Laptutor Ske 1 Blok 12 Saat Step 7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUTORIAL BLOK 12: BIOMATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI



GIPSUM



Tutor : drg. Nuzulul Hikmah, M.Biomed Oleh Kelompok Tutorial XIV : Ketua Sekertaris Anggota



: Dhilan Purna Aji : Syeifira Salsabila Yumnaina Nurhadi : M. Bintang Menara Marisa Icha Aisya Nindita Cahya Mumpuni Julia Eka Putri



(NIM : 161610101107) (NIM : 161610101108) (NIM : 161610101112) (NIM : 161610101109) (NIM : 161610101110) (NIM : 161610101111) (NIM : 161610101113)



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2017



SKENARIO 1 Mahasiswa semester IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember sedang melakukan skill lab manipulasi gipsum. Pelaksanaan skill lab kali ini terbagi dalam 3 kelompok. Kelompok I manipulasi gipsum plaster of paris, kelompok II manipulasi gipsum dental stone, dan kelompok III manipulasi gipsum dental stone hight strength. Semua tahapan manipulasi mulai pencampuran, initial setting sampai final setting harus dilakukan dengan benar agar hasilnya tidak porous. Catat setting time untuk masing-masing gipsum tanpa penambahan bahan retarder dan bahan akselerator.



STEP 1 CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS 1. Porus : rongga atau pori-pori dalam gipsum. 2. Gipsum : mineral putih (nama lain: kalsium sulfat dihidrat). 3. Plaster of paris : bentuk kimia dari kalsium dihidrat. Titik didih 150 Celcius. Salah satu produk gipsum dengan nama lain beta hemihidrat. 4. Skill lab : tempat untuk memperkenalkan skill atau ketrampilan baru yang nantinya dievaluasi berdasarkan kemampuannya. 5. Manipulasi gipsum : suatu penggunaan gipsum untuk membuat model gigi. 6. Initial setting : permulaan dari settingnya gipsum dimana gipsum sudah mulai mengeras tapi belum kaku. Dikatakan initial setting dimulai dari kontak antara gipsum dengan air dan dicirikan sudah dalam initial setting dengan ciri-ciri loss of gloss atau mengkilapnya hilang. 7. Final setting : terjadi reaksi perubahan hemihidrat menjadi dihidrat. Secara klinis gipsumnya dapat dimanipulasi tanpa ada fraktur. 8. Dental stone high strength : salah satu produk gipsum tipe IV dan V. Dental stone yng memiliki kekuatan yang lebih besar dari pada dental stone tipe III. 9. Setting time : waktu yang dibutuhkan gipsum untuk menjadi kaku semenjak kontak dengan air. 10. Bahan akselerator :bahan yang dapat mempercepat waktu setting time. Contoh natrium sulfat. 11. Bahan retarder : bahan memperlambat waktu setting time.



STEP 2 PROBLEM DEFINITION 1. Apa saja klasifikasi dari gipsum? 2. Mengapa manipulasi gipsum diperlukan dalam kedokteran gigi? 3. Apa saja faktor yang mempengaruhi manipulasi gipsum? 4. Apa saja tahapan dalam manipulasi gipsum? 5. Apa yang menyebabkan gipsum porus? 6. Apa faktor yang mempengaruhi setting time? 7. Bagaimana cara menghitung setting time? 8. Apa yang terjadi dengan gipsum jika ditambahkan bahan retarder?



STEP 3 BRAINSTORMING 1. Klasifikasi dari gypsum. a) Impression plaster : berguna untuk mencetak gigi tiruan. Konsistensi tebal dan kaku. Jarang digunakan karena tingkat porusitas tinggi dan mudah rapuh. Sudah diganti dengan bahan lain yaitu alginat. Bentuk negatif dari rahang. Daya serap air tinggi dan setting ekspansi tinggi. b) Model plaster : berguna untuk mencetak protesa. Jarak antar partikel besar. Makin kebawah tingkat porusitas mengecil. Berbanding terbalik dengan tingkat kekuatan. Digunakan dengan kuvet. Bentuknya tidak beraturan dan memiliki lubang kapiler. c) Dental stone : berguna untuk model ortodonsi, prostodonsi. Bentuk positif rahang. Mudah dilepas. Bentuk kristal lebih jelas. Lebih kaku dan keras. d) Dental stone high strength : berguna untuk mencetak cast restorasi. Tahan abrasi. bentuk seperti densit kuboid, permukaan lebih padat dan halus. Densit berasal dari gypsum yang mengalami pemanasan menggunakan kalsium klorida. e) Dental stone high strenht expansion : 0,1%-0,3%. Untuk mengimbangi pengerutan custing logam. Mengandung garam yg sedikit dan gipsum paling mahal. 2. Manipulasi gypsum diperlukan karena untuk membuat model gigi, protesa, dan ortodonsi, untuk mencegah terjebaknya udara dalam adonan gipsum, memperhitungkan setting time dan mengurangi ekspansi dari gipsum. 3. Factor yang mempengaruhi manipulasi gypsum : a) Suhu : suhu rendah, kalsium sulfat susah setting. Normal dibawah 500C. b) Rasio perbandingan antara powder dan water. c) Pengadukan: bowl halus dan parabola. Spatula kaku. Jangan sampai mengandung gelembung. Cara menuang air terlebih dahulu lalu bubuk. d) Pemilihan produk gipsum sesuai dengan kebutuhan. e) Kemurnian bubuk gipsum: jika berkontak dengan udara maka akan bereaksi. Setting time cepat. f) Pencampuran retarder dan akselerator. 4. Tahapan memanipulasi gypsum : a) Pengenceran powder dan air yang tepat. b) Pengadukan cepat kurang lebih selama 1 menit. c) Memasukkan adonan gypsum ke dalam cetakan dengan hati-hati.



d) Pengenalan initial setting (panas). e) Final setting (suhu turun). f) Dikeluarkan dari cetakan. 5. Gypsum porus terjadi karena terdapat udara dalam adonan karena pengadukan yang tidak terus menerus. Lalu cara menuangkannya lapis demi lapis tidak rapat sehingga masih ada udara dalam cetakan/lapisan. 6. Factor yang mempengaruhi setting time adalah : a) Ketidakmurnian dari gipsum. b) Pengadukan secara cepat dan lama. c) Kenaikan suhu menjadi cepat setting (0-500 Celcius setting time cepat) (>500 Celcius setting time melambat). d) Semakin banyak air yang digunakan setting time lama, kekuatan kompresi melemah. 7. Cara menghitung setting time dimulai dari bubuk gipsum berkontak dengan air, lalu diaduk selama 1 menit, masukkan ke cetakan, jika sudah tidak mengkilap (initial setting time), dan terakhir final setting (saat dingin). 8. Gypsum yang ditambahkan bahan retarder akan : a) Makin lama setting timenya sehingga working time makin panjang. b) Memperlambat laju reaksi seperti natrium sitrat, natrium akan mengikat sulfat sehingga susah menjadi kristal. c) Kalium sufat dapat mempercepat setting, karena dapat mempercepat kristal. kelarutan hemihidrat meningkat. d) Jika dengan reterder kelarutan hemihdrat menurun, setting time panjang. e) Penambahan retarder akan mengakibatkan retarder beraksi sampai habis, sehingga memperpanjang setting time. Dan tidak ada perubahan pada gipsum. f) Penambahan retarder dan akselerator dapat mengurangi ekspansi dari gipsum.



STEP 4 MAPPING



GYPSUM



TIPE



KOMPOSISI INSTRUMENT MANIPULASI



REAKSI SETTING WAKTU SETTING



SIFAT GYPSUM



APLIKASI GYPSUM



EKSPANSI SETTING



STEP 5 LEARNING OBJECTIVE 1. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan sifat, tipe, dan komposisi gipsum. 2. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan manipulasi gipsum (instrumen yang digunakan) dan faktor yang mempengaruhi. 3. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan setting time gipsum. 4. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan aplikasi gipsum dalam kedokteran gigi.



1. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan sifat, tipe, dan komposisi gipsum. Tipe, menurut ADA ada 5 tipe gipsum: a. Impression plaster, komposisi kalsium sulfat hemihidrat. Sudah jarang digunakan, digantikan gipsum tipe lain yang tidka terlalu kaku. Digunakan terbatas untuk cetakan akhir, atau cetakan rahang gipsum. Ada tambahan bahan pewarna. Komposisi: potato starch sebagai pelarut. Untuk material pengatur oklusi. Berasal dari beta hemihidrat yang terkalsinasi. b. Model plaster, bahan utama beta hemihidrat ditambah bahan tambahan untuk setting time. Digunakan untuk kuvet. Karn untuk pengisian kuvet tidak perlu gipsum yang terlalu keras. Ada bahan retarder dan akselerator namun jumlah sedikit. Ada tambahan bahan pewarna. Bentuk lebih tidak teratur seperti sponge. Butuh banyak air. c. Dental stone, bahan utama alfa hemihidrat. Partikel dental stone lbh kecil, berntuknya batang atau prisma dan tidak porus. Untuk membuat model kerja. Ada kandungan kecil beta hemihidrat. Ada tambahan bahan pewarna. Membutuhkan sedikit air. Terkalsinasi diatas tekanan atmosfer. d. Dental sone hih strength, terdiri dari densit yang partikel kuboidal, partikel padat dan halus. Digunakan untuk membuat die inlay, mahkota, jembatan tiruan krn



dibutuhkan gipsum yang keras dan tahan abrasi. Ada tambahan bahan pewarna. Terkalsinasi diatas tekanan atmosfer. e. Dental stone high strength dan high expansion, ekspansi bsar, 0,1%-0,3%. Untuk mengimbangi pengerutan custing logam ssat pendinginan. Kompresinya tinggi sehingga partikel halus. Merupakan dental stone paling mahal. Kandungan garam paling sedikit, dan biasanya dijumpai di pasaran warna biru dan hijau. Ada tambahan bahan pewarna. Karakteristik gipsum: a. Perubahan dimensi. Dipengaruhi ekspansi dari suatu gipsum. Semakin tinggi setting ekspansi perubahan dimensi semakin besar. b. Setting time. Pada penambahan air dan manipulasi gipsum berguna untuk pengerasan gipsum, namun bila kandungan air banyak akan membuat setting time panjang. c. Setting ekspansion. Proses ini tipe gips mengalami ekspansi. Tetapi ekspansi dapat dikurangi dengan menambahkan bahan kimia potasium sulfst, natrium cl, atau borax. d. Kekuatan tekan. Apabila gips ditekan sampai berapa beban ditahan gips sampai pecah. Ada



macam basah (kelebihan air) dan kering (apabila kelebihan air



dikeringkan). Kekuatan kering di capai 7 hari. 580 lbh kurang 290 Psi. Lebih kuat kekuatan kering. e. Tingkat porusitas. Tipe 1 porusitas sangat tinggi, makin kebawah makin rendah. f. Resistensi abrasi dari tipe 1-5. Tipe 1 paling rendah, makin keatas makin tinggi. g. Ratio W:P dari tipe 1-5. Paling tinggi tipe 1. Makin kebawah makin kecil. Syarat gips: a. Sifat mekanis yang baik. b. Dapat mereproduksi detail yang halus dan batas yang tajam. c. Memiliki stabilitas dimensional yang baik dan kompatible. 2. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan manipulasi gipsum (instrumen yang digunakan) dan faktor yang mempengaruhi. Instrumen : bowl karet, spatula, gips, mechanical vacum mixer yg hasilnya halus dan rata, stone vibrator agar gips tidak mengendap 1 sisi.jarum vicat dan jarum gillmore untuk mengukur waktu pengerasan gipsum. Kita harus meminimalisir kontak bahan lain. Misal gipsum dengan alginat. Shg gipsum kasar dan mudah rapuh. Menggunakan vaselin (bahan separator. Berguna gips lbh



mudah dilepaskan). dia slousi untuk membantu gipsum agat tidak kontak langsung agar tidak terjadi adesi. Penambahan akselerator spt potasium sulfat dan potasium kloride. Vaselin dpt melunakan gips. Penyimpanan gips pada suhu ruangan tidak menimbulkan dimensi yg bermakna. Jika ditingkatkan gips dpt mengkerut dan kekuatan tekan berkurang. Kebersihan alat juga penting. Faktor : a. W:P ditingkatkan, working time bertambah, viskositas berkurang, kekuatan berkurang, dan sebaliknya. b. Pengadukan, kalo ditambah working time berkurang. Viskositas bertambah, tidak ada perubahan pada kekuatan. c. Temperatur air dinaikkan, working time berkurang, viskositas naik, tidak ada perubahan kekuatan. Dan sebaliknya. d. Ketidakmurnian gips, menyebabkan semakin cepat mengeras. e. Kehalusan, semakin halus maka menyebabkan semakin cepat mengeras. f. Penambahan bahan akselerator dan retarder, berdampak kekuatan gips. Krn penambahan bahan mengurnagi kohesi antar partikel. Manipulasi a. Pemilihan jenis gips b. Mempersiapkan alat dan bahan. Sebaiknya dibersihkan dahulu agar tidak meninggalkan residu. c. Pencampuran bubuk dan air. Air dituangkan dahulu. Ditimbang dahulu. d. Bubuk ditaburkan perlahan 10 detik bertujuan udara yg terperangkap bisa keluar. e. Dibiarkan 20-30 detik. f. Spatulasi rate dalam 2 putaran perdetik. Harus adequat, glosy, tidak ada gel udara. Pengadukan manual, 1 menit. g. Menggunakan vibrator saat menuangkan gips ke mold. h. Reaksi pengerasan 30-1 jam baru dapat dilepaskan. i. Penambahan bahan disinfektan, dilakukakn setelah dilepaskan dari mold. Bisa direndam atau di seprot. 3. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan setting time gipsum. Setting time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan gips untuk mengeras yang dihitung sejak gips berkontak dengan air.



Ada 2 tahap a. Initial setting, campuran gips dengan air sudah tidk dapat mengalir lg kedalam cetakan. Secara visul ditandai hilangnya kemengkilapan, dalam keadaan ini gips tidak dpt hancur tpi masih dpt dipotong. Biasanya 8-10 menit mulai dri awal pengadukan. b. Final setting, kkerasan blm maksimum dan kekerasan blm max, namun bisa dilepas dri cetakan tanpa distorsi. Biasanya rekm dr papbrik 1 jam dr initial setting. Reaksi final setting rekasi eksotermik. Reaksi pengerasan a. Hemihidrat diaduk air, akan terbentuk suspensi cair. b. Hemihidrat akan larut sampai menjadia larutan jenuh atau berubah menjadi dihidrat dan mengendap. c. Hal itu berlanjut terus menerus sampai semua bentuk hemihidrat berubah menjadi dihidrat. Die stone dan model stone (dental stone tipe 4) setting time sama sekitar 15 menit ttpi memiliki daya ekspansi yg berbeda. Ekspansi die stone 0,09%, untuk model stone 0,2%, plaster of paris setting time 30 menit dgn daya ekspansi 0,2%. Daya ekspansi dimulai dari mengaduk campuran. Faktor yang mempengaruhi setting time : a. Mixing time, pertambahan campuran akan mempercepat setting time. b. W:P ratio memperkecil w:p akan mempercepat setting time. c. Temperatur, meningkatkan T dpt mempercepat rekasi shg setting time cpt. Tpi jika diatas 50C maka terjadi sebaliknya krn kelarutan hemihidrat dibanding dihidrat menurun. Jika mencapai 100 C tdk terjadi reaksi. d. Ekspansi terjadi krn umbuhnya kristal dihidrat yang tidak beraturan. Ada hubungan w:p semakin dikit ratio maka semakin tinggi ekspansi, dan sebaliknya. Berpengaruh setting timenya jga, jika jauh maka lbh lama mengeras. Setting ekspansi bisa dikurangi dan ditambah dengan bahan akselerator/retarder dengan mengubah bentuk partikel dihidraat yg dibentuk. Bahan kimianya akselerator (potasium sulfat). Retarder (borax). Maka bahan kimia itu disebut anti ekspansion agent. e. Pengadukan semakin cpt maka smkin cpt mengeras. Krn tumbuh kristal. 4. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan aplikasi gipsum dalam kedokteran gigi.



a. Membuat model studi (plaster of paris) dental stone tipe 2. Selain itu untuk bahan isi kuvet. Plaster of paris untuk membuat model tipe negatif. b. Membuat model kerja (dental stone tipe 3). c. Membantu dalam pembuatan protesa, jembatan, mahkota Jembatan dan mahkota untuk dental stone tipe 4. d. Die stone (gips tipe 4). e. Digunakan pembuatan pengecoran bahan logam (tipe 5).