Chest Trauma Score (CTS) : Beberapa sistem penilaian telah dibuat untuk mengevaluasi prognosis pasien setelah terjadinya trauma pada toraks seperti Pulmonary Contusion Score (PCS) atau Skor Wagner, yang dihitung sebagai indikator independen dari prognosis yang menilai mortalitas dan morbiditas setelah trauma tumpul toraks. Abbreviated Injury Scale (AIS) : Abbreviated Injury Scale memberikan deskripsi trauma organ berdasarkan beratnya trauma pada organ tersebut dan tidak memberikan prediksi atau outcome Injury Severity Score (ISS) : Skor injury severity score merupakan suatu skoring klinis untuk mengevaluasi tingkat keparahan trauma Thoracic Trauma Severity Score (TTSS) : Data menunjukkan bahwa untuk mendiagnosa dan memberikan terapi pada pasien dengan trauma toraks masih mengikuti standar yang sangat luas. System skoring yang dapat membantu dalam memprediksi komplikasi pada pasien dengan trauma Toraks sangat diperlukan (Aukema, et al., 2011) (erma) sistem skoring trauma thorax: 1. Chest trauma score (CTS) 2. Abbreviated Injury Scale (AIS) 3. Injury Severity Score (ISS) 4. Thoracic Trauma Severity Score (TTSS) (Inayatul)



6) How the nursing care from the case (Inayatul) Asuhan Keperawatan Pengkajian 1. Data diri: nama, umur, alamat, status, pekerjaan 2. Riwayat kesehatan: apakah ada alergi terhadap obat atau makanan tertentu, penobatan terakhir, pengalaman pembedahan, keluhan, dan riwayat penyakit dahulu hingga sekarang. 3. TTV: TD 90/60 mmHg, nadi 115x/mnt, napas 36x/ 4. Pemeriksaan fisik a. Sistem pernapasan: sesak napas, pengembangan paru tidak simetris, nampak devisiasi trakea, takipnea b. Sistem kardiovaskuler: distensi vena jugularis, takikardia. Analisa data 1. Pola napas tidak efektif b.d deformitas dinding dada DS: pasien mengatakan sesak napas



DO:pengembangan dada kanan lemah,nadi 115x/mnt, TD 90/60mmHg, napas 36x/mnt. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan pola napas membaik, dengan kriteria hasil : - frekuensi napas membaik - kedalaman napas membaik Intervensi : Observasi - monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) - monitor bunyi napas tambahan Terapeutik : - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift - posisikan semi fowler atau fowler Edukasi : - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi Kolaborasi : - kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu 2. Perfusi perifer tidak efektif b.d trauma DS: pasien mengeluhkan sesak napas DO: terdapat devisiasi trakea, distensi vena jugularis, dan akral dingin Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan perfusi perifer meningkat dengan kriteria hasil : - denyut nadi perifer membaik - akral membaik Intervensi : Observasi - periksa sirkulasi perifer - identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi Terapeutik - hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi - hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi Edukasi - informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan 3. Resiko perdarahan DS: pasien mengatakan terbentur benda keras saat tawuran dan mengeluh sesak napas DO: pasien nampak sesak napas dengan TTV: nadi 115x/mnt, napas 36x/mnt, TD 90/60 mmHg.



Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan tingkat perdarahan menurun, dengan kriteria hasil : - hemoglobin membaik - hematokrit membaik - denyut nadi apikal membaik. Intervensi : Observasi : - monitor tanda dan gejala perdarahan - monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah Terapeutik : - pertahankan bed rest selama perdarahan - batasi tindakan invasif, jika perlu Edukasi : - jelaskan tanda dan gejala perdarahan - anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan Kolaborasi : - kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu. ( Inayatul ) 7) from the above case why the patient feels cold akral ? (inge natasya ) Pasien teraba akral dingin karena suplei darah ke ekstremitas tidak lancar (diah) Blood circulation is not optimal, being the most common cause of someone experiencing cold akral. In this condition, it is difficult for the blood to carry body heat to the akral, so that the soles of the akral feel cold. Poor circulation can occur due to disruption of the work of the heart, so that it is difficult to distribute blood throughout the body even though you have tried hard. In addition, poor blood circulation can also be influenced by a bad lifestyle, such as smoking (nurul lia) 8) Explain the definition of thoracic trauma?(nurul lia) Trauma thorax secara umum adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau bennda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut. (Ika Febri) suatu trauma yang menegnai dinding thorax yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari suatu traumatumpul maupun oleh sebab trauma tajam. ( Nisa )



Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax atau dada yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax atau dada ataupun isi dari cavum thorax (rongga dada) yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan sakit pada dada dan menyebabkan keadaan gawat thorax akut (Anik) 9) clinical manifestations of thoracic trauma?( Risma ) A sharp pain in the chest, made worse by exertion, moving, coughing and breathing. - Shortness of breath due to the inability of the lungs to expand during inspiration. -No breath sound in the area because of the air between the lungs and the chest wall -Subcutaneous emphysema (the presence of air in the tissue under the skin). There is a feeling like cracks under the skin at the palpation area. -Tachycardia and tachypnea because the body is trying to meet the needs of oxygen. - Mediastinal shift and tracheal deviation in the part that is not affected by tension pneumothorax ( shofi ) - ada jejas pada thorak - nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi - pasien menahan dadanya dan bernafas pendek (diah) 1.



Tamponade jantung : a. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung. b. Gelisah. c. Pucat, keringat dingin. d. Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis). e. Pekak jantung melebar. f. Bunyi jantung melemah. g. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure. h. ECG terdapat low voltage seluruh lead. i. Perikardiosentesis keluar darah 2. Hematotoraks : a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD. b. Gangguan pernapasan 3. Pneumothoraks : a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas. b. Gagal pernapasan dengan sianosis. c. Kolaps sirkulasi. d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali.



e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik ( INGE NATASYA )



10) what are the complications of thoracic trauma? (salsabila) trauma thorax memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia, pneumothorax, hematotoraks, empyema dan kontusio pulmonum ( Nisa ) KOMPLIKASI a. Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada. b. Pleura, paru-paru, bronkhi : hemo/hemopneumothoraks-emfisema pembedahan c.. Jantung : tamponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot papilar ; ruptur klep jantung. d. Pembuluh darah besar : hematothoraks. e.. Esofagus : mediastinitis. f. Diafragma : herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan ginjal (Mowschenson) (Ika Febri) Komplikasi -Edema paru, yaitu terkumpulnya cairan di kantong paru-paru -pneumomediastinum, yaitu terkumpulnya udara di tengah-tengah dada -Empiema, yaitu terkumpulnya nanah di rongga pleura -Hemopneumothorax, yaitu terkumpulnya udara dan darah di rongga pleura -Pneumopericardium, yaitu terkumpulnya udara di antara lapisan jantung -Hipoksemia, yaitu kekurangan oksigen di dalam darah akibat gagal napas -Henti jantung -Emfisema subkutis (Arina) Trauma toraks memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia 20%, pneumotoraks 5%, hematotoraks 2%, empyema 2%, dan kontusio pulmonum 20%. Dimana 50-60% pasien dengan kontusio pulmonum yang berat akanmenjadi ARDS. Walaupun angka kematian ARDS menurun dalam decadeterakhir, ARDS masih merupakan salah satu komplikasi trauma toraks yang sangat serius dengan angka kematian 20-43% (Nugroho, 2015). ( Risma ) 11) Apa pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut ? ( shofi ) - Sinar X dada: menyatakan akumulasi udara/ cairan pada area pleural, data menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung), - Torasentesis: menyatakan darah/cairan serosanguinosa (hemotoraks) ( Nisa)



Pemeriksaan penunjang - Rontgen dada - elektrolit dan osmolalitas - saturasi oksigen - gas darah arteri - EKG - CT Scan (Inayatul) a.Pemeriksaan Laboratorium - Gas darah arteri (GDA), untuk melihat adanya hipoksia akibat kegagalan pernafasan - Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa. - Hemoglobin : mungkin menurun. - Saturasi O2 menurun (biasanya) - Toraksentesis : menyatakan darah/cairan di daerah thoraks ( Ika febriana ) 12) apakah pasien bisa terkena syok ? (nisa) Bisa. Karena Pneumothorax - Syok obstruktif (Syok sendiri karena tidak terdapat cukup darah dan oksigen dalam tubuh.( shofi ) Dikasus sudah dijelaskan bahwa pasien mengalami benturan tajam yg menyebabkan devisasi trakea , pengembangan dada tidak simetris dan distensi vena jugularis serta akral dingin. Dengan adanya tanda tersebut maka bisa di tarik kesimpulan bahwa pasien mengalami syok atau perfusi oksigen yg masuk ke tubuh tidak adequat. Sehingga mengganggu transport oksigen ke jaringan tubuh sehingga tampak dingin dan pucat serta takipnea (Inayatul)



STEP 4 konsep Mapping :



TRAUMA THORAX



Dikarenakan kecelakaan, benda tumpul



Trauma Tumpul



Luka Tusuk,luka tembak dan luka robekan .



Trauma Tajam



Tatalaksana : Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan pasientrauma lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with care ofcervical spine, B: Breathing adequacy, C: Circulatory support, D: Disabilityassessment, dan E: Exposure without causing hypothermia.



Komplikasi Trauma Thorax 1. Edema Paru 2. Empiema 3. Hipoksemia 4. Henti Jantung 5. Emfisema subkutis