LP & Askep Hiv [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP HIV A. Definisi HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan. B. Tanda dan Gejala Menurut Komunitas AIDS Indonesia (2010), gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi): 1. Gejala mayor: a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis e. Demensia/ HIV ensefalopati 2. Gejala minor: a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan b. Dermatitis generalisata c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang d. Kandidias orofaringeal e. Herpes simpleks kronis progresif f. Limfadenopati generalisata g. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita h. Retinitis virus Sitomegalo



C. Etiologi HIV ialah retrovirus yang di sebut lymphadenopathy Associated virus (LAV) atau human Tcell leukemia virus 111 (HTLV-111) yang juga di sebut human T-cell lymphotrophic virus (retrovirus) LAV di temukan oleh montagnier dkk. Pada tahun 1983 di prancis, sedangkan HTLV-111 di temukan oleh Gallo di amerika serikat pada tahun berikutnya. Virus yang sama ini ternyata banyak di temukan di afrika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau afrika,70% dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. Nama lain virus tersebut ialah HIV. HIV terdiri atas HIV-1 DAN HIV-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri atas dua untaian RNA dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes. Virus AIDS bersifat limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih spesifik yang di sebut limposit T-helper atau limposit pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit T-helper secara progresif dan menimbulkan imunodefisiensi serta untuk selanjut terjadi infeksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan parasit serta neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virus tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. Badan penderita akan mengadakan reaksi terhapat invasi virus AIDS dengan jalan membentuk antibodi spesifik, yaitu antibodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan cara-cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada orang lain di sekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-blown. D. Patofisiologi HIV tergolong ke dalam kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang menunjukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA). Virion HIV (partikel virus yang lengkap dan dibungkus oleh selubung pelindung) mengandung RNA dalam inti berbentuk peluru terpancung dimana p24 merupakan komponen struktural yang utama. Tombol yang menonjol lewat dinding virus terdiri atas protein gp120 yang terkait pada protein gp41. Bagian yang secara selektif berikatan dengan sel-sel CD4-posisitf (CD4+) adalah gp120 dari HIV.



Sel-sel CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper (yang dinamakan sel-sel CD4+ kalau dikaitkan dengan infeksi HIV); limfosit T4 helper ini merupakan sel yang paling banyak di antara ketiga sel di atas. Sesudah terikat dengan membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper. Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Menurut Smeltzer siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan. Aktivasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa atau interleukin l) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus (CMV; cytomegalovirus), virus Epstein-Barr, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya. Infeksi HIV pada monosit dan makrofag tampaknya berlangsung secara persisten dan tidak mengakibatkan kematian sel yang bermakna, tetapi sel-sel itu menjadi reservoir bagi HIV sehingga virus tersebut dapat tersembunyi dari sistem imun dan terangkut ke seluruh tubuh lewat sistem itu untuk menginfeksi berbagai jaringan tubuh. Sebagian besar jaringan itu dapat mengandung molekul CD4+ atau memiliki kemampuan untuk memproduksinya. Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa sesudah infeksi inisial, kurang-lebih 25% dari sel-sel kelenjar limfe akan terinfeksi oleh HIV pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang perjalanan infeksi HIV; tempat primernya adalah jaringan limfoid. Ketika sistem imun terstimulasi. replikasi virus akan terjadi dan virus tersebut menyebar ke dalam plasma darah yang mengakibatkan infeksi berikutnya pada sel-sel CD4+ yang lain. Penelitian yang lebih mutakhir menunjukkan bahwa sistem imun pada infeksi HIV lebih aktif daripada yang diperkirakan sebelumnya sebagaimana dibuktikan oleh produksi sebanyak dua milyar limfosit CD4+ per hari. Keseluruhan populasi sel-sel CD4+ perifer akan mengalami "pergantian (turn over)" setiap 15 hari sekali. Kecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit infeksi tersebut. Jika orang tersebut tidak sedang berperang melawan infeksi yang



lain; reproduksi HIV berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang menghadapi infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi. Keadaan ini dapat menjelaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah terinfeksi HIV. Sebagai contoh, seorang pasien mungkin bebas dari gejala selama berpuluh tahun; kendati demikian, sebagian besar orang yang terinfeksi HIV (sampai 65%) tetap menderita penyakit HIV atau AIDS yang simtomatik dalam waktu 10 tahun sesudah orang tersebut terinfeksi. Dalam respons imun, limfosit T4 memainkan beberapa peranan yang penting, yaitu: mengenali antigen yang asing, mengaktifkan Limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksik, memproduksi limfokin dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi limfosit T4 terganggu, mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan sakit yang serius. Infeksi dan malignansi yang timbul sebagai akibat dari gangguan sistem imun dinamakan infeksi oportunistik.



Kasus : Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong pada tanggal 26 Oktober 2018 pada pukul 05.00 WIB dengan HIV positif mengeluh lemas, pusing, diare sejak 3 minggu yang lalu, sakit perut, demam saat malam hari dan berkeringat. Pasien mengatakan kesulitan makan karena sariawan an tidak nafsu. Lalu pada pukul 05.30 WIB perawat melakukan pengkajian ke pasien di ruang perawatan dengan hasil pemeriksaan TTV : TD 120/80 MmHg, Suhu 37, 60C, RR 24x/menit, N 100 x/menit. Setelah didiagnosa HIV keluarga pasien menjauh dan hanya suami yang mendampingi. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D DENGAN HIV DI RUANG MULTAZAM RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG A. Data Subyektif 1. Identitas Pasien



1. Nama



: Ny. D



2. Umur



: 35 Tahun



3. Jenis kelamin



: Perempuan



4. Pendidikan



: SMA



5. Pekerjaan



: Swasta



6. Agama



: Islam



7. Alamat



: Kebumen



8. No RM



: 00-78-xx-xx



9. Tanggal masuk RS



: 26 Oktober 2019 pukul 05.00.



10. Tanggal pengkajian



: 26 Oktober 2019 pukul 05.30.



2. Identitas Penanggung Jawab a. Nama



: Tn.Q



b. Umur



: 36 tahun



c. Status Hubungan



: Suami



d. Pendidikan



: SMA



3. Keluhan Utama : Lemas. 4. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong pada tanggal 26 Oktober 2019 pada pukul 05.00 WIB dengan HIV positif mengeluh lemas, pusing, diare sejak 3 minggu yang lalu, sakit perut, demam saat malam hari dan berkeringat. Pasien mengatakan kesulitan makan karena sariawan an tidak nafsu. Lalu pada pukul 05.30 WIB perawat melakukan pengkajian ke pasien di ruang perawatan dengan hasil pemeriksaan TTV : TD 120/80 MmHg, Suhu 37, 60C, RR 24x/menit, N 100 x/menit. Setelah didiagnosa HIV keluarga pasien menjauh dan hanya suami yang mendampingi. 5. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan setahun terakhir sering diare dan sariawan.



6. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti dirinya dan tidak ada penyakit keturunan. 7. Pengkajian nutrisi A : BB 49 TB 160 cm, Lila 21 cm IMT = 49/1,6x1,6 = 15,2 (kurus berat) (normal 18,7-23,9) B : Hb 11, HTC 40% C : Rambut kusut, konjungtiva anemis, mukosa kering. D : Sebelum ke RS pasien mengatakan biasa makan makanan seperti menu saat sehat hanya saja nasinya lembek



8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar (Virginia Handerson) a.Pola Bernapas 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat bernapas secara normal tanpa alat bantu. 2) Saat dikaji : Pasien mengatakan bernafas dengan normal. b.Pola makan dan minum 3) Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari menggunakan nasi, sayur dan lauknya, minum 7 gelas/hari air putih. 4) Saat dikaji : Pasien mengatakan makan diet rumah sakit 3x sehari tidak habis 1 porsi karena kesulitan menelan, minum hangat 4 gelas air putih sehari dan 2 gelas teh hangat. c.Pola eliminasi (Pembuangan) 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari, feses padat kuning kecoklatan dan BAK 6x sehari berwarna jernih. 2) Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 5-7 x sehari cair ada sarinya, BAK 5 x sehari warna kuning agak keruh.



d. Pola bergerak/aktivitas 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain. 2) Saat dikaji :.Pasien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur karena badan terasa lemas. e. Pola kebutuhan tidur dan istirahat 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur malam normal 7 jam nyenyak ,tidak tidur siang hari. 2) Saat dikaji : Pasien mengatakantidur malam 5 jam, tidak nyenyak karena asing dengan lingkungan. f. Pola memilih berpakaian/tidak berpakaian 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat memakai pakaian dengan mandiri 2) Saat dikaji : Pasien mengatakan memakai pakaian dibantu keluarga karena lemah. g. Pola mempertahankan suhu tubuh normal 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan pasien biasa memakai pakaian tebal atau selimut saat dingin dan memakai pakaian tipis atau tidak berselimut saat panas. 2) Saat dikaji : Keluarga mengatakan terus mengipasi pasien atas keinginan pasien. h. Pola kebersihan tubuh 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat mandi secara mandiri, 2x sehari, BAB dan BAK juga mandiri. 2) Saat dikaji : Pasien mengatakan hanya diseka oleh keluarga 1x sehari, toileting dibantu keluarga, tidak pernah gosok gigi karena banyak stomatitis. i. Pola menghindari bahaya 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan pasien dapat menjaga diri sendiri 2) Saat dikaji : Pasien mengatakan keluarga selalu mendampinginya saat beraktifitas. j. Pola Berkomunikasi 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan normal. 2) Saat dikaji : Pasien mengtakan malas bicara karena sariawan. k. Pola beribadah



1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan pasien melakukan ibadah 5 x sehari berjamaah dengan berdiri 2) Saat dikaji : Pasien mengatakan pasien tidak ibadah selama di rumah sakit. l. .Pola bekerja 1) Sebelum sakit:Pasien mengatakan biasa bekerja sebagai pramuniaga di sebuah toko. 2) Saat dikaji:Pasien mengatakan hanya berbaring dan tidak dapat bekerja karena sakit yang dideritanya. m. Pola bermain/rekreasi 1) Sebelum sakit: Pasien mengatakan suka mendengarkan musik 2) Saat dikaji : Pasien mengatakan selama sakit tidak pernah mendengarkan musik. n. Pola belajar menemukan rasa ingin tahu 1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan tahu sedikit tentang HIV namun pasien tidak tahu perawatannya. Pasien mengatakan takut mati dan merasa pasrah. 2) Saat dikaji : Pasien mengtakan apabila ada harapan hidup, pasien ingin tahu cara perawatannya agar dapat tetap hidup normal. 9. Pemeriksaan Suami Didiagnosa HIV positif sejak 2 tahun yang lalu



B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Fisik a. Kesadaran : Composmentis b. GCS : 15



E:4 V:5 M:6



c. Keadaan Umum : Kurang baik d. Pemeriksaaan Tanda-Tanda Vital : Suhu



: 37,6֯C



Tekanan Darah



: 120/80 mmHg



Nadi



: 100x/menit



Respirasi : 24x/menit e. TB : 160 cm, BB : 55kg (sebelum sakit) 49 kg (saat sakit). f. Kepala : 1) Inspeksi



: Bentuk mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, rambut



lurus kusut, berwarna hitam kotor. 2) Palpasi



: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut kering.



g. Wajah : 1) Inspeksi : wajah pucat. h. Mata : 1) Inspeksi



: Bentuk simetris, tidak ada lesi, sclera anikterik, konjungtiva



anemis, pupil miosis isokor, mata cekung, reflex cahaya kanan kiri 3, sekitar mata kehitaman. 2) Palpasi



: Teraba lunak.



i. Hidung 1) Inspeksi



: Tidak ada benjolan, tidak ada kotoran, septum terdapat pemisah



lubang hidung (normal), tidak ada pembengkakan sinus, tidak ada sekret. Terpasang oksigen binasal kanul. j. Telinga 1) Inspeksi



: Bentuk simetris, tidak ada lesi, ada serumen.



2) Palpasi



: Tidak ada nyeri tekan pada prosesus mastoideus, tidak ada edema



di sekitar telinga. k. Mulut 1) Inspeksi



: Mukosa bibir kering, bibir tampak pucat, lidah kotor, tidak ada



pembengkakan tonsil, gigi lengkap, banyak stomatitis putih. 2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan daerah rahang. i. Leher 1) Inspeksi



: Tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran vena



juguralis, tidak ada kenaikan vena carotis. 2) Palpasi bening. l. Dada



: Tidak ada nyeri tekan,teraba pembengkakan kelenjar getah



1) Inspeksi



: Bentuk dada simetris



2) Palpasi



: Pengembangan dada simetris



m. Paru-paru 1) Inspeksi



: Bentuk dada region parus simetris.



2) Palpasi



: focal fremitus simetris bilateral.



3) Perkusi



: Terdengar bunyi sonor.



4) Auskultasi : Terdengar bunyi nafas bronkial, vesikuler di seluruh lapang paru. n. Jantung 1) Inspeksi



: Terlihat iktus kordis.



2) Palpasi



: teraba iktus kordis di IC 5 mid claficula sinistra 1 cm medial.



3) Perkusi



: Terdengar bunyi pekak atau redup



4) Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2 tidak ada bunyin jantung tambahan. o. Abdomen 1) Inspeksi



: Tidak ada lesi, kulit perut datar, cembung.



2) Auskultasi : Bising usus 40x/menit 3) Perkusi



: Terdengar bunyi timpani



4) Palpasi



:Nyeri tekan di sekitar umbilical



p. Genetalia 1) Inspeksi



:Bersih, perempuan.



q. Ektremitas dan kulit 1) Inspeksi



: Bentuk ekstramitas dekstra dan sinistra sama anatomis, terpasang



infus pada ekstermitas atas sinistra RL 20 tpm. Kulit ruam di ekstremitas atas. 2) Palpasi



:Akral dingin, turgor kulit buruk, CRT agak lambat, kuku pucat



Kekuatan otot : hemiperase tubuh bagian kiri



4



4



4



4



C. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium (26 Oktober 2019) CD4 : 400 sel/µL Hasil uji ELISA dan Western bolt menunjukkan adanya antibody HIV Leukosit 11.000. Feses terdapat amoeba dan e-coli. 2. VCT (26 Oktober 2019) Hasil pemeriksaan menunjukkan HIV positif 3. Terapi B 12 1x2 mg Loperamide 2x5 mg Vit C 3x 1000mg Diit TKTP lunak rendah bumbu RL 20 tpm D. ANALISA DATA No



Tanggal/



Data focus



Problem



Etiologi



1



jam 26/10/2019



Ds :



Diare



Infeksi



-Pasien mengatakan nyeri perut, lemas -Pasien mengatakan BAB 5-7 kali sehari cair ada sarinya. Do : -Bising usus 35x/menit 2



26/10/2019



-Feses terdapat amoeba Ds :



Ketidakseimbangan Asupan diit



-Pasien mengatakan



nutrisi : kurang dari kurang



makan 3x sehari namun



kebutuhan tubuh



tidak habis karena kesulitan makan -pasien mengatakan minum 4 gelas air putih dan 2 gelas teh sehari -Pasien mengatakan sabelum ke RS makan menu seperti biasa namun nasi lembek Do : - A : BB 49 TB 160 cm, Lila 21 cm IMT = 49/1,6x1,6 = 15,2 (kurus berat) (normal 18,7-23,9) B : Hb 11, HTC 40% C : Rambut kusut, konjungtiva anemis, mukosa kering. -Sariawan rongga mulut -Penurunan BB sebesar 6 kg dalam kurun 3 3



26/10/2019



minggu. Ds :



Defisiensi



- Pasien mengatakan tahu pengetahuan sedikit tentang HIV namun pasien tidak tahu perawatannya. Pasien



Kurang informasi



mengatakan takut mati dan merasa pasrah. -Pasien mengtakan apabila ada harapan hidup, pasien ingin tahu lebih banyak tentang HIV dan cara perawatannya agar dapat tetap hidup normal. Prioritas diagnosa : 1. Diare b.d infeksi 2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d asuupan diit kurang 3. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi. E. Intervensi Waktu



No.



NOC



NIC



26/10/201



Dx 1



Tujuan : Setelah dilakukan tindakan



-Manajemen diare (0460)



3x24 jam diare teratasi, dengan kriteria



1. Menganjurkan pasien



hasil :



menghindari makanan pedas



-Eliminasi usus (0501)



dan tinggi gas perut



9



Indikator Feses lembut dan



Awal Target 1 4



berbentuk (050105) Suara bising usus



3



5



(050129) Pola eliminasi



2



5



(050101) Diare (050111) 26/10/201 9



2



2. Tingkatkan intake 3. Ukur intake dan output 4. Timbang pasien secara berkala 5. Auskultasi bising usus -Manajemen obat (2380)



2



5



Tujuan : Setelah dilakukan tin dakan 2x



6. Berikan Loperamide Manajemen gangguan makan



24 jam tanda gejala kurang nutrisi tidak



(1030)



ada, dengan indikator :



1. Lakukan oral higiene



-Status nutrisi (1004)



2. Berikan vitamin c



TTD



26/10/201



3



9



Indikator Asupan makanan



Awal Target 2 4



(100402) Asupan cairan



4



5



(100408) Energi (100403) Rasio BB (100411)



3 3



5 4



-Manajemen Nutrisi (1100) 3. Berikan diit makanan lunak TKTP rendah bumbu 4. Berikan nutrisi parenteral sesuai yang diresepkan 5. Berikan makanan dalam



Tujuan : Setelah dilakukan tindakan



porsi kecil tapi sering. -Pengajaran : proses penyakit



keperawatan 2x24 jam diharapkan



(5602) :



masalah defisiensi pengetahuan dapat



1.Kaji pengetahuan pasien



teratasi. Dengan indikator :



tentang proses penyakit secara



-Pengetahuan : proses penyakit (1803)



spesifik.



Indikator Karakter spesifik



Awal 1



Target 4



penyakit (180302) Efek fisiologis



2



5



penyakit (180305) Tanda dan gejala



2



5



penyakit (180302) Proses perjalanan



penyakit sesuai kebutuhan. 3.Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya dengan anatomi fisiologi.



1



4



penyakit biasanya



-Pengajaran prosedur perawatan/penanganan (5618) :



(180307) -Pengetahuan : prosedur penanganan (1814) Indikator Prosedur



2.Jelaskan tanda gejala



Awal 1



Target 5



4. Informasikan kepada pasien lama tindakan yang akan dilakukan. 5. Jelaskan prosedur



penanganan



penanganan/perawatan.



(181401)



6.Libatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan



F. Implementasi Waktu



No



Implementasi



Respon



TTD



. Dx 26/10/201



-Memberikan terapi Loperamide 5 mg iv



-Ds :



9



bolus



-Do : Pasien tidak ada masalah saat



(08.40)



-Memberikan Vit C oral 100mg



diterapi -Ds : Pasien mengatakan perih saat minum vit



-Memberikan nutrisi B 12 drip



-Do : Pasien meringis -Ds :-



-Membersihkan mulut/oral higiene



-Do : tidak muncul masalah -Ds : pasien mengatakan sakit



(09.00)



-Menganjurkan pasien untuk meningkatkan



-Do : Pasien menangis



nutrisi dan menghindari mkanan pedas dan



-Ds : Pasien mengatakan bersedia



banyak gas



-Do : Pasien kooperatif



-Menghitung balance cairan -Ds ;(11.00)



-Do : Intake :1.200 cc + 400 cc + 506 cc + 245 cc= 2.351 cc Output : 1.196 cc +420 cc + 740 cc -Menimbang BB pasien



=2.356 -Ds :-



-Memberikan vit C oral 1000 mg



-Do : BB 49 kg. -Ds : Pasien mengatakan perih



(12.30)



(15.00)



-Menganjurkan pasien makan sedikit tapi



-Do : Pasien meingis



sering dan menjelaskan maksud diitnya



-Ds : -



-Mengkaji pengetahuan pasien tentang proses



-Do : Pasien kooperatif



penyakit secara spesifik.



-Ds : Pasien mengatakan tahu sedikit tentang HIV bahwa itu berbahaya -Do : Pasien dapat menjelaskan



-Menjelaskan tanda gejala penyakit sesuai



sedikit tentang HIV



kebutuhan.



-Ds : Pasien mengatakan paham -Do : Pasien memperhatikan



-Menjelaskan patofisiologi penyakit dan



penjelasan perawat



bagaimana hubungannya dengan anatomi



-Ds : Pasien mengatakan paham



fisiologi.



-Do : Pasien memperhatikan



-Memberikan terapi loperamide 5 mg iv bolus penjelasan perawat -Ds : (17.00)



-Memberikan nutrisi B 12 drip



-Do : Tidak muncul masalah. -Ds : -



-Memberikan vitamin C 1000 mg Oral



-Do : Tidak muncul masalah. -Ds : Pasien mengatakan perih saat minum



-Mengauskultasi bising usus



-Do : Pasien meringis -Ds : -



(17.30)



-Melakukan oral higiene



Do : Bising usus 32x/menit -Ds : Pasien mengatakan sakit



27/10/201



-Memberikan terapi Loperamide 5 mg iv



-Do : Pasien menangis -Ds :



9



bolus



-Do : Pasien tidak ada masalah saat



(08.40)



diterapi -Memberikan Vit C oral 100mg



-Ds : Pasien mengatakan perih saat minum vit -Do : Pasien meringis



-Memberikan nutrisi B 12 drip



-Ds :-Do : tidak muncul masalah



-Membersihkan mulut/oral higiene (09.00)



-Ds : pasien mengatakan sakit -Do : Pasien menangis, stomatitis mulai berkurang



-Menghitung balance cairan (11.00)



-Ds ;-Do :



Intake :1.200 cc + 400 cc + 506 cc + 245 cc= 2.351 cc Output : 1.196 cc +420 cc + 735 cc =2.351 -Menimbang BB pasien



-Ds :-Do : BB 50 kg.



-Memberikan vit C oral 1000 mg (12.30) (15.00)



-Ds : Pasien mengatakan perih -Do : Pasien meingis



-MengInformasikan kepada pasien lama



-Ds : Pasien mengatakan akan



tindakan yang akan dilakukan.



mengikuti prosedur perawatan asal sembuh -Do : Pasien kooperatif



(17.00)



-MenjeJelaskan prosedur



-Ds : Pasien mengatakan paham



penanganan/perawatan.



-Do : Pasien memperhatikan penjelasan perawat



-Memberikan terapi loperamide 5 mg iv bolus -Ds : -Do : Tidak muncul masalah. -Memberikan nutrisi B 12 drip



-Ds : -Do : Tidak muncul masalah.



-Memberikan vitamin C 1000 mg Oral



-Ds : Pasien mengatakan tidak terlalu perih saat minum -Do : Pasien meringis



-Mengauskultasi bising usus (17.30)



28/10/201



Do : Bising usus 32x/menit -Melakukan oral higiene



-Ds : Pasien mengatakan sakit



Memberikan terapi loperamide 5mg iv bolus



-Do : Pasien menangis -Ds :-



9 (08.00)



-Ds : -



-Do : Pasien tenang saat diterapi Mengukur BB pasien



(12.00)



-Ds :-Do : 51 kg



-Mengukur balance cairan



-Ds ;-



-Do : Intake :1.400 cc + 400 cc + 506 cc + 245 cc= 2.551 cc Output : 1.396 cc +420 cc + 740 cc =2.551 Memberikan terapi loperamide 5 mg iv bolus (17.00)



-Ds :-Do : Pasien tenang saat diterapi



Mengauskultasi bising usus



-Ds :Perut sudah tidak sakit -Do : 29x/menit



G. Evaluasi Waktu 26/10/201



Dx. keperawatan Diare b.d infeksi



Evaluasi sumatif S : Pasien mengtakan lemas, pusing, BAB 6 xsehari cair ada



9



sarinya.



(20.00)



O : BB 49 kg, balance cairan -5cc, mukosa masih agak kering, turgor agak buruk, bising usus 35x/menit. A : Masalah belum teratasi dengan indikator -Eliminasi usus (0501) Indikator Feses lembut dan



Awal Target Akhir 1 4 1



berbentuk (050105) Suara bising usus



3



5



3



(050129) Pola eliminasi (050101) Diare (050111)



2 2



5 5



2 2



TTD



P : Lanjutkan intervensi 1. Ukur intake dan output 2. Timbang pasien secara berkala 3. Auskultasi bising usus 4. Berikan Loperamide S : Pasien mengatakan masih lemas dan pusing, makan sudah mulai Ketidakseimbangan banyak. nutrisi: kurang dari



O : BB 49 kg, Hb 11, HTC 40%, mukosa agak kering turgor buruk,



kebutuhan tubuh



konjungtiva anemis,. A : Masalah belum teratasi dengan indikator -Status nutrisi (1004) Indikator



Awa



Target Akhir



Asupan makanan



l 2



4



3



(100402) Asupan cairan



4



5



4



3 3



5 4



4 3



(100408) Energi (100403) Rasio BB (100411) P : Lanjutkan intervensi 1. Lakukan oral higiene 2. Berikan vitamin c



3. Berikan diit makanan lunak TKTP rendah bumbu 4. Berikan nutrisi parenteral sesuai yang diresepkan 5. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.



Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi



S: keluarga mengatakan faham tentang proses penyakit, tapi belum tahu tentang proses perawatannya. O: keluarga dapat menjelaskan tentang proses penyakit secara singkat. A: masalah belum teratasi de ngan indikator :



-Pengetahuan : proses penyakit (1803) Indikator



Awal



Targe



Akhir



Karakter spesifik



1



t 4



4



penyakit (180302) Efek fisiologis



2



5



5



penyakit (180305) Tanda dan gejala



2



5



5



penyakit (180302) Proses perjalanan



1



4



4



penyakit biasanya (180307) -Pengetahuan : prosedur penanganan (1814) Indikator Prosedur



Awal 1



Target Akhir 5 1



penanganan (181401) P: Lanjutkan intervensi 1. Informasikan kepada pasien lama tindakan yang akan dilakukan. 2. Jelaskan prosedur penanganan/perawatan. 3.Libatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan 27/10/201



Diare b.d infeksi



S : Pasien mengtakan lemas, pusing, BAB 5 x sehari lembek.



9



O : BB 50 kg, balance cairan normal, mukosa agak kering, turgor



(20.00)



baik, bising usus 32x/menit. A : Masalah belum teratasi dengan indikator -Eliminasi usus (0501) Indikator Feses lembut dan



Awal Target Akhir 1 4 3



berbentuk (050105) Suara bising usus



3



5



5



(050129) Pola eliminasi (050101) Diare (050111)



2 2



5 5



3 3



P : Lanjutkan intervensi 1. Ukur intake dan output 2. Timbang pasien secara berkala 3. Auskultasi bising usus 4. Berikan Loperamide S : Pasien mengatakan lebih bertenaga , makan sudah mulai banyak. Ketidakseimbangan O : BB 50 kg, Hb 12, HTC 40%, mukosa agak kering turgor baik, nutrisi: kurang dari



konjungtiva ananemis,.



kebutuhan tubuh



A : Masalah belum teratasi dengan indikator -Status nutrisi (1004) Indikator



Awa



Target Akhir



Asupan makanan



l 2



4



4



(100402) Asupan cairan



4



5



5



3 3



5 4



5 4



(100408) Energi (100403) Rasio BB (100411) P : Hentikan intervensi



S: keluarga mengatakan faham tentang proses penyakit, Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi



dan proses perawatannya. O: keluarga dapat menjelaskan tentang proses penyakit secara singkat dan proses perawatannya. A: masalah belum teratasi de ngan indikator : -Pengetahuan : proses penyakit (1803) Indikator



Awal



Targe



Akhir



Karakter spesifik



1



t 4



4



penyakit (180302) Efek fisiologis



2



5



5



penyakit (180305)



Tanda dan gejala



2



5



5



penyakit (180302) Proses perjalanan



1



4



4



penyakit biasanya (180307) -Pengetahuan : prosedur penanganan (1814) Indikator Prosedur penanganan (181401) P: Hentikan intervensi



Awal 1



Target Akhir 5 5