Leiomyosarcoma - Kelompok 2 - Kelas B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH RADIOLOGI VETERINER “LEIOMYOSARCOMA”



OLEH: KELOMPOK 2 KELAS B



Jessy Filomena Fernanda Bento



1809511046



Bravanasta Glory Rahmadyasti Utomo



1809511047



Komang Ayu Triana Sanjiwani



1809511049



Ferdy Olga Saputra



1809511050



M. Farhan Al Ma’arif



1809511051



Nur Baiti



1809511052



Nabilah Rizky Amalia



1809511055



Maharani Lisna Wulandari



1809511056



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat dan anugerahnya kami dapat menyelesaikan paper kami yang berjudul “Leiomyosarcoma” kami sadar bahwa itu bukan karena kekuatan kami melainkan karena berkat Tuhan yang Maha Esa dalam menyelesaikan paper ini. Kami menyadari bahwa dalam menyusun paper ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Demikian yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan terima kasih.



Denpasar, 26 November 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3 2.1 Penjelasan Umum Leiomyosarcoma ............................................................. 3 2.1.1 Terminologi .......................................................................................... 3 2.1.2 Etiologi dan Patogenesis ....................................................................... 3 2.1.3 Gejala Klinis ......................................................................................... 3 2.1.4 Diagnosis dan Prognosis ....................................................................... 3 2.1.5 Pengobatan dan Pencegahan ................................................................. 4 2.2 Teknik Pemeriksaan Radiografi Cavum Abdomen ....................................... 5 2.3 Radiografi Normal Cavum Abdomen ........................................................... 9 2.3.1 Radiografi Abdomen Kucing .................................................................. 9 2.3.2 Radiografi Abdomen Anjing ................................................................ 10 2.4 Radiografi Leiomyosarcoma ....................................................................... 12 2.4.1 Location ................................................................................................ 12 2.4.2 Margin................................................................................................... 13 2.4.3 Number ................................................................................................. 13 2.4.4 Opacity .................................................................................................. 14 2.4.5 Size ……………………………………………………………………15 2.4.6 Shape..................................................................................................... 16 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 17 3.2 Saran ............................................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18



iii



DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Posisi standar radiografi abdomen.. ..................................................................7 Gambar 2. Posisi horizontal beam view .............................................................................8 Gambar 3. Right lateral view for abdomen radiograph of the cat. ..................................10 Gambar 4. Left lateral view for abdomen radiograph of cat .............................................10 Gambar 5. Ventrodorsal view of abdominal radiograph of DSH cat ................................10 Gambar 6. Ventrodorsal view of abdominal radiograph of Dog ......................................11 Gambar 7. Right lateral view for abdomen radiograph of the dog. .................................11 Gambar 8. Left lateral view for abdomen radiograph of dog. ..........................................11 Gambar 9. Gambaran ultrasonografi prostat dan lesi massa abdomen pada anjing. .........13 Gambar 10. Ultrasonografi pada abdomen anjing yang terdapat massa abnormal ...........14 Gambar 11. Radiografi abdomen lateral kanan ................................................................15 Gambar 12. Penampilan kistik ultrasonografi dari massa panggul. ..................................15 Gambar 13. Radiografi abdomen lateral kanan (A) dan ventrodorsal (B). .......................16



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor atau neoplasma merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol serta bersifat merugikan bagi penderitanya. Tumor merupakan penyakit yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya karena pertumbuhannya yang terus-menerus dan bersaing dengan sel normal dalam memperoleh nutrisi sehingga lambat laun jaringan normal akan mengalami kematian. Penyebab dari tumor hingga kini masih belum diketahui secara pasti meskipun telah banyak kemajuan yang dilakukan guna menyelidikinya. Agen yang mampu menyebabkan terbentuknya tumor disebut karsinogenik. Terdapat beberapa faktor predisposisi kejadian tumor pada hewan yaitu pigmen, keturunan dan khususnya adalah umur. Tingkat insiden kasus tumor lebih tinggi menyerang hewan tua dibandingkan hewan yang masih muda, hal ini terjadi karena unsur waktu yang lebih panjang dan kondisi yang tidak stabil. Leiomiosarkoma merupakan tumor ganas yang berasal dari otot polos. Tumor jenis ini merupakan tumor yang paling sering ditemukan pada anjing, terutama yang berusia di atas 6 tahun. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa terminologi leiomyosarcoma? 2. Apa etiologi leiomyosarcoma? 3. Bagaimana gejala klinis leiomyosarcoma? 4. Bagaimana patogenesis leiomyosarcoma? 5. Bagaimana diagnosis dan prognosis leiomyosarcoma? 6. Bagaimana pengobatan dan pencegahan leiomyosarcoma?



1



1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan paper ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui terminologi leiomyosarcoma. 2. Untuk mengetahui etiologi leiomyosarcoma. 3. Untuk mengetahui gejala klinis leiomyosarcoma. 4. Untuk mengetahui patogenesis leiomyosarcoma. 5. Untuk mengetahui diagnosis dan prognosis leiomyosarcoma. 6. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan leiomyosarcoma.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Penjelasan Umum Leiomyosarcoma 2.1.1 Terminologi Leiomyosarcoma adalah neoplasia otot polos maligna yang berasal dari mesenkim dan oleh karena itu dapat terjadi di setiap organ atau daerah di mana jaringan ini berada. Leiomyosarcoma pada anjing yang berasal dari dinding saluran pencernaan menyumbang 10% hingga 30% dari tumor usus, mempengaruhi sebagian besar anjing yang lebih tua. 2.1.2 Etiologi dan Patogenesis Leiomyosarcoma adalah neoplasia otot polos maligna yang berasal dari mesenkim dan oleh karena itu dapat terjadi di setiap organ atau daerah di mana jaringan ini berada. Leiomyosarcoma pada anjing yang berasal dari dinding saluran pencernaan menyumbang 10% hingga 30% dari tumor usus, mempengaruhi sebagian besar anjing yang lebih tua. 2.1.3 Gejala Klinis Gejala



klinis



dari



hewan



yang



diduga



mengindap



leiomyosarcoma yaitu, muntah dengan darah, penurunan berat badan, diare, lesu, abdomen terasa sakit, massa tumor teraba, konstipasi, tenesmus, hematochezia. 2.1.4 Diagnosis dan Prognosis -



Diagnosis Pemeriksaan riwayat menyeluruh tentang kesehatan anjing. Prosedur standar mencakup beberapa radiografi toraks, USG perut, dan tes darah dan urin lengkap guna memastikan diagnosis. Teknik pencitraan akan menunjukkan adanya tumor termasuk radiografi dengan kontras, ultrasound, dan endoskopi guna membantu mengidentifikasi perubahan pada lambung dan dinding usus, seperti penebalan dinding. Dapat menggunakan laparotomi atau operasi eksplorasi untuk menganalisis tumor lebih lanjut.



3



Melakukan biopsi jaringan tumor dan pemeriksaan patologi anatomi. Radiografi kontras, sementara itu, digunakan untuk meningkatkan visualisasi jaringan dan meningkatkan lokalisasi tumor. Untuk pengujian sampel diproses dengan metode rutin untuk mikroskop dan diwarnai dengan hematoxylin-eosin (HE), Masson trichrome, anti-cytokeratin CK5, anti-smooth muscle actin, vimentin dan antibodi KIT(CD117). Tumor diklasifikasikan berdasarkan



histopatologi



sebagai



asal



mesenkim



dan



imunopositifitas sitoplasma difus internal sel neoplastik untuk aktin otot polos, vimentin dan negatif untuk KIT menyebabkan diagnosis leiomyosarcoma. Untuk diagnosis banding yang terdaftar,



tumor



sel



spindel



gastrointestinal,



leiomioma,



mesothelioma ganas fibrosa (sel spindel), fibrosarcoma, tumor selubung saraf perifer ganas. -



Prognosis Menyebar melalui pembuluh darah karena memiliki ikatan antar sel yang lemah, Pertumbuhan sel tumor pada suatu organ dipengaruhi oleh kecepatan aliran darah pada organ tersebut, ketebalan dinding pembuluh darah, dan derajat kesesuaian antara molekul adhesi pada permukaan sel tumor dan reseptor pada permukaan endotel pembuluh darah (Cheville 1994). Sel tumor akan lebih mudah untuk bermetastasis pada organ dengan pembuluh darah yang tipis dengan ukuran kecil serta aliran darah yang lambat sehingga memungkinkan sel tumor menempel pada endotel pembuluh darah.



2.1.5 Pengobatan dan Pencegahan 1. Operasi Operasi adalah pengobatan yang paling umum dilakukan untuk mengatasi leiomyosarcomas. Untuk sarkoma yang lebih besar, dan jika ada kemungkinan sel-sel kanker yang tertinggal radioterapi biasanya dilakukan setelah operasi.



4



2. Radioterapi Radioterapi



dapat



diberikan



setelah



operasi



untuk



mengecilkan tumor dan membuatnya lebih mudah untuk menghapus, atau untuk mencoba menghancurkan sel-sel kanker. Radioterapi menghancurkan sel-sel kanker dengan menggunakan energi tinggi sinar X. Radioterapi merupakan bagian penting dari perawatan untuk sarkoma jaringan lunak. Radioterapi dilakukan untuk mencegah kembalinya sel-sel kanker. Radioterapi diberikan setelah operasi dengan syarat luka operasi harus disembuhkan sebelum pengobatan radioterapi dimulai. 3. Kemoterapi Kemoterapi adalah penggunaan anti-kanker (sitotoksik) obat untuk menghancurkan sel-sel kanker. Kemoterapi kadang-kadang dapat diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor dan membuatnya lebih mudah untuk menghapus. obat Kemoterapi biasanya diberikan melalui suntikan ke dalam vena (intravena) tapi kadang-kadang dapat diberikan dalam bentuk tablet. Obat kemoterapi yang digunakan paling umum untuk sarkoma jaringan lunak yang doksorubisin dan ifosfamid. Kemoterapi juga digunakan untuk beberapa sacroma leiomyosarcomas. Ini mungkin



mencoba



leiomyosarcoma



untuk datang



mengurangikemungkinan kembali,



atau



dari untuk



mengobatileiomyosarcoma yang telah menyebar. 2.2 Teknik Pemeriksaan Radiografi Cavum Abdomen Sebelum dilakukan radiografi abdomen sangat penting untuk dilakukan puasa pada pasien setidaknya 12 jam sebelum prosedur jika memungkinkan. Untuk evaluasi lengkap dari saluran kemih, pengosongan rektum (enema) sangat disarankan, karena usus besar sering ditumpangkan dengan ginjal dan ureter. Mantel rambut harus bersih dan kering, terutama pada pasien berambut panjang. Rambut kotor atau basah akan terlihat jelas pada radiografi dan dapat menyebabkan kesalahan diagnosis.



5



-



Teknik Radiografi abdomen harus diambil selama jeda ekspirasi dalam respirasi. Waktu pengambilan foto harus diatur sesingkat mungkin untuk meminimalkan risiko artefak gambar gerakan hewan. Untuk mengoptimalkan parameter eksposur untuk radiografi perut, upaya harus dilakukan untuk menjaga energi sinar (nilai kVp) serendah mungkin dan mengkompensasi dengan peningkatan kuantitas foton. Sinar X-ray berenergi tinggi (nilai kVp tinggi) akan menembus secara merata melalui jaringan yang berbeda sehingga menghasilkan kontras gambar yang rendah antara jaringan lunak perut dan lemak dan membuat gambar menjadi abu-abu. Sehingga sinar X-ray berenergi rendah meningkatkan kontras gambar pada radiografi perut.



-



Penentuan Posisi Pasien Proyeksi standar untuk radiografi abdomen termasuk pandangan lateral dan ventrodorsal. Pandangan dorsoventral terbatas digunakan, karena perut tidak sepenuhnya diperpanjang dan organ perut dikompresi dan dipindahkan. Selain itu, bagian tubuh dorsal sering tidak jelas karena jarak objek-film yang tinggi. Pilihan posisi berbaring miring kanan versus kiri kurang penting; namun, pemeriksa harus menyadari perbedaan posisi organ abdomen antara proyeksi ini. Pandangan lateral kanan sedikit menguntungkan untuk evaluasi ginjal dan limpa, sedangkan proyeksi lateral kiri memfasilitasi evaluasi pilorus dan duodenum yang lebih baik. Pandangan lateral yang berlawanan sering membantu untuk evaluasi abdomen lengkap. Hewan harus diposisikan selurus mungkin untuk pemeriksaan radiografi. Perencanaan dan persiapan untuk menyelesaikan pemeriksaan radiografi dalam waktu sesingkat mungkin, mungkin dengan bantuan instrumentasi atau obat-obatan (sedasi), juga disarankan. a. Standar pandangan lateral Pasien harus diposisikan dengan kaki diluruskan. Pada anjing berdada dalam, baji busa yang ditempatkan di bawah tulang dada



6



sangat membantu untuk mencapai posisi lurus. Kepala dan leher harus ditempatkan dalam posisi alami tanpa rotasi. Kolimasi sinar tidak boleh melebihi sendi coxofemoral dan xiphoid. b. Standar pandangan vetrodorsal Pasien yang diposisikan dengan kaki ekstensi, sebaiknya menggunakan V-trough. Tulang xiphoid harus teraba di garis tengah. Kaki belakang dapat dimiringkan secara kranial (posisi katak). Posisi tersebut memiliki kelebihan menghasilkan lipatan inguinal kurang mencolok pada hasil radiografi. Namun, kerugiannya adalah terdapat peningkatan radiasi hamburan, yang bermasalah baik dalam hal kualitas gambar maupun pertimbangan keamanan radiasi. Kepala dan leher harus diposisikan secara simetris, karena kemiringan atau rotasi mempengaruhi simetri batang tubuh. Sinar dikolimasi



sehingga



tidak



melampaui



sendi



xiphoid



dan



coxofemoral, dan pusat beam diarahkan setinggi umbilikus. Pada anjing yang sangat besar, dua pandangan yang tumpang tindih mungkin diperlukan untuk menutupi seluruh perut.



Gambar 1. Posisi standar radiografi abdomen. Posisi lateral view (a) dan ventrodorsal view (b).



7



c. Proyeksi oblique Posisi ini hanya digunakan dalam kasus-kasus tertentu, misalnya ketika benda asing perifer (seperti kail pancing) harus dilokalisasi secara pasti di dalam dinding lambung atau rongga peritoneum. d. Pandangan horizontal beam Pemosistuk membantu diagnosis ian ini diindikasikan untuk free abdominal gas. Pasien diposisikan rebah lateral kiri dan ventrodorsal. Jika peralatan radiografi hewan besar tersedia, pandangan lateral berdiri dapat direkomendasikan untuk melindungi hewan dan personel selama penentuan posisi pasien.



Gambar 2. Posisi horizontal beam view e. Compression radiographs Teknik-teknik ini menggunakan alat bantu radiolusen (sendok kayu, pita kompresi, spatula Plexiglas) untuk memisahkan organ perut yang tumpang tindih, mengurangi diameter tubuh pasien pada anjing besar, atau meningkatkan tekanan balik dari sistem pengumpulan urin. Namun, ada risiko nyata pecahnya struktur berdinding tipis seperti uterus yang membesar (pyometra) atau tumor limpa dan hati, dengan resiko yang fatal. Teknik ini juga dikontraindikasikan jika dicurigai adanya hernia diafragma.



8



2.3



Radiografi Normal Cavum Abdomen 2.3.1 Radiografi Abdomen Kucing - Right Lateral View Abdominal Radiograph of The Cat Pada bagian paling cranial terdiri dari organ hati yang berada ventral abdomen, pada bagian atas merupakan bagian fundus dari lambung, bagian pylorus pada lambung berada di antara hati dan usus halus serta colon transversal, ginjal berbatasan dengan os vertebrae berada di bagian dorsal usus halus. Colon descendent berada di antara ginjal dan vesica urinaria yang berada di bagian paling caudal dari rongga abdomen yang dibatasi oleh os pelvis. Pada bagian lateral view gas pada lambung akan terakumulasi pada bagian pylorus sehingga terlihat bersifat radiolucent pada saat perlakuan radiografi. GINJAL Posisi ginjal berada di ruang retroperitoneal, kutub kranial pada organ ginjal kanan selalu sulit terlihat dikarenakan bertumpuk (superimposed) dengan organ hati, Ginjal kiri posisinya lebih caudal daripada organ ginjal bagian kananm, dengan lokasi yang bervariasi. Menentukan ginjal normal secara ventrodorsal view bisa ditentukan dengan mengukur organ ginjal dengan ukuran os lumbalis yang ke-2, untuk hewan kucing dengan ginjal normal berukuran 1.9-2.9 kali Panjang ukuran os lumbalis yang ke-2. HATI Hati yang merupakan organ kelenjar terbesar di dalam tubuh hewan, memiliki opasitas yang sifatnya lebih radiopaque tetapi sedikit lebih radioluscent dibandingkan dengan opasitas tulang. LIMPA Ukuran normal limpa bervariasi, umumnya pada hewan anjing ukuran limpa lebih besar dibandingkan ukuran organ limpa pada kucing. Hewan yang dibius dengan menggunakan golongan barbiturate atau golongan acepromazine, maka limpa secara fisiologis akan membesar.



9



Gambar 3. Right lateral view for abdomen radiograph of the cat. Liver (1), Fundus (2), pylorus (3), right kidney (4), left kidney (5), small intestine (6), transverse colon (7), descending colon (8), bladder (9). -



Left Lateral View of Abdominal Radiograph of The Cat



Gambar 4. Left lateral view for abdomen radiograph of cat. pylorus (2), liver (3), spleen (4), kidney (5), descending colon (6), small intestine (7), fundus (8) -



Ventrodorsal View of Abdominal Radiograph of The Cat



Gambar 5. Ventrodorsal view of abdominal radiograph of DSH cat



10



2.3.2



Radiografi Abdomen Anjing



Gambar 6. Ventrodorsal view of abdominal radiograph of Dog



Gambar 7. Right lateral view for abdomen radiograph of the dog. Fundus (1), pylorus (2), liver (3), spleen (4), left kidney (5), descending colon (6), small intestine (7).



Gambar 8. Left lateral view for abdomen radiograph of dog.



11



2.4 Radiografi Leiomyosarcoma Leiomyosarcoma, jenis kanker langka yang menyerang jaringan otot polos. Paling sering terjadi di perut, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menyerang bagian tubuh lainnya, termasuk rahim, pembuluh darah, dan kulit. Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah dan pemeriksaan radiologi. Radiologi yang digunakan diantaranya adalah radiografi dan ultrasonografi. Radiologi digunakan untuk memberikan gambaran atau visualisasi serta letak dari kanker tersebut. Dalam pemeriksaan radiologi, interpretasi dilakukan dengan melihat beberapa patokan yaitu location, margin, number, opacity, size, dan shape. 2.4.1 Location Dalam interpretasi, lokasi atau letak suatu organ menjadi tolak ukur untuk dapat mendiagnosis suatu penyakit. Leiomyosarcoma berpotensi terjadi di mana saja, di mana ada otot polos seperti, uterus (paling umum terjadi), lambung, esofagus, usus kecil, hati, kandung kemih, nasofaring, bahkan sampai struktur vena. Massa abnormal yang tumbuh secara tidak beraturan umumnya akan mendorong organ-organ disekelilingnya, sehingga menimbulkan perubahan lokasi yang akan terdeteksi melalui radiografi maupun ultrasonografi. Dengan melihat perubahan lokasi yang terjadi maupun organ mana saja yang lokasinya tidak sesuai tempatnya,



dapat



membantu



untuk



menegakkan



diagnosis



leiomyosarcoma.



Gambar 1. Radiologi tumor abdomen Sumber: Serin, G., Aydogan, A. H. M. E. T., Yaygingul, R., & Tunca, R. (2010). Uterine leiomyosarcoma in a dog: a case report. Veterinarni Medicina, 55(8), 405-408.



12



Radiografi pada rongga abdomen tersebut menunjukkan adanya massa yang sangat besar (ditunjukkan oleh panah), dimana masa tersebut menyebabkan perubahan lokasi pada rongga abdomen, liver, dan juga usus kecil. 2.4.2 Margin Margin atau batas menjadi salah satu aspek yang diperhatikan dalam menginterpretasi sebuah gambaran radiologi. Margin adalah batas, baik batas dari suatu organ maupun batas dari suatu regio dapat menjadi penegak suatu diagnosis.



Gambar 9. Gambaran ultrasonografi prostat dan lesi massa abdomen pada anjing. Sumber: Holdsworth, A., Bléhaut, T., Reeve, L., Day, M. J., & Warren‐Smith, C. (2015). An incidental prostatic leiomyoma in a dog. Veterinary Record Case Reports, 3(1), e000204. Gambaran ultrasonografi melalui bidang sagittal prostat dan bagian caudal lesi masa perut. Kelenjar prostat merupakan struktur hyperechoic yang terletak diantara garis tengah tubuh. Perhatikan bahwa batas kraniodorsal prostat tidak teratur dan tidak jelas. Massa abdomen caudal adalah lesi ekogenisitas campuran yang heterogeny (hypoechoic) di sudut kiri bawah.



13



2.4.3 Number Number atau jumlah merupakan faktor penting untuk penegakkan diagnose terhadap leiomyosarcoma. Dengan gambaran radiologi baik dengan radiografi maupun ultrasonografi, jumlah massa yang tumbuh secara abnormal dapat diperkirakan sehingga memudahkan untuk penanganan berikutnya.



Gambar 10. Ultrasonografi pada abdomen anjing yang terdapat massa abnormal Sumber: Hobbs, J., Sutherland‐Smith, J., Penninck, D., Jennings, S., Barber, L., & Barton, B. (2015). Ultrasonographic features of canine gastrointestinal stromal tumors compared to other gastrointestinal spindle cell tumors. Veterinary Radiology & Ultrasound, 56(4), 432-438 Ultrasonografi sagittal pada bagian kavitas ditunjukkan oleh panah putih berkepala dua, terlihat sebuah massa cecal dan sudah terdiagnosa sebagai GIST. Lumen terlihat sebagai garis hyperechoic (panah putih) dorsal ke daerah hypoechoic. Panah putih tersebut menggambarkan margin dorsal dan margin ventral dari massa. 2.4.4 Opacity Radiografi abdomen mengungkapkan dilatasi kolon yang parah dengan bahan feses granular yang menunjukkan megakolon, distensi kandung kemih sedang, dan adanya peningkatan opasitas jaringan lunak di wilayah kelenjar prostat yang menonjol ke kranial dari pintu atas panggul dan terkait dengan kompresi segmental yang parah. rektum, radiografi toraks biasa-biasa saja (Gambar 1).



14



Gambar 11. Radiografi abdomen lateral kanan menunjukkan rektal kompresi, distensi kandung kemih, dan megacolon. Sumber: Trovatelli M, et al (2021). 2.4.5 Size Pemeriksaan USG abdomen mengidentifikasi massa kistik multicavitary, berukuran 9 × 6 cm, terlokalisasi di daerah panggul kanan,



berdekatan



dengan



kelenjar



prostat



yang



memiliki



echogenicity homogen sedang dan margin halus. Massa itu menyebabkan kompresi dan perpindahan rektum dan uretra. Tidak ada limfa denopati regional yang terdeteksi (Gambar 2).



Gambar 12. Penampilan kistik ultrasonografi dari massa panggul. Sumber: Trovatelli M, et al (2021).



15



2.4.6 Shape Radiografi abdomen mengidentifikasi opasitas jaringan lunak yang besar, massa berbentuk hati antara kolon desendens dan kandung kemih, menggeser usus kecil ke arah kranial (Gbr. 1).



Gambar 13. Radiografi abdomen lateral kanan (A) dan ventrodorsal (B). Massa opasitas jaringan lunak berbentuk hati yang besar (panah) antara kolon desendens dan kandung kemih diidentifikasi. Usus halus dipindahkan secara kranial oleh massa Sumber: Na H, et al (2020).



16



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Leiomyosarcoma adalah neoplasia otot polos maligna yang berasal dari mesenkim dan oleh karena itu dapat terjadi di setiap organ atau daerah di mana jaringan ini berada. Leiomyosarcoma pada anjing yang berasal dari dinding saluran pencernaan menyumbang 10%



hingga 30% dari tumor usus,



mempengaruhi sebagian besar anjing yang lebih tua. Gejala klinis dari hewan yang diduga mengindap leiomyosarcoma yaitu, muntah dengan darah, penurunan berat badan, diare, lesu, abdomen terasa sakit, massa tumor teraba, konstipasi, tenesmus, hematochezia. Pemeriksaan riwayat menyeluruh tentang kesehatan anjing. Prosedur standar mencakup beberapa radiografi toraks, USG perut, dan tes darah dan urin lengkap guna memastikan diagnosis. Pegobatan dapat dilakukan melalui opersi, radioterapi, dan kemoterapi. 3.2 Saran Koreksilah paper ini, jika terdapat kesalahan kata dan kalimat yang disengaja maupun tidak sengaja serta kesalahan kami dalam pemahaman materi. Jika ada yang tidak dimengerti dari paper ini, penulis menyarankan untuk membaca teksbook dan jurnal mengenai leiomyosarcoma.



17



DAFTAR PUSTAKA Bettini G, Morini M, Marcato PS. Gastrointestinal Spindle Cell Tumours of the Dog: Histological and Immunohistochemical Study. J Comp Pathol. 2003; 129(4):283-293. Botsis D, Koliopoulos C, Kondi-Pafitis A, Creatsas G. Myxoid leiomyosarcoma of the uterus in a patient receiving tamoxifen therapy: a case report. Int J Gynecol Pathol. 2006 Apr;25(2):173-5. Cheville NF. 1994. Ultrastructural Pathology. Ed ke-1. Ames: Iowa State University Press. George S, Serrano C, Hensley ML, Ray-Coquard I. Soft Tissue and Uterine Leiomyosarcoma. J Clin Oncol. 2018 Jan 10;36(2):144-150. McClain KL, Leach CT, Jenson HB, Joshi VV, Pollock BH, Parmley RT, DiCarlo FJ, Chadwick EG, Murphy SB. Association of Epstein-Barr virus with leiomyosarcomas in young people with AIDS. N Engl J Med. 1995 Jan 05;332(1):12-8. Na H, Choi D, Son W-C, Lee K. 2020. Uterine leiomyosarcoma in a cat. Korean J Vet Res. 60(3):179-182. Nguyen VH. Taylor A. 2008. Gastrointestinal Stromal Tumors – Leiomyoma/ Leiomyosarcoma. eMedicine. MedScape. Last update August 5. Ochoa-Amaya J, Zambrano DE, Roque-Rodriguez A, Queiroz-Hazarbassanov N, Zaidan DM. 2019. Peritoneal leiomyosarcoma in a canine: case report. Rev MVZ Cordoba 24(3):7378-7383. Robinson E, Neugut AI, Wylie P. Clinical aspects of postirradiation sarcomas. J Natl Cancer Inst. 1988 Apr 20;80(4):233-40. Serrano C, George S. Leiomyosarcoma. Hematol Oncol Clin North Am. 2013 Oct;27(5):957-74. Shannon-Lowe C, Rickinson A. The Global Landscape of EBV-Associated Tumors. Front Oncol. 2019;9:713. Thrall, D. E., dan Robertson, I. D. 2016. Atlas of normal radiographic anatomy & anatomic



variants in the dog and cat. Missouri: Elsevier.



18



Thrall, Donald E., and William R. Widmer. 2018. Textbook of veterinary diagnostic radiology. Missouri: Elsevier. Trovatelli M, Bassi J, Giudice C, Ferrari R, Longo M, Brizzola S. 2021. Prostatic leiomyosarcoma in a dog treated using a multimodal approach. J Vet Intern Med. 35(2):1105-1110. Widyananta, Budhy Jasa, et al. 2017. Atlas of Normal Radiography in the Dogs and Cats. IPB



Press



19