LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Abdul Jamil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah No. 1



Masalah yang Diidentifikasi Pedagogik : 1. Kurangnya minat, dan motivasi belajar siswa



Hasil eksplorasi penyebab masalah Kajian Literatur : http://lib.unnes.ac.id/20086/1/1301409060.pdf 1. Nur Fauziyatun (2014) menyatakan penyebab rendahnya motivasi belajar siswa sebagai berikut:  Kepercayaan diri, kondisi keluarga, konsentrasi, kesehatan fisik dan mental, teman sebaya, bakat, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah.  Minat untuk belajar dan komitmen pada tugas. Alasan rendahnya motivasi belajar siswa berdasarkan minat untuk belajar dan komitmen pada tugas adalah kondisi keluarga yang kurang memperhatikan siswa, hubungan teman sebaya yang kurang mendukung kegiatan belajar dan rendahnya rasa percaya diri dan konsentrasi siswa. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/33958/75676581973 2. Marti’in , Luhur Wicaksono, Purwanti (2019) menyatakan bahwa rendahnya minat belajar peserta didik sebagai berikut :  Bosan dalam belajar, suka duduk dibelakang, bermain HP, malas belajar, sering izin ke toilet, berbicara dengan teman , pasif dalam menerima penjelasan guru, tidak fokus dalam belajar, tidak mengerjakan tugas, mengantuk dan tidur.  Faktor internal aspek fisiologis berupa cacat tubuh, Faktor kesehatan. Dari aspek psiklogis berupa perhatian, bakat, motivasi, kesiapan dan intelegensi.  Faktor eksternal aspek lingkungan keluarga berupa: Suasana rumah, relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan/pendidikan, cara orang tua mendidik. Dari aspek lingkungan sekolah berupa kurikulum, metode mengajar, relasi peserta didik dengan peserta didik, media atau alat pembelajaran, relasi guru dengan peserta didik. Aspek lingkungan masyarakat berupa mass media, bentuk kehidupan masyarakat sekitar, teman bergaul. https://journal.student.uny.ac.id/index.php/otomotif-s1/article/download/2896/2504 3. Dwi Tri Santosa (2016) menyatakan bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa adalah:  Faktor ekstrinsik meliputi unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran sebesar; upaya guru dalam membelajarkan siswa dan kondisi lingkungan siswa sebesar. Sedangkan dari faktor intrinsik meliputi kondisi siswa; kemampuan siswa dan cita-cita siswa  Solusi penanganan bagi rendahnya motivasi belajar siswa dengan peningkatkan kualitas kinerja guru, melatih kedisplinan siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa, menggunakan metode pembelajaran sesuai kemampuan pemahaman siswa, meningkatkan koordinasi dengan orang tua siswa



Analisis eksplorasi penyebab masalah Setelah dilakukan kajian literatur dan wawancara, dapat diuraikan bahwa penyebab munculnya masalah rendahnya minat dan motivasi belajar siswa adalah: a. Model dan media pembelajaran yang diterapkan dikelas kurang menarik sehingga kurang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. b. Perhatian guru terhadap peserta didik kurang maksimal. c. Siswa kurang memahami koneksi materi yang dipelajari dengan skill kompetensi kejuruan yang dipakai kedepan dalam kehidupan nyata d. Penerapan GSM (Gerakan Sekolah Menyenangkan) di sekolah kurang optimal e. Kondisi keluarga yang kurang memperhatikan aktifitas belajar siswa. f. Hubungan teman sekelas dan lingkungan yang kurang mendukung kegiatan belajar



No.



Masalah yang Diidentifikasi



Hasil eksplorasi penyebab masalah untuk memantau siswa di luar sekolah dan menjelaskan manfaat belajar di sekolah. http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-1-1-86201-111410127-abstraksi-07082014055659.pdf 4. Fajrin Anwar (2013) menyatakan bahwa bahwa faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa adalah :  faktor guru yang menyangkut : penggunaan metode, penggunaan media pembelajaran, penilaian sebesar dan penampilan guru.  faktor siswa yang menyangkut cara belajar, dan perhatian terhadap pelajaran.  faktor orang tua yang menyangkut dorongan dan perhatian.  faktor teman yang terdiri dari perhatian dan solidaritas.  faktor sarana. Wawancara : 1. Teman Sejawat / Guru (Aji Suryawan, S.Pd.)  Kepercayaan diri siswa, kondisi keluarga, konsentrasi anak  Kesehatan fisik,lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. 2. Kepala Sekolah (Fariddudin, S.Sn)  Iklim pembelajaran di sekolah/ di kelas kurang menyenangkan.  Sekolah belum menerapkan GSM (Gerakan Sekolah Menyenangkan)  Siswa belum terkoneksi apa yang dipelajari dengan support skill kompetensi yang akan dipakai kedepan dalam kehidupan nyata  Kurangnya perhatian guru terhadap peserta didik  Motivasi dan apersepsi kepada peserta didik dirasa kurang 3. Kepala Jurusan (Dwi Janto, S.Pd., M.Kom)  Kepercayaan diri siswa, merasa tidak bisa, merasa temannya pintar semua.  Kondisi keluarga, suasana rumah, keadaan orang tua, perhatian orang tua kurang.  Kondisi ekonomi keluarga, siswa ikut membantu orang tua, kelelahan dll  Kesehatan fisik dan kesehatan mental  Bosan belajar ( sibuk dengan smartphone dan gadget lainnya)  Lingkungan masyarakat 4. Guru BK (Rafika Indrawati, S.Pd.)  Faktor kepercayaan diri sendiri, terkait fisik bahkan sampai keadaan keluarga masing masing siswa  Faktor lingkungan, misalnya guru terlalu galak, guru tidak bisa diajak kerjasan dan komunikatif 5. Pakar/ Dosen FKIP UMK (F. Shoufika Hilyana, M.Pd)  Kepercayaan diri siswa, kondisi siswa  Tertarik bermain gadget, susah fokus di dalam kelas



Analisis eksplorasi penyebab masalah



No.



Masalah yang Diidentifikasi



Literasi Dan Numerasi 1. Penguasaan literasi dan numerasi siswa masih rendah 2. Kemampuan memahami konsep fisika siswa masih rendah



Hasil eksplorasi penyebab masalah     



Pembelajaran dikelas masih monoton/ konvensial Guru kurang inovatif sehingga membosankan Orang tua kurang memperhatikan belajar siswa Lingkungan peserta didik tidak mendukung, perekonomian dan kondisi kesehatan Kurikulum terlalu luas, perlu dipadatkan/ essensialnya



Kajian Literatur : https://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil/article/view/580/264 1. I Ketut Suparya (2022) menyatakan bahwa bahwa faktor penyebab rendahnya literasi sains siswa adalah:  penggunaan buku ajar yang belum tepat  miskonsepsi siswa  pembelajaran yang tidak kontekstual  rendahnya kemampuan membaca  lingkungan dan iklim belajar  infrastruktur sekolah  sumber daya manusia  manajemen sekolah http://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/774/482 2. Zul Hijjayati , Muhammad Makki , Itsna Oktaviyanti (2022) menyatakan bahwa aktor penyebab rendahnya kemampuan literasi dibedakan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.  Faktor internal meliputi rendahnya kemampuan intelegensi siswa, rendahnya minat belajar siswa, dan rendahnya motivasi belajar siswa.  Faktor eksternal meliputi kurangnya perhatian orang tua, pengaruh televisi dan handphone, pengaruh teman bermain, kemampuan guru, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. 3.



Analisis eksplorasi penyebab masalah



Hidayati dan Abbas (2018) bahwa faktor yang memengaruhi kesulitan belajar sebagian besar siswa pada mata pelajaran fisika adalah kemampuan yang sangat kurang dalam penguasaan konsep, rumus serta perhitungan matematika.



Wawancara : 1. Teman Sejawat / Guru (Aji Suryawan, S.Pd)  Penggunaan buku ajar yang belum tepat  Miskonsepsi dan pembelajaran tidak konstektual,  Rendahnya kemampuan membaca, iklim belajar anak



Setelah dilakukan kajian literatur dan wawancara, dapat diuraikan bahwa penyebab penguasaan literasi dan numerasi siswa masih rendah adalah: g. Peserta didik tidak terbiasa berpikir kritis serta tidak terbiasa melakukan latihan soal literasi dan numerasi. h. penggunaan buku ajar yang belum tepat, miskonsepsi siswa serta pembelajaran yang tidak kontekstual i. Budaya membaca peserta didik masih rendah j. Guru belum berinovasi dan kreatif dalam mengembangkan pembelajaran sehingga anak memiliki pola pikir berfikir kritis dan problem solving k. Anak anak cenderung hafal rumus, namun tidak memaknai arti, fungsi rumus tersebut dan penggunaannya dalam



No.



Masalah yang Diidentifikasi



Hasil eksplorasi penyebab masalah  Kesulitan memahami soal-soal fisika Kepala Sekolah (Fariddudin, S.Sn)  Guru belum terbiasa mengajar dengan mengintegrasikan skill literasi dan numerasi di kelas  Siswa juga belum terbiasa dengan pembelajaran mengintegrasikan skill literasi dan numerasi di kelas  Sumber belajar, Bahan Ajar belum dimaksimalkan dengan baik oleh siswa 3. Kepala Jurusan (Dwi Janto, S.Pd., M.Kom)  Anak malas membaca, buku ajar tidak tepat, tidak update dan pembelajaran di kelas tidak konstektual  Lingkungan belajar sekitar siswa, Infrastruktur sekolah  Kemampuan intelegensi siswa berbeda beda.  Tidak ada minat dan motivasi siswa, tidak ada perhatian orang tua  Tidak terbiasa latihan soal dan berpikir kritis 4. Guru BK (Rafika Indrawati, S.Pd.)  Pembelajaran tidak dikemas secara menyenangkan, cepat bosan  Sulit memahami rumus rumus/ persamaan matematis  Guru kurang berinovasi membuat kelas hidup dengan berbagai macam permainan yang menyenangkan 5. Pakar/ Dosen FKIP UMK (F. Shoufika Hilyana, M.Pd)  Kemampuan membaca siswa rendah  Minat, motivasi belajar rendah  Buku ajar belum tepat, pembelajaran tidak konsteksial  Sarana dan Prasarana kurang memadai.  Tidak ada program khusus yang mengarah ke literasi dan numerasi  Tidak terbiasa latihan soal, pembelajaran tidak dikemas sehingga menyenangkan  Tidak mengembangkan pola berfikir sehingga cenderung menghafal dan membosankan  Rumus tidak dipahami, lupa, tidak mengerti makna dan penggunaannya. Kajian Literatur : https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa/article/view/813/pdf 1. Ira Nofitasari dan Yuliana Sihombing (2017) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar fisika yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu kurangnya minat dan motivasi belajar peserta didik, sedangkan faktor ekstern yaitu kurangnya variasi media dan metode pembelajaran. 2.



2



Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan belajar fisika, sehingga prestasi/ hasil belajar prestasi siswa rendah.



http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/quark/article/view/98/96 2. Karmila Suhaida Kallesta dan Fahmi Yahya (2018) menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar fisika terbagi kedalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.



Analisis eksplorasi penyebab masalah kehidupan



Setelah dilakukan kajian literatur dan wawancara, dapat diuraikan bahwa penyebab kesulitan belajar fisika, sehingga prestasi/ hasil belajar prestasi siswa rendah adalah: 1. Kurang memperhatikan penjelasan guru di kelas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gangguan



No.



Masalah yang Diidentifikasi



Analisis eksplorasi penyebab masalah



Hasil eksplorasi penyebab masalah  



Adapun faktor internal adalah: : 1) siswa masih kurang tertarik dengan pelajaran fisika, 2) sikap siswa masih kurang dalam belajar fisika, 3) siswa masih kesulitan mengerjakan soal fisika, 4) perhatian siswa masih kurang, 5) usaha siswa masih kurang dalam belajar. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi adalah: 1) guru masih kurang motivasi, 2) guru tidak menggunakan alat peraga, dan 3) jam masuk sekolah pada siang hari.



https://journal.uniga.ac.id/index.php/jpif/article/view/1599/1291 3. Widi Nugraha Ady dan Resti Warliani (2022) menyatakan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa disebabkan oleh faktor intern yaitu aspek intelegensi dan juga motivasi pada diri siswa yang mengasumsikan bahwa pembelajaran fisika itu sulit. Faktor eksternal yaitu kurang mendukungnya lingkungan pertemanan siswa, lingkungan keluarga, faktor penyajian dan cara penyampaian pembelajaran oleh guru. https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika/article/view/2685/1908 4. Tasya Nabillah dan Agung Prasetyo Abadi (2019) menyatakan banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya (1) faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri siswa, seperti kurangnya minat dan motivasi peserta didik saat pembelajaran matematika (2) faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri siswa, seperti metode guru yang tidak menarik bagi peserta didik. Wawancara : 1. Teman Sejawat / Guru (Aji Suryawan, S.Pd)  Kurang memperhatikan saat penjelasan di kelas  Kurangnya kemampuan perhitungan matematis siswa sehingga fisika terkesan banyak rumus yang sulit dan sussah dipahami  Tidak mengulang materi saat di rumah karena minat, bakat, motivasi dan konsentrasi belajar siswa rendah  Laboratorium yang tidak memadai, kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran  Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian besar didominasi oleh guru 2. Kepala Sekolah (Fariddudin, S.Sn)  Kesan awal bahwa sains/ fisika penuh rumus dan perhitungan.  Peserta didik kurang memperhatikan saat diberi penjelasan materi oleh guru  Kurang fokus dikelas dan banyak gangguan, misalnya dari HP, teman sekelas dan lainnya  Jarang berlatih diluar kelas. Waktu anak habis untuk bermain gadget.  Model maupun media pembelajaran belum inovatif. Siswa cenderung pasif  Belum memanfaatkan lingkungan sekolah dan sarana prasarananya



2.



3.



4.



5.



dalam pembelajaran sehingga peserta didik susah konsentrasi dan tidak fokus Model pembelajaran yang diterapkan kurang inovatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik Motivasi peserta didik terhadap pembelajaran belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan tidak diulang/ jarang dipelajari lagi materi yang didapatkan dari sekolah ketika siswa di rumah Kurangnya kemampuan perhitungan matematis siswa sehingga fisika terkesan banyak rumus yang sulit dan sussah dipahami Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian besar didominasi oleh guru



Masalah yang Diidentifikasi



No.



Hasil eksplorasi penyebab masalah 3.



3



1.



2. 3.



Beberapa orang tua kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan belajar anaknya. Kurangnya komunikasi orang tua dengan anak Kurangnya komunikasi orang tua guru/ pihak sekolah.



Kepala Jurusan (Dwi Janto, S.Pd., M.Kom)  Siswa tidak tertarik dengan pelajaran bahkan takut mapel fisika  Siswa kesulitan mengerjakan soal soal fisika  Siswa tidak memiliki perhatian pada mata pelajaran fisika  Guru tidak memotivasi, tidak menggunakan alat peraga  Siswa mengantuk pada jam siang, sibuk main HP 4. Guru BK (Rafika Indrawati, S.Pd.)  Siswa tidak memperhatikan pembelajaran dengan baik  Siswa kuraang mendapatkan perhatian dari guru  Kurang media pembelajaran yang inovatif  Siswa tidak mengulang belajar materinya saat di rumah 5. Pakar/ Dosen FKIP UMK (F. Shoufika Hilyana, M.Pd)  Internal : minat peserta didik rendah, siswa kurang memperhatikan, tidak tertarik, sudah menganggap fisika susah duluan  Eksternal : penggunaan media, metode, strategi pembelajaran.  Dirumah tidak diulang dan jarang dipelajari lagi  Tidak inovatiff dan variatif model, media sehingga siswa pasif Kajian Literatur : https://eprints.umm.ac.id/32026/ 1. Isnadie Febrian Saputra (2012) menyatakan faktor penghambat komunikasi guru dengan orang tua wali murid yaitu dari faktor dari orang tua itu sendiri yang meliputi: sulit guru mencari orang tua dan rumah jauh, orang tua tidak perhatian, kesibukan orang tua, kemampuan orang tua, faktor ekonomi dan orang tua yang over komunikasi dan guru. Faktor selanjutnya yaitu berasal dari faktor dari guru yang meliputi kurangnya motivasi guru untuk melakukan kunjungan kepada wali murid (home visit), kurangnya respon dari orang tua dalam proses komunikasi, sulit menyesuaikan waktu dan kurang adanya kerjasama antara guru dan wali.



Analisis eksplorasi penyebab masalah



https://www.intipesan.com/sp-7736/ 2. Terdapat beberapa alasan mengapa anak enggan berkomunikasi dengan orang tuanya, yaitu:  Kurangnya orang tua dalam mendengarkan dan memperhatikan idea atau keinginan anak. Ketika anak mengungkapkan apa yang menjadi keinginan mereka dengan maksud agar mereka bisa berbincang dengan orang tua dan mendapatkan saran dari orang tua. Namun kadang orang tua tidak menerima dan tidak mengerti mengenai perasaan anak. Sehingga hal itu membuat anak enggan lagi untuk berkomunikasi dan meminta saran pada orang tuanya.  Menjalin hubungan dengan teman sebaya. Anak akan lebih senang keluar rumah bersama temantemannya, sehingga hubungan komunikasi dengan orang tua semakin jarang dan berkurang.



Setelah dilakukan kajian literatur dan wawancara, dapat diuraikan bahwa penyebab masalah orang tua kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan belajar anaknya. 1. Kesibukan orang tua dan kurang harmonisnya situasi keluarga 2. Broken home 3. Kondisi ekonomi yang kurang mendukung 4. Kurangnya kesadaran orang tua terhadap pendidikan 5. Ketidakpercayaan dan ketidaknyamanan anak terhadap orang tua.



No.



Masalah yang Diidentifikasi



Analisis eksplorasi penyebab masalah



Hasil eksplorasi penyebab masalah  







Akibatnya anak akan lebih terbuka kepada temannya daripada orang tuanya. Tidak adanya kepercayaan anak terhadap orang tuanya karena ketidak perhatian orang tua terhadap sistuasi dalam hati anak. Tidak adanya afeksi yang melibatkan emosi antara orang tua dan anak yang menunjukkan rasa saling menyayangi dan mengasihi satu sama lain. Adanya rasa emosi yang dingin, penolakan, rasa permusuhan dan tidak menunjukkan rasa saling menyayangi, cenderung bersikap acuh tak acuh satu sama lain akan membuat anak enggan untuk berinteraksi dengan orang tuanya karena merasa tidak adanya kenyamanan yang diarasakannya. Adanya rasa ingin melepaskan diri anak dari pengasuhan orang tuanya dengan maksud ingin menemukan jati diri, dalam pembentukan identitas untuk menjadi individualitas yang mantap dan bisa berdiri sendiri.



Wawancara : 1. Kepala Sekolah (Fariddudin, S.Sn)  orang tua dan rumah jauh karena kebanyakan siswa luar kota  orang tua tidak perhatian, sibuk dengan pekerjaan dan kurang waktu kebersamaan dengan anak  kesibukan orang tua dan kemampuan ekonomi orang tua. 2. Waka Kesiswaan (Mukhlis Wahyudi, M.Pd)  Kesibukan orang tua  Broken home  Keluarga kurang harmonis 3. Kepala Jurusan (Dwi Janto, S.Pd., M.Kom)  Banyak siswa dari luar kota sehingga posisi orang tua jauh secara fisik dari anak  Orang tua tidak perhatian terhadap anak.  Kesibukan pekerjaan orang tua sehingga tidak ada waktu senggang untuk komunikasi dengan anak  Guru tidak pernah kunjungan ke wali murid pada saat siswa memiliki masalah, sehingga wali murid juga mengetahui permasalah anaknya 4. Guru BK (Rafika Indrawati, S.Pd.)  Orang tuanya luar kota/ jauh sulit dihubungi  Terdapat siswa dari keluarga kurang harmonis  Ekonomi keluarga tidak stabil sehingga fokus kerja  Kurangnya kesadaran orang tua akan pendidikan 5. Pakar/ Dosen FKIP UMK (F. Shoufika Hilyana, M.Pd)  Pekerjaan orang tua jauh dari rumah  Faktor perekonomian keluarga  Guru jarang home visit ke rumah wali murid



6.



Siswa ingin melepaskan diri dan menemukan jati diri



No.



Masalah yang Diidentifikasi



Hasil eksplorasi penyebab masalah   



4



Penerapan model pembelajaran yang inovatif belum optimal



Respon komunikasi kurang Sulit menyesuaiakan waktu antara guru orang tua maupun stakeholder lainnya Orang tua sering menghiraukan kemauan anak, sehingga anak enggan berkomunikasi dengan orang tuanya, ketidakpercayaan anak kepada orang tua dan cenderung curhat dengan orang lain.  Komunitas anak sering di luar rumah sepulang sekolah, bermain, tongkrongan, mabar dan lain lain sehingga komunikasi dengan orang tua terhambat https://jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/12194/9462 1. Mislinawati Mislinawati., Nurmasyitah Nurmasyitah (2018) menyatakan kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan model-model pembelajaran adalah sebagai berikut :  Guru tidak memahami sintaks yang ada sehingga kurang termotivasi untuk menerapkannya.  Pada kenyataannya peran guru lebih dominan daripada siswa. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang sedang dibahas.  Pengelolaan kelas guru kurang bisa mengarahkan siswa yang kurang bisa terlibat aktif, dan guru tidak menyiasati waktu yang tersedia.  Guru kurang mampu merangsang siswa untuk mencari tahu sendiri permasalahan yang ada pada materi pembelajaran



Analisis eksplorasi penyebab masalah



https://media.neliti.com/media/publications/188143-ID-kendala-guru-dalammenerapkan-model-pembe.pdf 2. Indah Fajar Friani, Sulaiman, Mislinawati (2017) menyatakan kendala dalam menerapkan model-model pembelajaran sebagai berikut:  Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia, guru kurang mampu dalam menguasai teknologi, pengelolaan dan pengawasan kelas yang tidak dapat berjalan dengan maksimal dan ketidakaktifannya siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga, proses penerapan model pembelajaran tidak dapat berjalan dengan maksimal.  Guru kurang mampu dalam menstimulus siswa untuk menemukan sendiri masalah yang ada pada materi pembelajaran, dalam pengawasan kelas guru kurang mampu mengarahkan siswa yang kurang pintar untuk terlibat aktif dengan bekerjasama dalam kelompok, terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan dalam melakukan proyek Wawancara : 1. Teman Sejawat / Guru (Aji Suryawan, S.Pd)  Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia  Kurang menguasai teknologi, pengelolaan dan pengawasan kelas 2. Kepala Sekolah (Fariddudin, S.Sn)  Guru tidak memahami langkah model pembelajaran inovatif yang cenderung ribet dan memakan waktu banyak



Setelah dilakukan kajian literatur dan wawancara, dapat diuraikan bahwa penyebab masalah guru belum optimal dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif adalah : 1. Guru kurang bisa menentukan model pembelajaran inovatif yang tepat sesuai dengan karakteristik. 2. Guru terbiasa menggunakan satu model pembelajaran pada semua jenjang kelas, sehingga terkesan monoton. 3. Guru kurang memahami dengan baik sintaks dan langkah pembelajaran inovatif sehingga kurang motivasi menerapkannya dalam pembelajaran 4. Kurangnya penggunaan teknologi di kelas, pengelola dan penguasaan kelas sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran



Masalah yang Diidentifikasi



No.



5



1.



Kurangnya kemampuan siswa untuk mengerjakan soal latihan HOTS dalam pembelajaran



2.



Kurangnya Guru memberikan soal-soal HOTS dalam pembelajaran



Analisis eksplorasi penyebab masalah



Hasil eksplorasi penyebab masalah  Guru nyaman pada model pembelajaran konvensional  Guru kurang update dalam menguasai teknologi, khususnya guru senior  Pengelola dan penguasaan kelas kurang bagus sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran. 3. Kepala Jurusan (Dwi Janto, S.Pd., M.Kom)  Pengelolaan kelas tidak bagus, tidak bisa mengarahkan siswa untuk aktif di dalam kelas.  Siswa pasif, diam dan susah diajak interaksi di kelas  Kurang bisa merangsang siswa untuk mencaritahu sendiri permasalahan topik pembelajaran 4. Guru BK (Rafika Indrawati, S.Pd.)  Guru belum memahami sintaksnya  Guru ketinggalan kemajuan teknologi  Ketidakmampuan guru menstimulus agar siswa menemukan sendiri masalahnya 5. Pakar/ Dosen FKIP UMK (F. Shoufika Hilyana, M.Pd)  Guru tidak memahami sintaks sehingga kurang motivasi menerapkannya dalam pembelajaran  Siswa jarang diberikan kesempatan sampai menemukan konsep sendiri  Pengelolaan kelas oleh guru kurang optimal sehingga siswa pasif  Penguasaan teknologi kurang, kekurangan durasi waktu pembelajaran Kajian Literatur : http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/13151/  Novi Sofiani Karami (2022) mengemukakan bahwa Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tipe Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah kesalahan konsep, kesalahan strategi, kesalahan terjemah, dan kesalahan operasi hitung. Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa yaitu rendahnya kemampuan memahami soal karena motivasi, minat belajar, dan intelegensi dalam memahami materi. Solusi untuk meminimalisir kesalahan menciptakan pembelajaran yang menarik agar meanambah minat dan motivasi belajar siswa, serta memberikan motivasi belajar dan melakukan banyak latihan soal dengan variasi soal agar siswa dapat mengembangkan ide dan kreativitasnya. http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9419/  Mukhammad Rifan Alwi (2020) mengemukakan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan Soal HOTS, (1) pada aspek menganalisis yaitu kesalahan pemahaman, kesalahan transformasi dan kesalahan keterampilan proses, (2) aspek mengevaluasi yaitu kesalahan membaca dan kesalahan tranformasi, sedangkan (3) aspek mencipta yaitu kesalahan membaca, kesalahan pemahaman dan kesalahan transformasi. Faktor-faktor penyebab kesalahan yaitu (1) aspek menganalisis: kurang pemahaman siswa dalam mengubah kalimat cerita menjadi bentuk model matematika, tidak tepat memilih operasi, dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan. (2) aspek mengevaluasi: rendahnya kemampuan siswa memahami soal, rendahnya kemampuan siswa dalam



5.



Guru kurang mendapatkan pelatihan mengenai pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif



Setelah dilakukan kajian literatur dan wawancara, dapat diuraikan bahwa faktor penyebab pembelajaran belum berbasis HOTS adalah: 1. Sumber belajar yang ada belum mendukung peserta didik untuk pembelajaran berbasis HOTS 2. Kemampuan guru dalam mengembangkan strategi/ model pembealajaran berbasis HOTS masih rendah 3. Guru kurang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif,



No.



Masalah yang Diidentifikasi



Hasil eksplorasi penyebab masalah menafsirkan masalah matematika, (3) aspek pencipta: kemampuan siswa yang relatif rendah dalam memahami soal, siswa tidak mampu mengembangkan kreativitas dalam menyelesaikan soal. https://journal.trunojoyo.ac.id/nser/article/view/8387/6496  Lailatun Najahah, Mochammad Ahied, Irsad Rosidi, Fatimatul Munawaroh (2022) menyatakan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS berupa kesalahan membaca (reading errors), kesalahan memahami (comprehension errors), kesalahan penulisan rumus (transformation errors), kesalahan keterampilan proses (process skill errors), dan kesalahan penentuan jawaban akhir (encoding error). Faktor yang mempengaruhi kesalahan siswa adala tidak paham konsep, kesalahan proses berpikir, lupa, kurang teliti, tidak mengetahui rumus dan langkah penyelesaian soal, dan pengaruh dari kesalahan pada tahapan sebelumnya. Wawancara :  Teman Sejawat / Guru (Aji Suryawan, S.Pd)  Berpikir kritis kurang dilatih  Terbiasa dengan pembelajaran yang sederhana  Perangkat pembelajaran belum berbasis HOTS  Kepala Sekolah (Fariddudin, S.Sn)  Guru belum memahami tentang pembelajaran berbasis HOTS.  Kemauan guru untuk meningkatkan kompetensi masih rendah.  Guru belum terbiasa mengajar dengan pola HOTS di kelas  Siswa juga belum terbiasa dengan pembelajaran HOTS di kelas  Sumber belajar, Bahan Ajar berbasis HOTS juga belum memadai  Kegiatan peningkatan kemampuan guru seperti seminar, IHT, workshop belum maksimal  Kepala Jurusan (Dwi Janto, S.Pd., M.Kom)  Guru kurang memberikan soal soal HOTS sehingga anak tidak terbiasa berlatih, tidak terbiasa berpikir kritis. Guru belum memahami sepenuhnya pembelajaran HOTS  Perangkat perangkat guru belum berbasis HOTS.  Sumber belajar kurang memadai.  Guru BK (Rafika Indrawati, S.Pd.)  Siswa terbiasa pembelajaran sederhana  Sumber belajar siswa yang kurang memadai  Kegiatan peningkatan mutu guru belum maksimal  Pakar/ Dosen FKIP UMK (F. Shoufika Hilyana, M.Pd)  Dalam pembelajaran anak belum diarahkan berpikir kritias dan problem solving  RPP yang dibuat oleh guru belum HOTS sehingga belum terbiasa mengajar dengan pola HOTS di kelas



Analisis eksplorasi penyebab masalah analitis, dan evaluatif



No.



6



Masalah yang Diidentifikasi



Pemanfaatan teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran kurang optimal



Hasil eksplorasi penyebab masalah  Siswa juga belum terbiasa dengan pembelajaran HOTS di kelas  Sumber belajar, Bahan Ajar dan lembar kerja aktifitas anak juga belum HOTS  Kemampuan guru tentang penguasaan HOTS juga masih rendah Kajian Literatur : http://jptk.ppj.unp.ac.id/index.php/jptk/article/view/60/41 1. R. Lapisa, I. Basri, M. Milana, and A. Arif (2017) menunjukan bahwa penggunaan TIK dalam membantu kegiatan belajar mengajar belum terlaksana secara optimal. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan guru dalam penguasaan teknologi informasi dan koumnikasi. Tidak semua tenaga pengajar terbiasa menggunakan aplikasi TIK seperti e-learning, blog/web, dan beberapa software TIK lainnya seperti word, power point, excel dll. Disamping itu, kurangnya infrastruktur TIK yang tersedia di sekolah menyebabkan pengembangan model pembelajaran berbasis TIK tidak bisa dioptimalkan. Perlu dilakukan perbaikan menyeluruh termasuk meningkatkan ketersediaan infrastruktur TIK, mengembangkan konten pembelajaran yang berkualitas, menyediakan aplikasi penunjang dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dalam menguasai media TIK. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v3n2.p121--134 2. Sri Lestari (2015) mengemukakan kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak adanya akses, tidak adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ijemar/article/download/4381/3450 3. Euis Mukaromah (2020) mengemukakan bahwa kurangnya kompetensi guru dalam memanfaatkan berbagai fasilitas TIK dipengaruhi oleh faktor usia serta kompetensi guru yang bersangkutan. Dari segi usia terkadang guru yang sudah berumur mengalami kesulitan untuk mengikuti derasnya arus perkembangan arus teknologi informasi dan komunikasi yang pada akhirnya membuatnya kewalahan dalam memanfaatkan perangkat tersebut dalam mendukung penyampaian materi pembelajaran. Sejatinya seorang guru harus mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran secara kreatif. Hal itu harus terus dilakukan agar gairah belajar siswa lebih meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai Wawancara : 1. Teman Sejawat / Guru (Aji Suryawan, S.Pd)  Terbatasnya fasilitas sekolah  Terbatasnya waktu yang tersedia  Guru belum siap menggunakan teknologi  Tidak adanya supervisi, evaluasi dan refleksi



Analisis eksplorasi penyebab masalah



Setelah dilakukan kajian literatur dan wawancara, dapat diuraikan bahwa faktor penyebab kurang optimalnya guru dalam penggunaaan teknologi informasi komunikasi (TIK) adalah: 1. Rendahnya kemampuan guru dalam penguasaan TIK dalam pembelajaran 2. Belum terbiasa dalam penggunaan TIK dalam pembelajaran 3. Guru dan siswa kurang memahami fungsi, peranan dan manfaat TIK dalam pembelajaran 4. Guru dan siswa kurang mendapatkan kesempatan dalam pelatihan TIK 5. Keterbatasan waktu KBM. Sedangkan untuk penggunaan TIK membutuhkan waktu untuk pemasangannya.



No.



Masalah yang Diidentifikasi



Hasil eksplorasi penyebab masalah 2.



3.



4.



5.



Kepala Sekolah (Fariddudin, S.Sn)  Beberapa guru masih belum siap menggunakan teknologi/gaptek.  Tidak memahami fungsi teknologi dalam pembelajaran.  Guru kurang mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan teknologi  Sikap guru yang kurang proaktif dalam menghadapi kemajuan Teknologi Informasi  Guru kesulitan untuk mengintegrasikan IT dalam pembelajaran Kepala Jurusan (Dwi Janto, S.Pd., M.Kom)  Sarana dan prasarana terbatas  Waktu yang tersedia terbatas  Beberapa guru belum siap menggunakan teknologi/ gagap teknologi Guru BK (Rafika Indrawati, S.Pd.)  Kurangnya pemerataan sarpras di sekolah  Banyak beban yang dimiliki oleh guru sehingga waktu terbatas  Belum siap gadget dan tidak mengikuti perkembangan IT dalam pendidikan (gaptek) Pakar/ Dosen FKIP UMK (F. Shoufika Hilyana, M.Pd)  Rendahnya kemampuan guru dalam penguasaan TIK dalam pembelajaran  Belum terbiasa dalam penggunaan TIK dalam pembelajaran  Alat dan sarana penunjang dari sekolah belum memadai  Guru belum memahami fungsi, peranan dan manfaat TIK dalam pembelajaran  Guru kurang mendapatkan kesempatan dalam pelatihan TIK



Analisis eksplorasi penyebab masalah