Literature Review TA 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Penulis



: Ketut Labir, N.L.K Sulisnadewi, Hairul Gumilar



Judul



: Pemberian Fototerapi Dengan Penurunan Kadar Bilirubin Dalam Darah Pada Bayi BBLR Dengan Hiperbilirubinemia.



Sumber



: Jurusan Perawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.



Tujuan



: Penelitian ini untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang hubungan tingkat lamanya pemberian fototerapi dengan penurunan kadar bilirubin dalam darah pada bayi BBLR dengan hyperbilirubinemia.



Metode



: 1. Mengobservasikan lamanya waktu pemberian fototerapi . 2. Penurunan kadar bilirubin total dalam darah setelah mendapatkan tindakan fototerapi. Pada Kelahiran bayi dengan BBLR masih menjadi suatu masalah kesehatan penting di



negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan karena angka kematiannya yang masih tinggi. Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi icterus neonatorum yang paling berat sehingga dapat menyebabkan gejala tuli nada tinggi, paralisis dan dysplasia dental yang mempengaruhi hidup. Berdasarkan pada penyebabnya maka bayi hiperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi efek dari hyperbilirubinemia pengobatannya mempunyai tujuan, menghilangkan anemia, menghilangkan antibodymaternal dan eritrosit terensitiasi, meningkatkan badan serum albumin dan menurunkan serum bilirubin. Metode terapi pada bayi hyperbilirubinemia meliputi, fototerapi, tranfui pengganti, infus albumin, dan terapi obat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi tentang hubungan tingkat lamanya fototerapi dengan penurunan kadar bilirubin dalam dara pada bayi BBLR dengan hyperbilirubinemia. Pada data dan hasil pengukuran yang dilakukan ialah lamanya waktu pemberian tindakan fototerapi. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi BBLR yang dirawat di Cempaka RSUP Sanglah Denpasar yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 15 bayi. Setengah lebih responden (53.33%) berjenis kelamin perempuan dan (46.67%) berjenis kelamin laki-laki. Hubungan lamanya pemberian fototerapi dengan kadar bilirubin dapat dilihat pada table 1 dibawah :



Tabel 1 : Distribusi Silang Antara Lamanya Pemberian Fototerapi dengan Penurunan Kadar Bilirubin Pada Bayi BBLR dengan Hiperbilirubinemia Berdasarkan tabel 1 diatas, dilihat dari lamanya pemberian fototerapi, maka didapatkan hasil bahwa pada bayi BBLR yang mendapatkan fototerapi selama 24 jam yang mencapai penurunan kadar bilirubin 0-5 mg/dL sebanyak 26.7%, yang mencapai penurunan kadar bilirubin 6-10 mg/dL sebanyak 6.7% dan tidak ada yang mencapai angka penurunan >10 mg/dL. Pada bayi BBLR yang mendapatkan fototerapi 48 jam yang mencapai angka penurunan kadar bilirubin 0-5 mg/dL sebanyak 20.0%, yang mencapai angka penurunan 6-10 mg/dL dan >10 mg/dL hasilnya sama yaitu 6.7%. Sedangkan pada bayi BBLR yang mendapatkan fototerapi selama 72 jam, yang mencapai angka penurunan 0-5 mg/dL sebanyak 6.7%, yang mencapai angka penurunan 6-10 mg/dL sebanyak 20.0%, dan yang mencapai >10 mg/dL sebanyak 6.7%. Kesimpulan dari pengukuran diatas dapat dianalis bahwa berdasarkan karakteristik responden dilihat dari jenis kelamin setengah lebih (53,33%) adalah perempuan, bersarkan karakteristik tingkat lamanya waktu pemberian fototerapi, diperoleh data yaitu 5 bayi dilihat penurunan kadar bilirubinnya pada 24 jam pertama, 5 bayi dilihat kadar bilirubinnya pada 24 jam kedua (48 jam), dan 5 bayi dilihat penurunan kadar bilirubinnya pada 24 jam ketiga (72 jam). Berdasarkan kategori penurunan kadar bilirubin, penurunan terbanyak yaitu pada 0-5 mg/dL, sebanyak delapan bayi (53.33%). Disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat lamanya waktu pemberian fototerapi dengan penurunan kadar bilirun dalam darah pada BBLR dengan hyperbilirubinemia, dengan pola positif (searah), yang menunjukan bahwa semakin lama pemberian foto terapi maka semakin besar penurunan kadar bilirubin dalam darah.



2. Penulis



: Rina Triasih, Ekawaty L Haksari, Achmad Surjono



Judul



: Kadar bilirubin 24 jam pertama sebagai faktor prediksi hyperbilirubinemia pada bayi cukup bulan yang sehat.



Sumber



: Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS. Dr. Sardjito, Yogyakarta.



Tujuan



: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kadar bilirubin total dan bilirubin



bebas



24



jam



pertama



dalam



memprediksi



terjadinya



hyperbilirubinemia pada bayi cukup bulan pada minggu pertama kehidupan. Metode



: Pemeriksaan kadar hematokrit Biilirubin total (BT) dan Bilirubin bebas (BB). Kecenderungan pulang awal pada bayi cukup bulan yang seat akhir-akhir ini



menyebabkan kesulitan dalam pengenalan, pengawasan, dan terapi awal hiperbilirubin yang merupakan salah satu penyebab tersering rawat inap pada bayi cukup bulan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar bilirubin total dan bilirubin bebas pada bayi 24 jam pertama lahir serta memprediksi terjadinya hiperbilirubin pada bayi cukup bulan pada minggu pertama kelahiran. Sejumlah 84 bayi cukup bulan yang sehat dan mendapat persetujuan orang tuanya diperiksa kadar bilirubin total dan bilirubin bebas pada 24 jam pertama dan hari kelima. Kadar bilirubin total diukr secara spektrofotometrik dan kadar bilirubin bebas diukur berdasarkan kecepatan reaksi oksidasi-peroksidasi terhadap bilirubin. Dikatakan hyperbilirubinemia bila kadar bilirubin total pada hari kelima >12.9 mg/dL atau kadar bilirubin bebas > 0.5 mg/dL. Pada pengukuran terdapat hubungan antara kadar bilirunin total 24 jam pertama dengan hari kelima (R=0.53) dengan persamaan regresi Y (bilirubin total hari kelima) = 4.69 + 1.15 X (bilirubin total 24 jam pertama), untuk bilirubin bebas (R=0.31) dengan persamaan regresi Y (bilirubin bebas hari kelima) = 0.13 + 0.95 X (bilirubin bebas 24 jam pertama). Resiko relatif bayi dengan kadar bilirubin total 24 jam pertama >4.5 mg/dL adalah 12 (CI 95% = 2.9 – 48.9), sedangkan untuk bayi dengan kadar bilirubin bebas 24 jam pertama > 0.09 mg/dL adalah 9.5 (CI 95% = 1.2 – 77.4).



Kesimpulan dari pengukuran diatas kadar bilirubin total pada 24 jam pertama >4.5 mg/dl dapat digunakan untuk memprediksi bayi cukup bulan yang sehat yang akan berkembang menjadi hyperbilirubinemia pada minggu pertama kehidupannya, sedangkan kadar bilirubin bebas pada 24 jam pertama tidak dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya hyperbilirubinemia. Untuk bayi yang mempunyai kadar bilirubin total pada 24 jam pertama >4.5 mg/dL sebaiknya dirawat di rumah sakit lebih lama atau harus control ke rumah sakit pada hari ke 5. Perlu diingat adalah bahwa hasil penelitian ini hanya dapat diaplikasikan pada bayi cukup bulan yang sehat. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan pengamatan yang lebih lama.



3. Penulis Judul



: Ayu Ketut Surya Dewi, I Made Kardana, Ketut Suarta : Efektivitas Fototerapi Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total Pada Hiperbilirubinemia Neonatal di RSUP Sanglah



Sumber



: Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Udayan/RSUP. Sanglah, Denpasar



Tujuan



: Mengetahui Jumlah penurunan kadar serum bilirubin total pada bayi hyperbilirubinemia usia gestasi >35 minggu setelah dilakukan fototerapi selama 27 jam, agar dapat memprediksi lama perawatan fototerapi dirumah sakit.



Metode



: Penelitian dengan melibatkan 44 bayi hyperbilirubinemia usia kehamilan >35 mnggu, melihat kadar bilirubin sebelum dan setelah dilakukan fototerapi. Analisis data dan statistic digunakan SPSS 22 dan uji berpasangan dengan nilai p 35 sampai 37 sampai