24 0 340 KB
Literature Riview 1 Judul KTI
Analisis Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Lipstik
Nama Mahasiswa/NIM
Yuwinarti S.H. Polidu / 821316012
Pembimbing 1
Mohammad Adam Mustapa, S.Si., M.sc
Pembimbing 2
Nur Ain Thomas, S.Si, M.Si.,Apt
Penulis, Judul Jurnal, Lidya halaman
Valda
Mamoto,
Fatimawali
Gayatri
Citraningtyas, Analisis Rhodamin B Pada Lipstik yang Beredar di Pasar Kota Manado, 61-66
Teori
Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada bibir (Mukaromah, 2008). Menurut Tranggono dan Latifah (2007), bahan-bahan utama dalam lipstik yaitu lilin, minyak, lemak, acetoglycerides,
zatzat
pewarna,
surfaktan,
antioksidan, bahan pengawet, bahan pewangi. Pewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu, pewarna alami merupakan zat warna yang diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah. Seperti zat warna hijau dari daun suji dan zat warna orange dari wortel. Sedangkan pewarna sintetis berasal dari reaksi antara dua atau lebih senyawa kimia contohnya seperti rhodamin B. Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan kertas. Rodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam bentuk
larutan
berwarna
merah
terang
berpendar
(berfluoresensi). Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker)
serta
Rhodamind
konsentrasi
dapat
alam
tinggi
menyebabkan kerusakan pada hati. Kromatografi adalah teknik pemisahan diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Metode
Sampel lipstik diambil dari 3 pasar besar yang ada di Kota Manado yaitu Pasar Karombasan, Pasar 45, dan Pasar Bersehati. Sampel direndam dengan amonia untuk menarik zat warna rhodamin B menggunakan benang
wol,
menggunakan
dilanjutkan kromatografi
dengan lapis
identifikasi tipis
(KLT)
kemudian dideteksi dengan lampu UV 254 nm dan 366 nm. Pembacaan kadar rhodamin B menggunakan spektrofotometri UVVis. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 sampel yang diperiksa tidak teridentifikasi adanya zat warna rhodamin B.
Keterkaitan dengan KTI
Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat yaitu tentang identifikasi zat rhodamin B pada lipstick yang beredar
Ringkasan yang
rancangan Jurnal
sebelumnya
untuk
mengidentifikasi
dan
membedakan menentukan kadar rhodamin B pada lipstik yang
dengan
yang
sudah beredar di pasaran Kota Manado menggunakan KLT
ditulis
pada
jurnal dan spektro Uv-Vis sedangkan jurnal yang akan dibuat
sebelumya
tentang analisis secara kualitatif kandungan Rhodamin B pada lipstik
Paraf Pembimbing 1
Literature Riview 2 Judul KTI
Analisis Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Lipstik
Nama Mahasiswa/NIM
Yuwinarti S.H. Polidu / 821316012
Pembimbing 1
Mohammad Adam Mustapa, S.Si., M.sc
Pembimbing 2
Nur Ain Thomas, S.Si, M.Si.,Apt
Penulis, Judul Jurnal, Helmice Afriyeni, Nila Wise Utari, IDENTIFIKASI halaman
ZAT WARNA RHODAMIN B PADA LIPSTIK BERWARNA
MERAH
YANG
BEREDAR
DI
PASAR RAYA PADANG, 59-64 Teori
Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada bibir (Departemen Kesehatan RI, 1998). Warna lipstik dapat menambah daya tarik, mengubah rupa dan menutupi kekurangan apabila digunakan secara tepat. Salah satu zat utama dalam formulasi lipstik adalah zat warna (Atmadja dan Syarif, 1997).Tujuan penambahan zat warna pada lipstik adalah memberikan warna yang cerah, dan segar pada bibir (Departemen Kesehatan RI, 1998). Rhodamin B yaitu zat pewarna berupa serbuk kristal berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, serta mudah larut dalam larutan warna merah terang berfluoresan digunakan sebagai bahan pewarna tekstil, cat, kertas atau pakaian (Khan, Sarmadan Ali, 2011).
Rhodamin B dapa tmengiritasi saluran pernapasan dan juga bersifat karsinogenik atau memacu pertumbuhan sel kanker jika digunakan terus menerus (Alhamedi, Assraf & Rauf, 2009). Sifat karsinogenik tersebut disebabkan oleh unsur N+(nitronium) dan Cl- (klorin) yang terkandung pada Rhodamin B yang bersifat sangat reaktif dan berbahaya. Penumpukan Rhodamin B dalam hati akan menyebabkan gangguan fungsi hati berupa kanker hatidan tumor hati. (Chen, Zhiyong, Yanlai et al, 2012). Untuk menganalisis kualitatif keberadaan Rhodamin B dalam lipstick dapat digunakan metode kromatografi lapis tipis. Kromatografi merupakan salah satu teknik analisis yang terpenting untuk pemisahan campuran senyawa-senyawa
kimia.
Pada
dasarnya
teknik
kromatografi terdiri dua fase yaitu fase diam (berupa cairan atau padat) dan fase gerak (berupa cairan dan gas). Pemisahan komponen campuran dapat terjadi karena
adanya
perbedaan
kecepatan
migrasi.
Sedangkan perbedaan kecepatan migrasi ini timbul karena adanya perbedaan perbandingan distribusi dari kompenan
campuran
antara
dua
fase
tersebut
(Khopkar, S. M, 1990). Metode
Populasi penelitian adalah sediaan lipstik yang berwarna merah dengan 5 (lima) sampel yang tidak memiliki No. Notivikasi (NA) dan sediaan lipstik yang berwarna merah dengan 5 (lima) sampel yang memiliki No. Notivikasi (NA) yang dijual di Pasar Raya Padang. Sediaan lipstik diambil secara acak (random),
metode
yang
digunakan
untuk
mengidentifikasi zat warna Rhodamin B adalah metode Kromatografi Lapis Tipis dan jenis penelitian ini kualitatif. Hasil
Hasil identifikasi zat warna Rhodamin B dengan metoda Kromatografi Lapis Tipis adalah sebagai berikut: a). Lima sampel lipstik yang tidak memiliki No.Notivikasi (NA),satu sampel lipstik (kode A) mengandung zat warna Rhodamin B karena jarak sampel dan baku Rhodamin B sama atau sejajar dan selisih harga Rf sampel dan harga Rf baku ≤ 0,2 dan empat sampel lipstik (kode B, C, D, E) tidak mengandung Rhodamin B karena jarak sampel dan baku Rhodamin B tidak sama atau tidak sejajar dan selisih Rf sampel dan Rf baku Rhodamin B lebih dari 0,2. b). Lima sampel yang berwarna merah yang memiliki No. Notivikasi (kode F, G, H, I,dan J) semuanya tidak mengandung zat warna Rhodamin B karena jarak sampel dan baku Rhodamin B tidak sama atau tidak sejajar dan selisih Rf sampel dan Rf baku Rhodamin B lebih dari 0,2.
Keterkaitan dengan KTI
Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat yaitu tentang identifikasi zat rhodamin B pada lipstick yang beredar
Ringkasan yang
rancangan Jurnal
sebelumnya
untuk
mengidentifikasi
dan
membedakan menentukan kadar rhodamin B pada lipstik yang
dengan
yang
sudah beredar di pasaran Raya Padang sedangkan jurnal yang
ditulis
pada
jurnal akan
sebelumya
dibuat
kandungan
tentang
Rhodamin
analisis B
pada
perbandingan eluen yang berbeda Paraf Pembimbing 1
secara lipstick
kualitatif dengan
Literature Riview 3 Judul KTI
Analisis Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Lipstik
Nama Mahasiswa/NIM
Yuwinarti S.H. Polidu / 821316012
Pembimbing 1
Mohammad Adam Mustapa, S.Si., M.sc
Pembimbing 2
Nur Ain Thomas, S.Si, M.Si.,Apt
Penulis, Judul Jurnal, Syamsuri halaman
Syakri,
ANALISIS
KANDUNGAN
RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR, 40-45
Teori
Pewarna sintetik mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan
pewarna
alami,
yaitu
mempunyai
kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, penggunaanya lebih praktis dan biasanya lebih murah. Namun, disamping keuntungan itu semua, pewarna sintetik dapat memberikan efek yang kurang baik pada kesehatan. Rhodamin B merupakan salah satu zat warna yang biasa dipergunakan dalam bidang industri kertas dan tekstil. Zat tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan saluran pernafasan serta merupakan zat yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. Pemeriksaan Rhodamin B dapat dilakukan dengan menggunakan bulu domba dan kromatografi lapis Tipis (KLT). Identifikasi dengan bulu domba dapat dilakukan jika zat yang akan kita tentukan merupakan zat tunggal. Identifikasi dengan KLT dapat dilakukan untuk
menentukan
zat
yang
tunggal
maupun
campuran, dimana suatu campuran yang dipisahkan akan terdistribusi sendiri diantara fase-fase gerak dan tetap dalam perbandingan yang sangat berbeda-beda dari satu senyawa dengan senyawa yang lain. Rhodamin B akan memberikan fluoresensi kuning jika dilihat dibawah sinar UV 254 nm dan berwarna merah muda jika dilihat secara visual (Ditjen POM , 2001) Metode
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan analisa dilakukan dengan menggunakan eksperimen laboratorium, dengan Kromatografi Lapis Tipis.
Hasil
Dari hasil penelitian terhadap enam sampel lipstik impor, didapat satu sampel lipstik positif Rhodamin B dengan ciri-ciri yang sama dengan Standar baku Rhodamin B yang digunakan, yaitu dilihat tanpa menggunakan penampak bercak, sampel tersebut berwarna merah, dan kemudian dilihat Dengan menggunakan UV 254, bercak nampak berfluoresensi kuning, serta dengan harga Rf 0,65.Lipstik dikatakan layak untuk digunakan jika tidak mengandung Rhodamin B, seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
239/Men.Kes/Per/V/1985. Keterkaitan dengan KTI
Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat yaitu tentang identifikasi zat rhodamin B pada lipstick yang beredar
Ringkasan yang
rancangan Jurnal
sebelumnya
untuk
mengetahui
kuantitas
membedakan rhodamin dalam lipstik impor yang beredar di Kota
dengan
yang
sudah Makassar sedangkan jurnal yang akan dibuat tentang
ditulis
pada
jurnal analisis secara kualitatif kandungan Rhodamin B pada
sebelumya
lipstick dengan perbandingan eluen yang berbeda
Paraf Pembimbing 1
Literature Riview 4 Judul KTI
Analisis Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Lipstik
Nama Mahasiswa/NIM
Yuwinarti S.H. Polidu / 821316012
Pembimbing 1
Mohammad Adam Mustapa, S.Si., M.sc
Pembimbing 2
Nur Ain Thomas, S.Si, M.Si.,Apt
Penulis, Judul Jurnal, Wahyu halaman
Utami
RHODAMIN
dan B
Andi
DALAM
Suhendi,
ANALISIS
JAJANAN
PASAR
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Teori
Warna merupakan salah satu criteria dasar untuk menentukan kualitas makanan antara lain; warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam ma-kanan. Oleh karena itu, warna menimbul-kan banyak pengaruh terhadap konsumen dalam memilih suatu produk makanan dan minuman sehingga produsen makanan sering menambahkan pewarna dalam produknya. Pada awalnya, makanan diwar-nai dengan zat warna alami yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau mineral, akan tetapi zat warna tersebut tidak stabil oleh panas dan cahaya serta harganya mahal. Zat pewarna sintesis yang sering ditambahkan adalah rhodamin B, yaitu merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil. Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang
penggunaannya
dalam
produk-produk
pangan.
Rhodamin B bersifat karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kanker. Uji toksisitas rhodamin B telah dilakukan terhadap mencit dan tikus dengan injeksi subkutan dan secara
oral.
Rhodamin
B
dapat
menyebabkan
karsinogenik pada tikus ketika diinjeksi subkutan, yaitu timbul sarcoma lokal. Sedangkan secara IV didapatkan LD50 89,5 mg/kg yang ditandai dengan gejala adanya pembesaran hati, ginjal, dan limfa diikuti
perubahan
anatomi
berupa
pembesaran
organnya. Metode
Penelitian
dilakukan
untuk
mengetahui
adanya
penggunaan rhodamin B dalam jajanan pasar. Sebelum pengambilan sampel dilakukan penyebaran kuisioner terhadap pedagang dan konsumen tentang pengetahuan mereka terhadap pewarna. Sampel jajanan pasar diambil
di
enam
pasar
Kecamatan
Laweyan
Kotamadya Surakarta. Selanjutnya sampel dipreparasi dengan serapan benang wol, dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu UV 254 nm dan 366 nm serta pereaksi semprot HCl pekat dan H2SO4 pekat. Hasil
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif. Berdasarkan data angket, diketahui bahwa sebagian besar pedagang tidak dapat membedakan pewarna alami dan sintetik dan hanya 5,3% pedagang serta 12% konsumen yang tahu mengenai pewarna sintetik yang diijinkan. Pada umumnya pedagang tidak mengetahui efek negatif yang bisa ditimbulkan oleh
beberapa pewarna sintetik, hal ini karena tingkat pendidikan mereka yang rendah (47,37% pedagang tidak
berpendidikan).
menunjukkan
dari
Analisis
41
sampel
dengan yang
KLT
diperiksa
didapatkan 15 sampel mengandung rhodamin B. Berdasarkan penelitian ini terdapat 42,86% di pasar Kadipolo, 25% di pasar Kembang, 50% di pasar Purwosari, 33,33% di pasar Jungke, 75% di pasar Penumping, 22,22% di pasar Kleco mengandung rhodamin B. Keterkaitan dengan KTI
Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat yaitu tentang identifikasi zat rhodamin B
Ringkasan yang
rancangan Jurnal
sebelumnya
membedakan penggunaan
rhodamin
untuk B
mengetahui dalam
jajanan
adanya pasar
dengan
yang
sudah sedangkan jurnal yang akan dibuat tentang analisis
ditulis
pada
jurnal secara kualitatif kandungan Rhodamin B pada lipstick
sebelumya
dengan perbandingan eluen yang berbeda
Paraf Pembimbing 1
Literature Riview 5 Judul KTI
Analisis Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Lipstik
Nama Mahasiswa/NIM
Yuwinarti S.H. Polidu / 821316012
Pembimbing 1
Mohammad Adam Mustapa, S.Si., M.sc
Pembimbing 2
Nur Ain Thomas, S.Si, M.Si.,Apt
Penulis, Judul Jurnal, Chiye Tatebe, Xining Zhong, Takashi Ohtsuki, Hiroki halaman
Kubota, Kyoko Sato & Hiroshi Akiyama, A simple and rapid chromatographic method to determine
unauthorized basic colorants (rhodamine B, auramine O, and pararosaniline) in processed foods, 547-556
Teori
Warna makanan sintetis digunakan di seluruh dunia untuk menghindari hilangnya warna asli dalam makanan olahan, dan juga membuat produk lebih menarik bagi konsumen. Sintetis warna makanan dianggap lebih unggul dari makanan alami warna dalam hal nilai warna, keseragaman, dan penerapan dalam berbagai makanan olahan. Makanan sintetis warna telah diizinkan dan diatur untuk digunakan dalam makanan aditif di banyak Negara. Sedangkan penggunaan warna asam sintetis larut dalam air seperti erythrosine, amaranth, atau acid red umumnya diizinkan di seluruh dunia, beberapa pewarna dasar seperti pararosaniline (PA), auramine O (AO), dan rhodamine B (RB) adalah aditif makanan yang tidak sah di Jepang, UE, dan Amerika Serikat karena toksisitasnya. PA dan AO mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia dan diklasifikasikan ke dalam Grup 2B oleh Badan Penelitian Internasional tentang Kanker (2010). Rhodamin B juga terbukti bersifat karsinogenik dan beracun bagi manusia dan hewan.
Metode
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Metode kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) sederhana dan cepat untuk menentukan pewarna dasar seperti pararosaniline (PA), auramine O (AO), dan rhodamin B
(RB)
dalam
berbagai
makanan
olahan
dikembangkan. Linearitas kurva kalibrasi berkisar
antara 0,05 hingga 50 lg / mL untuk PA dan 0,05-100 lg / mL untuk AO dan RB Hasil
Batas deteksi dan kuantifikasi (LOD dan LOQ) pewarna dasar, yang dievaluasi sebagai rasio signal-tonoise dari 3 untuk LOD dan 10 untuk LOQ, berkisar antara 0,0125 hingga 0,05 dan 0,025 hingga 0,125 lg / g, masing-masing. Pemulihan dan penyimpangan standar relatif dari tiga pewarna dasar dalam enam makanan olahan, yaitu, saus cabai, pasta kari, gochujang (panas) pasta lada), ayam tandoori (ayam panggang yang disiapkan dengan yogurt dan rempahrempah), sup bubuk, dan bubuk udang berkisar antara 70,2% hingga 102,8% dan Masing-masing 0,8% hingga 8,0%. Ketepatan intraday dari tes pemulihan berkisar dari 1,7% hingga 4,5%, sedangkan presisi harian berkisar antara 3,7% hingga 7,7%.
Keterkaitan dengan KTI
Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat yaitu tentang identifikasi zat rhodamine berbahaya di suatu bahan
Ringkasan yang
rancangan Jurnal
sebelumnya
untuk
mengetahui
kuantitas
membedakan pewarna makanan berbahaya seperti rhodamin pada
dengan
yang
sudah makanan dengan metode HPLC sedangkan jurnal yang
ditulis
pada
jurnal akan
sebelumya Paraf Pembimbing 1
dibuat
tentang
analisis
kandungan Rhodamin B pada
secara
kualitatif
Literature Riview 6 Judul KTI
Analisis Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Lipstik
Nama Mahasiswa/NIM
Yuwinarti S.H. Polidu / 821316012
Pembimbing 1
Mohammad Adam Mustapa, S.Si., M.sc
Pembimbing 2
Nur Ain Thomas, S.Si, M.Si.,Apt
Penulis, Judul Jurnal, Bhawana Joshi, Kapil Verma and Jyoti Singh, A halaman
Comparison of Red Pigments in Different Lipsticks Using Thin Layer Chromatography (TLC),1-4
Teori
Warna lipstik sering disebabkan oleh campuran beberapa
pigmen
senyawa.
Pigmen
ini
dapat
dipisahkan menggunakan lapisan tipis kromatografi. Tergantung pada jenis pigmen, fase gerak akan bervariasi. Lipstik larut dalam toluena, jadi toluena berfungsi sebagai ponsel tahap. Setelah pemisahan, kromatogram selesai dan diilustrasikan berbagai pigmen yang membentuk warna lipstik tertentu. Bekas Lipstik, kosmetik, cat kuku, atau smear lainnya bisa jadi ditemukan tertinggal di gelas minum, gelas, puntung rokok, dan kertas tisu dan mungkin semuanya menjadi
bukti
forensik
yang
signifikan
dalam
penyelidikan kejahatan, terutama dalam kasus-kasus seperti kekerasan seksual atau pembunuhan. Bukti fisik ini dapat ditemukan pada pakaian, bagian tubuh,
tisu, atau rokok. Dengan membandingkan
komposisi lipstick Dioleskan dengan korban, ilmuwan forensik dapat menunjukkan tidak langsung bukti
kontak atau hubungan antara korban dan tersangka. Itu juga kadang-kadang mungkin untuk mengekstraksi DNA
air
liur
dari
cetakan
dan
mungkin
menghubungkan tersangka ke TKP
Metode
Zat pewarna dianalisis dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Menggunakan sistem pelarut yang berbeda [Toluene / Benzene] (4:12), Toluena / Benzena / Sikloheksana (4: 12: 4), Toluene / Benzene / Diethyl ether (4: 4). Dihipotesiskan bahwa melalui tipis analisis kromatografi lapisan pigmen merah di berbagai merek ini tidak akan memberikan data karakteristik membedakan antara sumber lipstick.
Hasil
Tidak ada perbedaan signifikan dalam nilai hRf di antara merek lipstik lokal dan branded
Keterkaitan dengan KTI
Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat yaitu tentang identifikasi zat rhodamin pada lipstik
Ringkasan yang
rancangan Jurnal sebelumnya untuk mengetahui perbandingan membedakan kandungan rhodamin B pada berbagai lipstick
dengan
yang
sudah menggunakan KLT sedangkan jurnal yang akan dibuat
ditulis
pada
jurnal tentang analisis secara kualitatif kandungan Rhodamin
sebelumya Paraf Pembimbing 1
B pada lipstick
Literature Riview 7 Judul KTI
Analisis Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Lipstik
Nama Mahasiswa/NIM
Yuwinarti S.H. Polidu / 821316012
Pembimbing 1
Mohammad Adam Mustapa, S.Si., M.sc
Pembimbing 2
Nur Ain Thomas, S.Si, M.Si.,Apt
Penulis, Judul Jurnal, Claudia, Desiderio, Carolina Marra, Salvatore Fanali, halaman
Quantitative analysis of synthetic dyes in lipstick by micellar electrokinetic capillary chromatography
Teori
Pewarna sintetis banyak digunakan sebagai aditif warna dalam kosmetik, makanan, obat-obatan, dll., dan penggunaannya diatur di Italia oleh undangundang tentang kosmetik, sesuai dengan Komunitas Ekonomi Eropa, karena efek toksikologisnya. Bahkan, beberapa pewarna mungkin menunjukkan pathogen ketika tertelan atau saat bersentuhan dengan kulit atau mulut, tergantung konsentrasi dan jenis senyawa. Untuk memverifikasi apakah pewarna digunakan di sesuai
dengan
peraturan
Eropa
itu
perlu
mengembangkan metode analisis yang cepat dan tepat dengan tinggi efisiensi dan daya resolusi tinggi agar dapat untuk memisahkan pewarna yang menarik, terutama dalam matriks seperti contoh lipstik yang biasanya
mengandung
lebih
banyak
campuran
kompleks zat pewarna dari kosmetik lainnya. Bahkan, sehubungan dengan matriks makanan di mana larut dalam air pewarna ionik digunakan, dalam industri kosmetik, campuran senyawa ionik dan
nonionik digunakan. Metode
Sampel lipstik diekstraksi menggunakan modifikasi metode yang disarankan untuk sulfonat dan xanthene pewarna seperti yang dilaporkan dalam . Lima puluh mg
lipstik
diekstraksi
dengan
2
mL
larutan
methanoVammonia (955) dan 1 mL n-heksana dengan pengadukan magnet pada suhu kamar selama 25 menit. Ekstrak kemudian disaring melalui a 0,45 pm filter nilon dan dihilangkan lemaknya dengan 2 X 1 mL nheksana. Alikuot (1 mL) dari amonia / methanol lapisan
kemudian
diuapkan
sampai
kering
menggunakan rotavapory sistem pada suhu kamar. Residunya dibubarkan dalam 2 mL buffer encer (5 mM
tetraboratefphosphate,
pH
8) dan, setelah
penambahan IS, campuran itu diencerkan 1: 10 dengan buffer yang sama. Konsentrasi akhir 1s adalah 5 X M. Hasil
Batas deteksi (LOD, signalhoise = 3) dalam kisaran 57,5 X M senyawa standar dicatat. Pengulangan intrahari dari semua penentuan zat warna yang dipelajari (8 run) memberikan hasil sebagai berikut (batas nilai), deviasi standar Yo: 0.24-1.54 O / o untuk waktu migrasi, 0.99-1.240 / 0 untuk daerah puncak dikoreksi, 0,99-1.240 / 0 untuk rasio daerah puncak terkoreksi (analytel standar internal) dan 1,56-2,74% untuk daerah puncak
Keterkaitan dengan KTI
Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat yaitu tentang identifikasi zat rhodamin
Ringkasan yang
rancangan Jurnal sebelumnya untuk analisis kuantitatif pewarna membedakan sintetis dalam lipstik oleh kromatografi kapiler
dengan
yang
sudah elektrokinetik sedangkan jurnal yang akan dibuat
ditulis
pada
jurnal tentang analisis secara kualitatif kandungan Rhodamin
sebelumya Paraf Pembimbing 1
B pada