Limbah Sampah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

D. Pengolahan Sampah dan Limbah 1. Pengolahan sampah Perusahaan jenis apa pun yang memiliki sistem pembuangan sampah yang baik akan menjamin kerja yang bersih dan menyenangkan. Selain berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan, baiknya mutu kebersihan dilingkungan perusahaan juga berpengaruh terhadap produktivitas dan efesiensi kerja karyawan perusahaan yang bersangkutan. Pengolahan sampah yang baik di public place atau tempat umum seperti hotel tentu membawa banyak keuntungan. Penyebabnya adalah kecenderungan para tamu atau pengunjung untuk mendatangi tempat umum yang bersih dibandingkan yang kotor. Secara ringkas, pengolahan sampah yang baik akan memberikan manfaat sebagai berikut. a. Manfaat pengolahan sampah jika dipandang dari segi sanitasi, yaitu: 1) Menjamin tempat kerja yang bersih 2) Mencegah timbulnya penyakit, dan 3) Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. b. Manfaat pengolahan sampah jika dipandang dari segi ekonomi, yaitu: 1) Mengurangi biaya perawatan dan pengobatan sebagai akibat timbulnya penyakit karena sampah 2) Tempat kerja yang bersih dapat menambah gairah kerja produktivitas, dan efisiensi kerja karyawan. 3) Tempat yang bersih menarik banyak tamu/pengunjung hotel,da 4) Mengurangi kerusakan-kerusakan yang membutuhkan biaya perbaikan. c. Manfaat pengolahan sampah jika dipandang dari segi estetika, yaitu: 1) Menghilangkan pemandangan yang tidak sedap dipandang mata, 2) Menghilangkan bau tidak sedap yang diakibatkan sampah yang menumpuk, dan 3) Mencegah keadaan lingkungan yang kotor/cemar. Pengolahan sampah hotel (hotel waste management) bertujuan mencegah masuknya kuman atau bakteri dari sampah ke makanan. Secara umum, metode pelaksanaannya dilakukan melalui empat tahapan pokok berikut. a. Penampungan Samoah (Garbage Containers) Sampah yang dihasilkan dari kegiatan kerja akan ditampung ditempat penampungan atau bak sampah (garbage containers). Tempat sampah harus selalu tersedia di tempat yang memproduksi/menghasilkan sampah. Jumlah dan volume tempat sampah yang digunakan harus sesuai dengan produksampah yang dihasilkan. Tempat sampah yang baik terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah bocor, tidak menyerap bau, dan tidak mudah berkarat. Sebaiknya, lapisi bagian dalam tempat sampah dengan kantong plastik agar sampah basah tidak lengket pada dinding tempat sampah. Bak sampah atau garbage containers perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan awal pengolahan sampah yang baik. Syarat-syarat bak sampah yang baik, yaitu: 1) Memiliki kontruksi yang kuat dan ringan, 2) Dilengkapi dengan penutup, 3) Mudah diangkat oleh satu orang, 4) Mudah diisi ataupun dikosongka, dan 5) Memiliki dasar bak berbentuk setengah lingkaran agar mudah dibersihkan.



Saat menbuang sampah, tidak dianjurkan untuk mencampurkan sampah basah dan sampah kering ke dalam satu tempat sampah. Sampah Basah dan sampah kering memiliki pengelolaan yang berbeda sehingga tidak boleh dicampurkan.Oleh karena itu,Kini kebanyakan tempat sampah menerapkan sistem terpisah (separate system) untuk memisahkan sampah basah,sampah kering dan jenis sampah lainnya.Pada sistem ini ,terdapat dua macam penggolongan, yaitu sebagai berikut. 1) Duet system Duet system adalah sistem pemisahan sampah kedalam satu tepat sampah, yakni satu tempat sampah basah, sedangkan tempat sampah lainnya sbagai tempat sampah kering. 2) Trio system Trio system adalah sistem pemisahan sampah kedalam tiga tempat sampah, yakni tempat sampah pertama untuk menampung sampah basah, tempat sampah kedua untuk menmpung tempat sampah kering, dan tempat sampah ketiga untuk menampung sampah lainnya. b. Pengumpulan Sampah(Garbage collections) Plastik Sampah yang sudah penuh harus segera diangkat, diikat, dan dipindahkan ke tempat pengumpulan sementara sebelum dibuang oleh petugas kebersihan hotel. Tempat pengumpulan sementara ini juga dikenal dengan istilah Garbage Collection area. Sampah yang dikumpulkan ditempat ini adalah seluruh sampah dari bak-bak sampah diseluruh wilayah hotel. 1) Syarat-Syarat tempat pengumpulan sampah Terdapat Beberapa syarat pengumpulan sampah yang baik yaitu: a) Memiliki bentuk yang lebih besar dibandingkan bak sampah dan disesuaikan dengan jumlah sampah yang diterima yakni, rata-rata sehari satu kali pengumpulan, b) Berukuran besar dan berkapasitas maksimal, c) Dapat diangkat dan dipindahkan oleh dua orang, d) Memiliki bentuk dasar bebentuk setengah lingkaran, e) Mudah diisi,dikosongkan,dan dibersihkan,Serta f) Dilengkapi dengan penutup. 2) Macam-macam tempat pengumpulan sampah Terdapat dua bentuk tempat pengumpulan sampah, yaitu bak sampah (garbage container) Dan rumah sampah (garbage house ) a) Bak sampah (garbage container) Bak sampah atau garbage container adalah tempat mengumpulkan sampah yang berbentuk seperti bak sampah biasa, tetapi memiliki ukuran dan volume lebih besar. Pernataan garbage conatiner disesuaikan dengan banyak dan jenis sampah yang dihasilkan setiap harinya. Sebagai contoh, sebuah hotel menyediakan bak sampah dengan duet system ( memisahkan dua jenis sampah, yakni sampah basah dan kering) trio system (memisahkan tiga jenis sampah, yakni sampah basah,kering dan sampah lainnya) di berbagai titk di hotelnya. Sampah yang telah ditampung dibak sampah kemudian dipindahkan ke tempat pengumpulan sampah (garbage colletion area) yang umumnya terletak di receiving area. b) Rumah sampah (Garbage House) Semakin besar sebuah hotel semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Untuk itu, biasanya disediakan sebuah tempat pengumpulan sampah khusus berbentuk rumah ang disebut rumah sampah (garbage house). Keberadaan rumah sampah memiliki banyak manfaat, mulai dari mencegah timbulnya bau busuk dari sampah yang menumpuk,



mencegah sampah berserakan karena angin atau hewan, hingga mencegah berkembangnya kuman-kuman dan hewan pembawa penyakit. Dari segi estetika, keberadaan rumah sampah dapat menjaga pemandangan karena sampah tak lagi menumpuk. C. Pengangkutan sampah (Garbage Transportations) Setelah dikumpulkan ditempat pengumpulan sampah, sampah akan diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir (garbage disposal area). Proses pengangkutan sampah dari saatu tempat ke tempat lainnya tentu memerlukan alat transportasi yang digunakan dapat berupa gerobak,truk, hingga alat pengangkut sampah khusus yang disebut garbage packers truk. Kendaraan pengangkut sampah tentu memenuhi syarat-syarat standar agar efisiensi kerja terjaga dan meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja. Berikut adalah beberapa syarat yang dimiliki kendaraan pengangkut sampah. - Sebaiknya tinggi bak maksimum 1,6 meter - Kendaraan yang digunakan mengangkut sampah menggunakan penutup selama pengangkutan, agar sampah tidak berceceran disepanjang jalan yang dilalui. - Disesuaikan dengan kondisi jalan - Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik pemeliharaan - Menggunakan rute pengangkutan yang sependek mungkin dan dengan hambatan yang sekecil mungkin. -Menggunakan kendaraan pengangkut dengan kapasitas/daya tampung yang semaksimal mungkin. -Menggunakan kendaraan pengangkut yang hemat bahan bakar. -Dapat memanfaatkan waktu kerja semaksimal mungkin dengan meningkatkan jumlah beban kerja semaksimal mungkin dengan meningkatkan jumlah beban kerja/pengangkutan.



d) Tempat pembuangan sampah akhir sebaiknya terletak ditempat yang tidak terlalu jauh agar lebih ekonomis, efisien, dan memenuhi syarat-syarat sanitasi. Jarak pembuangan sampah yang disarankan agar mememnuhi syarat-syarat sanitasi adalah sebagai berikut. a) Minimal 100 m dari sumber air yang tidak digunakan minimal untuk air minum. b) Minimal 2 km dari sumber air minum. c) Minimal 2 km dariperumahan penduduk. d) Minimal 15 km dari pantai. 2) Macam-macam pembuangan sampah Terdapat beberapa macam sistem pembuangan sampah. Sistem-sistem tersebut adalah sebagai berikut. a) Sistem pembuangan di air (dumping in water), yaitu sistem yang menerapkan pembuangan limbah sampah ke aliran air, seperti selokan, sungai, bahkan laut. Sistem ini sangat dilarang



b)



c)



d)



e)



f)



g)



h)



karena dapat mencemari lingkungan, memicu bencana banjir, dan meningkatkan risiko berkembangnya penyakit. Sistem lubang dalam tanah (open dumping), yaitu sistem yang menerapkan pembuangan sampah dengan membuat lubang/cekungan ditanah dan menumpuk sampah ke dalam lubang tersebut. Sistem ini masih diperkenankan, tetapi dengan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut. - Sampah yang ditumpuk didalam lubang harus dibakar paling tidak dua hari sekali - Sampah yang ditumpuk harus ditimbun dengan tanah setiap harinya - Perhatikan pembuatan lubang perencanaan untuk menanam pepohonan yang menghasilkan. Sistem untuk makanan babi (hog feeding), yaitu sistem pengelolaan sampah untuk dijadikan makanan ternak, khususnya ternak babi. Sistem ini sangat baik untuk diterapkan karena selain dapat mengurangi volume sampah, sistem ini juga bermanfaat dalam menambah pasokan pakan ternak. Dalam sistem ini, sampah harus direbus terlebih dahulu untuk meminimalkan, atau bahkan mematikan bakteri dan hewan parasit didalam sampah sebelum akhirnya digunakan sebagai pakan ternak. Sistem reduksi (reduction method), yaitu sistem pembuangan sampah yang dilakukan dengan memperkecil volume sampah sehingga memudahkan cara pembuangannya. Dalam sistem ini, biasanya sampah akan direduksi dengan cara dipres. Sistem pupuk (composting), yakni sistem pembuangan sampah dengan mengolah sampah yang dibuang menjadi pupuk tanaman. Tidak semua sampah dapat dijadikan pupuk tanaman. Tidak semua sampah dijadikan pupuk. Dari berbagai jenis sampah, hanya sampah organik yang dapat dijadikan pupuk, yakni pupuk kompos. Sistem pembuangan ini sangat baik untuk diterapkan didaerah perdesaan. Sistem dipotong (grinding system). Dalam sistem ini, sampah akan dipotong-potong dan dihancurkan hingga berbentuk bubur, kemudian dibuang ke saluran induk pembuangan air kotor. Sistem dibakar (incineration). Pada sistem ini, sampah akan dibakar dalam mesin pembakar sampah (incinerator). Sistem ini tidak disarankan karena berisiko menimbulkan pencemaran udara dan kebakaran apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Sistem pengisian tanah rendah secara saniter (sanitary landfill). Sistem ini merupakan sistem pembuangan sampah yang paling banyak digunakan. Pada sistem ini, sampah yang dibuang pada satu hari tertentu akan ditimbun dengan lapisan tanah setebal 30 cm setara berselangseling dan berulang.



2. Pengolahan Limbah Secara umum, limbah adalah bahan atau sisa buangan hasil proses produksi, baik skala rumah tangga maupun industri yang kehadirannya tidak di kehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bagi restoran, sisa makaanan merupakan limbah yang tidak mungkin dihindari . Limbah sampah restoran umumnya berasal dari dapur, misalnya sisa sayuran yang tidak termasak, minyak bekas menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu. Jika dibuang ke lingkungan, limbah tersebut dapat menimbulkan dampak negatif jika mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu. Berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan dapat ditimbulkan karena adanya pengelolaan sampah yang tidak benar. Dampak limbah terhadap kesehatan manusia, yaitu dapat menimbulkan dapat menimbulkan penyakiit ringan, seperti gangguan pencernaan (diare), tifus, keracunan, jamur pada kulit, sesak napas,



hingga penyakit yang mematikan seperti keracunan akut dan gangguan saraf. Selain memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia, limbah juga berdampak negatif bagi lingkungan. Dampak negatif limbah bagi lingkungan adalah sebagai berikut. a. Adanya kerusakan lingkungan sehingga menurunkan nilai estetika lingkungan karena menjadi tidak enak dipandang. b. Membahayakan ekosistem, baik flora dan fauna. Limbah cair dapat menyebabkan pence aran air disungai sehingga menyebabkan organisme seperti ikan mati keracunan. c. Pencemaran udara dapat menyebabkan bau yang tidak sedap karena pembusukan sampah organik. Selain itu, asap yang ditimbulkan juga dapat menyebabkan pencemaran udara dan berbahaya jika dihirup manusia karena penyakit karsinogenik(beracun) Berdasarkan jenis senyawa, limbah yang dihasilkan restoran dibedakan menjadi empat, yakni limbah organik cepat busuk, limbah anorganik, limbah cair, dan limbah minyak. A. Limbah organik cepat busuk, yaitu limbah padat semi basah yang mudah busuk atau terurai oleh mikroorganisme. Limbah organik cepat busuk biasanya berupa sisa makanan, sisa sayuran dan sisa buah-buahan. Limbah organik cepat busuk berbahaya karena menjadi sumber penyakit. Penyakit ini dibawa oleh mikroorganisme yang berkembang biak pada limbah tersebut. Selain itu, limbah organik cepat busuk juga menghasilkan gas metana (CH4) yang berdampak buruk pada pemanasan global. Meskipun demikian, limbah organik cepat busuk tetap dapat dimanfaatkan. Limbah organik cepat busuk dapat diolah menjadi pupuk kompos dan pakan ternak. Selain itu gas metana dari limbah organik cepat busuk juga dapat Dijadikan sumber bahan bakar. B. Limbah anorganik, yakni limbah yang berasal dari makhluk tidak hidup yang sifatnya tidak mudah busuk, seperti kertas, plastik ,kaleng dan gabus sintesis (styrofoam). Limbah anorganik memiliki unsur karbon yang membentuk rantai yang kompleks Dan panjang sehingga sulit terurai oleh mikroorganisme. Akibatnya, limbah anorganik sulit hancur dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai. Bahkan, limbah anorganik berupa gabus sintesis tidak dapat hancur sama sekali. Oleh karena itu, pengolahan limbah anorganik yang paling tepat adalah dengan mengurangin penggunan kemasan plastik dan menerapkan proses daur-ulang 9recycle) penggunaannya. C. Limbah cair, yaitu limbah cair buangan dari hasil cucian(air detergen). Limbah sisa detergen yang dibuang ke aliran sungai akan membuat air sungai tercemar, berwarna cokelat, dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Akibat lain dari pembuangan sisa detergen ke aliran sungai adalah meningkatnya jumlah fitoplankton dan mikroorganisme. Warnanya cokelat dan mengeluarkan bau busuk. Sisa detergen juga membuat Fitoplankton dan mikroorganisme tumbuh subur di air. Banyaknya kedua makhluk tersebut membuat kandungan oksigen didalam air sungai berkurang. Pada akhirnya, makhluk air seperti ikan tidak akan bisa bertahan hidup. Untuk penanganannya diperlukan pengolahan khusus yang dapat menetralisasi kandungan detergen dan juga menangkap lemak, atau dengan cara yang paling sederhana yakni dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, pontederia cordata (bunga unggu), lidi air, futoy ruas, Thypa Angustifolia (bunga cokelat), melati air dan lili air. Cara ini sangat mudah, tetapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tidak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan. D. Limbah minyak merupakan cairan yang tidak larut dalam air, seperti minyak jelantah sisa penggorengan. Jika limbah ini dibuang ke saluran drainase, yang berujung disaluran air terdekat, sungai dan laut, akan menyebabkan degradasi di dalam air sehingga kandungan O2



dalam air akan berkurang. Zat-zat polutan yang terkandung didalam limbah juga bisa menjadi sumber penyakit, seperti kolera,disentri, dan lain-lain. Penanganan yang paling umum dilakukan dengan membuat instalasi pengolahan air buangan yang terencana atau biasa disebut Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) agar tidak merusak lingkungan. Selain itu, rencana pengolahan limbah merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku industri pariwisata. Berikut adalah contoh pengolahan limbah. A. Pengurangan limbah Limbah industri dapat dikurangi dengan cara mengurangi jumlah limbah. Salah satu contoh adalah mengurangi sampah botol plastik dengan penggunaan botol air minum atau mengurangi sampah kantong plastik penggunaan tas belanja. B. Daur ulang Daur ulang adalah proses penggunaan dari barang limbah anorganik menjadi barang lain yang dapat digunakan kembali seperti botol plastik, kaleng, pecahan kaca, dan lain-lain yang diubah menjadi kerajinan tangan. Daur ulang akan menghasilkan barang baru yang berguna untuk kehidupan manusia. Selain limbah anorganik, daur ulang juga dapat diterapkan pada limbah organik, seperti penggunaan sisa-sisa makanan yang menghasilkan pupuk kompos yang bermanfaat untuk tanaman. C. Pengolahan limbah cair Limbah cair dapat diolah secara fisik,kimiawi, maupun biologi. Pengolahan secara fisik meliputi penyaringan, flotasi, filtrasi, dan teknologi membran. Pengolahan secara kimiawi, yaitu pengolahan dengan proses reduksi-oksidasi atau tanpa proses reduksioksidasi. Pengolahan secara biologi dapat dilakukan dengan proses aerob atupun anaerob. Proses aerob adalah proses pengolahan air limbah dengan mikroorganisme dengan injeksi udara/oksigen kedalam proses pengolahan untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP( adenosin trifosfat). Adenosina trifosfat adalah satuan molekular pertukaran energi intraselular. ATP digunakan oleh organisme untuk melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan energi. Organisme yang membutuhkan ATP adalah sebagian kecil bakteri,protozoa, dan rotifer. Adapun proses anaerob adalah proses pengolahan air limbah dengan mikroorganisme tanpa injeksi udara/oksigen kedalam proses pengolahan. Pengolahan air limbah anaerob bertujuan merombak bahan organik dalam air limbah menjadi bahan yang lebih sederhana yang tidak berbahaya. Disamping itu, pada proses pengolahan anaerob akan dihasilkan gas-gas seperti gas CH4 DAN CO2. Proses ini dapat diaplikasikan untuk air limbah organik dengan beban bahan organik yang tinggi. Berikut penejelasan proses pengolahan secara biologi dapat dilakukan dengan proses aerob ataupun anaerob. 1) Proses aerob Bahan organik akan diuraikan oleh bakteri aerob dan faluktatif menjadi energi, bakteri baru, dan bahan buangan akhir seperti CO2, NO3, SO4 dan senyawa organik stabil. 2) Secara anaerob Bahan organik akan diuraikan oleh bakteri anaerob menjadi CO2, CH4 dan amonia. Proses pengolahan limbah cair secara biologi adalah seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, dengan tujuan mengendapkan pertikel lumpur, pasir



dan kotoran organik yang telah tersuspensi. Selain itu berfungsi untuk mengendalikan aliran air dan mengurai senyawa organik yang berbentuk padat. Air limpasan dari bak pengendap awal kemudian di alirkan ke bak kontaktor anaerob (aliran dari bawah ke atas). Bak tersebut di isi dengan media dari bahan plastik. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam limbah cair dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari, akan tumbuh lapisan mikroorganisme pada permukaan media filter. Mikroorganisme ini menguraikan zat organik yang belum terurai pada bak pengendap secara anaerob. Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor anaerob. Bak ini terdiri atas tangki aerasi dan biofilter aerob. Bak ini berfungsi menguraikan zat organik yang ada didalam air limbah. Selanjutnya air dialirkan ke bak pengendap akhir. Lumpur aktif di endapkan dalam bak ini sedangkan air limpasan dialirkan ke bak khlorinasi. Bak ini berfungsi untuk membunuh mikroorganisme patogen. Selanjutnya, air langsung di buang ke sungai atau saluran umum. Air limbah yang dihasilkan di industri pariwisata terlebih dahulu dipisahkan berdasrkan jenisnya, air limbah septictank (blackwater) dan air limbah domestik (greywater). Air limbah domestik digunakan untuk irigasi dan sumber air. Sementara itu, air limbah septictank harus di proses dalam sistem tertutup dengan proses anaerob dan aerob d. Pengolahan limbah padat (sampah). Pengolahan sampah dilakukan untuk mengubah materi yang berbahaya menjadi tidak berbahaya. Pengolahan limbah padat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan bila sampah tersebut dilepas ke lingkungan. Pengolahan dapat dilakukan dengan konsep 3R (reuse, reduce, recycle). 1) Reduce (pembatasan) : mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin. 2) Reuse (guna ulang) : jika limbah akhirnya terbentuk, upayakan memanfaatkan limbah tersebut secara langsung. 3) Recycle (daur ulang) : residu yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sumber energi. Dalam membangun industri pariwisata, menejemen perlu melakukan perencanaan dalam pengolahan limbah karena merupkan hal yang penting dalam membangun suatu industri. Rencana yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a) Melakukan pemisahan limbah menurut jenisnya b) Melakukan latihan terhadap karyawan agar mengerti mengenai jenis limbah dan pengolahaannya c) Menyediakan fasilitas yang ,memadai untuk pemisahan sampah langsung oleh tamu atau karyawan d) Mengurangi penggunaan plastik dengan mengganti wadah penyimpanan dengan wadah yang lebih kuat seperti kaca dan botol e) Menyediakan fasilitas atau tempat untuk mengumpulkan bahan-bahan beracun yang berbahaya sebelum di protes lebih lanjut untuk pembuangan. 3. Pengolahan air limbah hotel (excreta and sewage disposal)



Air kotor perlu diperhatikan dan dibuang di tempat-tempat yng memenuhi syarat sanitasi. Air kotor perlu dibuang menurut cara-cara yang baik, sebab air kotor dapat mengandung kuman-kuman penyakit, merusak kehidupan tanaman-tanaman dan hewan yang hidup di air (akuatik flora dan fauna), membahayakan pengotoran dari sumber-sumber air minum dan tempat-tempat rekreasi air, serta dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan jembatan, pintu air, danlain-lain bangunan air serta pipa-pipa pembuang. Pada umumnya, sumber air limbah hotel paling banyak berasal dari WC. Urinoir, dapur hotel, kamar mandi, laundry (penatu), bekas cucian lantai, dan aiar hujan. Indonesia setelah menerapkan undang-undang/ peraturan tentang hygiene sanitasi, yang melarang pembuangan air kotor kedalam sungai/kali Untuk hotel-hotel yang berada di kotakota besar yang terdapat jaringan saluran induk pembuangan air kotor kota praja/madya yang disebut roil, hal ini tidak merupakan masalah karena semua jenis air kotor tersebut dapat langsung dibuang ke dalam roil.



9