12 0 696 KB
Skripsi
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA KOMIK TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR: LITERATUR REVIEW
AJENG RINDANI PUTRI NIM. 21116100
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN 2020
Skripsi
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA KOMIK TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR: LITERATUR REVIEW
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
AJENG RINDANI PUTRI NIM. 21116100
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN 2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN Literatur review dengan judul ” Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” telah mendapat persetujuan dari pembimbing.
Mahasiswa yang mengajukan Nama
: Ajeng Rindani Putri
NIM
: 21116100
Program Studi
: Program Studi Sarjana Keperawatan
Judul Literatur Review
: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir
Palembang, Pembimbing I
Agustus 2020
Pembimbing II
Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Siti Romadoni, S.Kep,. Ns,. M.Kep
NBM. 1206363
NBM. 1043749
Disetujui Ketua Program Studi
Yudi Abdul Majid, S.Kep.,Ners.,M.Kep NBM. 1056216
ii
HALAMAN PENGESAHAN Nama
: Ajeng Rindani Putri
NIM
: 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul skripsi
: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir.
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I
(……………….)
: Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pembimbing II : Siti Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.Kep
(……………….)
Penguji I
:Suratun, .S Kep.,Ns.,M.Kep
(……………….)
Penguji II
:Apriyani, S. Kep.,Ns.,M.Kep
(……………….)
Ditetapkan di : Palembang Tanggal Agustus 2020 Ketua STIKes MP
Heri Shatriadi, CP.,M.Kes NBM. 8884664
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Literatur review ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.
Nama
: Ajeng Rindani Putri
NIM
: 21116100
Tanda Tangan
:
Tanggal
:
Agustus 2020
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LITERATURE REVIEW UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Civitas Akademik STIKes Muhammadiyah Palembang, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Ajeng Rindani Putri
NIM
: 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul Karya
: Literature Review
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non Exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Eksklusif ini STIKes Muhammadiyah Palembang, berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam perangkat data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Palembang
Pada tanggal :
Agustus 2020
Yang menyatakan
Materai 6000
Ajeng Rindani Putri NIM. 21116100
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Penulis Nama Lengkap
: Ajeng Rindani Putri
NIM
: 21116100
Tempat,Tanggal Lahir
: Pagar Jati, 07 juli 1999
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Tanjung Agung Kec.Tanjung Agung Kab. Muara Enim
Status
: Belum Menikah
Telpon
: 085280470565
E-mail
: [email protected]
Jurusan
: Program Studi Ilmu Keperawatan
B. Nama Orang Tua Ayah
: Hulman, S.Pd
Ibu
: Sri Muryani, S.pd
Alamat
: Desa Tanjung Agung Kec. Tanjung Agung Kab. Muara Enim
C. Riwayat Pendidikan SD Negeri 1 Tanjung Agung
2004 - 2010
SMP Negeri 1 Tanjung Agung
2010 - 2013
SMA Negeri 1 Tanjung Agung
2013 - 2016
STIKes Muhammadiyah Palembang
2016 - 2020
vi
ABSTRAK
Nama
: Ajeng Rindani Putri
NIM
: 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul skripsi
: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir.
Jumlah halaman : 53 Halaman Latar belakang: Banjir merupakan ancaman bencana dengan resiko tinggi di Indonesia, terutama terhadap harta benda dan infrastruktur yang sangat mengancam roda perekonomian masyarakat. Bencana sering terjadi tanpa peringatan sehingga membutuhkan pengetahuan untuk menghadapinya. Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah penanggulangan terhadap dampak bencana. kegiatan yang dapat dilakukan yaitu pemberian pendidikan kesehatan dengan media komik. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir. Metode: Penelitian menggunakan literature review dengan cara memilih artikel-artikel terkait dengan penelitian. Kata kunci dalam Bahasa Indonesia: Media Komik, Pengetahuan, Kesiapsiagaan Bencana Banjir, Anak Sekolah. Sumber dari database Google Scholar tahun 2018-2020 dengan 5 artikel yang didapat. Hasil: Hasil analisis artikel ilmiah menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media komik terhadap pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir. Intervensi diberikan media komik pada artikel tidak semua dijelaskan durasi untuk membaca komik terdapat satu artikel yang mengungkapkan intervensi membaca komik dengan durasi 60 menit yang dilakukan selama satu minggu dan media komik berbentuk art paper. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan dengan media komik terbukti efektif meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir. Kata kunci
: Media Komik, Pengetahuan, Kesiapsiagaan Bencana Banjir dan Anak Sekolah Dasar
Daftar Pustaka : 38 (2007-2020)
vii
ABSTRACT Name: Ajeng Rindani Putri NIM: 21116100 Program Study: Nursing Title: Effect of Health Education with Comic Media on Student Knowledge of Flood Disaster Preparedness. Number of Pages: 53 Pages Background: Flood is a threat of disaster with high-risk in Indonesia, especially for the property and the infrastructure which seriously threatens to the economy of society. Disasters oftenly occur without warning therefore it requires knowladge to deal with them. One of the necessites needed to deal with disasters is the response to the impact of disasters, activities that can be carried out, namely providing health education using comic media. Purpose: To find out how the influence of Health Education with Comic Media on Students’ Knowledge about Flood Disaster Preparedness. Method: The study used was literature review by selecting articles related to the research. Keywords: comic media, knowladge, flood disaster preparedness, school children. Source from the Google scholar database in 20182020 with 5 articles obtained. Results: The analysis result of the scientific articles show that there was an effect of the use of comic media on students’ knowladge about flood disaster preparedness. The intervention given by comic media in the articles was not all explained about the duration for reading comics, there was one articles that reveals the comic reading intervation with a duration of 60 minutes that conducted for one week and comic media in the form of art paper. Conclusion: Health education using comic media had proven effectively increasing students’ knowladge about flood disaster preparedness. Keywords: Comic Media, Knowladge, Flood Disaster Preparedness and Elementery School Children References: 38 (2007-2020)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya, kesehatan dan kesempatan yang telah di berikan Allah SWT penulis dapat menyelesaikan literature review yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang. Dalam penyusunan literature review ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Penyusunan literature review ini tidak akan terlaksana tanpa bimbingan, pengarahan, bantuan serta saran dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Heri Shatriadi CP.,M.Kes. selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Palembang. 2. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang. 3. Ibu Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing I dan Ibu Siti Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.kep selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu membimbing dan memberi masukan, saran, bimbingan dan pengarahan dalam penulisan literature review ini. 4. Ibu Suratun, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku penguji I dan Ibu Apriyani, S.Kep,Ns.,M.Kep. selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan laporan Literature Review ini.
ix
5. Seluruh Dosen Dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang. 6. Teristimewa Kedua orang tua saya, Ayah Hulman,S.Pd, Ibu Sri Muryani,S.Pd (almh) dan ibu sambungku Nilawati, saudara laki-lakiku Sertu Eko Saputra & Rio Saputra, S.Pd saudara perempuanku Octiara Shaela Putri, S.Pd kakak iparku Wella Kurnia, S.Kep.,Ns serta keponakanku yang tersayang Kinaan Aufa Alhanan Pratama dan seluruh keluarga tercinta terima kasih telah membesarkan dan mendidik saya serta selalu mendoakan dan mendukung untuk terus maju menjadi orang yang sukses. Semoga Allah SWT melimpahkan banyak pahala untuk keluarga yang sangat beharga dalam hidup saya. 7. Terimakasih juga untuk para sahabatku “Sisters” yang telah memberikan semangat dan menjadi tempatku untuk berkeluh kesah serta menjadi teman yang terbaik selama kuliah ini yaitu Annisa Afianria Yoja Cindona, Cyndilia Fatriada Suci, Nandita Eka Putri dan Ulia Ulan Dari. 8. Terimakasih sahabat dari Sekolah Menengah Pertama sampai kuliah di STIKes Muhammadiyah Palembang ini
yang telah
memberikan semangat dan
dukungan yaitu Weka Patriana dan Citra Ratu. Terimakasih juga untuk “Minions Squad” yaitu Festi, Desty, Vena, yolan dan Riduan. 9. Terimakasih juga untuk Bayu Aldio yang selalu memberikan semangat dalam penulisan literature review ini. 10. Teman-teman Seangkatan Sealmemater 11. Terimakasih semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan literature review ini. Semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Penulis berharap semoga literature review ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Wassalamualaiku m Wr. Wb Palembang, Juni 2020
Ajeng Rindani Putri
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN ORISINILITAS ....................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUNLIKASI..................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR BAGAN .................................................................................... xiv DAFRTAR GAMBAR ................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan Literature review.................................................................... 5 D. Ruang Lingkup Literature review ...................................................... 5 E. Manfaat Literature review ................................................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7 A. Tinjauan Teori .................................................................................... 7 B. Kerangka Teori................................................................................. 33 BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................ 34
xi
A. Kerangka Konsep ............................................................................. 34 B. Definisi Operasional......................................................................... 34 BAB IV METODELOGI ............................................................................. 35 A. Pertanyaan Panduan (Keyword)....................................................... 35 B. Kriteria Inklusi ................................................................................. 35 C. Data/ Jurnal Diperoleh dari Database Elektronik............................. 35 BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................... 37 BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................ 43 A. Pembahasan ...................................................................................... 43 B. Keterbatasan ..................................................................................... 48 BAB VII KESIMPULAN ............................................................................ 49 A. Kesimpulan ...................................................................................... 49 B. Saran ................................................................................................. 49 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51
xii
DAFTAR TABEL Nomor Judul Gambar Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 34 Tabel 5.1 Daftar Literature Review………………………………………...38
xiii
DAFTAR BAGAN
Nomor Judul Bagan Halaman Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 33
xiv
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Gambar Halaman Gambar 4.1 Proses Literature Review .......................................................... 36
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan pada tahun 2019 telah terjadi 2.829 bencana di seluruh Indonesia, Bencana tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi. BNPB mencatat puting beliung 880 kejadian, banjir 657 kejadian, tanah longsor 621 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 508 kejadian, kekeringan 118 kejadian, gempa bumi 34 kejadian, gelombang pasang/abrasi 14 kejadian, serta letusan gunung api 7 kejadian. Dari kejadian-kejadian tersebut, bencana banjir yang paling banyak menelan korban jiwa, yakni mencapai 253 jiwa. Dan disusul oleh bencana longsor sebanyak 106 jiwa. Sementara gempa bumi dan putting beliung masing-masing nenelan korban sebanyak 57 dan 15 orang (Purnamasari, 2019). Berdasarkan data BPBD Sumatera Selatan wilayah terparah terdampak banjir selama 2019 ada di Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara yang terjadi pada 17 februari yang mengakbitkan 2.835 rumah terendam air. Dan terjadi di Kecamatan Rawas Ilir yang merendam 2.572 rumah. Bencana banjir juga menggenangi 1.391,5 ha sawah di lampuing, Kabupaten OKI pada 20 februari dan 1.000 ha wilayah perkebunan Banyuasin. Banjir bandang juga menerjang kawasan kecamatan Ulu Musi,Kabupaten Empat Lawang pada 27 April, yang menyapu 50 rumah, 20 terdampak rusak parah, 7 unit hanyut dan menyebabkan 1 jembatan putus (Efrizal, 2020). Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada 3 januari 2020 atau tiga hari setelah banjir besar melandan ibu kota terdapat setidaknya 5.025 jiwa yang mendapatkan layanan kesehatan di posko pengungsian. Sebagaian pasien menderita muskuloskeletal atau pegal-pegal. Angkanya sebanyak 1.401 (27,9 %), kemudian diikuti ISPA sebanyak 1.226 (24,4 %), penyakit kulit sebanyak 673 ( 13,4 %), hipertensi 571 (11,4 %), gastritis atau
1
2
peradangan pada dinding lambung 377 ( 7,5 %), demam 260 (5,2 %) dan ada pula yang mengalami diare akut sebanyak 146 (2,9 %), luka atau trauma 116 (2,3 %), sakit gigi 48 (1 %), diabetes militus 36 (0,7 %), asma 18 (0,4 %), konjungtivitis atau mata merah akibat peradangan 17 (0,3 %), ISK 5 (0,1 %), pneumonia atau infeksi paru 5 (0,1 %), TBC 1 ( 0,02 %) dan katagori lain-lain sebanyak 125 orang (2,6 %) (Alaidrus, 2020). Banjir merupakan ancaman bencana dengan resiko tinggi di Indonesia, terutama terhadap harta benda dan infrastruktur yang sangat mengancam perekonomian masyarakat. Banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam yang statis (seperti geografis, topografis, dan geometri alur sungai) dan dinamis (seperti curah hujan yang tinggi, pembendungan dari laut/pasang dari sungai induk, penurunan muka tanah dan pendangkalan akibat sedimentasi) (BNPB 2012 dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019). Penyebab banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas normal, sehingga sungai dan anak sungai alamiah serta saluran drainase dan kanal penampung banjir buatan tidak mampu menampung akumulasi air hujan sehingga meluap, kemampuan pengaliran air tidak selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan sungai akibat penomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah dan hambatan lainnya (Pusponegoro, 2016). Bencana sering terjadi tanpa peringatan sehingga membutuhkan pengetahuan untuk menghadapinya. Salah satu kebutuhan
yang
diperlukan
untuk
menghadapi
bencana
adalah
kesiapsiagaan bencana banjir. Kesiapsiagaan bencana merupakan tindakan, persiapan dan kegiatan yang dilakukan oleh individu kelompok maupun masyarakat dalam mengahapai dan mengantisipasi setiap ancaman bencana melalui upaya perorganisaian yang terencana, tepat dan berdaya guna (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007). Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan ataupun upaya yang dilakukan untuk menghadapi kondisi darurat dan meminimalisir
dampak
negatif
yang
ditimbulkan
oleh
bencana.
(Havwina,et.al. 2017). Faktor utama yang dapat mengakibatkan bencana
3
tersebut menimbulkan korban dan kerugian besar yaitu kurangnya pemahaman tentang karakteristik bahaya, sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan sumber daya alam, kurangnya informasi peringatan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan, dan ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi bencana (Bakornas, 2007). Masih banyak sekolah yang memiliki kesiapsiagaan yang rendah dalam menghadapi bencana, ditambah lagi perhatian pemerintah terhadap penanggulangan bencana yang belum maksimal. Umumnya pemerintah hanya memusatkan perhatian pada upaya tanggap darurat sedangkan perhatian pada tahap sebelum bencana (pra-bencana) sangat kurang. Anak bergantung pada orang dewasa dalam upaya perlindungan dan dukungan terutama dalam bencana atau situasi darurat. Peristiwa bencana menimbulkan tantangan bagi anak-anak. Mereka berada pada resiko yang lebih besar untuk mengembangkan pengetahuan dan perilaku terhadap bencana (Saparwati,et.,al.2019). Pengetahuan tentang bencana sudah seharusnya diberikan kepada masyarakat terutama anak-anak. Karena korban bencana tidak memandang usia baik itu anak-anak, remaja,maupun orang tua, maka sosialisai cara penanganan bencana harus juga melibatkan anak-anak. Anak-anak harus sejak dini diberi pemahaman yang tepat tentang bentuk-bentuk bencana yang mungkin terjadi didaerahnya dan cara-cara menghadapi bencana jika hal itu datang tiba-tiba. Kesiapsiagaan pengurangan risiko bencana sangat diperlukan untuk menghadapi bencana banjir, siswa tingkat sekolah memiliki resiko jika terkena banjir, karena kelompok ini masih dalam proses penggalian ilmu pengetahuan. Siswa yang tidak dipersiapkan secara dini maka akan menjadi masalah dan tidak boleh diabaikan begitu saja (Rosida,et.,al.
2017).
Untuk
memperkenalkan
bencana
dan
cara
mengatasinya, anak-anak membutuhkan media untuk menerima informasi dan pengetahuan tentang manajemen bencana (solfiah,et,.al. 2020). Penggunaan media akan mempermudahkan anak-anak memahami pembelajaran, karena pembelajaran menggunakan media dapat didesain
4
menjadi sebuah pembelajaran yang menarik, menyenangkan sehingga siswa tidak cepat bosan dan dapat memotivasi serta merangsang siswa untuk semangat dalam belajar. Media pembelajaran dapat berupa media visual dan audiovisual, salah satu media visual yang cukup relevan dalam menambah pengetahuan yang dapat digunakan adalah gambar dalam bentuk komik (Pritandari, 2016). Anak sekolah dasar
rentang usia 7-12 tahun pada
dasarnya lebih tertarik untuk membaca buku dengan gambar-gambar yang menarik dan berwarna, Ada kecendrungan siswa tidak tertarik terhadap buku-buku teks apalagi yang tidak disertai dengan gambar dan ilustrasi yang menarik. Siswa lebih menyukai buku yang bergambar, yang penuh dengan warna dalam bentuk realistis maupun kartun. Sehingga dengan menggunakan komik bergambar pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa tersebut (Daryanto, 2015). Komik merupakan salah satu bentuk belajar yang dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas, media komik dapat digunakan dalam proses pembelajaran dua arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri. Dan penggunaan komik sebagai media pembelajaran mempunyai peran yang penting yaitu komik memiliki kemampuan dalam menciptakan minat belajar siswa serta membantu memahami materi pelajaran yang telah disampaikan (Saputro, 2015). Kelebihan komik mampu meningkatkan efektifitas dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca, karena didalam komik dengan adanya gambar-gambar yang menarik serta cerita yang kuat akan membuat peserta didik berkeinginan untuk membacanya (Kristanti,et,.al, 2015). Penenitian
yang
dilakukan
oleh
Yunanto
(2020)
tentang
Pengembangan Media Komik Sebagai Dasar Pengetahuan Bencana Banjir Di SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali di dapatkan bahwa ada perbedaan yang sugnifikan antara pre-test dan post-test baik dikelas kontrol maupun eksperimen. Akan tetapi peningkatan lebih besar terjadi pada kelas
5
eksperimen di banding dengan kelas kontrol. Dan penelitian yang dilakukan Niviana,et,.al. (2019) tentang Why Do Primary School Students Need Disaster Mitigation Knowledge?(Study Of The Use Of Koase Comics In Primary Schools) Bahwa penggunaan media komik dalam pembelajaran mitigasi bencana dapat meniningkatkan pengetahuan siswa tentang mitigasi bencana. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan Literature Review tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Rumusan masalah dalam literature review ini adalah bagaimana pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir?.
C. Tujuan Literature Review Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir
D. Ruang Lingkup Jurnal review ini termasuk dalam area Keperawatan Gawatdarurat yaitu Disaster (Bencana), yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir. artikel Literature Review didapatkan dari database Google Scholar diambil 5 artikel dari artikel tersebut diantaranya 4 artikel yang diambil dari artikel nasional dan 1 artikel dari internasional. Untuk mencari artikel ini penulis menggunakan database lain seperti Proquest, Pubmed, dan Sciendirect tetapi karena sedikitnya
6
penelitian yang membehas sesuai dengan tujuan peneliti maka tidak di temukan artikel yang sesuai dengan kriteria. Kriteria Inklusi : artikel yang memiliki judul dan isi yang sesuai dengan edukasi dengan media komik, pengetahuan kesiapsiagaan bencana banjir, responden yang termasuk dalam artikel secara umum dengan usia anak sekolah, berbahasa Indonesia, berbahasa inggris dan fulltext. Kriteria ekslusi: artikel yang tidak memiliki struktur lengkap dan tidak sesuai dengan tujuan penelitian. Artikel yang dipublikasi pada tahun 2018-2020.
E. Manfaat Literature Review 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk menambah pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir melalui media komik yang membuat siswa semakin menarik mempelajari pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir. 2. Secara Praktis a. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang Hasil literature review diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkankeilmuan dan keterampilan khususnya mengenai Keperawatan Bencana. b. Bagi Peneliti selanjutnya Literature review diharapkan untuk menambah literature yang dapat menjadi masukan bagi penelitian lanjutan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Konsep Bencana a. Definisi Bencana Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dikemukakan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh fakor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Menurut United Nation Development Program bencana adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang secara merugikan mempengaruhi kebutuhan manusia, harta benda atau aktivitas serta pada tingkat menimbulkan bencana. Bencana adalah kejadian dimana sumber daya, personal atau material yang tersedia di daerah bencana tidak dapat mengendalikan kejadian luar biasa yang dapat mengancam nyawa atau sumber daya fisik dan lingkungan (Ramli, 2010). b. Macam-macam Bencana Menurut UU No 24 Tahun 2007 bencana dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Bencana Alam Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
7
8
diantara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjr, kekeringan, angina topan dan tanah longso 2) Bencana Non Alam Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa kegagalan teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana non alam termasuk terorisme biologi dan biokimia, tumpahan bahan kimia, radiasi nuklir, kebakaran, ledakan, kecelakaan transportasi, konflik bersenjata, dan tindkan perang. 3) Bencana Sosial Bencana karena peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas. Misalnya konflik sosial antar suku dan agama. 4) Siklus Manajemen Bencana
c. Berdasarkan Cakupan Wilayah,Bencana 1) Bencana Lokal Memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan bencana terjadi pada sebuah gedung atau bagunan-
9
bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya. 2) Bencana Regional Memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya. d. Faktor Kerentanan 1) Fisik Kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap ancaman bahaya. 2) Sosial Kondisi gemografis (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi, perilaku masyarakat) terhadap ancaman bencana. 3) Ekonomi Kemampuan finansial masyarakat dalam mengadapi ancaman di wilayahnya. 4) Lingkungan Tingkat ketersediaan/ kelengkapan sumber daya (lahan, air, udara) serta kerusakan lingkungan yang terjadi. e. Dampak Bencana Bagi Kesehatan 1) Adanya hubungan antara jenis bencana terhadap masalah kesehatan. 2) Bencana yang diikuti pengungsian dapat menimbulkan masalah kesehatan. 3) Sebagai pengaruh bencana merupakan ancaman yang potensial, bukan ancaman yang dapat dihindari, terhadap kesehatan.
10
2. Konsep Banjir a. Definisi Banjir Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Bajir biasanya terjadai karena curah hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut atau drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media penopang air dari curah hujan tadi. Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena ulah manusia (Addiarto & Rizka,2019). b. Faktor Penyebab Banjir Pada umumnya banjir disebabkan oleh curahan hujan yang tinggi di atas normal, sehingga system pengaliran air yang terjadi dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem seluruh drainase dank anal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap. Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air dimaksud tidak selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan sungai akibat fenomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah serta hambatan lainnya (Pusponegoro,2016). Faktor penyebab banjir menurut (Yula elawati 2008, dalam Gultom,2014), dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) faktor yaitu: 1) Pengaruh aktivitas manusia, seperti: a. Pemanfaatan
daratan
banjir
yang
digunakan
untuk
permukiman dan industri. b. Pengundulan hutan yang kemudian mengurangi resapan pada tanah dan menyebabkan larian tanah permukaan. Erosi yang terjadi kemudian bisa menyebabkan sedimentasi di aliran sungai yang kemudian mengganggu jalannya air. c. Permukiman di daratan banjir dan pembagunan di daerah daratan banjir dengana mengubah saluran salurn air yang
11
d. tidak direncanakan dengan baik. Bahkan tidak jarang aliran sungai di alih funsikan untuk dijadikan permukiman. Kondisi demikian banyak terjadi di perkotaan di Indonesia. Akibatnya adlah aliran sungai saat musim hujan menjadi tidak lancer dan menimbulkan banjir. e. Membuang sampah sembarangan dapat menyumbat saluransalurn air terutama diperumahan-perumahan. 2) Kondisi alam yang bersifat tetap (statis),seperti: a. Kondisi geografi yang beradada didareah yang sering terkena badai, misalnya beberapa kawasan di Bangladesh kondisi topografi yang cekung, yang merupakan daratan banjr, seperti kota bandung yang berkembang pada cekungan bandung. b. Kondisi alur sungai, seperti kemiringan dasar sungai yang datar, berkelok-kelok, timbulnya sumbatan atau berbentuk seperti botol (bottle neck), dan adanya sedimentasi sungai mementuk sebuah pulau. 3) Peristiwa alam yang bersifat dinamis , yaitu: a. Curah hujan yang tinggi. b. Terjadinya pembendungan atau arus balik yang sering terjadi di muara sungai atau pertemuan sungai besar. Penurunan muka tanah, misal di sekitar Pantai Utara Jakarta yang mengalami penurunan setiap tahun akibat pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga menimbulkan muka tanah menjadi lebih rendah c. Pendangkalan dasar sungai karena sedimentasi yang cukup tinggi.
12
c. Karakteristik Banjir 1) Dapat berlangsung lambat, cepat/tanpa peringatan (banjir bandang). 2) Biasanya terjadi pada musim hujan. 3) Dampak: merusak tergantung pada tinggi air, luas genangan, kecepatan
aliran,
material
yang
hanyut
dan
tingkat
kepekatan/endapan lumpur. d. Dampak Bencana Banjir Menurut Mistra (2015), dampak banjir akan terjadi pada beberapa aspek dengan tingkat kerusakan berat pada aspep-aspek berikut ini: 1) Aspek Penduduk, anatara lain berupa korban jiwa/meninggal. Hanyut, tenggelam, luka-luka, korban hilang, pengungsiang, wabah penyakit dan penduduk terisolasi. 2) Aspek Pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atau hilangnya dokumen, arsip, peralatan dan perlengkapan kantor dan terganggunya jalannya pemerintahan. 3) Aspek Ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak berfungsinya pasar tradisional, kerusakan, hilangnya harta benda, ternak dan terganggunya perekonomian masyarakat. 4) Aspek Sarana/Prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah penduduk, jembatan, jalan, bangunan gedung perkantoran, fasilitas sosial dan fsilitas umum, instalasi listrik, air minum dan jaringan komunikasi. 5) Aspek Lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem, obyek wisata, persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih dan kerusakan tanggul/jaringan irigasi.
13
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016) Penyakit yang kerap muncul saat banjir sebagai berikut : 1) Diare Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Di samping itu pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dimana fasilitas dan sarana serba terbatas termsuk ketersediaan air bersih. Itu semua menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat. 2) Demam Berdarah Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu. Genangan air itulah akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat. 3) Leptospirosis Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut Leptospira sp. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang. Di Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liangliang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut. Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri
14
lepstopira, maka orang tersebut potensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit. 4) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat dapat / mungkin disertai sesak napas, nyeri dada dll. 5) Penyakit kulit Penyakit kulit, dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain pada musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. 6) Penyakit saluran cerna lain Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid. Dalam hal ini juga faktor kebersihan makanan memegang peranan penting. 7) Penurunan kondisi penderita penyakit kronik Perlu diperhatikan penurunan kondisi penderita penyakit kronik, seperti asma, TB Paru, Diabetes Melitus, Penyakit Jantung, Hipertensi, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, dan apalagi bila banjir berhari-hari. Menurut Addiarto & Rizka (2019). tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk Pengurangan Resiko Bencana (PRB) banjir di sekolah sebagai berikut : a. Tindakan PRB Sebelum Banjir 1) Menjelang musim hujan tiba, dilakukan school watching atau berkeliling di sekitar sekolah untuk mengamati kawasan-kawasan yang berbahaya dan kawasan-kawasan yang aman apabila bencana banjir terjadi. 2) Merencanakan sarana komunikasi dengan sesama komunitas sekolah baik itu mengaktifkan dan memanfaatkan
15
3) handphone (HP), walkie talkie (WT), handy talkie (HT) atau sarana komunikasi lainnya. 4) Menentukan tempat yang aman berupa “Titik Kumpul” untuk berkumpul apabila bencana alam banjir terjadi. 5) Menyiapkan perlengkapan darurat dalam Tas Siaga Bencana,seperti kotak kecil berisi obat-obatan, makanan kering seperti biskuit, air minum, lampu senter dan baterai sera jas hujan. 6) Melakukan upaya pemeliharaan saluran air di lingkungan sekolah untuk menghindari tersumbatnya air saat hujan terjadi. 7) Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan untuk menghindari menumpuknya sampah. 8) Mengenali tanda-tanda akan terjadinya banjir, seperti terjadi hujan terus menerus, atau terjadi hujan deras dalam waktu lama lebih dari 1 jam. 9) Budayakan menanam pohon sehingga air dapat di serap oleh akar-akar pohon. b. Tindakan PRB Saat Terjadi Banjir 1) Jangan panik. 2) Membunyikan tanda bahaya (early warning), dengan tanda kentongan, bel di sekolah, dan sebagainya. 3) Mematikan aliran listrik di dalam ruang kelas/ perkantoran. 4) Mengungsi ke lokasi aman (lokasi yang lebih tinggi yang merupakan titik kumpul bencana banjir) sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi. 5) Menghindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. 6) Jika keadaan memungkinkan maka mengamankan barangbarang berharga ketempat yang lebih tinggi.
16
7) Jika air terus meninggi maka segera hubungi wali kelas atau guru. c. Tindakan PRB Sesudah Terjadi Banjir 1) Secepatnya membersihkan sekolah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit. 2) Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir. 3) Meghindari
mendekati
wilayah
yang
rusak
kecuali
dinyatakan aman misal bangunan sekolah yang rusak atau pohon yang miring. 4) Jika keadaan sudah aman masuk ke kelas dengan hati-hati, jangan menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman. 5) Jangan makan makanan yang telah terkena air banjir harus dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.
3. Konsep Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 pasal 1 ayat 7). Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan berubahnya tata kehidupan masyarakat. Kesiapsiagaan adalah tahapan yang paling strategis karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam menghadapi datangnya suatu bencana (Ramli, 2010). Contoh tindakan kesiapsiagaan: 1. membuat sistem peringatan dini; 2. membuat sistem pemantauan ancaman; 3. membuat sistem penyebaran peringatan ancaman; 4. membuat rencana evakuasi;
17
5. membuat tempat dan sarana evakuasi; 6. menyusun rencana darurat dan siaga; 7. mengadakan pelatihan, gladi, dan simulasi atau uji coba; 8. memasang rambu evakuasi dan peringatan dini.
4. Konsep Pendidikan Kesehatan a. Definisi Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan yaitu proses seseorang dalam membuat keputusan yang berdasarkan pengetahuan mengenai halhal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain dalam meningkatkan
kemampuan
masyarakat
dalam
memelihara
kesehatannya dan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan ( baik fisik maupun non fisik ) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan penuh kesadaran. Pendidikan kesehatan sebagai proses perubahan perilaku kelompok maupun masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Proses perubahan perilaku siswa di sekolah salah satunya diperoleh dari proses pembelajaran (prasetyawati, 2013). Menurut
Notoatmojo
(2014),
pendidikan
kesehatan
merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan yaitu beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar dalam bidang kesehatan. b. Metode Pendidikan Secara Umum Menurut Nurmadiah (2016), metode pendidikan dengan menggunakan media pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar dengan mengunakan semua alat bantu atau benda yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi pendidikan sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa.
18
c. Sasaran Pendidikan Kesehatan Sasaran pendidikan kesehatan dalam pelaksanaan promosi kesehatan terdapat tiga jenis (Kemenkes, 2011), yaitu: 1) Sasaran Primer Sasaran primer adalah sasaran utama dalam upaya pendidikan kesehatan seperti, pasien, individu sehat dan keluarga sebagai komponen dari masyarakat. 2) Sasaran Sekunder Sasaran sekunder juga termasuk dalam komponen masyarkat seperti pemuka masyarakat, baik pemuka informal (pemuka adat, dan pemuka agama), maupun pemuka formal (petugas kesehatan,
dan
pejabat
pemerintahan),
dan
organisasi
kemasyarakatan serta media massa. 3) Sasaran Tersier Sasaran tersier ini di arahkan pada pembuat kebijakan public yang berupa peraturan perundang-undangan
di
bidang
kesehatan dan bidang lain dan pada seseorang yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. d. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan Menurut Saragih (2010) perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai sasaran pendidikan kesehatan sebagai berikut: 1) Tingkat Pendidikan Tingkat
pendidikan
dapat
mempengaruhi
terhadap
pandangan seseorang dalam mendapatkan informasi yang diterimanya. Semakin tinggi tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang menerima informasi yang diperolehnya.
19
2) Tingkat Sosial Sosial ekonomi seseorang juga dapat mempengaruhi pendidikan kesehatan, semakin tinggi tingkat sosial ekomoni, maka semakin mudah dan cepat seseorang dalam menerima informasi baru. 3) Kepercayaan Kepercayaan menjadi faktor yang perlu diperhatikan, karena sebagian masyarakat lebih mempercayai informasi yang disampaikan oleh orang yang sudah mereka kenal, dari hal itu pemberi informasi harus mengambil hati masyarakat terlebih dahulu sebelum menyampaikan informasi. 4) Ketersediaan Waktu Masyarakat Waktu penyampaian informasi harus disesuaikan dengan kesibukan dan aktifitas masyarakat agar menjamin tingkat kehadiran masyarakat pada saat dilakukan penyuluhan. e. Metode Pendidikan Kesehatan Menurut Notoadmojo (2012), metode pendidikan kesehatan berdasarkan pendekatan sasaran digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1) Pendekatan Perorangan Metode perorangan bersifat individual dan biasanya digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku. Pendekatan
individual
digunakan
karena
setiap
orang
mempunyai masalah yang berbeda baik dalam penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatan perorangan dibagi menjadi dua, yaitu bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling), dan wawancara. 2) Pendekatan Kelompok Metode penyuluhan dengan sasaran kelompok perlu memperhatikan besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran dalam penyampaian promosi
20
kesehatan. Bentuk pendekatan ini dibagi menjadi dua tergantung besarnya kelompok, yaitu kelompok besar dan kelompok kecil. 3) Pendekatan Massa Metode pendekatan massa ini bersifat umum dan ditujukan kepada masyarakat. Metode ini tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan, kemudian pesan kesehatan yang disampaikan harus dirancang agar mudah ditangkap oleh masyarakat umum. f. Media Pendidikan Kesehatan Media merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan kesehatan, menurut Notoadmojo (2012) Alat bantu tersebut memiliki fungsi antara lain: 1) Menimbulkan minat pada sasaran pendidikankesehatan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak 3) Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman 4) Menstimulasi sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima dari orang lain 5) Mempermudah penyampaian informasi kesehatan 6) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran 7) Mendorong
keinginan
orang
untuk
mengetagui,
mendalami, dan mendapatkan pengertian yang lebih baik lagi. 8) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh
5. Konsep Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris mata dan telinga pada objek tertentu. Pengetahuan termasuk pokok penting dalam pembentukan perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).
21
Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan manusia, atau hasil seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga). Pengetahuan yang didapatkan pada waktu pengindraan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obejek, dan sebagaian besar pengetahuan seseorang
diperoleh
melalui
pendengaran
dan
penglihatan
(Notoadmodjo, 2012). b. Proses terjadinya pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2012) mengatakan bahwa sebelum menirukan perilaku baru di dalam diri orang tersebut, terjadi proses sebagai berikut: 1) Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi. 2) Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek. 3) Menimbang- nimbang (Evaluation), baik tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu yang menurutnya baik. 5) Penyesuaian (Adaptation), subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulasi. c. Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan yang mencakup domain kognitif memiliki enam tingkatan (Notoadmodjo, 2012), yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali (reccal) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima. Tingkat ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
22
2) Memahami (Comprehension) Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali secara benar tentang yang diketahui dan dapat menggambarkan materi secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan dan memberikan contoh. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi dalam penggunaan hokumhukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis merupakan kemampuan untuk menjelaskan suatu materi atau objek ke dalam komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja yang dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkas, dan meyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini termasuk dalam kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi berdasarkan suatu criteria yang telah ditentukan sendiri atau dengan criteria yang sudah ada.
23
d. Jenis Pengetahuan Masyarakat memiliki berbagai cara dalam pemahaman tentang pengetahuan dalam konteks kesehatan. Pengetahuan merupakan bagian dari perilaku kesehatan, dalam hal ini pengetahuan
memiliki
jenis
diantaranya
sebagai
berikut
(Notoadmodjo, 2012): 1) Pengetahuan implisit Pengetahaun implisit merupakan pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor yang tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi, persfektif dan prinsip. Biasanya pengalaman seseorang sulit untuk salurkan ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit berisi kebiasaan dan budaya yang sering tidak disadari, contohnya seseorang yang mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan tapi tetap saja merokok. 2) Pengetahuan eksplisit Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang telah tersimpan dalam wujud nyata, bisa juga dalam wujud
perilaku
kesehatan.
Pengetahuan
nyata
dideskripsikan dalam tindakan yang berhubungan dengan kesehatan, contohnya seseorang yang telah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan dan dirinya tidak merokok. e. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2012), faktor yang mempengaruhi pengetahuan sebagai berikut: 1) Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam
24
dan diluar sekolah (formal maupun nonformal), yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi. Banyaknya informasi
yang
pengetahuan
masuk,
yang
semakin
didapat
banyak
mengenai
pula
kesehatan.
Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tapi juga dapat diperoleh dari pendidikan nonformal. 2) Informasi/ media massa Informasi merupakan suatu hal yang diketahui, tetapi ada juga yang berpendapat informasi sebagai transfer pengetahuan. Definisi lain informasi adalah suatu teknik untuk
mengumpulkan,
memanipulasi, menyebarkan
menyiapkan,
mengumumkan, informasi
menyimpan,
menganalisis
dengan
tujuan
dan
tertentu.
Informasi dari pendidikan formal dan nonformal memberikan
pengaruh
pengaruh
jangka
pendek
(immediate impact) sehingga mampu menghasilkan perubahan atau meningkatkan pengetahuan. Hasil dari perkembangan teknologi menyediakan berbagai macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sarana komunikasi seperti televise, radio, surat kabar, dan majalah memiliki pengaruh besar terhadap opini dan kepercayaan orang. 3) Pekerjaan Seseorang yang memiliki pekerjaan terutama di sektor formal memiliki berbagai informasi dan akses yang lebih baik, termasuk informasi tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
25
4) Sosial, budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi seseorang biasanya dilakukan melalui penalaran membuat orang mengetahui apakah baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan terjadinya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini
akan
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang
(Notoatmodjo, 2012). 5) Lingkungan Lingkungan merupakan suatu tempat yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, dan sosial.
Lingkungan
berpengaruh
terhadap
proses
pengetahuan karena adanya interaksi timbale balik atau tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Notoatmodjo, 2012). 6) Pengalaman Pengalaman
merupakan
suatu
cara
untuk
mendapatkan kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional, serta dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja (Notoatmodjo, 2012). 7) Usia Usia atau umur dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, karena semakin bertambah usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola
26
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Individu pada usia muda akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, dan lebih banyak melakukan persiapan sagar sukses dalam penyesuaian diri menuju usia tua. f. Cara mengukur pengetahuan Menurut Budiman dan Riyanto (2013) Kategori tingkat pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1) Masyarkat umum Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50% Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50% 2) Petugas Kesehatan Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 75% Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 75%
Kriteria
pengetahuan
menurut
Nursalam
(2016)
dapat
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu: 1) Pengetahuan Baik: 76% - 100% 2) Pengetahuan Cukup: 56% - 75% 3) Pengetahuan Kurang: < 56%
6. Konsep Komik a. Definisi Komik Menurut Daryanto (2015), komik adalah suatu bentuk kartu yang dapat mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang berkaitan erat hubungannya dengan gambar dan rancangan untuk dapat memberikan kepada para pembaca khusunya peserta didik. Peserta didik Sekolah Dasar rentan usia 7-12 tahun pada umumnya lebih tertarik untuk membaca buku dengan gambargambar menarik, dan berwarna. Dalam penyajiannya komik mengandung unsur-unsur visual dan cerita yang kuat. Evaluasi yang
27
divisualisasikan dapat membuat pembaca dapat terlihat secara emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Sehingga dapat menginspirasi komik yag isinya materi-materi pelajaran agar dapat membuat lebih menarik. Ada kecendrungan siswa tidak tertarik terhadap buku-buku teks apabila yang tidak disertai dengan gambar dan ilustrasi yang menarik. Siswa cenderung lebih menyukai buku yang bergambar, yang penuh dengan warna dan divisualisaikan dalam bentuk realistis ataupun kartun. Sehingga dengan penggunaan media komik pembelajaran diharapkan mampu dalam meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar tersebut. b. Kelebihan Komik Sebagai media visual komik juga mempunyai kelebihan dalam pembelajaran. Hadi,2013 menjelaskan argumen yang menguntungkan komik, yaitu: 1) Komik membekali dengan kemampuan membaca yang menyenangkan 2) Komik
dapat
digunakan
untuk
memotivasi
siswa
mengembangkan keterampilan membaca 3) Prestasi pendidikan yang dicapai siswa yang sering membaca komik hampir identik dengan mereka yang jarang membaca 4) Siswa dikenalkan dengan kata-kata yang luas, banyak kata yang dijumpai dalam bacaan lain 5) Buku komik menyediakan teknik bagus untuk menyebarluaskan propaganda yang menentang prasangka 6) Komik memberi siswa sumber kataris emosional bagi emosi yang tertahan 7) Siswa mungkin mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh di buku komik yang memiliki sifat yang dikaguminya.
28
Adapun kelebihan komik menurut (Kristanti,et,.al. 2015) adalah mampu meningkatkan efektifitas dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca, karena didalam komik dengan adanya gambar-gambar yang menarik serta cerita yang kuat akan membuat peserta didik berkeinginan untuk membacanya. Berdasarkan uraian diatas, komik efektif digunakan oleh siswa sehingga dapat mengembangkan minat baca dan dapat melatih daya imajinasinnya agar kelak menjadi manusia yang kreatif. c. Kekurangan Komik Hadi,2013 menjelaskan argumen kekurangan komik, yaitu: 1) Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih berguna 2) Karena gambar menerangkan cerita, anak yang kurang mampu membaca tidak akan berusaha membaca teks 3) Lukisan, cerita dan bahasa kebanyakaan komik bermutu rendah 4) Komik menghambat anak melakukan bentuk permainan lainnya 5) Dengan menggambarkan perilaku anti sosial, komik mendorong tumbuhnya agresivitas dan kenakalan remaja pada anak 6) Komik menjadikan kehidupan yang sebenarnya menjadi membosankan dan tidak tertarik. d. Komik Sebagai Media Pembelajaran Sebagai media komikasi visual, komik dapat digunakan sebagai
media
(alat
bantu)
pembelajaran
yang
mampu
menyampaikan informasi secara efektif dan efesien. Komik dapat menjadi pilihan sebagai media pembelajaran karena adanya kecenderugan banyak siswa lebih menyenangi bacaan media hiburan seperti komik dibandingkan dengan membaca buku pelajaran dan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan dirumah (Hadi,2013).
29
Sikumbang, 2008 menegaskan efektifitas cerita bergambar di dalam dunia pendidikan antara lain: 1) Komik justru menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya 2) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal ataupun rumusrumus yang abstrak 3) Bila
mendapat
bimbingan
yang
baik,
komik
justru
mengembangkan minat baca anak dari satu bidang ilmu pengetahuan ke bidang lain 4) Pada sebagian komik bila diteliti seluruh alur ceritanya, pada intinya menuju satu hal yakni kebenaran, kebaikan dan kejujuran pada akhirnya menang 5) Komik menambah daya imajinasi anak sehingga sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan yaitu membangkitkan potensi pada anak didik agar kelak menjadi manusia yang kreatif Berikut beberapa kelebihan penggunaan media komik dalam pembelajaran,yaitu 1) Komik memiliki sifat yang sederhana dalam penyajiannya 2) Memiliki unsur cerita yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna 3) Dilengkapi bahasa verbal yang dialogis 4) Dengan adanya perpaduan antara bahasa verbal dan non verbal, dapat mempercepat pembaca memahami isi pesan yang dibaca, karena pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap pada jalurnya 5) Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional, mengakibatkan pembaca ingin terua mwmbcanya hingga selesai 6) Selain sebagai media pembelajaran, komik juga dapat berfungsi sebagai sumber belajar (zulkifli,2008).
30
7. Konsep Anak Usia Sekolah a. Pengertian Anak Usia Sekolah Menurut Hidayat (2012) anak merupakan seseorang dengan rentang usia 0-18 tahun yang berada pada rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain atau oddler (1-2,5 tahun), prasekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), hingga remaja (12-18 tahun). Menurut Yusuf (2011) anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun. Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan yang bervariasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi pemebentukan karakteristik dan kepribadian anak. Menurut Diyantini, et al (2015) usia sekolah merupakan masa dimana anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dalam menentukan keberhasilan untuk menyesuaikan diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu. b. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Ciri – ciri anak Sekolah Dasar menurut Hurlock (2002) orang tua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label. ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut: 1) Predikat yang digunakan oleh orang tua a. Masa yang menyulitkan Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya. b. Masa anak tidak rapi Suatu
masa
dimana
anak
cenderung
tidak
memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali
31
kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman. 2) Label yang digunakan oleh para pendidik a. Usia sekolah dasar Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler. b. Periode kritis Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa. 3) Label yang digunakan ahli psikologi a. Usia berkelompok Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai angota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan temannya. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku. b. Usia penyesuaian diri Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam kelompok.
32
c. Usia kreatif Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditentukan apakah anak-anak menjadi konformis atau pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasardasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada umumnya belum berkembang sempurna sebelum anakanak belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanakkanak. d. Usia bermain Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada dalam periode-periode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah melainkan karena terdapat 10 tumpang tindih antara ciriciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja.
B. Kerangka Teori Bagan 2.1 Kerangka Teori PENYEBAB BANJIR 1. Pengaruh aktivitas manusia 2. Kondisi alam yang bersifat tetap (statis) 3. Peristiwa alam yang bersifat dinamis
Masalah kesehatan 1. 2. 3. 4.
Daire Demam berdarah Leptospirosis Insfeksi Saluran Pernafasan Akut
5. Peyakit Kulit 6. Penyakit Saluran Cerna 7. Penurunan Kondisi Penderita Penyakit Kronik
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar untuk merubah perilaku dan tindakan seseorang, dengan bantuan media komik tentang kesiapsiagaan bencana banjir dapat memudahkan seseorang memahami materi yang disampaikan
kelebihan komik adalah mampu meningkatkan efektifitas dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca, karena didalam komik dengan adanya gambar-gambar yang menarik serta cerita yang kuat akan membuat peserta didik berkeinginan untuk membacanya
Adanya pendidikan kesehatan dengan media komik dapat meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil belajar melalui proses sensoris mata dan telinga pada objek tertentu. Pengetahuan juga termasuk dalam pokok penting dalam pembentukan perilaku terbuka (open behavior)
(Gultom 2014, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2016, Supartini 2017, Notoadmojo 2012, Kristanti,dkk. 2015, Donsu 2017)
33
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI VARIABEL A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah suatu konsep yang dipakai sebagai landasan dalam suatu penelitian yang menunjukan jenis dan hubungan antar variabel independen dan variabel dependen. penelitian dengan literature review pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan, dengan variable independen adalah pendidikan kesehatan sedangkan variable dependen pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan.
B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi
Independen
Pendidikan kesehatan dengan menggunakan
Pendidikan Kesehatan
komik untuk memberikan informasi tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir
kesiapsiagaan bencana banjir.
dengan Media Komik Dependen
Pengetahuan yang diketahui oleh siswa
Pengetahuan siswa tentang
tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
kesiapsiagaan bencana banjir
34
BAB IV METODOLOGI
A. Pertanyaan Panduan (KEYWORD) 1. Pertanyaan Panduan : Apakah pendidikan kesehatan dengan media komik mempengruhi pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir pada anak sekolah ? 2. Kata kunci dalam Bahasa Indonesia : Media Komik, Pengetahuan, Kesiapsiagaan Bencana Banjir, Anak Sekolah. Kata kunci dalam Bahasa Inggris : Comic Media, Knowladge, Flood Disaster Preparedness, School Children.
B. Kriteria Inklusi Kriteria Inklusi : artikel yang memiliki judul dan isi yang sesuai dengan edukasi dengan media komik, pengetahuan kesiapsiagaan bencana banjir, responden yang termasuk dalam artikel secara umum dengan usia anak sekolah, berbahasa Indonesia, berbahasa inggria dan fulltext. Kriteria ekslusi: artikel yang tidak memiliki struktur lengkap dan tidak sesuai dengan tujuan penelitian. Artikel yang dipublikasi pada 2018-2020.
C. Data/Jurnal Diperoleh dari Database Elektronik Data diperoleh dari database elektronik yaitu Google Scholar tahun 2018-2020. Dari kata kunci yang dituliskan di database tersebut didapatkan 1.030 artikel, peneliti memilih sendiri artikel sesuai materi, dan artikel yang tidak terkait dengan kriteria inklusi di hilangkan. Didapatkan 14 artikel dan peneliti mengeluarkan 9 artikel setelah membaca secara keseluruhan karena ke sembilan artikel tersebut tidak sesuai dengan tujuan dan tidak membehas bencana banjir. Sehingga didapatkan 5 artikel yang dipilih peneliti untuk digunakan sebagai literature review. Untuk mencari artikel ini penulis menggunakan database lain seperti Proquest, Pubmed, dan Sciendirect
35
36
tetapi karena sedikitnya penelitian yang membahas sesuai dengan tujuan peneliti maka tidak di temukan artikel yang sesuai dengan kriteria Inklusi. Dari 5 artikel yang dipilih masing-masing artikel dibaca dengan cermat dari abstrak, tujuan, data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang pendidikan kesehatan dengan media komik terhadap pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir. Untuk lebih jelas dari proses pemilihan analisa artikel dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
Identification
Gambar 4.1 Proses Literatur Review Database
Search Strategy
Google Scholar
Media Komik, Pengetahuan, Kesiapsiagaan Bencana Banjir Dan Anak Sekolah
Inklusi
Seleksi
1030 artikel yang ditemukan di database
14 artikel yang dipilih di database
5 artikel yang dipilih untuk literatur review terakhir
1016 artikel dikecualikan melalui membaca judul dan abstrak tidak sesuai dengan kriteria inklusi
9 dikeluarkan setelah membaca teks lengkap
BAB V HASIL PENELITIAN
Dari 5 artikel yang dipilih untuk review ini semua berkorespondasi untuk studi kuantitatif. Masing-masing dari 5 artikel diterbitkan pada tahun 2018 – 2020. Studi dilakukan diberbagai wilayah Indonesia yaitu Kab. Boyolali Surakarta, Jawa Tengah, Surakarta, Riau dan Riau (Pekanbaru) Dari 5 artikel yang dipilih untuk dibaca dengan cermat dari abstrak, tujuan, data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan media komik terhadap pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir. Studi literature review ini didapatkan lima artikel sesuai dengan kriteria inklusi. Dari tinjauan artikel diketahui ada pengaruh tentang penggunaan media komik dengan pengetahuan anak sekolah.dijelaskan pada tabel 5.1 berikut ini:
37
38
Tabel 5.1 Daftar Literature Review No
1.
Nama
Negara/
Author
Daerah
Ardea
Tujuan
Kabupaten Mengetahui
Desain
Sampel
Prosedur
Pre-
N= 32 Angket.
yunanto Boyolali,
peningkatan
Quasi
respond pre
(2020)
pengetahua
eksperi
en SMP sebelum
Surakarta
Hasil
Terdapat test perbedaan yang signifikan
n dan hasil men
penggunaan
antara pre-test
belajar
media
dan
pos-test
siswa kelas pretest
komik, dan baik
dikelas
VII tentang and
post
bencana
postest
setelah
maupun kelas
banjir
control
menggunak
eksperimen
dengan
group
an
menggunak
design
komik
peningkatan
media
dalam
pengetahuan
pembelajara
proses
lebih
besar
n komik.
pembelajara
terjadi
pada
n
kelas
an
dengan
test control
media akan
tetapi
eksperimen disbanding dengan control.
kelas
39
2.
Hesting
Jawa
Untuk
Researc N= 68 Angket.
Elok
Tengah
mengetahui
h
Fatima
respon
Develo
nen
Eksperimen
didik
h
peserta
pment
SMA
diberikan
pembelajar
(2019)
didik
dan degan
komik
an
tingkat
model
terkait
menggunak
efektivitas
ADDIE
dengan
an
komik
(
bencana
sangat baik.
dalam
Analysi
banjir
proses
s,
kel. Kontrol
gan komik
pembelajara
Desigm
diberikan
dikatakan
perlakuan
efektif . dan
n
1. Respon
and respond Kel.
terkait ,
peserta
komik
dan 2. Pengemban
dengan
Develo
dengan
dapat
pengetahua
pment,
ceramah
digunakan
n didik
peserta Implem
dalam
entation
proses
,
pembelajar
Evaluat
an
ion)
pengetahua n
terkait
dengan bencana banjir.
40
3.
Riska
Surakarta
Untuk
Eksperi
N= 32 Angket
Widyas
menciptaka
men
respond pre
tutining
n
produk
en SMP sebelum
sih
pembelajara
menggu
(2018)
n
yang nakan
efektif dan one
-
Bahwa sesudah test adanya penggunaan
penggunaan
media
media
pembelajaran
komik, dan komik bencana
dapat
group
post
meningkatk
pretest
setelah
peningkatan
menggunak
hasil
an
hasil –
test banjir terdapat
belajar
posttest
an
siswa
design.
komik
media siswa terhadap
dalam proses pembelajara n
belajar
Pengetahuan
41
4.
Yeni
Riau
untuk
eksperi
N= 48 Dilakukan
Terdapat
Solfiah,
mengetahui
men
respond dua
tahap perbedaan
et,.al
peningkatan
semu
anak
ada
yang pengetahuan
(2020)
pengetahua
dengan
sekolah
individual
n
pretest
uji coba dan antara sebelum
manajemen
and
uji
dan
bencana
postest
lapangan.
menggunakan
yang signifikan
sesudah
untuk anak control
Uji
dan
Individual
media
dilakukan
diilustrasikan
perbedaan
oleh
manajemen
pengetahua
sejumlah 12 bencana.
n
anak,
untuk group
melihat
design
anak
coba buku
19 Data
cerita yang
pra-test
sebelum dan
guru
menunjukan
sesudah
pendidikan,
bahwa
menggunak
11
an
tua, dan 3 anak
media
orang pengetahuan tentang
buku cerita
ahli. Dan uji manajemen
bergambar.
coba
bencana
lapangan
termasuk
dilakukan di dalam kategori sekolah
rendah.
yang terdiri dari anak.
48
42
5.
Eddy
Untuk
Eksperi
N= 72 Pre-test
Bahwa
Niviana (Pekanbar
mengetahui
men
respond dilakukan
penggunaan
,et.,al
pengaruh
semu
en
selama
pengetahui
pretest
sekolah
menit
dalam
tentang
and
dasar
dengan
pembelajaran
mitigaasi
postest
mengerjaka
mitigasi
bencan
group
n
dengan
design
pertanyaan
meniningkatka
media
tentang
n pengetahuan
komik
mitigasi
siswa
bencan
mitigasi
(2019)
Riau
u)
60 media
komik
soal bencana dapat
tentang
sebanyak 31 bencana pertanyaan kemudian siswa diminta untuk membaca komik setelah membaca komik dilakukan post-test mengunaka n pertanyaan yang sama dengan pretest
BAB VI PEMBAHASAN A. Pembahasan Komik adalah suatu bentuk kartu yang dapat mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang berkaitan erat hubungannya dengan gambar dan rancangan untuk dapat memberikan kepada para pembaca khusunya peserta didik Menurut Daryanto (2015). kelebihan komik adalah mampu meningkatkan efektifitas dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca, karena didalam komik dengan adanya gambar-gambar yang menarik serta cerita yang kuat akan membuat peserta didik berkeinginan untuk membacanya (Kristanti,et.,al. 2015). Sekolah merupakan sarana yang efektif dan efesien untuk melanjutkan tumbuh dan pengembangan pengetahuan mitigasi bencana melalui proses pembelajaran, individu dalam kognitif fase pengembangan di tingkat operasional kongres, artinya dalam proses pembelajaran mitigasi bencana pengetahuan harus diberikan secara kongkret dan nyata. Media yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran adalah media komik, komik dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran misalnya dalam membaca, Karena komik bencana yang cukup menarik dibaca oleh siswa sekolah. Komik anak berisikan pengetahuan tentang mitigasi bencana yaitu dikemas dalam bentuk cerita dengan ilustrasi gambar yang didalamnya mengandung pengetahuan tentang kegiatan sebelum, selama dan setelah terjadi bencana. Pretest mitigasi bencana dilakukan selama 60 menit siswa membaca komik selama satu minggu. Pengetahuan siswa sekolah dasar tentang banjir sebelum menggunakan komik 57,42 dan setelah menggunakan komik menjadi 78,70. Hasil penelitian ini bahwa penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa tentang pengetahuan mitigasi bencana di sekolah dasar sehingga siswa dapat mengambil tindakan yang tepat sebelum, selama dan setelah terjadi bencana Niviana,et.al (2019).
43
44
Penelitian tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2019) yang menjelaskan komik berisi materi yang berkaitan dengan bencana banjir, komik dibuat dengan desain fullcollor atau penuh warna dan menarik sehingga dapat dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembuatan media buku komik ini dibuat dengan
menggunakan software Clip Paint Studio dan Adobe Photoshop. Komik berisi materi siklus hidrologi dengan gaya bahasa yang komunikatif, padat dan jelas dan mudah dipahami dan ukuran buku komik A5 (14,8 cm x 21 cm) dan menggunakan kertas art paper. Media komik berisi materi dan banyak gambar serta didalamnya berkaitan dengan bencana banjir. Nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas control menunjukan adanya perbedaan. Nilai rata-rata kelas eksperimen dengan menggunakan media komik pretest 56,9 dan pos-test 83,1 sedangkan kelas kontrol menggunakan ceramah pre-test 57,1 dan pos-test 66,5. Hasil penelitian bahwa adanya perbedaan hasil belajar dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media buku komik pada materi siklus hidrologi terkait dengan bencana banjir. Didukung penelitian yang dilakukan oleh penelitian waliyah (2018) mengatakan komik bencana juga merupakan media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa sekolah dasar mengenai pendidikan bencana, selain menarik untuk dibaca komik juga sarana untuk mempelajari tanggap bencana dan mengembangkan minat baca siswa, untuk mengurangi kerugian akibat bencana perlu persiapan penanganan secara tepat, cepat, dan terpadu. Penanganan yang dilakukan adalah pengetahuan tentang bencana, dampak terhadap bencana banjir dan faktor penyebab bencana banjir yang disebabkan oleh alam dan manusia, yang disebabkan oleh faktor manusia seperti membuang sampah sembarangan. Media komik adalah ututan-urutan gambar yang dibuat sesuai tujuan dan filosofi pembuatannya hingga cerita tersampaikan, salah satu keunikan jenis komik ini adalah selain memeliki konten cerita komik juga memiliki konten edukasi dan informasi terkait dengan pelajaran yang disampaikan (Baiti,2018). Hal ini sejalan Penelitian Anafiah (2014) menjelaskan unsur
45
intrinsik yang dimanfaatkan sebagai media penambah wawasan mengenai bencana dan mitigasinya antara lain tokoh, tema, alur, latar, pesan dan amnat. Unsur utama digunakan adalah pesan dan amanat. Berdasarkan makna, terdapat muatan mitigasi dalam komik anak diantaranya sebelum bencana (pencegahan dan kesiapan),selam
bencana (peringatan dan
tanggap darurat), dan setelah bencana (bantuan dan pemulihan bencana). Dengan demikian penyampaian isi cerita bencana dan pengelolaannya akan menjadikan sisiwa memiliki pemahaman mengenai bencana, cara mencegah, menyikapi serta mengatasinya. Penelitian Rosiyida,et,.al (2017) juga mengatakan peningkatan pengetahuan tentang penyebab banjir yang bersal dari faktor manusia akan membuat anak-anak berfikir bahwa sangat penting mereka untuk harus menjaga lingkungan untuk mengurangi terjadinya bencana banjir. Komik dirancang untuk untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. selain itu, komik juga terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat humor dengan tujuan untuk sumber belajar dan memotivasi peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar (Hidayah,2017). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyastutiningsih (2018) mengatakan bahwa penggunaan media komik akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran, suasana belajar menjadi menyenangkan dan mudah dipahami, dan hasil penelitiannya bahwa penggunaan metode belajar konvensional dalam pembelajaran materi bencana banjir kurang efektif sedangkan penggunaan media pembelajaran komik dalam materi bencana banjir efektif. Kriteria pembahasan materi dalam komik harus singkat dan mudah dipahami. Kriteria komik adalah berwarna dan untuk sampul adalah variasi gelap dan terang. Jumlah halaman yang diinginkan