LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi - Sri Mulyani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama No.UKG Asal Sekolah LPTK



: Sri Mulyani : 201501096262 : SMA Muhammadiyah 1 Majenang : Universitas Palangka Raya



LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi No . 1



Masalah terpilih yang akan diselesaikan



Motivasi dan Minat belajar siswa yang rendah,khususny a mapel biologi (materi pembelahan sel)



Akar Penyebab masalah



1. Guru



kurang optimal dalam memberikan metode yang menarik dalam pembelajaran yang bersifat abstrak seperti materi pembelahan sel



Eksplorasi alternatif solusi



1. KAJIAN LITERASI 1. Kajian literasi 1 2. Kajian literasi 2



Menurut Friantini dkk (2019) Masih banyaknya permasalahan pada pembelajaran tentunya membuat minat siswa untuk belajar menjadi rendah. Sikap seorang guru yang tidak disukai oleh anak didik tertentu akan mengurangi minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan.



2. Guru membuat kompetisi 3.kajian literasi 3 serta Menurut Arianti, A (2019) Motivasi belajar adalah memberikan sesuatu yang menimbulkan reward / dorongan atau semangat penghargaan belajar atau dengan kata kepada siswa lain sebagai pendorong semangat belajar. Motivasi belajar penting bagi siswa . Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut : a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya. c. Mengarahkan kegiatan belajar d. Membesarkan semangat belajar e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja, siswa dilatih



Analisis alternatif solusi Dengan memperhatikan Hasil Kajian dan Literatur dan Wawancara alternatif solusi dalam permaslahan ini adalah: 1)menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif, menyenangkan, dan menantang bagi siswa. Dengan demikian semangat belajar siswa akan bangkit sehingga permasalahan dapat teratasi. 2)Model pembelajaran berbasis proyek(PJBL) atau model pembelajaran berbasis masalah akan tepat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini.



3. Guru bisa memberikan reward pada peserta didik yang mampu menjawab soal HOTS.



f. untuk menggunakan kekua tannya sehingga dapat berhasil. Peran guru dalam motivasi belajar ini sangatlah penting, apabila guru tida ikut serta dalam motivasi belajar siswa maka siswa kurang kreatif dan tidak terpancing untuk bersikap aktif. Maka dari itu peran guru sangatlah berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dan tujuan utamanya untuk mencapai prestasi dan meningkatkan mutu belajar dalam proses pembelajaran Sumber : Arianti, A. (2019). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan, 12(2), 117–134. DOI : 10.30863/didaktika.v12i2.18 1 2. Hasil eksplorasi Masalah Berdasarkan Wawancara: 1)Drs.Muslihun M.M(KEPSEK)  Kurangnya fasilitas sarpas yang mendukung khususnya mata pelajaran biologi.  Kurang maksimalnya guru menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan.  Rendahnya kesadaran siswa untuk belajaran dan lebih senang serta asik bermain gadget. 2)Hasil wawancara dengan rekan sejawat (Alfiah Indri guru sertifikasi/b.



    







 



2



Indonesia dan Taufik H/guru kimia dan Toni Hidayat/ guru Geografi) Cara belajar guru yang monoton. Media pembelajaran kurang menarik Kurangnya perhatian orang tua Guru memberi tugas tambahan Alat / media kurang memadai. Alat pelajaran kurang lengkap terutama dalam pelajaran praktikum dan menimbulkan kesulitan belajar peserta didik, sehingga sulit memporeh nilai yang baik. Materi pembelajaran kurang terupdate terkait dengan isu2 terbaru dalam kehidupan sehari-hari Kurangnya motivasi peserta didik dalam belajar Pengaruh perkembangan teknologi seperti Handphone, sehingga peserta didik lebih memilih bermain daripada belajar.



Implementasi 1. Guru masih Faktor penyebab Model menggunaka berdasarkan literatur : Pembelajran yang A. Menurut Yusriani, dkk n model (2020) kurang kreatif pembelajaran Guru dalam melakukan inovatif sehingga yang masih pembelajaran inovatif dapat siswa merasa berpusat dengan menggunakan kurang antusias pada guru pendekatan saintifik yaitu dan bosan Dan sehingga pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam Penguasaan siswa merasa membangun pengetahuan konten materi bosan melalui metode ilmiah. Selain itu yang masih 2. Minimnya guru dapat menggunakan sederhana pelatihan model pembelajaran yang guru atau relevan dengan karakteristik mata pelajaran, Kompetensi webinar Dasar (KD), atau karakteristik tentang materi, antara lain discovery model – learning, inquiry learning model



Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara, alternatif solusi dalam permasalahan ini adalah : 1) Guru harus mengenal karakterristik peserta didik (baik dari segi kemampuan ataupun elingkungan pergaulannya) 2) Guru harus mengikuti



pembelajaran di jaman sekarang( PB L/PJBL)



problem based learning, dan project based learning.



B. Menurut hasil kajian Indri Anugraheni (Jurnal Manajemen Pendidikan-2017) 1. Pemahaman guru mengenai model pembelajaran inovatif yang sangat rendah 2. Guru merangkap dua posisi di sekolah, dan pemahaman model inovatif yang masih terbatas A. Menurut Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6 (Fkip Unsyiah Volume 2 No.1-2017) 1. Pengelolaan kelas tidak dapat berjalan dengan maksimal sehingga proses pembelajaran tidak maksimal 2. Guru kurang memahami sintak dari model pembelajaran sehingga kurang untuk menerapkan model pembelajaran termotivasi. Faktor penyebab berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat : a. Guru sulit menerima hal baru dan mereka beranggapan bahwa pembelajaran yang efektif adalah dengan cara menjelaskan/ceramah b. Terlalu banyak beban program sekolah yang harus dilaksanakan oleh guru c. Minimnya pelatihan/diklat/seminar yang diikuti guru mengenai pembelajaran inovatif



pelatihan / webinar tentang pembelajaran yang kreatif dan inovatif



3) Pembelajaran harus



berpusat pada peserta didik (student certerned) dengan model pembelajaran PJBL (Project Based Learning)



PJBL (Projrct Based Learning) merupakan model pembelajaran yang menggunakan pyoyek/ kegiatan media. Dimana siswa melakukan eksplorasi, penilaian, inter prestasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.seperti pada materi pembelahan sel itu dapat menganalisis proses pembelahan sel sebagai dasar penurunan sifat dari induk kepada keturunannya. Kompetensi Dasar tersebut mengharuskan peserta didik untuk memahami



d. Kontrol pengawasan terhadap guru yang masih rendah e. Guru masih kesulitan menggunakan model pembelajaran inovatif dalam materi pelajaran. f. Guru kurang memahami karakter peserta didik. g. Kurangnya pemahaman guru terhadap modelmodel pembelajaran inovatif h. Guru kurang persiapan dalam melaksanakan pembelajaran Faktor penyebab berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah : a. Kemampuan guru masih terbatas dalam teknik dan model mengajar serta kurang dalam penguasaan materi yang di ajarkan. b. Guru merasa sudah cukup hanya dengan mengajar sesuai materi yang ada di buku. c. Guru tidak pernah memetakan keperluan peserta didik sehingga materi yang diajarkan tidak sesuai karakteristiknya.



konsep siklus sel, amitosis, mitosis, meiosis, gametogenesis serta keterkaitan pembelahan sel dengan penurunan sifat. Materi tersebut bersifat abstrak dan sulit untuk dihadirkan secara nyata di hadapan peserta didik sehingga dibutuhkan perangkat pendukung. 4) Kelebihan PJBL, yaitu: a. PJBL mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan berpikir tinggi b. Meningkatkan kolaborasi anatar siswa c. Meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan harga diri. d. Meningkatkan kemampuan dalam mengelola sumber informasi dan mempraktikka n keterampilan komunikasi. e. Tercipta



pembelajaran yang menyenangkan sehingga guru dan siswa dapat menikmati proses pembelajaran. 5) Kelemahan PJBL, yaitu: a. Waktu yang diperlukan relatif lama b. Sarana dan prasarana harus terpenuhi. c. Dimungkinkan ada siswa yang mengalami kesulitan karena memiliki kelemahan dalam pengumpulan informasi. 3



Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam memahami soal dengan kategori HOTS



1. Kurangnya Faktor penyebab daya serap berdasarkan literatur : siswa terhadap a. Faktor kesulitan yang pembelajaran dialami oleh peserta didik HOTS dalam menyelesaikan soal 2. Guru kurang dikarenakan peserta didik memberikan belum terbiasa kesempatan menyelesaikan soal siswa untuk berbasis HOTs, kurangnya berfikir kritis pemahaman materi, serta kesulitan peserta didik dalam memahami kalimat pada soal. Ketika guru memberikan soal berbasis HOTs pada peserta didik, dalam menyelesaikan soal tersebut peserta didik masih memerlukan bantuan guru, guru masih perlu memberikan stimulus



Dari kajian dan literatur dan wawancara , didapat bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan dengan menjadikan siswa sebagai pemeran utama dalam pembelajaran(student centered). Berbasis masalah dengan menggunakan LKPD berbasis HOTS merupakan salah satu solusi. Pembelajaran berbasis proyek juga dapat diterapkan untuk menuntaskan permasalahan ini



pada peserta didik. Sumber :



Julianto, J. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KESULITAN SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS (HIGH ORDER THINKING SKILLS) PADA MATA PELAJARAN IPA.



b. Sekolah



sudah menerapkan kurikulum 2013 namun kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru bukan pada siswa (teacher centered). artinya guru menjelaskan semua materi pembelajaran dengan metode ceramah. Begitu juga dengan pembelajaran biologi, proses pembelajaran hanya bergantung pada buku paket dengan menggunakan metode menghafal, hal tersebut menyebabkan siswa sulit memahami pelajaran biologi. Permasalahan lain yaitu siswa cenderung pasif dan mudah bosan dengan pembelajaran biologi, karena siswa beranggapan biologi itu terlalu banyak materi dan istilah yang kompleks. Permasalahan lainnya yaitu siswa tidak dapat melihat hubungan antara materi yang sudah dipelajari dengan materi berikutnya, sedangkan guru tidak pernah mengingatkan siswanya kembali.



Sumber :



Rohmah, C. N., & Setiani, R. (2022). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Materi Sistem Gerak pada Manusia Siswa Kelas VIII SMPN 4 Tulungagung. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), 5(2), 99-106.



Faktor penyebab berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat : a. Siswa masih belum memahami materi dengan baik.



b. Keterampilan guru dalam



membuat soal HOTS yang masih kurang.



c. Kemampuan siswa dalam menganalisis masih kurang d. Masih kurangnya penguasaan siswa terhadap soal-soal LOTS sehingga untuk soal HOTS masih sulit di terapkan. Faktor penyebab berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah : a. Sebagian besar guru belum memahami istilah soal HOTS, sehingga kesuitan membedakan soal yang HOTS dan LOTS dan akibatnya berpengaruh pada pelaksanaannya dikelas. b. Dalam membuat soal sebagian guru tidak pernah memperhatikan kesesuaian soal dengan tingkat kesulitan materi.