Laporan Study Tour Prodi Farmasi Angkatan 2016 (PT Yakult, PT Sidomuncul, PT Sanbe, PT Martina Berto) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN STUDY TOUR PRODI FARMASI ANGKATAN 2016 (PT YAKULT,PT SIDOMUNCUL,PT SANBE,PT MARTINA BERTO)



DISUSUN OLEH : AFDHONIL QOMARUL PATHA (1648201002) AMINATUZZULFA (1648201008) ANGGITA SEPTIA MERIZA (1648201014) HASNAH (1648201050) JESSYCA JOVANICA (1648201053) NURHADISMA (1648201079)



DOSEN PENGAMPU : BARMI HARTESI,M.Farm,Apt



PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI TAHUN AJARAN 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kunjungan study tour (Yakult, Sidomuncul, Sanbe, Martina Berto) ini untuk memenuhi tugas praktikum teknologi farmasi dengan baik. Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi adik tingkat saya guna menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Saya menyadari laporan ini banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman pribadi. Kemudian atas kekurangan dan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja saya mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan di masa yang akan datang.



Jambi, 18 Februari 2019



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat 1.4 Waktu pelaksanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Yakult 2.1.1 Sejarah PT Yakult Indonesia Persada 2.1.2 Produksi Yakult Indoesia Persada 2.1.3 Sistem istribusi 2.1.4 Manfaat Yakult Indonesia Persada 2.1.5 Penyimpanan 2.1.6 Pengolahan Limbah 2.1.7 Semboyan Yakult 2.1.8 Yakult diberbagai Negara 2.1.9 CPOB ( cara pembuatan obat yang baik ) 2.2 Sidomuncul Tbk 2.2.1 Sejarah Perjalanan PT Sidomuncul Tbk 2.2.2 Proses Produksi 2.2.3 Hasil Produksi dari PT Sidomuncul Tbk 2.2.4 Pengolahan Limbah PT Sidomuncul Tbk 2.2.5 Fasilitas Pabrik



2.2.6 CPOTB (cara pemuatan obat tradisional yang baik) 2.3 Sanbe Farma 2.3.1 Sejarah PT Sanbe Farma 2.3.2 Prosedur Penjaminan Mutu Bahan Baku 2.3.3 Pengolahan Produk Steril & Non Steril 2.3.4 Prosedur Dalam Bagian Quality Control 2.3.5 Pembagian Ruangan PT Sanbe Farma 2.3.6 Persyaratan Yang Wajib Dalam Ruangan Proses Produksi 2.4 Martina Berto 2.4.1 Sejarah PT Martina Berto 2.4.2 Prosedur Penjaminan Mutu Bahan Baku 2.4.3 Pengolahan Produk Steril & Non Steril 2.4.4 Prosedur Dalam Bagian Quality Control 2.4.5 Pembagian Ruangan PT Martina Berto 2.4.6 Persyaratan Yang Wajib Dalam Ruangan Proses Produksi BAB III 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Study tour adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan langsung kelapangan sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa. Adapun manfaat dari study tour ini adalah menambah wawasan mahasiswa serta dapat menerapkan dan mempraktekan apa yang sudah dia pelajari diteori. Selain itu study tour juga bermanfaat agar mahasiswa mengetahui bahwa mahasiswa farmasi tidak hanya bekerja diapotik atau pun rumah sakit saja, tetapi farmasis juga bisa bekerja dipabrikpabrik seperti PT Yakult maupun PT Sidomunçul, jamu dan bahkan di pabrik kosmetik. Selain itu, study tour dilakukan untuk memenuhi tugas praktikum Teknologi Farmasi, dan jugamasih banyak mahasiswa yang belum mengetahui potensi atau peluang kerja farmasi, sehingga diadakanlah kunjungan kebeberapa tempat dalam bidang kefarmasian. Tempat-tempat tersebut meliputi PT Yakult Indonesia Persada, PT Sidomuncul Tbk, PT Sanbe serta kunjungan ke PT Martina Berto. Selain itu pada kunjungan para mahasiswa farmasi STIKES HI JAMBI dapat mengetahui kinerja dalam suatu pabrik jamu, industri minuman maupun kosmetika. Disisi lain mahasiswa bisa menilai apakah pabrik tersebut memenuhi syarat-syarat dalam CPOB (cara pembuatan obat dengan baik) maupun CPKB (cara pembuatan kosmetik yang baik). CPOB, dan CPKB merupakan bahan acuan yang sangat penting dalam suatu sediaan obat maupun kosmetik. Agar menghasilkan produk yang baik dan berkualitas serta memiliki daya saing tinggi maka suatu produk harus memenuhi CPOB, dan CPKB.



1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana posedur penjaminan bahan baku yang akan digunakan di industri farmasi (PT Yakult, PT Sidomuncul, PT Sanbe, PT Martina Berto).



2. Untuk mengetahui bagaimana operasional prosedur dalam proses produksi salah satu sediaan farmasi (steril / non steril) di industri farmasi (PT Yakult, PT Sidomuncul, PT Sanbe, PT Martina Berto). 3. Untuk mengetahui bagaiman aprosedur dalam quality control di industri farmasi (PT Yakult, PT Sidomuncul, PT Sanbe, PT Martina Berto) sebelum produk produksi dipasarkan. 4. Untuk mengetahui bagaimana pembagian ruagan di industri farmasi (PT Yakult, PT Sidomuncul, PT Sanbe, PT Martina Berto). 5. Untuk mengetahui bagaiman apersyaratan yang diwajibkan dalam ruagan proses produksi produk di industri farmasi (PT Yakult, PT Sidomuncul, PT Sanbe, PT Martina Berto).



1.3 Manfaat 1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan mahasiswa tentang suatu sediaan serta dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai industri-industri besar yang ada diindonesia. 2. Agar Mahasiswa dapat mengetahui seçara langsung proses produksi suatu sediaan dipabrik. 3. Agar Mahasiswa dapat menilai pabrik-pabrik tersebut memenuhi syarat CPOB dan CPKB atau tidak.



1.4 Waktu Pelaksanaan  PT Yakult Indonesia persada Hari dan Tanggal : Senin, 04 Februari 2019







Waktu



: 13:00-15:00 WIB



Tempat



: Desa pesawahan, cicurug, sukabumi, jawa barat.



PT Sidomuncul Tbk Hari dan Tanggal : Kamis 07 Februari 2019 Waktu



: 10:00 – 12:00 WIB



Tempat



: Semarang







PT Sanbe Farma Hari dan Tanggal : Rabu 06 Februari 2019







Waktu



: 13:00 – 15:00



Tempat



: Bandung



PT Martina Berto Hari dan Tanggal : Selasa 12 Februari 2019 Waktu



: 09:00 – 11:00



Tempat



: Jakarta



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Industri Yakult 2.1.1 Sejarah PT Yakult Indonesia Persada PT.Yakult Indonesia Persada merupakan salah satu perusahaan industri susu fermentasi yang mengandung bakteri baik yaitu bakteri Lactobacillus casei shirota strain yang dapat hidup diusus. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 februari 1990. Pabrik yakult mulai berproduksi pada bulan januari tahun 1991 dengan menggunakan dana penanaman modal asing 100%. Dr.Minoru Shirota pada tahun 1930 berhasil menemukan dan berhasil mengkultur bakteri baik (bakteri asam laktat) yang berguna untuk kesehatan manusia dan bakteri itu dinamakan L.casei Shirota strain. Bakeri L.casei Shirota strain berbentuk batang yang berukuran lebih kecil dari bakteri L.bulgaris. selain itu bakteri L.casei Shirota strain ini dapat mengubah ribosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Bakteri ini juga dapat melewati asam lambung dan cairan empedu sehingga dapat tetap hidup dan dapat berperan maksimal didalam usus. Selanjutnya tahun 1935 Dr Minoru Shirot berhasil menciptakan minuman probiotik yakult yang mengandung bakteri baik L.casei Shirotadan bermanfaat bagi pencernaan manusia. Selanjutnya, yakult terus memperluas keseluruh dunia. Diluar jepang yakult mulai diproduksi dan dipasarkan di Taiwan pada tahun 1964 dan juga berkembang dinegara Asia termasuklah Indonesia. Pusat penelitian Yakult berada dijepang yaitu Yakult central Institute dijepang.Diindonesia perusahaan yakult terdiri dari 2 tempat yang berbeda, sehingga 1 hari perusahaan yakult mampu menghasilkan 7.300.000 botol/harinya.  PT Yakult I PT Yakult I terletak di Desa Pesawahan, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat. Mulai beroperasi pada tanggal 1 April 1997,dengan luas tanah 50.000 m2 dan luas



bangunan 12.925 m2. Dimana kapasitas produksi 1 harinya adalah 3.650.000 botol.  PT Yakult II PT Yakult II terletak di Ngoro Industrial Park Blok CC-1, Mojokerto,Jawa timur. Mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 2014,dengan luas tanah 52.500 m2 dan luas bangunan 9.458,78 m2. Dimana kapasitas produksi 1 harinya adalah 3.650.000 botol.



2.1.2 Produksi Yakult Indonesia Persada Yakult diproduksi dengan menggunakan mesin otomatis yang canggih dan tertutup, serta menggunakan bahan yang stainless steel terbaik yang berkualitas. Disini, manusia hanya berperan mengoperasikannya. Untuk menghasilkan produk yang aman dan berkualitas perusahaan yakult



menerapkan proses produksi



berdasarkan manajemen keamanan pangan yang sesuai standar ISO 22000:2005. Agar memnjamin proses produksi



yakult menerapkan prosedur operasi yang



dibakukan seperti, pintu karyawan dilengkapi dengan pembersih sepatu otomatis. Selain itu pintu produksi hanya dapat dibuka jika karyawan sudah mencuci kedua tangannya, dan karyawan harus melalui air shower yang berfungsi membersihkan pakaian dari kotoran yang menempel.



Tahap-tahap produksi: 



Ruang pembibitan Ini adalah proses pertama dalam produksi yakult, disini bahan yang digunakan adalah bakteri yaitu bakteri Lactobacillus casei Shirota strain. Bahan lainnya seperti susu bubuk skim, dekstrosa, air, dan sukrosa yang sudah disterilisasi pada suhu 121°C.Pada proses ini bakteri tersebut dimasukan kedalam tangki bibit, kapasitas tangki bibit adalah 250 liter. Dan kemudian dilakukan pembibitan dengan suhu 37°C. Tujuan dari pembibitan adalah menambah jumlah bakteri Lactobacillus casei. Dan selanjutnya akan dikirim keproses fermentasi melalui pipa menuju ketangki fermentasi. Agar bakteri tetap hidup selanjutnya didinginkan pada suhu terendah yaitu 0-10°C, disuhu rendah inilah



selanjutnya bakteri diuji keasamannya. Jika keasamannya sudah memenuhi standar berarti bakteri yakult mampu berkembang biak. Namun, jika tidak memenuhi standar maka akan dilakukan penanggulangan bahkan bisa dirijek. 



Ruang Fermentasi Diruang ini akan dilakukan proses fermentasi dimana proses sistematikanya sama saja namun disini menggunakan tangki yang lebih besar dari ruang pembibitan. Disini kontaminasi bakterinya juga lebih besar dari proses pembibitan karena tangki difermentasi lebih besar. Kapasitas tengkinya mençapai 24000 liter. Proses pertama siapkan susu bubuk skim dan dekstrosa yang telah mengalami proses sterilisasi UHT (Ultra High Temperature) pada suhu 121°C. Selanjutnya baru ditambahkan bibit kedalam tangki, baru difermentasi dengan suhu 37°C,Karena suhu perkembangan bakteri yakult adalah 37°C. Selanjutnya dilakukan penguji dalam laboratorium dan dikontrol seperti keasaman,berat jenis,kemanisan (rasa), julah bakteri dan ada juga uji kontaminasi (adanya tidaknya bakteri lain selain bakteri yakult). Jika proses fermentasi ini memenuhi standar maka akan dilakukan proses selanjutnya.







Proses Pencampuran Selanjutnya pada proses ini gula pasir akan dicairkan terlebih dahulu, kemudian dilakukan sterilisasi pada suhu 120-123°C.baru hasil dari proses fermentasi dimasukan kedalam tangki dan dicampur dengan gula cair (sirup),sehingga disebut yakult concentrat (masih dalam keadaan kental), kemudian dicampurkan dengan air menggunakan alat blending dengan perbandingan 1:1. Sehingga dihasilkanlah yakult yang sudah jadi,yang selanjutnya akan ditampung pada tangki yakult dan akan dilakukan uji laboratorium. Jika sudah memnuhi standar maka yakult siap untuk dimasukan kedalam botol.



 Proses Pembuatan Botol Yakult Botol yakult dibuat oleh perusahaan yakult itu sendiri dengan menggunakan bahan Polistirena resin dengan suhu pembuatan botol adalah 240°C yang berarti botol yakult sangat steril. Botol yakult berukuran hanya 65 ml dengan warna putih butek.PT yakult Indonesia Persada ini menggunakan mesin sebanyak 15 mesin dan masing-masing mesin menghasilkan 11.000 botol/jam. Tutup botol yakult terbuat dari aluminium foil steril yang berasal dari jepang (yakult central dari jepang). 



Mesin Pengisian Selanjutnya yakult yang sudah jadi dimasukan kedalam botol dengan menggunakan mesin. Mesin pengisian berjumlah 6 mesin. 1 mesinnya bisa mengisi botol yakult sebanyak 40.000 botol/jam. Sehingga 1 harinya PT yakult Indonesia Persada didaerah sukabumi mampu menghasilkan 3.650.000 botol/hari. Setelah mengalami proses ini, yakult akan menuju kemesin selektor yang berfungsi menampung botol yakult supaya botolnya tertata rapi dan tetap berdiri pada saat masuk kehendrayer. Selanjutnya botol akan melewati mesin printing yang akan memberikan label pada botol yakult dengan tulisan berwarna merah. Kemudian akan dispiring dengan menggunakan mesin pengisian dan kemudian diçamping dengan menggunakan mesin selling unit sehingga terbentuklah finish good yang selanjutnya akan disorting. Untuk yakult yang rijek akan dipisahkan dan yang memenuhi standar akan mengalami proses pengemasan.



 Proses Pengemasan Proses pengemasan ada yang 5 botol dan ada yang 50 botol. Pengemasan yang 5 botol menggunakan mesin malting dan yang 50 botol menggunakan mesin ripecking yang diasumsikan 10 botol perpack. 50 botol ini terdapat perbedaan warna pengemasan ada yang berwarna biru dan ada yang berwarna bening. Untuk plastik yang berwarna biru dijual oleh ibu yakult lady yang menggunakan sepeda. Sedangkan plastik yang berwarna bening dijual



kesupermarket-supermarket oleh mobil-mobil yakult (direct sales). Direct sales ini biasanya ada barkot harga sedangkan yang yakult lady tidak ada. Selanjutnya yakult yang sudah jadi akan disimpan didalam ruangan coldroom (ruangan pendingin) dengan suhu 0-10°C. Disini, yakult belum didistribusikan karena harus menunggu hasil lab. Pengujian berupa jumlah bakteri yakult,sifat fisiko kimia (kadar asam, pH, berat jenis, uji kemanisan) dan mikrobiologi. Tiap pengujian menggunakan lebih dari 10 botol yakult. Jika yakult memasuki standar maka yakult siap untuk didistribusikan. 2.1.3 Sistem Distribusi Yakult didistribusikan keberbagai daerah diindonesia. Pendistribusian yakult paling banyak dipulau jawa dan paling sedikit bahkan tidak sama sekali adalah daerah kalimantan, karena terhalang oleh faktor jarak (kejauhan). Proses pengiriman yakult kedaerah kalimantan menggunakan kapal dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga pada saat ditangan konsumen yakult sudah hampir mendekati



waktu



kadaluarsa dan hal



ini



yang dapat



menghambat



pendistribusian yakult didaerah ini. Sistem pendistribusian yakult dilakukan dengan dua cara yaitu: 



Direct sales Direct sales adalah suatu sistem pendistribusian yakult dengan menggunakan mobil yakult berpendingin dan didistribusikan lebih luas ke daerah-daerah yang membutuhkan, sehingga yakult tersedia disupermarket-supermarket, ditoko, kantin, minimarket dll.







Yakult lady Yakult lady adalah suatu sistem pendistribusian yakult oleh ibu-ibu rumah tangga yang mengantar yakult ketangan konsumen dengan menggunakan sepeda. Yakult lady juga bisa mendistribusikan ketoko tradisional kecil. Selain itu, karyawan yakult lady dapat melakukan komunikasi dan memberikan



informasi kesehatan kepada konsumen. Sistem yakult lady ini tersebar dipulau jawa, madura, bali, lombok, sumatra, batam, bangka, kalimantan dan sulawesi. 2.1.4 Manfaat Yakult Indonesia Persada Dengan mengkonsumsi yakult setiap hari berarti kita telah memasukan 6,5 milyar bakteri hidup yang baik kedalam usus kita yaitu Lactobacillus casei Shirota strain. Ada pun manfaat dari yakult sebagai berikut: 



Meningkatkan bakteri baik di dalam usus







Memperlançar pençernaan







Meningkatkan imunitas dan kekebalan tubuh







Mengurangi raçun dalam usus







Dapat menyeimbangi bakteri baik diusus







Menekan pertumbuhan bakteri merugikan







Menjaga kondisi tubuh



2.1.5 Penyimpanan Yakult disimpan pada suhu0-10°C untuk menghasilkan yakult yang enak dan segar. Jika salah penyimpanan rasa yakult yang manis keasaman akan berubah menjadi lebih asam. Yakult disimpan terhindar dari sinar matahari langsung. Masa kadaluarsa yakult adalah 40 hari sejak diproses dari pabrik. 2.1.6 Pengolahan Limbah Pengolahan limbah pada perusahaan yakult terdiri dari 2 limbah yaitu limbah padat dan limbah cair. Yakult berpedoman pada program CIP (cleaning ditempat). Limbah padat berupa lumpur atau bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan sedangkan limbah cair berasal dari pencucian mesin produksi. PT Yakult indonesia persada telah membangun sistem pengolahan air limbah yang menggunakan teknologi yang diciptakan dari yakult jepang. Sistem ini dimana, menggunakan botol yakult tanpa dasar yang diletakan dalam tangki pengolahan limbah dimana kemudian beragam mikroorganisme



menempati bagian dalam dan luar botol tersebut. Mikroorganisme ini akan mengurai dan mengolah zat zat organik yang membuat keruh air sehingga dapat menghasilkan air yang jernih. 2.1.7 Semboyan Yakult (cintai ususmu minum yakult tiap hari) Usus adalah organ yang sangat penting didalam tubuh manusia. Usus kecil memiliki panjang 4 kali tinggi tubuh. Didalam usus terdapat 100 jenis mikroorganisme yang harus dijaga setiap saat dengan baik agar seluruh tubuh menjadi kuat sehingga manusia dapat hidup dengan baik. Maksud cintai ususmu adalah cara baru untuk peduli terhadap diri sendiri, dimana jika usus kita baik maka kita pun hidup dengan baik pula. 2.1.8 Yakult di Berbagai Negara Yakult tersebar di 4 benua dan 38 negara yaitu:  Australia  Amerika  Asia  Eropa 2.1.9 CPOB (cara pembuatan obat yang baik) CPOB adalah suatu pedoman yang menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu, bertujuan untuk menjamin bahwa produk obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaan. Yang termasuk kedalam CPOB:  Sistem manajemen mutu  Personalisasi  Bangunan  Peralatan  Sanitasi dan hygien  Produksi



 Pengawasan mutu  Dokumentasi  Audit internal  Penyimpanan  Penarikan produk  Penanganan keluhan



2.2 Sidomuncul Tbk



2.2.1 Sejarah Perjalanan PT Sidomuncul Tbk PT sidomuncul berawal dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940 yang dikelola oleh ibu Rahkmat Sulistio diyogyakarta. Banyak peminatan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis sehingga mendorong beliau untuk memproduksi jamu dalam bentuk serbuk, seiring dengan kepindahan beliau kesemarang, pada tahun 1951 didirikanlah perusahaan sederhana dengan nama Sidomuncul. Dengan produk pertama dan andalan adalah jamu tolak angin. Semakin lama permintaan semakin tinggi sehingga pada tahun 1984 pabrik dipindah ke kaligawe semarang. Disini pabrik mulai menggunakan mesin-mesin modern dengan karyawan yang lebih banyak lagi. Dan pada tahun 1997 dibangun pabrik baru didaerah Klepu dengan luas 7 hektar. Seçara pasti PT sidomuncul mengembangkan usaha dibidang jamu yang benar dan baik. Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupu kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik. Saat ini PT Sidomuncul telah memiliki sertifikat ISO 17025 (Bidang laboratorium), ISO 9001 (Bidang managemen mutu), ISO 14000 (Bidang lingkungan) ISO 22000 dan HACCP atau Hazard Analysis Critical Control Point (Bidang keamanan pangan). selain itu, PT Sidomuncul juga memiliki sertifikat CPOB dan CPOBT. Sampai saat ini PT sidomuncul didukung oleh 3000 karyawan dengan tingkat pendidikan yang berpariasi dan ditempatkan sesuai dengan keahliannya.



2.2.2 Proses Produksi Proses pembuatan jamu di PT Sidomuncul ini bersal dari bahan yang 80% dieksfor dari alam dan 20% berasal dari budidaya. Bahan baku yanng diterima biasanya dalam bentuk simplisia, kecuali untuk produk minuman seperti jahe. Proses produksi PT sidomuncul :  Penerimaan bahan baku: Bahan baku yang diterima akan dilakukan QC yang meliputi kebenaran bahan, kebersihan bahan dari bakteri patogen, dan untuk bahan yang simplisia kadar air nya minimal 10%. Setelah memenuhi bukti standar penerimaan dan standar penggunaan, selanjutnya bahan baku dimasukan kedalam gudang penyimpanan.  Pengolahan bahan Bahan baku yang akan digunakan akan dilakukan sortasi terlebih dahulu, kemudian dicuci, dikeringkan dan digiling. Baru kemudian bahan akan dicampur.  Pencampuran bahan Proses pencampuran bahan tidak dapat kami lihat secara langsung karena merupakan rasia pabrik. Setelah proses pencampuran selesai selanjutnya akan dialiri kepipa-pipa untuk mengalami pengemasan primer.  Pengemasan Pengemasan primer dilakukan oleh mesin-mesin canggih yaitu 1 line dan 8 line. Selanjutnya produk akan mengalami pengemasan sekunder. Setelah pengemasan sekunder selesai, produk akan mengalami uji laboratorium terlebih dahulu sebelum didistribusikan.



2.2.3 Hasil Produksi dari PT Sidomuncul Tbk PT Sidomuncul tidak hanya memproduksi jamu tolak angin saja, seiring denga perkembangan zaman PT Sidomuncul terus menghasilkan produk



baru, dan sampai saat ini sidomuncul telah menghasilkan kurang lebih 250 produk , bahkan PT Sidomuncul ini juga memproduksi pupuk dari limbah. seperti:  Tipe serbuk : kukubima energi, kunyit asam, sehat wanita, alangsari, anak sehat  Tipe cair: tolak angin, tolak angin flu, tolak angin anak  Produk lain: pupuk herbafarm



2.2.4 Pengolahan Limbah PT Sidomuncu Tbk Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT.Sidomuncul tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman. Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan dilolah menjadi pupuk organik , yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman.Dengan upaya penanganan limbah tersebut, diharapkan PT. Sidomuncul menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, dan lokasi seputar pabrik menjadi asri karena tanam Dengan upaya penanganan limbah tersebut,diharapkan PT. Sidomuncul menjadi perusahaan yang ramah lingkungan,dan lokasi seputar pabrik menjadi asri karena tanaman tumbuh subur. Penanganan limbah lainnya yaitu:  Limbah cair diproses dimana air hasil olahan sudah memenuhi standar air baku sesuai ketentuan kementrian lingkungan hidup.  Limbah padat terbagi menjadi 2 bagian yaitu: limbah padat organik yang diproduksi oleh anak perusahaan PT Sidomuncul pupuk nusantara yang hasilnya dijual baik dipasaran lokal maupun internasional. Selain itu limbah padat organik juga diolah menjadi pellet atau biomas untuk bahan bakar mesin boiler. Yang kedua adalah



limbah padat anorganik tidak dapat dimanfaatkan lebih lanjut dan akan dimusnahkan dengan incenerator.  Limbah organik tertentu/ampas seperti jahe dan kunyit, tidak langsung diolah menjadi pupuk tapi juga dimanfaatkan lagi melalui proses destilasi untuk diambil minyak atsirinya. 2.2.5 Fasilitas Pabrik a. Laboratorium Laboratorium analisis: terdiri dari labor kimia, labor instrumen, labor mikrobiologi, yang dilengkapi peralatan antara lain: HPLC, GC, TLC Scanner, UPLC, AAS, ICP MS.  Laboratorium farmakologi  Laboratorium klinik  Laboratorium formulasi  Laboratorium farmakognosi  Laboratorium stabilitas b.Kebun perçobaan dan budidaya tanaman obat c.Extraçtio çentre. Saat ini PT Sidomunçul telah memiliki anak perusahaan yaitu PT semarang herbal indoplant yang fokus dibidang ekstraksi, yang melayani kebutuhan sendiri dan pihak luar. d.Pengolahan air bersih e.Pengolahan air limbah f.Perpustakaan Selain tempat pelaksanaan produksi di lokasi pabrik PT Sidomuncul juga terdapat Agrowisata. Lahan agrowisata tersebut berisikan berbagai jenis tanaman obat yang ada diindonesia yang digunakan sebagai bahan baku produksi produk jamu sidomuncul.



2.2.6 CPOTB (cara pembuatan obat tradisional yang baik) CPOTB merupakan persyaratn dasar untuk menerapkan jaminan mutu yang diakui dunia internasional. Dengan demikian penerapan CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat tradisional indonesia agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik dipasar dalam negeri maupun internasional. Yang termasuk kedalam CPOTB :  Sistem manajemen mutu  Personalisasi  Bangunan  Peralatan  Sanitasi dan hygien  Produksi  Pengawasan mutu  Dokumentasi  Audit internal  Penyimpanan  Penarikan produk  Penanganan keluhan 2.3 Sanbe Farma 2.3.1 Sejarah PT Sanbe Farma PT Sanbe Farma merupakan perusahaan farmasi yang didirikan pada tahun1975 di Bandung oleh Drs. Jahja Santosa., Apt. Pabrik pertama PT Sanbe Farma berada di Jl. Kejaksaan No.35 Bandung dan mulai melakukan produksi sebagai industri rumahan (home industry) dengan produk pertama yang diproduksi adalah Kapsul Colsancetine®. Nama Sanbe merupakan singkatan dari Santoso bersaudara (Jahja Santoso adalah seorang apoteker lulusan ITB). Pada mulanya Sanbe memproduksi obat-



obat etikal, tahun 1985 Sanbe memproduksi juga obat-obatan untuk hewan. Tahun 1992, Sanbe mulai memasuki pasar obat bebas (OTC) dengan salah satu merk andalannya yaitu Sanaflu. Pada tahun 1980, PT. Sanbe Farma berpindah lokasi ke Jl. Industri 1 No.9 Cimahi dengan luas bangunan 8000 m2 dan luas lahan 10.000 m2. Hal ini disebakan karena adanya larangan Pemda tentang lokasi industri di pusat kota dan di tengah pemukiman penduduk. Bangunan ini dikenal dengan PT. Sanbe Farma Unit I dan mulai memproduksi produk non penisilin, non sefalosporin, hormon, dan obat hewan (veterinary) pada tahun 1982. Pada tahun 1996 bangunan PT. Sanbe Farma unit II didirikan untuk memenuhi tuntutan produksi yang semakin besar dan sesuai dengan CPOB, dimana bangunan untuk produk penisilin dan sefalosporin harus diproduksi di bangunan terpisah. Bangunan ini didirikan di Jl. Leuwigajah No.162. Luas bangunan unit II adalah 5.600 m2 (5 lantai) dan luas lahan 4.900 m2. Unit II memproduksi khusus produk beta laktam dan sefalosporin dengan berbagai macam bentuk sediaan (kapsul, kaplet, kaplet salut film, sirup kering dan injeksi kering). 2.3.2 Prosedur Penjaminan Mutu Bahan Baku PT. Sanbe Farma mulai dari pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan dicatat dalam suatu catatan harian (log book) yang meliputi keterangan mengenai persediaan, nomor batch atau lot, tanggal penerimaan atau pengeluaran, tanggal diluluskan dan tanggal daluwarsa dari suatu bahan awal. Setiap bahan awal sebelum dinyatakan lulus untuk digunakan, dikarantina terlebih dahulu untuk diperiksa oleh bagian pengawasan mutu (Quality Control) agar memenuhi spesifikasi bahan awal yang sudah ditetapkan. Bahan awal yang tidak diluluskan diberi label “DITOLAK”, diletakkan di tempat terpisah, untuk kemudian dikembalikan kepada pemasok atau dimusnahkan. Setiap penerimaan bahan awal dilakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan terhadap kebenaran semua data yang ditulis pada label “KARANTINA” dari setiap wadah bahan baku yang



diambil contohnya dan pemeriksaan visual yaitu wadah rusak atau bocor, tutup wadah yang segelnya rusak atau bekas dibuka, wadah yang diragukan keasliannya, label pabrik pembuat tidak tercantum atau tidak jelas, serta tercium bau asing, basah atau keadaan fisik lain yang berbeda dari biasanya.



Penyimpanan dilakukan dalam ruangan yang telah diatur



suhunya, tergantung dari kestabilan bahan. Persediaan bahan awal diperiksa dalam selang waktu tertentu untuk meyakinkan bahwa wadahnya bertanda benar dan dalam kondisi yang baik. Pengambilan contoh ulang dilakukan sebagaimana spesifikasi bahan baku yang telah ditetapkan dan dipasang label “PENGUJIAN ULANG”. Penyerahan bahan awal dilakukan diruangan terpisah untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Ruangan tersebut dilengkapi dengan vakum yang digunakan untuk membersihkan debu dan alat timbang yang telah dikalibrasi secara teratur. 2.3.3 Pengolahan Produk Steril & Non Steril Pengolahan produk steril atau injeksi kering terdiri dari beberapa tahapan Yaitu : 



Persiapan







Penyortiran







Pencucian







Sterilisasi







Pengisian







Penyortiran (Visual Inspection)



Pengolahan produk non steril : Sebelum dilakukan kegiatan produksi, harus dipastikan kesiapan jalurproduksi. Kesiapan jalur ini dilaksanakan oleh bagian produksi kemudian diperiksa kebenarannya oleh bagian IPC (In Process Control). Semua bahan baku yang akan dipakai dalam proses produksi harus diperiksa ulang kesesuaiannya dengan catatan pengolahan bets yang meliputi nomor analisa, nomor bets, nama sediaan, kode bahan baku, dan



berat bahan baku. Perlu juga dilakukan pemeriksaan kondisi ruangan seperti suhu dan kelembaban ruangan, kebersihan ruangan, kebersihan peralatan yang dilakukan oleh koordinator produksi dan dilakukan pemeriksaan ulang oleh bagian IPC. Setiap ruangan dan peralatan yang sudah dibersihkan diberi label “CLEAN” yang ditempel pada ruangan dan peralatan tersebut. 2.3.4 Prosedur Dalam Bagian Quality Control Pengawasan Mutu atau Quality Control (QC) merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam menjamin mutu obat yang diproduksi agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dan industri itu sendiri. QC adalah suatu bagian yang berhak untuk meluluskan atau menolak bahan baku (bahan baku obat maupun bahan baku kemas) serta produk ruahan. Departemen QC PT Sanbe Farma Unit II bertugas dalam melakukan pengujian terhadap raw material, packaging material, bulk material/ intermediate material product, dan obat jadi; menentukan rencana pengambilan sampel, menetapkan spesifikasi raw material, packaging material; menetapkan spesifikasi produk jadi, melakukan pengujian terhadap air, serta melakukan pengujian terhadap stabilitas. Pengujian yang dilakukan Quality Control di PT. Sanbe Farma Unit II dibagi menjadi 3 macam pengujian yaitu Pengujian Fisika-Kimia, Mikrobiologi, dan Stabilitas. 2.3.5 Pembagian Ruangan PT Sanbe Farma  Lantai 1 : Resepsionis, Gudang Bahan Baku, San-Qlin-Eq, bagian personalia dan umum, administrasi, bagian teknik, dan pengemasan produk penisilin.  Lantai 2 : Daerah produksi Penisilin, penerimaan bahan baku Pencillin, gudang bahan pengemas (Polycellonium), ruang plant



manager, ruang manager produksi, ruang sampling bahan baku Penisilin dan ruang timbang.  Lantai 3 : Bagian pengawasan mutu, bagian penelitian dan pengembangan(Research and Development) serta bagian compliance.  Lantai 4 : Sefalosporin, penerimaan bahan baku Sefalosporin, ruang sampling



bahanbaku



Sefalosporin,



gudang



bahan



pengemas



(Polycellonium) dan bagian pengemasan Sefalosporin.  Lantai 5 : Kantin umum, bagian validasi 2.3.6 Persyaratan Yang Wajib Dalam Ruangan Proses Produksi  Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan, tidak merupakan tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan, bagian sudut dan tepi dinding dibuat melengkung.  Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.  Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.  Tahan terhadap bahan pembersih. Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :



1. Unsclassified Area Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (unsclassified area) tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold stroge dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik. 2. Black area Area ini disebut juga area kelas E. ruang ataupun area yang termasuk dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder.



Setiap karyawan wajibmengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala). 3. Grey area Area ini disebut juga area kelas D. ruang ataupun area yang masuk dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling digudang. Setiap karyawan yang masuk kearea ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock. 4. White area Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam area iniadalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produk steril, ruang mixing untuk produksi steril, background ruang filling, laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilisasi).



2.4 Martina Berto 2.4.1 Sejarah PT Martina Berto Pada tahun 1977, PT Matina Berto berdiri sebagai industri rumah dengan produk bermerek Sariayu. Pada tahun 1981, perusahaan mendirikan pabrik modern pertama di Pulo Ayan, Pulogadung Industrial Estate. Pada tahun 1986, pabrik kedua didirikan pada Pulo Kambing, Pulogadung Industrial Estate. Pada tahun 1993, perusahaan mengakuisisi pabrik kosmetik PT Cedefindo sebagai manufaktur kontrak untuk internal dan eksternal. Pada tahun 1995, PT Martina Berto III didirikan di Gunung Putri, Bogor. Pada tahun 1996 PT Martina Berto menjadi pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang



memperoleh 9001 certification.In ISO 2000, perusahaan ini menjadi satusatunya pendiri Global Compact PBB dari Asia, juga mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat GMP: CPKB (Cara Produksi kosmetika Yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional Yang Baik). Pada tahun 2008, ia dianugerahi "Most Admired Enterprise di ASEAN" kategori 'Inovasi' dari Asean Bussiness Forum.  visi dan misi perusahaan : Menjadi perusahaan terkemuka dan kecantikan perawatan spa di dunia dengan produk berbasis alami dan tradisional dalam penelitian modern dan pengembangan untuk tujuan memberikan nilai tambah kepada konsumen dan lain-lain. 2.4.2 Prosedur Penjaminan Mutu Bahan Baku Acuan pada pemeriksaan bahan baku adalah standar bahan baku internal yang ditetapkan R&D standardisasi. Secara umum bahan baku yang diperiksa meliputi bahan baku cair, wax atau granular, serbuk, zat warna, dan parfum. Setiap hasil uji diberi label status sesuai hasil pemeriksaannya. Label status tersebut antara lain label released (warna hijau) untuk pemeriksaan yang memenuhi spesifikasi pemeriksaan. Label rejected (warna merah) untuk hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi spesifikasi pemeriksaan. Label hold (warna jingga) untuk hasil pemeriksaan yang memerlukan keputusan penanganan lebih lanjut. Bahan baku released dipindahkan penyimpanannya dari ruang karantina keruang penyimpanan bahan baku. Untuk menjaga kualitas bahan baku yang ada dilakukan pemeriksaan ulang. Setiap bahan baku memiliki masa periksa ulang yang berbeda. Bahan baku cair mempunyai masa periksa ulang (PU) 6 bulan sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan 3 bulan untuk bahan yang sensitif. Bahan baku serbuk mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan 6 bulan untuk bahan yang senstif.



Sedangkan bahan baku parfum mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali dan zat warna 2 tahun sekali. 2.4.3 Pengolahan Produk Steril & Non Steril  Semua bahan awal harus lulus uji sesuai spesifikasi yang ditetapkan.  Semua prosedur pembuatan harus dilaksanakan sesuai prosedur tetaptertulis.  Semua pengawasan selama proses yang diwajibkan harus dilaksanakan dandicatat.  Produk ruahan harus diberi penandaan sampai dinyatakan lulus oleh Bagian Pengawasan Mutu.  Perhatian



khusus



hendaknya



diberikan



kepada



kemungkinan



terjadinyakontaminasi silang pada semua tahap proses produksi.  Hendaknya dilakukan pengawasan yang seksama terhadap kegiatan pengolahan yang memerlukan kondisi tertentu, misalnya pengaturan suhu, tekanan, waktu dan kelembaban.  Hasil akhir proses produksi harus dicatat. 2.4.4 Prosedur Dalam Bagian Quality Control Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh QC mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Standar yang digunakan adalah standar mutu iternal yang dibuat oleh R&D. Acuan digunakan untuk penetapan standar adalah berbagai kompendial seperti farmakope Indonesia, BP, USP, dan sebagainya.Laboratorium QC (Quality Control) terdiri dari 5 bagian pemeriksaan yaitu:  pemeriksaan raw material  pemeriksaan packaging material  pemeriksaan bulk work in process  pemeriksaan mikrobiologi  pemeriksaan in process control dan outing product



Pemeriksaan raw material dilakukan terhadap setiap bahan baku yang datang dari supplier. Staf QC yang bertugas sebagai sampler bahan baku yang akan menyampling bahan baku yang telah diberi status karantina. Secara umum bahan baku yang diperiksa meliputi bahan baku cair, wax atau granular, serbuk, zat warna, dan parfum. 2.4.5 Pembagian Ruangan PT Martina Berto Secara umum warehouse memiliki 3 bagian besar yaitu :  Gudang awmaterial (bahan baku)  Packaging material (bahan kemas)  Finish goods (produk jadi) Barang-barang yang ada di gudang sesuai dengan standing order yang diberikan oleh bagian purchasing yang jumlahnya sesuai dengan FKB (Form kebutuhan bahan) yang dihitung oleh PPIC. Berkaitan dengan status barang yang terdapat di gudang maka PPIC akan mengeluarkan status (-), (+), dan (=). Barang dengan status (-) akan diserahkan ke bagian purchasing untuk dibuatkan PO ( purchasing order) dan diserahkan ke supplier untuk pemesanannya. 2.4.6 Persyaratan Yang Wajib Dalam Ruangan Proses Produksi Bahan baku di gudang disimpan berdasarkan jenisnya yaitu liquid , wax,dan granular, parfum, zat warna, dan serbuk. Terdapat ruang khusus yangdisediakan untuk penyimpanan bahan baku parfum dan bahan baku tergolong B3.Bahan baku parfum biasanya disimpan dalam ruang khusus bersuhu 22°C untuk mengurangi terjadinya penguapan. Sedangkan bahan baku dengan logo B3disimpan dalam ruang khusus yang terpisah dari penyimpanan containment .



bahan



baku



lainnyadengan



dilengkapi



secondary



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan 



Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa PT yakult memenuhi standar produksi, yang mana proses produksi yakult dilakukan denga sangat steril, bahkan limbah yakult bisa diolah menjadi air yang sangat bersih yang dimanfaatkan sebagai air kolam yang terletak didepan perusahaan itu sendiri.







PT Sidomuncul merupakan industri herbal yang memenuhi standar syarat CPOB dan CPOBT, PT sidomuncul ini memiliki lahan yang cukup luas, dan ruangan pabrik tertata rapi serta pengolahan limbah yang sangat kreatif, dimana limbah dimanfaatkan untuk membuat pupuk.







Kontrol kualitas dalam berperan sangat penting dalam industri.







Pembagian ruagan pada suatu industri juga bagus sehingga kita bisa tau tempat tersebut digunakan untuk bagian apa saja.



3.2 Saran 



Waktu kunjungan yang terlalu singkat,sehingga tidak semua tempat produksi dapat dilihat.



LAMPIRAN



PT YAKULT



PT SIDOMUNCUL