13 0 4 MB
Lesson Learnt
LAPORAN HASIL PEMBELAJARAN Kelompok II
Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VII Tahun 2021
Kota Bandung, 3 s.d 7 Oktober 2021
Lesson Learnt Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VII Tahun 2021
Kota Bandung, 3 s.d 7 Oktober 2021
TIM PENYUSUN
Adhi Aqwam, ST, M.Eng, M.Sc
Peserta
Indra Wahyudi Rahmat, S.STP,MM
Peserta
Andi Irmawati, ST, MM
Peserta
Dr. Mahjulan, SP, MP
Peserta
A.Faruk, S.ST Par, M.Si
Peserta
Juniar Setiawan , SE
Peserta
Syofrion M, SE, M.Si
Peserta
Hj. Andi Surianti, SE, M.Ap
Peserta
Supardi, SE
Peserta
H. Rustang, SKM, M.Kes
Peserta
Ir Kaharudin S, M.P (Widyaiswara Ahli Utama)
Pembimbing
Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VII
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA KEMENDAGRI REGIONAL MAKASSAR Tahun 2021 i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Hasil Studi Lapangan dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VII Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian dalam Negeri (PPSDM KEMENDAGRI) Regional Makasar yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung. Pelaksanaan Studi Lapangan ini mengambil locus pada Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung yang dimulai sejak tanggal 3 s.d 7 Oktober 2021. Berbagai pembelajaran menarik dan penting telah peserta dapatkan selama proses diskusi dan interaksi berlangsung. Diantaranya adalah pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu meningkatkan kinerja pelayanan organisasi, mendorong terwujudnya kepemimpinan transformasional dan konsisten untuk menciptakan inovasi pelayanan yang adaptif terhadap tuntutan pelayanan yang lebih baik dari waktu ke waktu. Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang terhormat: 1. Bpk. T. R. Fahsul Falah, S.Sos., M.Si., selaku Kepala Pusat Pengembangan SDM Kemendagri Regional Makassar; 2. Bpk. Yuliandri Rahadiyanto, S.IP., M.Si. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappelitbang Kota Bandung selaku narasumber; 3. Ir. Kaharudin S, M.P (Widyaiswara Ahli Utama)selaku Pembimbing Kelompok II sekaligus yang menjadi Coach kami selaku peserta dari kelompok II untuk penyusunan dan Implementasi Rencana Aksi Perubahan; 4. Seluruh peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VII Tahun 2021 yg telah bekerjasama dengan baik selama Studi Lapangan berlangsung. ii
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami dalam selama pelaksanaan studi lapangan sampai dengan penyusunan Laporan Hasil Studi Lapangan ini. Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami, mendapat pahala terbaik dari Allah SWT. Kami menyadari dalam Laporan Hasil Studi Lapangan ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak penyempurnaan. Dengan demikian saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dari berbagai pihak. Atas saran, kritik dan bantuaannya kami ucapkan terima kasih.
Kota Bandung, 7 Oktober 2021
iii
DAFTAR ISI Halaman judul Tim Penyusun …………………………………………………………………...... Kata pengantar …………………………………………………………………...... Daftar isi …………………………………………………………………...... Daftar tabel …………………………………………………………………...... Daftar gambar …………………………………………………………………...... Bagian 1 PROFIL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BAPPELITBANG) KOTA BANDUNG…….………………………………………………….. 1.1. Visi Dan Misi Kota Bandung..……………………………….. 1.2. Tugas, Fungsi Dan Struktur Bappelitbang Kota Bandung ………………………………………………… 1.3. Isu Strategis………………………………………………………… Bagian 2 DESKRIPSI KINERJA BAPPELITBANG KOTA BANDUNG……………… Bagian 3 KEY SUCCESS FACTORS KINERJA BAPPELITBANG KOTA BANDUNG……………………………………………………………….... Bagian 4 KEBERLANGSUNGAN KEUNGGULAN STRATEGI DAN MANAJEMEN KINERJA PELAYANAN PUBLIK…………………………. Bagian 5 LESSON LEARNT HASIL STUDI LAPANGAN PADA BAPPELITBANG KOTA BANDUNG……………………………………………………….... 5.1. Peran Kepemimpinan………………………………………………….. 5.2. Inovasi Pelayanan………………………………………………………. 5.3. Kompetensi dan pemberdayaan SDM…………………………….. 5.4. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan……………………………………………………………… 5.5. Penerapan Manajemen Kinerja……………………………………… 5.6. Penerapan Manajemen Risiko……………………………………….. 5.7. Planning & Budgeting………………………………………………….. 5.8. Pemanfaatan Teknologi………………………………………………..
i ii iv v vi 1 1 10 14 16 27 29 31 31 32 32 33 33 34 34 35
iv
DAFTAR TABEL
TABEL 1.
Isu Strategis dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan di Kota Bandung……………...... 13
TABEL 2.
Tujuan dan Sasaran Bappelitbang dalam rangka pencapaian Visi dan Misi RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023………………………………………………………….. 22
TABEL 3.
Indikator Kinerja Utama Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018 – 2023………………………………………………………...
23
TABEL 4.
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018-2023……………………………………………… 24
TABEL 5.
Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung sampai dengan Tahun ke 4 (2017)…………………………………... 25
v
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.
Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan ………….................................... 13
GAMBAR 2.
Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran (SIRA) Kota Bandung ……………………………………………………………… 17
GAMBAR 3.
Sistem e-Musrenbang Kota Bandung ….…………………………... 17
GAMBAR 4.
Sistem e-Reses Kota Bandung……….……………………………… 18
GAMBAR 5.
Sistem e-Monev Kota Bandung……………………………………... 19
GAMBAR 6.
Sistem e-Litbang Kota Bandung ………….………………………... 21
vi
BAGIAN 1 1.1.
PROFIL
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BAPPELITBANG) KOTA BANDUNG
Visi Dan Misi Kota Bandung
Visi Kota Bandung Tahun 2018 - 2023
TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, SEJAHTERA, DAN AGAMIS
Penjabaran visi tersebut adalah sebagai berikut: Bandung : Meliputi seluruh wilayah dan isinya. Artinya Kota Bandung dan seluruh warganya yang berada di dalam satu kawasan dalam batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1810 hingga sekarang. Unggul : Dengan berbagai capaian prestasi yang telah diraih pada periode sebelumnya, maka Pemerintah Kota Bandung akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik disetiap sektor serta tetap menjadi contoh bagi daerah lain
dalam bentuk terobosan bagi pembangunan daerah. Dukungan SDM Kota Bandung yang berkualitas baik secara fisik dan mental akan berdampak positif tidak hanya terhadap
peningkatan
daya
saing
dan
kemandirian
daerah, namun juga dalam mendukung pembangunan Kota Bandung. Nyaman
:
Dalam
rangka
menjaga
kesinambungan
pembangunan, maka kualitas infrastruktur yang sudah baik harus
terus
dampak
ditingkatkan dengan tetap
terhadap
kualitas
memperhatikan
lingkungan.
Pemenuhan
kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air dan udara harus terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali dengan ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya yang
responsif
terhadap berbagai aktifitas dan perilaku
penghuninya. Kebutuhan ruang dalam konteks pelaksanaan pembangunan harus tetap berpihak terhadap lingkungan. Sejahtera
:
Kesejahteraan
lahir
dan
batin
yang
ingin
diwujudkan merupakan kesejahteraan yang berbasis pada individu,
keluarga
dan
lingkungan
sebagai
dasar
pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam arti yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah
manifestasi
Kesejahteraan kepercayaan
dari
seperti diri
yang
sejahtera
inilah tinggi
yang pada
yang akan
paripurna. membentuk
masyarakat
Kota
Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik hingga menjadi teladan bagi kota lainnya. Agamis : Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, manifestasi
dari
kesempurnaan
kehidupan
beragama
sebagai wujud perintah Tuhan bahwa tujuan akhir dari kehidupan beragama harus mampu menjadi rahmat bagi alam
semesta.
Terwujudnya
masyarakat
yang
agamis
adalah kondisi yang harus hadir sepanjang tahun 2018- 2023. Dalam masyarakat yang agamis semua warga masyarakat mengamalkan ajaran agama
masing-masing ke dalam
bentuk cara berfikir, bersikap dan berbuat. Ajaran agama tidak saja hanya dijadikan kegiatan ritual namun juga diimplementasikan
ke
dalam
pencapaian
pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan sosial kemasyarakatan. Rumusan Misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Membangun
Masyarakat
yang
Humanis,
Agamis,
Berkualitas dan Berdaya Saing Pemerintah Kota Bandung dengan berlandaskan nilainilai agama dan budaya, berkomitmen memberikan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pelayanan pendidikan, kesehatan dan sosial yang bermutu, adil dan merata. Pencapaian misi 1 didukung oleh tujuan dan sasaran yang dapat dilihat pencapaiannya dari indikator kinerja. Adapun
tujuan,
mendukung
misi
sasaran 1
dan
dapat
indikator
dijelaskan
kinerja
secara
yang
singkat
sebagai berikut: A. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam misi membangun masyarakat yang humanis, agamis, berkualitas dan berdaya saing adalah membangun masyarakat Kota Bandung yang mandiri dengan jaminan pendidikan,
kesehatan
yang
bermutu,
adil
dan
merata
berlandaskan nilai-nilai agama dan budaya, yang dapat dilihat atau diukur dari pencapaian indikator kinerja Indeks Pembangunan Manusia. B. Sasaran Dalam rangka pencapaian tujuan dari misi 1 di atas, maka
dapat
dilihat
dari
uraian
sasaran
strategis
dibawah ini: 1. Meningkatnya Kualitas Pendidikan Masyarakat Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kinerja terkait meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat di Kota Bandung adalah Harapan Lama Sekolah, Angka Kelulusan, Rata-rata Nilai Hasil Ujian SD dan Rata-rata Nilai Hasil Ujian SMP. 2. Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kinerja terkait meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
adalah
Umur
Harapan
Hidup. 2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Melayani, Efektif, Efisien dan Bersih Pemerintah Kota Bandung membangun sumber daya aparatur yang berintegritas dan kompeten, melalui smart government
yang
terintegrasi
untuk
mewujudkan
pelayanan publik yang efektif, efisien dan prima. Pencapaian misi 2 didukung oleh tujuan dan sasaran yang dapat dilihat pencapaiannya dari indikator kinerja. Adapun
tujuan,
mendukung
misi
sebagai berikut:
sasaran 2
dan
dapat
indikator
dijelaskan
kinerja
secara
yang singkat
A. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam misi mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien dan melayani adalah terlaksananya reformasi birokrasi yang efektif dan
efisien
yang
dapat
dilihat
atau
diukur
dari
pencapaian indikator kinerja Indeks Reformasi Birokrasi. B. Sasaran Dalam rangka pencapaian tujuan dari misi 2 di atas, maka
dapat
dilihat
dari
uraian
sasaran
strategis
dibawah ini: 1. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi. Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kinerja terkait meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi adalah Persentase Perangkat Daerah dengan Nilai Indeks Kepuasan Baik, Nilai
Evaluasi
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (AKIP) Kota, Nilai LPPD Kota, dan Opini BPK
terhadap
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah. 2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kinerja terkait meningkatnya kualitas pelayanan public adalah Level Kematangan Smart City Kota Bandung. 3. Membangun
Perekonomian
yang
Mandiri,
Kokoh,
dan
Berkeadilan Kota Bandung sebagai sebuah kota jasa, mendorong kesejahteraan masyarakat yang merata dan berkeadilan melalui pertumbuhan ekonomi tenaga kerja dan UMKM local
yang
berbasis
padat
Pencapaian misi 3 didukung oleh tujuan dan sasaran dapat
dilihat
Adapun
pencapaiannya
tujuan,
sasaran
dari
indikator
dan indikator
kinerja.
kinerja
yang
mendukung misi 3 dijelaskan sebagai berikut: A. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam misi membangun perekonomian yang mandiri, kokoh, dan berkeadilan adalah terciptanya pertumbuhan ekonomi yang maju, berkelanjutan dan berkeadilan, yang dapat dilihat atau diukur dari pencapaian indikator kinerja Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Gini Kota Bandung. B. Sasaran Dalam rangka pencapaian tujuan dari misi 3 di atas, maka
dapat
dilihat
dari
uraian
sasaran
strategis
dibawah ini: 1. Meningkatnya Perekonomian Kota Adapun pencapaian
indikator
yang
kinerja
menggambarkan
terkait
meningkatnya
perekonomian kota adalah PDRB Perkapita, Indeks Daya Saing Pariwisata dan Pengeluaran Perkapita. 2. Menurunnya Jumlah Penduduk Miskin Adapun pencapaian
indikator kinerja
yang terkait
menggambarkan menurunnya
jumlah
penduduk miskin adalah Angka Kemiskinan. 3. Meningkatnya Kesempatan Kerja Adapun pencapaian
indikator kinerja
yang terkait
menggambarkan meningkatnya
kesempatan kerja adalah Tingkat Pengangguran Terbuka.
4. Mewujudkan Bandung nyaman melalui Perencanaan Tata Ruang, Pembangunan Infrastruktur serta
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan Pemerintah Kota Bandung mendorong pembangunan infrastruktur dan penataan ruang secara sinergis dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai daya dukung lingkungan, melalui sistem yang inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan Pencapaian misi 4 didukung oleh tujuan dan sasaran yang dapat dilihat pencapaiannya dari indikator kinerja. Adapun
tujuan,
mendukung
sasaran
misi
4
dan
dapat
indikator
dijelaskan
kinerja
secara
yang singkat
sebagai berikut: A. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam misi mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan
infrastruktur
pemanfaatan
ruang
berwawasan
serta
yang
lingkungan
pengendalian
berkualitas
adalah
dan
terwujudnya
infrastruktur dan tata ruang kota yang berkualitas dan berwawasan lingkungan, yang dapat dilihat atau diukur
dari
pencapaian
indikator
kinerja
Indeks
Liveable City Aspek Tata Ruang, Lingkungan Hidup dan Infrastruktur Kota Bandung. B. Sasaran Dalam rangka pencapaian tujuan dari misi 4 di atas, maka
dapat
dilihat
dari
uraian
sasaran
strategis
dibawah ini: 1. Meningkatnya Ruang Kota yang
Nyaman
dan
Berkelanjutan Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kota
yang
kinerja
terkait meningkatnya
nyaman
dan
berkelanjutan
ruang adalah
Persentase RTH 2. Meningkatnya
Infrastruktur
Kota
Terpadu
dan
Berkualitas Adapun
indikator
pencapaian
yang
kinerja
menggambarkan
terkait
meningkatnya
infrastruktur kota terpadu dan berkualitas adalah Lama
Genangan
Genangan,
yang
tertangani
pada
Titik
Jumlah Aspek Penyebab Kemacetan,
dan Persentase Luasan Kawasan Kumuh. 3. Meningkatnya Layanan Air Bersih Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kinerja terkait meningkatnya layanan air bersih adalah Cakupan Layanan Air Bersih. 4. Meningkatnya
Kualitas
Lingkungan
Hidup
Kota
Bandung Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kinerja terkait meningkatnya kualitas lingkungan hidup Kota Bandung adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Cakupan Layanan Pengelolaan Sampah Kota. 5. Mengembangkan
Pembiayaan
Kota
yang
Partisipatif,
Kolaboratif dan Terintegrasi Pemerintah
Kota
menyelenggarakan
Bandung pembangunan
berkomitmen kota
melalui
pembiayaan inovatif dan terintegrasi dengan melibatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, Swasta dan Masyarakat. Pencapaian misi 5 didukung oleh tujuan dan sasaran yang dapat dilihat pencapaiannya dari indikator kinerja. Adapun
tujuan,
sasaran
dan
indikator
kinerja
yang
mendukung
misi
5
dapat
dijelaskan
ingin
dicapai
secara
singkat
sebagai berikut: A. Tujuan Tujuan
yang
dalam
misi
mengembangkan pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif
dan
terintegrasi
adalah
optimalisasi
partisipasi dan kolaborasi dalam pembangunan, yang dapat dilihat atau diukur dari indikator kinerja tingkat partisipasi dan kolaborasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan. B. Sasaran Dalam rangka pencapaian tujuan dari misi 5 di atas, maka
dapat
dilihat
dari
uraian
sasaran
strategis
dibawah ini: 1. Meningkatnya Partisipasi dan Kolaborasi Masyarakat
dalam Pembangunan Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kinerja terkait meingkatnya partisipasi dan kolaborasi masyarakat dalam pembangunan adalah Tingkat Partisipasi dan Kolaborasi Masyarakat dalam Pembangunan 2. Meningkatnya
Partisipasi
dan
Kolaborasi
Swasta
dalam Pembangunan Adapun
indikator
yang
menggambarkan
pencapaian kinerja terkait meningkatnya partisipasi dan
kolaborasi
adalah
swasta
Persentase
dalam
Realisasi
pembangunan Program/Agenda
Prioritas Pembangunan yang dibiayai dari TJSL dan Sumbangan Pihak Ketiga dan Persentase Realisasi Program/Agenda
Prioritas
dibiayai dari Swasta.
Pembangunan
yang
1.2. Tugas, Fungsi Dan Struktur
Bappelitbang Kota Bandung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung (Bappeda) Kota Bandung adalah lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang melaksanakan urusan perencanaan pembangunan daerah lingkup Kota Bandung. Pembentukan Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung didasarkan pada Peraturan DaerahNomor 21 Tahun 1981 dan Perda Nomor 24
Tahun
1981. Dalam era
desentralisasi dan otonomi daerah, dikeluarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Tingkat Kota Bandung, yang mengubah nama Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung menjadi Bappeda Kota Bandung. Perubahan tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Bappeda kembali mengalami perubahan sesuai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung. Selanjutnya
berubah
kembali
dengan
ditetapkannya
Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang mengubah nama Bappeda Kota Bandung menjadi Bappelitbang Kota Bandung.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan. Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Badan Perencanaan
Pembangunan
Penelitian
Dan
Pengembangan
mempunyai fungsi : 1. penyusunan kebijakan teknis lingkup perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan; 2. pelaksanaan
tugas
dukungan
teknis
lingkup
perencanaan
pembangunan, penelitian dan pengembangan; 3. pemantauan,
evaluasi,
dan
pelaporan
pelaksanaan
tugas
dukungan teknis lingkup perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan; 4. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan Pemerintah
Daerah
lingkup
perencanaan
pembangunan,
penelitian dan pengembangan; dan 5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut diatas, maka berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor Nomor 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Walikota Bandung
Nomor
1402
Tahun
2016
tentang
Kedudukan,
Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung terdiri atas: 1. Kepala Badan; 2. Sekretariat, yang membawahi: a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program. 3. Kepala Bidang Analisis Pembangunan Daerah Program, Data, Evaluasi dan Pelaporan, yang membawahi: a. Kepala
Sub
Bidang
I
Analisis
Pembangunan
Daerah
dan
Perencanaan Program; b. Kepala Sub Bidang II Pengendalian dan Evaluasi; c. Kepala Sub Bidang III Data, Informasi dan Pelaporan. 4. Kepala Bidang I Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan, yang membawahi: a. Kepala
Sub
Bidang
Perencanaan
Sosial
Budaya
dan
Bidang
Perencanaan
Sosial
Budaya
dan
Bidang
Perencanaan
Sosial
Budaya
dan
Pemerintahan I; b. Kepala
Sub
Pemerintahan II; c. Kepala
Sub
Pemerintahan III. 5. Kepala Bidang II Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya
Keuangan
dan SDA, yang membawahi: a. Kepala
Sub
Bidang
Perencanaan
Ekonomi,
Sumberdaya
Ekonomi,
Sumberdaya
Ekonomi,
Sumberdaya
Keuangan dan Sumber Daya Alam I; b. Kepala
Sub
Bidang
Perencanaan
Keuangan dan Sumber Daya Alam II; c. Kepala
Sub
Bidang
Perencanaan
Keuangan dan Sumber Daya Alam III. 6. Kepala Bidang III Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, yang membawahi: a. Kepala
Sub
Bidang
Perencanaan
Infrastruktur
dan
Perencanaan
Infrastruktur
dan
Pengembangan Wilayah I; b. Kepala
Sub
Bidang
Pengembangan Wilayah II; c. Kepala Sub Bidang Perencanaan Infrastruktur Pengembangan Wilayah III.
dan
7. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, yang membawahi: a. Kepala Sub Bidang I Sosial dan Pemerintahan; b. Kepala Sub Bidang II Ekonomi dan Pembangunan; c. Kepala Sub Bidang III Inovasi dan Teknologi. 8. Jabatan Pelaksana dan Fungsional. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Badan dipimpin oleh dr. AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh pejabat struktural sebagaimana terdapat dalam struktur organisasi dibawah ini: Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan
1.3.
Isu Strategis
Sebagaimana
disebutkan
dalan
dikumen
Renstra
Bappelitbang Kota Bandung tahun 2018-2023, isu strategis dalam perencanaan pembangunan daerah di Kota Bandung dapat diidentifikasi menjadi beberapa aspek dan isu strategis sebagai berikut : Tabel 1 Isu Strategis dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan di Kota Bandung No. 1.
Aspek Koordinasi dan Kualitas Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
Isu Strategis 1. Belum optimalnya koordinasi antara Bappelitbang dengan Perangkat Daerah terkait informasi perencanaan, pelaksanaan input program dan kegiatan, pengendalian dan evaluasi serta pelaporan dokumen perencanaan yang tepat waktu. 2. Belum optimalnya koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas penganggaran dalam upaya menjaga konsistensi dan atau kontinuitas perencanaan dan penganggaran sehingga program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak tereduksi di dalam proses penganggaran. 3. Masih ditemukan ketidakselarasan antara program dan kegiatan dengan indikator kinerjanya, sehingga pencapaian kinerja sulit
No.
Aspek
Isu Strategis terukur dan dicapai. 4. Masih ditemukan ketidaksesuaian antara nomenklatur kegiatan dengan uraian belanja dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) Perangkat Daerah. 5. Rendahnya capaian target pagu Belanja Langsung RKPD yang mengakomodir usulan masyarakat melalui Musrenbang. 6. Belum optimalnya hasil litbang yang dijadikan acuan/dasar baik dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah maupun dalam proses pengambilan kebijakan Pemerintah Kota
2.
Sistem Pengelolaan Data dan Informasi
1. Belum
optimalnya sistem pengelolaan data dan informasi yang dapat menghimpun seluruh produk Bappelitbang secara terintegrasi agar informasi mengenai hasil kajian maupun dokumen perencanaan mudah didapatkan. 2. Beragamnya sumber data perencanaan sehingga memerlukan perhatian khusus terkait aktualisasi dan tingkat akurasi data yang disajikan.
3.
Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Hasil Perencanaan Pembangunan
1. Belum
adanya standar atau pedoman pengendalian dan evaluasi bagi perencanaan, pelaksanaan dan hasil perencanaan pembangunan
dan pemerataan kualitas SDM ASN Bappelitbang yang memiliki kemampuan dan kompetensi sesuai dengan tugas dan fungsinya; 2. Masih kurangnya Sarana Prasarana untuk menunjang pelayanan administrasi, perencanaan pembangunan daerah dan kelitbangan Sumber : Renstra Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018-2023 4.
Sumber Daya Manusia dan Standar Pelayanan
1. Ketersediaan
BAGIAN 2
DESKRIPSI KINERJA BAPPELITBANG KOTA BANDUNG
Kinerja
pelayanan
Perencanaan
Badan
Pembangunan
Penelitian dan Pengembangan Kota
Bandung
yang
utama
berkaitan dengan urusan yang menjadi kewenangannnya yaitu urusan
perencanaan
pembangunan dengan fokus pada : (1) Perumusan kebijakan, (2) Bimbingan, Konsultasi, dan Koordinasi (3) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dan (4) Urusan Penelitian dan Pengembangan. Adapun tujuan dan sasaran jangka menengah Bappelitbang yang mendukung capaian Visi dan Misi Kepala Daerah yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kota Bandung Tahun 2018 – 2023 dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan uraian tujuan dan sasaran jangka menengah Bappelitbang Kota Bandung yang mendukung pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023, dapat disimpulkan beberapa indikator
yang
menjadi
Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
Bappelitbang, seperti yang tergambarkan pada tabel 3. Berdasarkan beberapa uraian dan penjelasan terkait Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Bappelitbang tahun 2018-2023, diperlukan penentuan target atas indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui tingkat ketercapaian atas kinerja yang dihasilkan oleh Bappelitbang setiap tahunnya dalam periode 5 tahun. Data target indikator kinerja tujuan dan sasaran Bappelitbang tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Jika dilihat sebagaimana tersaji pada tabel 5, dapat dilihat
bahwa
kinerja
pelayanan
Bappelitbang
Kota
Bandung selalu meningkat dari tahun ketahun. Hal ini terlihat dari data capaian kinerja sebagaimana informasi yang diperoleh dari dokumen Laporan Kinerja Instansi selalu
Pemerintah lebih
dari
Kemudahan memperoleh paralel
(LKIP)
100%
tahun
atau
Bappelitbang capaian
dengan
2020
selalu Kota
kinerja
dimulainya
menunjukkan
melebihi
target.
Bandung
yang
dalam
optimal
pemanfatan
berjalan teknologi
informasi di lingkup Pemerintahan Kota Bandung sejak era kepemimpinan Bapak Ridwan Kamil selaku Wali kota Bandung dn terus dikembangkan dengan lebih baik lagi oleh kepemimpinan Bapak Oded Muhammad Danial pada
periode
berikutnya.
Dengan
demikian,
dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi di lingkup Pemerintahan Kota Bandung sebagai upaya untuk
menciptakan
berhasil
membantu
pelayanan
yang
inovasi
pelayanan
terwujudnya optimal
bagi
publik
peningkatan
telah kinerja
masyarakat
Kota
Bandung. Adapun Aplikasi yang telah dikembangkan antara lain, dijelaskan antara lain sebagai berikut: 1. Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran (SIRA)
Sistem
Informasi
berfungsi
sebagai
Perencanaan sistem
(apbd.bandung.go.id)
pendukung
perencanaan
pembangunan daerah. Ssstem ini dikembangkan menunjang
pelaksanaan
perencanaan
agar
untuk proses
perencanaan menjadi lebih terintegrasi, transparan, dan akuntabel dimulai dari proses pengusulan sampai dengan ditetapkannya KUA PPAS. Keberadaan Sistem SIRA sampai
saat
ini
mampu
mendukung
sistem
perencanaan
pembangunan di Kota Bandung yang cukup signifikan dari tahun ke-tahun. Sistem ini dipergunakan sejak tahun 2017 dan terus mengalami pengembangan.
Gambar 2. Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran (SIRA) Kota Bandung 2. Sistem e-Musrenbang Sistem
e-Musrenbang
mempermudah mendukung
adalah
penyampaian
perencanaan
sistem
yang
aspirasi
berfungsi
masyarakat
pembangunan
di
Kota
untuk dalam
Bandung.
Aplikasi e-Musrenbang memiliki berbagai macam keunggulan yang memudahkan performa kinerja, seperti: Memiliki alur tahapan musrenbang
yang
sistematis
mulai
dari
Rembug
Warga,
Musrenbang Kelurahan, musrenbang Kecamatan, musrenbang Kota hingga penyusunan rancangan awal RKPD.
Gambar 3. Sistem e-Musrenbang Kota Bandung
3. Sistem e-Reses Proses dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah dimulai dengan musrenbang desa dan kelurahan, musrenbang kecamatan, hasil reses DPRD, forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan musrenbang Kota. Tahapan perencanaan pembangunan daerah tersebut tersusun menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai dasar penyusunan Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA dan PPAS) dan penyusunan APBD. Penyusunan perencanaan pembangunan daerah juga menelaah hasil reses anggota DPRD. Kondisi saat ini laporan hasil reses DPRD masih berupa laporan tertulis secara manual, isian laporan masih banyak yang belum lengkap isinya (misalnya: lokasi kegiatan dan pagu anggaran kegiatan) dan laporan belum diinput dalam sistem informasi perencanaan pembangunan daerah karena belum terdapat menu khusus. Hal tersebut menyebabkan Bappelitbang kesulitan untuk memastikan sudah tidaknya laporan hasil reses tersebut tercantum dalam RKPD. Kondisi laporan hasil reses akhirnya dibuatkan menu khusus yaitu e-Reses dalam aplikasi SIRA agar hasil reses DPRD dapat terintegrasi dalam perencanaan pembangunan daerah.
e-Reses Gambar 4. Sistem e-Reses Kota Bandung
4. Sistem e-Monev Sistem informasi Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program pembangunan di Kota Bandung menggunakan system e-Monev. System informasi monev dikembangkan untuk mempermudah OPD dalam melaporkan pelaksanaan kegiatan dan penilaian kinerja setiap OPD. Sistem ini sangat mendukung dalam melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan pembangunan Pemerintah Kota Bandung sehingga kegiatan monitoring dan evaluasi dapat lebih mudah dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Gambar 5. Sistem e-Monev Kota Bandung Sistem monev yang dimiliki Bappelitbang Kota Bandung
dalam
usaha Pemerintah Kota Bandung meningkatkan akuntabilitas pembangunan mampu meningkatkan performa Pemerintah Kota untuk mewujudkan akuntabilitas pembangunan. Hal tersebut dibuktikan
dengan
penilaian
yang
dilakukan
Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dengan status akuntabilitas kinerja pembangunan yang baik. 5. Sistem e-Litbang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang diturunkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016
tentang
Perangkat
Daerah
mengamanatkan
perubahan Perangkat Daerah yang memuat ketentuan-ketentuan
dalam pembentukan satuan kerja perangkat daerah, jenis, kriteria tipelogi, kedudukan tugas dan fungsi Perangkat Daerah.Peraturan tersebut merupakan Pedoman bagi Pemerintah Daerah baik provinsi
maupun
Kabupaten/Kota
dalam
rangka
penataan
Kelembagaan Perangkat Daerah untuk pembentukan organisasi perangkat daerah yaitu Dinas, Badan, Sekretariat, Kecamatan serta Kelurahan. Pemerintah Kota Bandung, menindaklanjuti kebijakan Pemerintah Pusat tersebut dengan membentuk Struktur Organisasi Tata Kelola yang baru, melalui Perda Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung.
Sehingga mulai tahun 2017, Bappeda Kota Bandung
berubah menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Pengembangan
(Bappelitbang).
membawahi 3 (tiga) subid
yaitu
Dimana Sub
Bidang
Bidang
Litbang,
I Sosial dan
Pemerintahan, Sub Bidang II Ekonomi dan Pembangunan dan Sub Bidang III Inovasi dan Teknologi. Dengan munculnya nomenklatur litbang pada Bappelitbang serta naiknya posisi litbang yang sebelumnya setingkat subid menjadi setingkat bidang, maka peran litbang menjadi lebih strategis. Kegiatan litbang harus mampu memberikan solusi pemecahan permasalahan Kota Bandung, yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan strategis di daerah, terutama dalam menghadapi berbagai peluang, tantangan dan permasalahan perkotaan yang ada. Pada tahun 2016, telah dibangun suatu sistem informasi yang menghimpun, mengelola dan mensosialisasikan produk litbang secara terintegrasi (e-Litbang). Diharapkan melalui sistem ini, hasil litbang dapat tersosialisasikan kepada seluruh stakeholder terkait dan dapat ditindaklanjuti atau dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan ketentuannya. Keberadaan sistem e-Litbang diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas bidang litbang berdasarkan
Peraturan Walikota Bandung Nomor 1402 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan
Perencanaan
Pembangunan,
Penelitian
dan
Pengembangan Kota Bandung, yang meliputi: 1. pemantauan, evaluasi dan pelaporan lingkup penelitian dan pengembangan; 2. fasilitasi dan pengembangan inovasi daerah; 3. koordinasi, sinkronisasi dan kemitraan kelitbangan; 4. pengelolaan data dan peraturan kelitbangan; 5. kerjasama
dan
kemitraan
lingkup
penelitian
dan
pengembangan; Dengan berubahnya SOTK, berimplikasi juga pada perubahan berbagai
unsur
didalamnya
termasuk
kegiatan
kelitbangan.
Berdasarkan hal tersebut, Bappelitbang Kota Bandung, pada Tahun Anggaran 2017 akan melakukan kegiatan pengembangan Sistem Informasi
Kelitbangan
(e-litbang
dengan
link
https://litbang.bandung.go.id/) sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang belum diakomodir pada sistem sebelumnya.
Gambar 6. Sistem e-Litbang Kota Bandung
Tabel 2 Tujuan dan Sasaran Bappelitbang dalam rangka pencapaian Visi dan Misi RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023 N O
MISI (RPJMD)
TUJUAN (RPJMD)
1
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yangmelayan , efektif, efisien dan bersih
Terlaksanany a reformasi birokrasi yang efektif dan efisien
INDIKATO R (RPJMD) Indeks Reformasi Birokrasi
SASARAN (RPJMD) Meningkatny a kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
INDIKATO R (RPJMD) Nilai Evaluasi AKIP Kota
Persentas e OPD dengan Nilai IKM Baik
Sumber : Renstra Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018-2023
TUJUAN (RENSTRA)
INDIKATOR (RENSTRA)
SASARAN (RENSTRA)
Meningkatnya kualitas dan implementasi perencanaan pembanguna n
Nilai Capaian Perencanaa n dan Pengukuran Kinerja
Meningkatny pencapaian kinerja perencanaan pembanguna n
Nilai SAKIP Kota Komponen Perencanaan Kinerja
Meningkatnya Kualitas Pengendalian Perencanaan Pembanguna n Meningkatnya pemanfaatan dokumen litbang dalam pembanguna n daerah Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Bappelitbang
Persentase Indikator Sasaran RPJMD tercapai atau melebihi target tahunan
Meningkatnya Kinerjadan Pelayanan Bappelitbang
Indeks Kepuasan Masyarakat
INDIKATOR (RENSTRA)
Nilai SAKIP Kota Komponen Pengukuran Kinerja
Persentase hasil kajian yang direkomendasika n sebagai dasar perumusan kebijakan Indeks Kepuasan Masyarakat
Tabel 3 Indikator Kinerja Utama Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018 - 2023 NO
1
SASARAN Meningkatnya kinerja pencapaian perencanaan pembangunan
INDIKATOR KINERJA
KET.
Nilai SAKIP Kota Komponen Perencanaan Kinerja
IKU
Nilai SAKIP Kota Komponen Pengukuran Kinerja
IKU
Meningkatnya Persentase Indikator Kualitas Sasaran RPJMD 2 Pengendalian tercapai atau melebihi Perencanaan target Pembangunan tahunan Meningkatnya Persentase hasil kajian pemanfaatan yang direkomendasikan dokumen litbang 3 sebagai dasar dalam perumusan pembangunan kebijakan daerah Meningkatnya Kinerja dan Indeks Kepuasan 4 Masyarakat Pelayanan Bappelitbang Sumber : Renstra Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018-2023
IKU
IKU
IKU
Tabel 4 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018-2023
Tujuan
Indikator Tujuan
Target Tujuan (2023)
Target Sasaran Sasaran
Meningkatnya pencapaian kinerja perencanaan pembangunan Meningkatnya kualitas dan implementasi perencanaan pembangunan
Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Bappelitbang
Nilai Capaian Perencanaan dan Pengukuran Kinerja
Indeks Kepuasan Masyarakat
46,42 Poin
79,17 Poin
Meningkatnya Kualitas Pengendalian Perencanaan Pembangunan
Indikator Sasaran Nilai SAKIP Kota Komponen Perencanaan Kinerja Nilai SAKIP Kota Komponen Pengukuran Kinerja Persentase Indikator Sasaran RPJMD tercapai atau melebihi target tahunan
Meningkatnya pemanfaatan dokumen litbang dalam pembangunan daerah
Persentase hasil kajian yang direkomendasikan sebagai dasar perumusan kebijakan
Meningkatnya Kinerja dan Pelayanan Bappelitbang
Indeks Kepuasan Masyarakat
Sumber : Renstra Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018-2023
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Tahun 2022
Tahun 2023
25,57 Poin
25,73 Poin
25,89 Poin
26,05 Poin
26,21 Poin
20,01 Poin
20,06 Poin
20,11 Poin
20,16 Poin
20,21 Poin
72%
76%
80%
84%
88%
100%
100%
100%
100%
100%
78,17 Poin
78,42 Poin
78,67 Poin
78,92 Poin
79,17 Poin
Tabel 5 Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung sampai dengan Tahun ke 4 (2017) NO
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah
Target NSPK
Target IKK
Target IKU
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
Target Renstra Tahun ke(%)
Capaian Tahun ke(%)
Realisasi Tahun ke- (%)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
1.
Tingkat Keselarasan RKPD terhadap RPJMD
85
90
95
100
100
62,32
99.60
99,60
100
73,32 110.67
104
100
2.
Tingkat Keselarasan Renstra SKPD terhadap RPJMD
85
90
95
100
100
91,72
91.72
92,81
100
107,91 101.91
97.69
100
3.
Tingkat Keselarasan Renja SKPD terhadap RKPD
85
90
95
100
100
88,79
90.03
89,91
100
104,46 100.03
94.00
100
Persentase Pagu Belanja Langsung 4. RKPD yang Mengakomodir Usulan Masyarakat melalui Musrenbang
30
31
32
35
35
33,08
32.57
36,44
35,75
110,27 105.06
113
102,14
5.
Tingkat Aplikasi Dokumen Penelitian dan Pengembangan
40
45
50
50
50
70,37
83.33
50
-
136,37 185.18
100
-
6.
Tingkat Aplikasi Dokumen Perencanaan Pembangunan
50
55
60
-
-
54,55
79.31
75,56
-
140,74 144.20
125
-
Persentase Pelaksanaan Program 7. Pembangunan yang Sesuai dengan Perencanaan
85
90
95
-
-
100
100
96,79
-
117,65 111.11
101
-
8. Nilai evaluasi AKIP
58
64
70
-
-
58,35
66
66,57
-
100,60 103.13
95.00
-
-
10
-
-
-
-
10
-
100
100
-
-
-
100
100
-
71
73
75
77
77
74,65
73.83
75,13
Persentase Penurunan Temuan 9. BPK/Inspektorat 10.
Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran yg Ditindaklanjuti
11. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Sumber : LKIP Bappelitbang Kota Bandung Tahun 2018-2023
-
-
-
-
-
-
100 100.00
-
-
77,18
105,14 101.14
100
100,23
BAGIAN 3
Keberhasilan
KEY SUCCESS FACTORS KINERJA BAPPELITBANG KOTA BANDUNG
capaian
kinerja Bappelitbang Kota Bima tidak terlepas dari beberapa
faktor
kunci
antara lain :
1.
Dimulai dari peran kepemimpinan transformasional dan Visioner. Transformasi
kinerja
pelayanan
publik dimulai
sejak
periode
kepemimpinan Bapak Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung yang kemudian dilanjutkan oleh kepemimpinan Bapak Oded Muhammad
Danial.
Visi
pembangunan
yang
menjawab
kebutuhan masyarakat diterjemahkan dan dilaksanakan secara fokus dalam tahapan-tahapan perencanaan pembangunan yang konsisten dan berkelanjutan. Tidak jarang kita mendengar bahwa pada daerah-daerah lainnya juga memiliki visi pembangunan akan tapi tidak mampu dikawal dan dilaksanakan dengan baik karena ketiadaan
kepemimpinan
transformasional
dan
lebih
pada
transaksional. 2.
Berjalannya kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, yang diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi (Merit System). Kesan yang baik dari proses interaksi dan diskusi yang dibangun dengan pihak aparatur bahwa Bappelitbang Kota Bandung memiliki aparatur yang profesional dan kompeten dibidangnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor kunci keberhasilan kinerja
pelayanannya terletak pada rekruitmen pegawai, proses mutasi dan promosi aparatur yang telah menggunakan merit system. Dengan demikian ASN dapat mengembangkan potensi diri dan karir secara baik dan terukur untuk mengisi posisi tertentu sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. 3.
Kemampuan dalam mencari dan memperoleh dukungan dari berbagai stakeholder terkait melalui pengembangan jejaring kerja.
4.
Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal dimulai dari pembuatan aplikasi pendukung sebagai tools pembantu diikuti dengan proses evaluasi dan pengembangan sesuai dengan berkembangnya kebutuhan.
5.
Adanya
kerangka
kerja
manajemen
risiko
yang
dapat
mengidentifikasi sejak dini risiko yang berpotensi timbul dan upaya pengendalian risiko yang perlu dilakukan.
BAGIAN 4 Melihat
tren
pelayanan
KEBERLANGSUNGAN KEUNGGULAN STRATEGI DAN MANAJEMEN KINERJA PELAYANAN PUBLIK
kinerja
yang
meningkat
terus pada
Bappelitbang Kota Bandung, kepercayaan dan
akan
tahapan
proses inovasi
pelayanan yang telah dijalani sangat
tinggi.
Dengan
adanya tingkat keberhasilan yang tinggi pada peningkatan kinerja pelayanan, maka hingga saat ini pihak Bappelitbang Kota Bandung dan Pemerintah Kota Bandung pada umumnya masih akan terus berjalan, berkembang dan beradaptasi dengan strategi yang telah dijalankan. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pada tahun mendatang manajemen kinerja pelayanan publik yang telah bekerja pada jalan yang diharapkan akan terus meningkat mengikuti tuntutan masyarakat akan kinerja pelayanan yang lebih baik yang diberikan oleh Bappelitbang dan Pemerintah Kota Bandung pada umumnya di masa yang akan datang. Sebagai contoh sederhana dan menarik bahwa Inovasi Pelayanan Kota Bandung akan terus berkembang dengan strategi yang sama adalah pengembangan Bandung Planning Galery sebagai sebuah gagasan baru yang telah dilaksanakan. Bandung Planning Gallery atau Anjungan Perencanaan Kota Bandung adalah galeri interaktif dari Pemerintah Kota Bandung yang menyajikan perencanaan kota Bandung sejak masa lalu, pencapaiannya di masa kini, dan rencanarencana pengembangan kota Bandung di masa depan.
Galeri interaktif ini hadir bagi masyarakat Kota Bandung untuk memberikan : 1.
wahana
informasi
Perencanaan
Kota
Bandung
kepada
masyarakat. 2.
Transparansi partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
3.
Media yang dapat menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat umum.
Dengan adanya inovasi pelayanan baru Bandung Planning Galery, Masyarakat Kota Bandung diharapkan dapat memahami masa lalu yang membentuk identitas Bandung sekarang, memahami tantangan dan problematikanya di masa kini, menjadi bagian dari solusinya bersama pemerintah menuju Bandung Bermartabat 2025. Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
jaminan
keberlangsungan
keunggulan strategi dan manajeman kinerja pelayanan yang terus meningkat di Pemerintah Kota Bandung pada umumnya dan Bappelitbang pada khususnya telah tersedia.
BAGIAN 5
LESSON LEARNT HASIL STUDI LAPANGAN PADA BAPPELITBANG KOTA BANDUNG
5.1. Peran Kepemimpinan Berdasarkan
pembelajaran
hasil
studi
lapangan
pada
Bappelitbang Kota Bandung, terlihat bahwa peran kepemimpinan memainkan peran yang sangat signifikan dalam menentukan terwujudnya
peningkatan
kinerja
pelayanan
OPD
dengan
mendorong hadirnya inovasi-inovasi yang mendukung. Budaya Inovasi pada masing-masing OPD telah tumbuh sejak periode kepemimpinan Bapak Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung yang kemudian dilanjutkan oleh kepemimpinan Bapak Oded Muhammad Danial. Kepemimpinan transformasional di Kota Bandung berlangsung dengan baik, dimulai dari adanya visi yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai dan penjabarannya pada misi, tujuan dan sasaran serta indikator untuk mengukurnya. Pemimpin dengan Visi
yang jelas dan focus untuk meraihnya merupakan salah satu factor kunci keberhasilan meningkatnya kinerja pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung pada umumnya dan OPD Bappelitbang pada khususnya. Faktor kunci lainnya berkaitan dengan peran kepemimpinan adalah terletak pada : 1. Kemampuan pada level kebijakan dan teknis OPD untuk menerjemahkan apa yang menjadi kebutuhan Pimpinan daerah untuk melayani rakyatnya dengan baik; 2. Kemampuan pada level kebijakan dan teknis OPD untuk mengkomunikasikan apa yang menjadi konsep solusi kepada Pimpinan daerah agar mudah dimengerti dan diterima sehingga mendapat dukungan penuh terhadap upaya perubahan manajemen kinerja pelayanan. 5.2. Inovasi Pelayanan Dalam
upaya
untuk
meningkatkan
kinerja
pelayanan,
Bappelitbang Kota Bandung telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk memudahkan proses perencanaan yang lebih efektif, efisien, mudah dan cepat untuk mengukurnya disertai upaya untuk mengumpulkan data/informasi yang memadai yang tidak saja bersumber dari OPD teknis tapi juga langsung dari masyarakat. Pembelajaran yang diambil adalah adanya konsistensi yang kuat dari Bappelitbang Kota Bandung untuk menyediakan tools (alat) yang dibutuhkan dalam rangka mendukung proses perencanaan yang
berkualitas
sehingga
berhasil
meningkatkan
kinerja
pelayanan kepada masyarakat. 5.3. Kompetensi dan pemberdayaan SDM Sebagaimana daerah lainnya Pemerintah Kota Bandung pada umumnya juga memiliki keterbatasan terhadap sumber daya aparatur yang kompeten untuk mendukung pengembangan inovasi
pelayanan. Untuk menyelesaikan tantangan tersebut
Pemerintah Kota Bandung memanfaatkan akses yang sangat
dekat pada sumber daya kampus yang dimiliki oleh Kota Bandung. Selain itu juga untuk mendapatkan dukungan pemerintah pusat dalam
memberikan
asistensi
perencanaan
langsung
oleh
Kementerian Bappenas, Pemerintah Kota Bandung mendorong adanya
kerjasama
antar
daerah
untuk
menyelesaikan
permasalahan bersama yang dihadapi. Dengan demikian upaya peningkatan
kompetensi
dan
pemberdayaan
SDM
dapat
terlaksana dengan baik. 5.4. Pembangunan
Jejaring
Kerja
dan
Kolaborasi
Pemangku
Kepentingan Belajar
dari
pengalaman
Bappelitbang
Kota
Bandung,
kemampuan berpikir out of the box dalam upaya meningkatkan kinerja pelayanan. Diantaranya adalah bagaimana Pemerintah Kota
bandung
membantu
menarik
memberikan
dukungan asistensi
pemerintah
pusat
perencanaan,
untuk
dukungan
sumberdaya kampus/akademisi untuk membantu mewujudkan Inovasi pelayanan, serta menarik dukungan seluruh OPD untuk melaksanakan perubahan kinerja pelayanan. 5.5. Penerapan Manajemen Kinerja Pemerintah Kota Bandung konsisten menggunakan indikator kinerja yang terukur dengan baik. Pada tahapan perencanaan kinerja sebagaimana terlihat dalam dokumen Renstra, Bappelitbang Kota Bandung telah menurunkan apa yang menjadi misi Pemerintah Kota Bandung yang harus dicapai melalui penetuan Tujuan, sasaran
strategis,
program
dan
sasarannya,
kegiatan
dan
sasarannya yang selaras beserta Indikator Kinerja dan target yang ingin dicapai secara konsisten. Sebagai hasilnya, Capaian kinerja dari setiap indikator yang ada selalu melebihi terget yang telah ditetapkan pada setiap tahunnya. Hal ini dapt menjadi motivasi khusus bagi peserta Pelatihan untuk dapat belajar secara khusus dan menerapkan apa yg telah diperoleh selama pelatihan maupun studi lapangan sebagai kondisi empirik yang menunjukkan
bahwa konsisten dalam proses perencanaan kinerja dapat memberikan positif bagi manajemen kinerja keseluruhan organisasi perangkat
daerah
maupun
jaminan
keberhasilan
capaian
output/outcome/benefit/impact dari keseluruhan program dan kegiatan. 5.6. Penerapan Manajemen Risiko Potensi risiko utama yang dihadapi dalam pemanfaatan teknologi informasi sebagai tools untuk terwujudnya inovasi pelayanan adalah keamanan informasi. keamanan
informasi
egovernment,
salah
dapat satunya
Risiko yang berkaitan dengan timbul
dalam
akuntabilitas
dan
implementasi transparansi
pelaporan atau informasi (Kasma, Sutikno, and Surendro 2019). Pemerintah
Kota
bandung
juga
menyadari
pentingnya
perlindungan data dan keamanan informasi. Sejalan dengan penerapan SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) dalam lingkup Pemerintahan, faktor keamanan menjadi salah satu hal yang wajib diperhatikan mengingat banyak dan kompleksnya berbagai macam data yang dikelola oleh instansi pemerintahan. Berbagai pelatihan dan sosialisasi telah dilaksanakan secara rutin untuk
terwujudnya
perubahan
budaya
(habit)
dalam
menggunakan teknologi secara aman dan juga peningkatan (upgrade) wawasan terkait teknologi terbaru. 5.7. Planning & Budgeting Pada sisi perencanaan, Pemerintah Kota Bandung mengambil langkah-langkah
antisipatif
dan
upaya
strategis
dalam
meningkatkan kualitas pengelolaan dan pengendalian APBD, dengan memanfaatkan Teknologi Informasi untuk membantu menyusun sebuah rancangan sistem tata kelola anggaran yang komprehensif secara elektronik dan terintegrasi. Sistem tersebut memungkinkan pengelolaan daerah yang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang diawali dari Proses Perencanaan Pembangunan Daerah, Pelaksanaan Anggaran dan Pengawasan Anggaran serta
Penilaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran. Hal ini dapat menjadi pembelajaran penting yang patut di contoh oleh peserta pelatihan untuk kemudian akan diterapkan pada organisasi kerja masingmasing. Harus disadari bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam proses perencanaan dan penganggaran akan sangat membantu
terwujudnya
penganggaran
yang
tata
lebih,
kelola
efektif,
perencanaan
efisien,
transparan
dan dan
akuntabel. 5.8. Pemanfaatan Teknologi Pemerintah
Kota
Bandung
telah
memanfaatkan
teknologi
khususnya teknologi informasi secara optimal untuk membantu dalam
memudahkan
dan
meningkatkan
kinerja
pelayanan
kepada masyarakat. Banyak aplikasi bermanfaat telah dibuat dan berkembang tahap demi tahap seiring dangan berkembangnya kebutuhan baru yang perlu disediakan untuk meningkatkan kinerja pelayanan yang lebih baik dari tahun ke tahun. Walaupun demikian dapat diakui bahwa perkembangan pemanfaatan teknologi informasi yang sangat pesat di Kota bandung akan terasa sulit untuk diikuti oleh daerah lainnya akibat berbagai faktor penghambat yang dimiliki. Akan tetapi belajar dari pengalaman yang dimiliki oleh Kota Bandung para peserta telah memiliki wawasan yang lebih luas dan motivasi yang tinggi untuk berusaha menerapkan pada organisasi masing-masing pada saatnya. Faktor penghambat
bukanlah
mengimplementasikannya
menjadi
penghalang
keinginan
(komitment)
untuk yang
dapat kuat
disertai berbagai kemudahan dengan adanya hubungan jejaring kerja yang telah terbentuk bukan tidak mungkin jejak langkah Kota Bandung dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja pelayanan dapat diikuti oleh daerah lainnya setapak demi setapak.