Lapsus - OCD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

OBSESIF-KOMPULSIF DISORDER LAPORAN KASUS oleh Lucia P.A. Ottemoesoe, MD Residen Pembimbing: dr. Grace Catherine Supervisor Pembimbing: Dr. dr. H. M. Faisal Idrus, SpKJ (K)



IDENTITAS PASIEN Nama



:



Tn. I



Umur



:



31 tahun



Agama



:



Islam



Suku



:



Makassar



Status Pernikahan Pendidikan Terakhir Pekerjaan



Alamat No 03



:



:



:



Menikah



:



S1



PNS di bag. DPU



NTI Jl. Cemara 3 Blok GF



Datang ke poliklinik jiwa RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk



pertama



kalinya pada tanggal 08 Oktober 2014, pukul 10.00,



RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari : Nama :



Ny. M



Umur :



26 tahun



Jenis kelamin : Agama :



Perempuan



Islam



Pendidikan Terakhir Alamat :



:



D3 Sekretaris



NTI Jl. Cemara 3



Hubungan dengan pasien :



Blok GF No 03 Istri pasien



Keluhan Utama Cemas



Riwayat Gangguan Sekarang  Dialami sejak + 1 tahun yang lalu.  Pasien merasa apa yang dikerjakan selalu belum benar sehingga pasien melakukan pekerjaan secara berulang kali, misalnya pasien mencuci tangan setelah makan berulang kali, saat menyalakan motor ketika hendak berangkat kerja dilakukannya juga berulang kali, dan ketika ingin mengunci pintu rumah dilakukannya berulang kali.  Pasien selalu melakukan hal-hal tersebut



Riwayat Gangguan Sekarang 



Pasien merasa ada aturan dalam dirinya yang mengharuskannya untuk melakukan pekerjaan secara berulang-ulang.







Pasien sadar dengan apa yang dia lakukan, tetapi tidak bisa mengendalikannya.







Pasien merupakan orang yang tidak suka menunda suatu pekerjaan dan semua pekerjaan yang dia lakukan diselesaikan saat itu juga.







Pasien merasakan cemas jika apa yang dia lakukan tidak berjalan sesuai yang dia harapkan, dan karena cemas kadang pekerjaannya menjadi terganggu.



Riwayat Gangguan Sekarang 



Pasien merasa ada tekanan dalam dirinya terhadap keluarganya karena adik-adiknya semakin besar dan harus melanjutkan pendidikan dan bahwa dia harus bertanggung jawab untuk membantu biaya pendidikan adik-adiknya serta harus menjadi panutan dalam keluarga sehingga apa yang dia lakukan tidak boleh salah atau kurang.







Pasien pernah berobat ke dokter spesialis jiwa 1 tahun yang lalu dan diberikan obat-obatan seperti Anafranil, Clobazam, Diazepam dan Alprazolam namun tidak teratur untuk datang kontrol dan juga tidak mengkonsumsi obat secara teratur.







Pasien pernah mencoba terapi ruqyah tetapi tidak mengalami perubahan.



Riwayat Gangguan Sebelumnya 



Riwayat Penyakit Dahulu



Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma kapitis dan kejang. 



Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif



Pasien mengkonsumsi alkohol dan rokok kadangkadang jika sedang banyak pikiran. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang. 



Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya



Tidak ditemukan adanya riwayat gangguan psikiatri sebelumnya.



Riwayat Kehidupan Pribadi 



Riwayat Prenatal dan Perinatal



Pasien lahir normal, cukup bulan, dan persalinan dibantu oleh bidan di rumah sakit pada tanggal 2 Juni 1983. Berat badan lahir tidak diketahui. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami panas tinggi dan kejang serta minum ASI cukup. 



Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)



Pasien diasuh oleh orangtua pasien. ASI diberikan sampai umur 1 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang menonjol.



Riwayat Kehidupan Pribadi 



Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)



Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan cukup mendapat perhatian dan kasih sayang. Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak normal lainnya. Pasien tinggal bersama orang tua. Pasien termasuk anak yang malas bergaul. 



Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)



Tamat dari SD pasien melanjutkan ke SMP 19 Antang, lalu melanjutkan ke SMU 13. Pendidikan terakhir pasien adalah S1, Pasien mengaku adalah seorang yang



Riwayat Masa Dewasa 



Riwayat Pekerjaan



Setelah selesai kuliah, pasien bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil di bagian dinas pekerjaan umum. 



Riwayat Pernikahan



Pasien sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. 



Riwayat Agama



Pasien memeluk agama Islam, dan menjalankan kewajiban agama dengan cukup baik.



Riwayat Masa Dewasa 



Riwayat Militer



Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer. 



Riwayat Pelanggaran Hukum



Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum. 



Aktivitas Sosial



Pasien seorang yang pendiam namun hubungan pasien dengan rekan- rekan kerjanya baik.



Riwayat Keluarga  Pasien anak pertama dari 6 bersaudara (♂,♂,♂,♀,♂,♂).  Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.



Situasi Kehidupan Sekarang  Pasien tinggal bersama istri dan anak.  Bertempat tinggal di Makassar, dan pasien bekerja sebagai PNS.



PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI  Status Internus Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis Tekanan darah 130/70 mmHg Nadi 90 kali/menit, Frekuensi pernafasan 20 kali/menit Suhu tubuh 36,5 ° C Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus Jantung, paru dan abdomen dalam batas normal Ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.



PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI  Status Neurologi Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-) Pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+) Fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.



PEMERIKSAAN STATUS MENTAL  Deskripsi Umum



Penampilan Seorang laki-laki, tampak kurus, wajah sesuai umur, berbaju kemeja lengan panjang berwarna coklat dengan celana panjang hitam, perawakan sedang, perawatan cukup rapi.



Kesadaran: Baik Perilaku dan aktivitas psikomotor: Tenang Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi biasa, produktivitas pembicaraan cukup



Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif



PEMERIKSAAN STATUS MENTAL  Keadaan Afektif (mood), perasaan, keserasian, empati Mood



: Cemas



Afek



: Cemas



Keserasian : Serasi Empati



: Dapat dirabarasakan



PEMERIKSAAN STATUS MENTAL  Fungsi Intelektual (kognitif)



Taraf Pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai dengan tingkat pendidikan. Orientasi a. Waktu : Baik b. Tempat : Baik c. Orang



: Baik



PEMERIKSAAN STATUS MENTAL Daya ingat : Jangka panjang (remote memory) : Baik Jangka pendek (recent memory)



: Baik



Daya ingat segera (immediate retention dan recall) : Baik Konsentrasi dan Perhatian Pikiran abstrak Bakat kreatif



: Baik



: Baik : Menulis



PEMERIKSAAN STATUS MENTAL  Gangguan Persepsi Halusinasi Ilusi



: (-) : (-)



Depersonalisasi Derealisasi



: (-)



: (-)



PEMERIKSAAN STATUS MENTAL  Proses Berfikir Arus pikiran : Produktivitas Kontinuitas



: Cukup : Relevan, koheren



Hendaya berbahasa : Tidak ada Isi pikiran : Preokupasi



: Tidak ada



Gangguan isi pikiran



: Ada, mengenai



PEMERIKSAAN STATUS MENTAL  Pengendalian Impuls



: Tidak terganggu



 Daya Nilai dan Tilikan Normo Sosial



: Tidak terganggu



Uji Daya Nilai



: Tidak terganggu



Penilaian Realitas : Tidak terganggu Tilikan



: Derajat 6 (Pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan)



 Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya



IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA  Seorang laki-laki datang ke Poli Jiwa untuk yang pertama kalinya, dengan keluhan sering merasa cemas. Pasien merasa apa yang dikerjakan selalu belum benar, sehingga pasien melakukan pekerjaan secara berulang kali, seperti saat mencuci tangan setelah makan yang dilakukan berulang kali, saat menyalakan motor ketika hendak berangkat kerja dilakukannya juga berulang kali, dan ketika ingin mengunci pintu rumah dilakukannya berulang kali. Hal ini sudah dialami sejak ± 1 tahun terakhir. Pasien



IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA  Pasien sadar dengan apa yang dia lakukan, sehingga pasien berusaha melawan kecemasan yang ada dalam dirinya, tetapi tetap tidak bisa mengendalikannya. Menurut informasi dari istri pasien, pasien merupakan orang yang tidak suka menunda suatu pekerjaan dan semua pekerjaan yang dia lakukan diselesaikannya saat itu juga. Pasien merasakan cemas jika apa yang dia lakukan tidak berjalan sesuai yang dia harapkan, dan karena cemas kadang pekerjaannya menjadi terganggu.



IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA  Pasien merasa ada tekanan dalam dirinya terhadap keluarganya karena adik-adiknya semakin besar dan harus melanjutkan pendidikan dan bahwa dia harus bertanggung jawab untuk membantu biaya pendidikan adik-adiknya serta harus menjadi panutan dalam keluarga sehingga apa yang dia lakukan tidak boleh salah atau kurang. Pasien pernah berobat ke dokter spesialis jiwa 1 tahun yang lalu dan diberikan obat-obatan seperti Anafranil, Clobazam, Diazepam dan Alprazolam namun tidak teratur untuk datang kontrol dan juga tidak mengkonsumsi obat



IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA  Seorang laki-laki, tampak kurus, wajah sesuai umur, berbaju kemeja lengan panjang berwarna coklat dengan celana panjang hitam, perawakan sedang, penampilan secara keseluruhan cukup rapi, kesadaran baik, kontak mata (+), verbal (+), perilaku dan aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa, kooperatif, mood cemas, afek cemas, dan empati dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual baik, gangguan persepsi halusinasi tidak ada, produktivitas cukup,



EVALUASI MULTIAKSIAL  Aksis I : Seorang laki-laki datang ke Poli Jiwa untuk yang pertama kalinya, dengan keluhan sering merasa cemas. Pasien merasa pekerjaan yang dilakukan selalu belum benar. Sehingga pasien melakukan pekerjaan secara berulang kali, seperti saat mencuci tangan setelah makan yang dilakukan berulang kali, saat menyalakan motor ketika hendak berangkat kerja dilakukannya juga berulang kali, dan ketika ingin mengunci pintu rumah dilakukannya



EVALUASI MULTIAKSIAL  Aksis I : Hal ini sudah dialami sejak ± 1 tahun terakhir. Pasien merasa ada aturan dalam dirinya yang mengharuskannya untuk melakukan pekerjaan secara berulang-ulang. Pasien sadar dengan apa yang dia lakukan, sehingga pasien berusaha melawan kecemasan yang ada dalam dirinya, tetapi tetap tidak bisa mengendalikannya. Menurut informasi dari istri pasien, pasien merupakan orang yang tidak suka menunda suatu pekerjaan dan semua pekerjaan yang dia lakukan diselesaikannya saat itu juga. dan



EVALUASI MULTIAKSIAL  Aksis I :



Adanya gejala klinis berupa sering cemas, disertai distres dan terdapat hendaya pekerjaan, sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami Gangguan Jiwa. Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai realita dan fungsi-fungsi mental, maka pasien didiagnosis dengan Gangguan Jiwa Nonpsikotik.



EVALUASI MULTIAKSIAL 



Aksis I :



Pada pemeriksaan fisis tidak didapatkan kelainan yang mengindikasikan adanya gangguan medis dan menimbulkan adanya disfungsi otak, sehingga disimpulkan bahwa gangguan jiwa yang diderita pasien ini sebagai Gangguan Jiwa Non-psikotik Non-organik. Pada pasien ini ditemukan mood cemas, afek cemas, sering melakukan pekerjaan yang berulang seperti mencuci tangan setelah makan, menyalakan motor ketika hendak berangkat kerja, dan ketika ingin mengunci pintu rumah. Hal ini



EVALUASI MULTIAKSIAL 



Aksis I :



Maka berdasarkan PPDGJ III kasus ini dapat digolongkan dalam Gangguan Obsesif Kompulsif (F42). Karena pada kasus ini pasien sadar akan apa yang dikerjakan secara berulang kali, dan merupakan sumber penderitaan bagi pasien.



EVALUASI MULTIAKSIAL  Aksis II : Pasien merupakan orang yang perfeksionis dalam melakukan sesuatu. Di lihat dari sikap pasien yang tidak suka menunda suatu pekerjaan dan semua pekerjaan yang dia lakukan diselesaikannya saat itu juga. Menurut PPDGJ III kasus ini digolongkan kedalam Ciri Kepribadian Anankastik.  Aksis III : Tidak ada diagnosis.



EVALUASI MULTIAKSIAL  Aksis IV : Stresor psikososial: adanya tekanan dalam keluarga karena harus menjadi teladan dalam keluarga dalam segi pekerjaan dan juga penyandang dana untuk pendidikan adikadiknya.  Aksis V : GAF Scale terletak pada range 70-61, beberapa gejala ringan dan menetap. Disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.



DAFTAR MASALAH  Organobiologik Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak sehingga membutuhkan sositerapi.  Psikologik Ditemukan adanya hendaya dalam fungsi psikis sehingga membutuhkan psikoterapi.  Sosiologik Ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang pekerjaan, sehingga pasien membutuhkan psikoterapi.



PROGNOSIS



 Dubia et bonam



RENCANA TERAPI



 Farmakoterapi : Clobazam 5 mg 2x1 tab Fluoxetine 2 mg 1-0-0



RENCANA TERAPI



 Psikoterapi suportif : Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.



RENCANA TERAPI



 Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang kondisi penyakitnya agar pasien dapat memahami kondisi dirinya dan penyakitnya, memahami cara menghadapinya, serta memberikan motivasi agar pasien



RENCANA TERAPI



 Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif yang pada akhirnya akan membantu proses penyembuhan pasien. Juga memberikan kesempatan pada



DISKUSI



 Istilah obsesi menunjukkan pada suatu idea atau bayangan mental yang mendesak ke dalam pikiran secara berulang. Pikiran atau bayangan obsesif dapat berupa kekhawatiran yang biasa tentang apakah pintu sudah dikunci atau belum, sampai fantasi yang aneh dan menakutkan tentang



DISKUSI



 Istilah kompulsi menunjukkan pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan sesuatu. Sering suatu pikiran obsesif mengakibatkan suatu tindakan kompulsif. Tindakan kompulsif dapat berupa berulang kali memeriksa pintu yang sudah terkunci, kompor yang sudah mati atau menelpon orang yang dicintai untuk



DISKUSI



 Sebagian orang sangat terdorong untuk berulang kali mencuci tangan setiap beberapa menit atau menhabiskan sangat banyak waktu untuk membersihkan sekelilingnya dengan tujuan untuk mengurangi rasa takut akan kontaminasi.



DISKUSI



 Terdapat beberapa persamaan antara obsesi dan kompulsi  Suatu pikiran atau dorongan mendesak ke alam sadar secara gigih dan terus menerus.  Timbul perasaan takut yang hebat dan penderita berusaha untuk menghilangkan pikiran atau dorongan itu.



DISKUSI  Obsesi dan kompulsi itu dirasakan sebagai asing, tidak disukai, tidak dapat diterima, tetapi tidak dapat ditekan.  Pasien tetap sadar akan gangguan ini, ia tetap mengenal bahwa hal ini tidak wajar dan tidak rasional, biarpun obsesi atau kompulsi itu sangat hebat.  Pasien merasakan suatu kebutuhan



DISKUSI  Individu menghilangkan kecemasannya dengan perbuatan atau buah pikiran yang berulang-ulang. Pasien mengetahui bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk akal, tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan keadaan, tetapi ia tidak dapat menghilangkannya dan ia juga tidak mengerti mengapa ia mempunyai dorongan yang begitu kuat untuk berbuat dan berpikir demikian. Bila ia tidak menurutinya, maka akan timbul



DISKUSI  Lebih dari separuh pasien gangguan obsesif kompulsif mempunyai pikiran obsesif tanpa perilaku kompulsif yang ritualistik. Gangguan obsesif kompulsif sering menyertai depresi atau gangguan anxietas lain. Ada buktibukti yang menunjukkan bahwa gejala akan membalik dengan waktu dan hampir separuhnya akan pulih atau hanya atau hanya menderita gejala



DISKUSI  Terdapat juga beberapa gangguan yang bisa merupakan bagian dari, atau dengan kuat dihubungkan dengan, spektrum gangguan obsesif kompulsif, termasuk :  Ganguan dismorfik tubuh. Pada gangguan ini orang terobsesi dengan keyakinan bahwa mereka buruk rupa atau bagian tubuh mereka berbentuk tidak normal.



DISKUSI  Trikhotilomania. Orang dengan trikhotilomania terus menerus mencabuti rambut mereka sehingga timbul daerah-daerah botak.  Sindrom tourettes. Gejala sindrom Tourettes meliputi gerakan yang pendek dan cepat, tik dan ucapan kata-kata kotor yang tak terkontrol.



DISKUSI



Gangguan obsesif kompulsif merupakan gangguan cemas, dimana pikiran seseorang dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan ia dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang, sehingga menimbulkan stress dan mengganggu fungsinya dalam



DISKUSI  Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III: Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas penderita.



DISKUSI  Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut:  Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri.  Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.



DISKUSI 



Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan,sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud di atas.







Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive).



DISKUSI 



Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan depresi. Penderita gangguan obsesif kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala depresif, dan sebaliknya penderita gangguan depresi berulang dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama episode depresifnya.







Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara paralel dengan perubahan gejala obsesif. Bila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis diutamakan dari gejala-gejala yang timbul lebih dahulu.



DISKUSI 



Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul. Bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer. Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang lain menghilang.







Gejala obsesif ”sekunder” yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom Tourette, atau gangguan mental organk, harus dianggap



 THANK YOU 