11 0 913 KB
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI ANALISIS KUALITATIF SIMPLISIA PATI (AMYLUM)
Oleh Kelompok 7/Kelas 2B : 1. 2. 3. 4. 5.
Ni Putu Arie Leony Kertita Putri Diah Gita Mayuni Ni Kadek Sukma Janariani I Wayan Angga Ahlyantara Luh Tu Wira Purnama Yanti
(1909482010046) (1909482010067) (1909482010068) (1909482010072) (1909482010086)
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR TAHUN AKADEMIK 2019/2020
I.
TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan identifikasi macam-macam amylum secara makroskopik, mikroskopik, dan kimiawi.
II.
DASAR TEORI 2.1. Pati (Amylum) Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.
Pati berupa homopolimer
glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya serta lurus atau bercabang rantai molekulnya (Ruiz et al., 2011). Pati merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Pati dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Pati juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Pati yang diperdagangkan dapat diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi, umbi kentang , umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka), batang Metroxylon sagu (pati sagu), dan rhizoma umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Gunawan dan Mulyani, 2004). Pati terdiri dari 2 fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (Risnoyatiningsih, 2011). Pati mengandung 20% - 30% amilosa dan 70% - 80% amilopektin. Amilosa merupakan suatu polimer rantai tunggal tidak bercabang, terbentuk dari 500-20.000 monomer D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4 glikosidik. Sedangkan amilopektin adalah suatu polimer rantai bercabang terbentuk dari 100.000 monomer glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4 glikosidik pada rantai utama dan 1,6 glikosidik pada percabangannya (Ratna, 2011).
2.2 Amylum Manihot Amylum Manihot (pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima Phol. yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Amylum manihot mempunyai ukuran partikel dengan diameter sekitar 5-30 µm dengan diameter rata-rata partikel 13µm. Amylum Manihot
berbentuk oval dengan
hilum yang terletak di tengah (Jackson, 1969; Rowe et al, 2009). Klasifikasi tanaman : Makroskopis
: Berupa serbuk berwarna putih sangat halus
Mikroskopis
: Berupa butiran tunggal dan jaringan berkelompok, agak bulat dan persegi banyak, berbentuk topi baja, hilus terletak ditengah bentuk garis dan bercabang 3 dengan lamella tidak jelas (Poernomo, 2012).
Gambar 1. Mikroskopis Amylum Manihot 2.3 Amylum Maydis Amylum Maydis (pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L, yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Makoskopis
: Berupa serbuk berwarna putih
Mikroskopis
: Anatomi jaringan yang teramati yaitu butiran pati ada yang bergerombol dan ada yang tunggal hilus terlihat.
Gambar 2. Mikroskopis Amylum Maydis 2.4 Amylum Solani Amylum Solani didapatkan dari umbi Solanum tuberosum L. Amylum Solani berupa serbuk putih, jika ditekan di antara jari akan menimbulkan suara creaks (seperti suara engsel); praktis tidak larut dalam air dingin dan alkohol. Amylum Solani mempunyai bentuk yang tidak beraturan, oval (European Pharmacopoeia, 2002). Ukuran partikel Amylum Solani sekitar 10-100µm, dengan diameter rata-rata partikel adalah 46 µm dan kandungan lembabnya sebesar 18% (Jackson, 1968; Rowe et al, 2009).
Gambar 3. Mikroskopis Amylum Solani
2.5 Amylum Oryzae Amylum Oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Makroskopis
: Berupa serbuk berwarna putih dan sangat halus
Mikroskopis
: Terlihat butiran persegi banyak, tunggal atau majemuk, hilus tidak terlihat jelas dan tidak ada lamella konsentrasi (Jackson, 1968; Rowe et al, 2009).
Gambar 4. Mikroskopis Amylum Oryzae
III.
ALAT DAN BAHAN a. Alat 1. Mikroskop 2. Objek glass 3. Cover glass 4. Pipet tetes 5. Tabung reaksi b. Bahan 1. Amylum Oryzae 2. Amylum Solani 3. Amylum Tritici 4. Amylum Manihot 5. Amylum Maydis
6. Aquades 7. Larutan iodium 8. Kertas lakmus IV.
PROSEDUR Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok melakukan : A. Identifikasi Amylum secara Makroskopik 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Ambil sedikit amylum oryzae 3. Amati warna dan baunya 4. Catat hasil pengamatan 5. Ulangi percobaan di atas (percobaan 1,2,3,4) untuk amylum solani, amylum tritici, amylum manihot dan amylum maydis. B. Identifikasi Amylum secara Mikroskopik 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Ambil sedikit amylum oryzae dan meletakkannya pada objek glass 3. Tambahkan 1-2 tetes aquades kemudian segera menutup dengan cover glass 4. Amati di bawah mikroskop 5. Catat dan gambar hasil pengamatan yang meliputi : bentuk dan ukuran butiran, bentuk dan letak hilus dan lamella 6. Ulangi percobaan di atas (percobaan 1,2,3,4) untuk amylum solani, amylum tritici, amylum manihot dan amylum maydis. C. Identifikasi Amylum secara Kimiawi 1. Amylum Oryzae Didihkan 1 g amylum oryzae dengan 50 ml air, amati. Uji dengan kertas lakmus, amati. Dinginkan larutan, tambahkan larutan iodium P, amati. Larutan dipanaskan lagi, amati. Kemudian dinginkan lagi, amati. 2. Amylum Solani Didihkan 1 g amylum solani dengan 1 ml air selama 15 menit, kemudian dinginkan, amati. Tambahkan larutan iodium P, amati. Larutan dipanaskan, amati. Larutan didinginkan kembali, amati. 3. Amylum Tritici
Ambil sedikit amylum tritici dan letakkan pada kaca arloji. Tambahkan 1-2 tetes tetes larutan iodium P, amati. 4. Amylum Manihot Didihkan amylum manihot dengan 50 ml air, amati. Uji dengan kertas lakmus, amati. 5. Amylum Maydis Ambil sedikit amylum maydis dan letakkan pada kaca arloji. Tambahkan 1-2 tetes tetes larutan iodium P, amati. V.
HASIL PENGAMATAN A. Identifikasi Amylum secara Makroskopik Amylum Amylum Oryzae
Hasil Pengamatan Warna : putih Bau
Amylum Solani
Rasa : tidak ada rasa Warna : putih kecoklat-coklatan Bau
Amylum Tritici
: tidak ada bau
Rasa : tidak ada rasa Warna : putih Bau
Amylum Maydis
: tidak ada bau
Rasa : tidak ada rasa Warna : putih Bau
Amylum Manihot
: tidak ada bau
: tidak ada bau
Rasa : tidak ada rasa Warna : putih Bau
: tidak ada bau
Rasa : tidak ada rasa
B. Identifikasi Amylum secara Mikroskopik Amylum Amylum Oryzae
Hasil Pengamatan Bentuk : bulat telur
Ukuran : kecil Hilus
: tidak
Lamella : ada Gambar :
Amylum Solani
Bentuk : lonjong, bulat telur Hilus
: tidak ada
Lamella : ada Gambar :
Amylum Tritici
Bentuk : bulat, lonjong Hilus
: tidak jelas
Lamella : tidak jelas Gambar :
Amylum Manihot
Bentuk : butir tunggal, agak bulat dan persegi Hilus
: ada
Lamella : tidak jelas Gambar :
Amylum Maydis
Bentuk : bersegi banyak, bersudut Hilus
: ada
Lamella : ada Gambar :
C. Identifikasi Amylum secara Kimiawi Amylum Amylum
Perlakuan -Didihkan 1 g
Reaksi Positif Hasil Pengamatan Terbentuk larutan Larutan kanji tidak
Oryzae
amylum oryzae
kanji yang tidak
transparan dan tidak
dengan 50ml
transparan dan
berbau.
air,amati.
tidak berbau.
-Uji Dengan
Tidak merubah
kertas Lakmus P,
kertas lakmus P. Kertas lakmus tidak
amati.
berubah.
-Dinginkan
Terjadi warna
larutan,tambahkan
biru yang jika
larutan iodium P,
dipanaskan
Terjadi perubahan
amati. Larutan
hilang dan jika
warna biru
dipanaskan lagi,
didinginkan akan
kehitaman.
amati.
timbul kembali.
Kemudian didinginkan lagi,amati. Warna kembali seperti semula.
Amylum
-Didihkan 1 g
Terbentuk gudir
Terbentuk cairan
Solani
amylum dengan 1
atau cairan kental
yang kental dan
ml air selama 15
yang transparan.
transparan.
menit,kemudian didinginkan,amati .
Terjadi warna biru tua yang jika -Tambahkan
dipanaskan
larutan iodium
hilang dan jika
P,amati. Larutan
didinginkan
dipanaskan, amati. timbul kembali. Larutan didinginkan kembali ,amati.
Terjadi warna biru tua
Jika dipanaskan warna biru tua hilang.
Amylum
Amylum triciti +
Terbentuk warna
Terbentuk warna Biru
Triciti
Larutan Iodium
biru
Kehitaman
Amylum
-Didihkan 1 g
Terbentuk larutan Terbentuk larutan
Manihot
amylum dengan
kanji yang
50 ml air,amati.
transparan
kanji Transparan
hampir tidak berbau
-Uji dengan kertas
Tidak Merubah
lakmus P,amati.
Warna kertas
Warna kertas Tetap
lakmus P
Amylum
Amylum maydis
Terbentuk Warna
maydis
+ larutan iodium
Biru
Terbentuk warna Biru
VI. PEMBAHASAN VI.1
Makroskopis Dari pengamatan secara makroskopik yang telah dilakukan terhadap lima
macam sampel amylum pati yang berbeda semua amylum berupa serbuk halus berwarna putih, tidak berbau dan tidak ada rasa. VI.2
Mikroskopis Secara mikroskopis seluruh amylum yang kami uji memiliki bentuk yang
sesuai dengan landasan teori yang kami himpun. Amylum oryzae (Pati beras) secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak tunggal atau majemuk bentuk bulat telur. Hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Amylum solani (Pati kentang) secara mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, butir majemuk jarang, hilus berupa titik pada ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat, jika diamati dibawah cahaya tampak bentuk silang berwarna hitam memotong pada hilus Amylum manihot ( Pati singkong) secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, butir bulat dengan diameter, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Amylum maydis (Pati jagung) secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, butir bulat dengan, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Amylum tritici (Pati gandum) secara mikroskopik berbentuk butir, bulat telur, butir bersegi banyak atau bulat kecil. Hilus dan lamela sukar terlihat.
VI.3
Histokimia Hasil yang diperoleh dari praktikum ini dengan menggunakan lima macam larutan amilum, yaitu : pati beras, pati jagung, pati kentang, pati singkong dan pati gandum. Kelima pati ditetesi dengan iodium yang bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan tersebut yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna. Amilum oryzae, amilum solani, dan amilum manihot terlebih dahulu dilarutkan dengan air mendidih. Perubahan warna yang terjadi yakni muncul warna kebiruan pada larutan amilum. Perbedaan perlakuan kami lakukan pada amilum tritici dan amilum maydis, kedua amilum ini tidak dilarutkan dengan air mendidih melainkan kami langsung meneteskan iodium ke serbuk amilum tritici dan amilum maydis. Perubahan yang terjadi yakni amylum tritici berubah menjadi warna kehitaman, sedangkan pada amilum maydis terbentuk warna biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan karena hasil dari ikatan kompleks antara amilum dan iodium. Warna biru gelap ini menandakan sample positif mengandung amilum. Iodium merupakan unsur kimia golongan transisi yang memiliki orbital molekul yang tidak terisi penuh. Elektron-elektron dari amilum akan masuk dan menduduki tempat yang kososng iodine sehingga terjadilah kompleks dimana iodine sebagai atom pusat dan amilum sebagai ligan. Setelah amilum didinginkan sesaat, amilum kembali dipanaskan. Pemanasan yang kedua dilakukan untuk menguji apakah apakah warna biru yang dihasikan bertahan lebih lama. Ternyata warna biru gelap sampai dengan keunguan yang terdapat dalam sampel hilang. Hal tersebut disebabkan oleh putusnya ikatan kompleks antara amilosa dan iodium. Hal tersebut membuktikan bahwa ke lima sampel amilum tersebut positif mengandung pati atau amylum.
VII. KESIMPULAN Secara makroskopik semua amylum berwarna putih serta tidak memiliki bau dan rasa. Secara mikroskopik semua amylum memiliki bentuk yang berbeda-beda, bagian hilus hanya dimiliki oleh amylum oryzae, dan amylum manihot sedangkan, untuk amylum tritici memiliki bagian hilus yang tidak jelas. Pada bagian lamella dimiliki oleh amylum oryzae, amylum solani dan amylum maydis, sedangkan untuk
amylum manihot dan amylum tritici bagian lamella tidak jelas. Secara histokimia semua amylum ketika diuji dengan menggunakan kertas lakmus tidak menunjukkan perubahan apapun pada kertas lakmus dan ketika ditambahkan dengan larutan iodium terbentuk larutan berwarna kebiruan hal ini membuktikan bahwa semua pati yang kami uji mengandung amylum. VIII. DAFTAR PUSTAKA Gunawan, D dan Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta Jackson, B.P and Snowdon, D.W., 1968, Powdered Vegetable Drugs : An Atlas of Microscopy for Use in the Identification and Authentication of Some Plant Materials Employed as Medicinal Agents, J.& A. Churchill Ltd., Gloucester Place London, pp. 2-3 Poernomo, A.,M. 2012. Perbandingan Sifat Fisis Bedak Tabur Berbahan Dasar Amilum Solani (Solanum tuberosum L.) dan Amilum Manihot (Manihot utilsima L.) dengan Pewarna Karotenoid dari Buah Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch). Skripsi. Program Pasca Sarjana Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Risnoyatiningsih, S. 2011. Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara Enzimatik. Jurnal Teknik Kimia 5(1) : 2-10. Ratna, A.P D. 2011. Pembuatan Gula Cair Dari Pati Singkong Dengan Menggunakan Hidrolisis Enzimatik. Tesis. Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung. Wahyu, M.K.2009. Pemanfaatan Pati Singkong sebagai Bahan Baku Edible Film. Laporan Penelitian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung