LP + Askep Pada Anak Kekurangan Kalori Protein (KKP) Kel. 13 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN NUTRISI : KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)



Disusun oleh : Kelompok 13 1. Adella Putri



NIM : 2019.C.11a.0996



2. Cindy Masdy



NIM : 2019.C.11a.1002



YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Gangguan Nutrisi : Kekurangan Kalori Protein”. Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya. 2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya. 3. Ibu Ayu Puspita, Ners., M.Kep selaku dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Anak I. 4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini. Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga bermanfaat bagi kita semua.



Palangka Raya, 23 April 2021



Kelompok 13



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kekurangan Kalori Protein (KKP) ............................. 3 2.1.1 Pengertian ........................................................................................ 3 2.1.2 Etiologi ............................................................................................ 3 2.1.3 Tanda dan gejala ............................................................................. 4 2.1.4 Patofisiologi .................................................................................... 5 2.1.5 Pathway ........................................................................................... 6 2.1.6 Pemeriksaan penunjang ................................................................... 7 2.1.7 Penatalaksanaan .............................................................................. 7 2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ........................................................ 9 2.2.1 Pengkajian ....................................................................................... 9 2.2.2 Diagnosa .......................................................................................... 10 2.2.3 Intervensi ......................................................................................... 10 2.2.4 Implementasi ................................................................................... 12 2.2.5 Evaluasi ........................................................................................... 12 BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 27 4.2 Saran ......................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28



3



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk bertahan hidup, makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh akan zat-zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain. Namun, di zaman yang sudah modern ini justru banyak orang yang tidak dapat memenuhi zat-zat tersebut. Pada kali ini akan membahas secara khusus mengenai kekurangan kalori protein. Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Jika kita tidak mendapat asupan protein yang cukup dari makanan tersebut, maka kita akan mengalami kondisi malnutrisi energi protein. Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yag diakibatkan kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bergantung pada derajat kekurangan energy protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. Penyakit KKP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi. Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negaranegara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah disbanding anak seusianya. Kira-kira berat badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal.



4



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Kekurangan Kalori Protein ? 2. Bagaimana Etiologi dari Kekurangan Kalori Protein ? 3. Bagaimana Tanda dan Gejala dari Kekurangan Kalori Protein ? 4. Bagaimana Patofisiologi dari Kekurangan Kalori Protein ? 5. Bagaimana Pathway dari Kekurangan Kalori Protein ? 6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang dar Kekurangan Kalori Protein ? 7. Bagaimana Penatalaksanaan dari Kekurangan Kalori Protein ? 8. Bagaimana Asuhan Keperawatan Anak Pada Kekurangan Kalori Protein ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui Definisi Kekurangan Kalori Protein 2. Untuk mengetahui Etiologi Kekurangan Kalori Protein 3. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Kekurangan Kalori Protein 4. Untuk mengetahui Patofisiologi Kekurangan Kalori Protein 5. Untuk mengetahui Pathway Kekurangan Kalori Protein 6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Kekurangan Kalori Protein 7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Kekurangan Kalori Protein 8. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Anak dengan Kekurangan Kalori Protein (KKP) 1.4 Manfaat Penulisan 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pathway, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan Kekurangan Kalori Protein. 2. Mahasiswa dapat memahami Konsep Asuhan Keperawatan Anak pada klien dengan Kekurangan Kalori Protein (KKP).



5



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kekurangan Kalori Protein (KKP) 2.1.1 Pengertian Nama internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM ). Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama. Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi. Kekurangan kalori protein diklasifikasi menjadi dua berdasarkan berat tidaknya yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition) ditandai oleh adanya hambatan pertumbuhan dan KKP yang meliputi kwasiorkor, marasmus dan kwashiorkor marasmus. Malnutrisi kalori protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. Kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). (Betz, L & Linda S, 2013). 2.1.2 Etiologi Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apabila kebutuhan individu yang sehat akan protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat, atau sekunder, akibat adanya penyakit yang menyebabkan asupan suboptimal, gangguan penyerapan dan pemakaian nutrien, dan/atau peningkatan kebutuhan karena terjadinya hilangnya nutrien atau keadaan stres. Kekurangan kalori protein merupakan penyakit energi terpenting di negara yang sedang berkembang dan salah satu penyebab utama morbilitas



6



dan mortalitas pada masa kanak – kanak diseluruh dunia. Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus kwashiorkor). Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehingga penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan multifactoral. Berikut ini merupakan sistem holistik penyebab multifactoral menuju ke arah terjadinya KKP : 1.



Ekonomi negara rendah



2.



Pendidikan umum kurang



3.



Produksi bahan pangan rendah



4.



Hygiene rendah



5.



Pekerjaan rendah



6.



Pasca panen kurang baik



7.



Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar



8.



Persediaan pangan kurang



9.



Penyakit infeksi dan investasi cacing



10. Konsumsi kurang 11. Absorpsi terganggu 12. Utilisasi terganggu 13. K K P 14. Pengetahuan gizi kurang 15. Anak terlalu banyak (Betz, L & Linda S, 2013). 2.1.3 Tanda dan Gejala 1. KKP Ringan a. Pertumbuhan linear terganggu b. Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun c. Ukuran lingkar lengan atas menurun d. Maturasi tulang terlambat e. Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun f. Anemia ringan atau pucat g. Aktifitas berkurang



7



h. Kelainan kulit (kering, kusam) i. Rambut kemerahan 2. KKP Berat a. Gangguan pertumbuhan b. Mudah sakit c. Kurang cerdas d. Jika berkelanjutan menimbulkan kematian (Betz, L & Linda S, 2013). 2.1.4 Patofisiologi Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. (Arisman, 2012).



8



2.1.5 Pathway



Ekonomi rendah, pendidikan, kurang, hygiene rendah



Kegagalan menyusu ASI, terapi puasa karena penyakit, tidak memulai makanan tambahan



KEP



Energi menurun



Penurunan jumlah protein tubuh



Marasmus Terjadi perubahan biokimia dalam tubuh



Cadangan protein otot terpakai secara terus menerus untuk memperoleh asam amino Perbandingan asam amino yang berbeda dengan protein jaringan



Kwashiorkor Produksi albumin oleh hepar rendah (hipo albuminemia)



Gangguan absorbs dan transportasi zat-zat gizi



Pengambilan energi selain dari protein



Tekanan osmotic plasma menurun



Gangguan pembentukan lipoprotein (lemak) dari hati



Penyusutan otot Penurunan BB Defisit nutrisi



Cairan dari intravaskuler ke intersisial



Penurunan detoksifikasi hati



Resiko infeksi



Oedema Risiko ketidakseimbangan cairan



9



Gangguan integritas kulit



Salah satu jenis asam amino rendah konsentrasinya Asam amino tidak berguna bagis sel



Tubuh mengalami kehilangan energi secara terus menerus Otot-otot melemah dan menciut Risiko gangguan perkembangan



2.1.6 Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, albumin, globulin, protein total, elektrolit serum) 2. Pemeriksaan urine 3. Uji faat hati 4. EKG 5. Photo thorax 6. Antropometri anak (TB/U, BB/U, LK/U) 2.1.7 Penatalaksanaan Penatalaksanaan kurang kalori protein : 1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin 2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit 3. Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic Penatalaksanan KKP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin : 1. Atasi atau cegah hipoglikemi Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi (suhu skala < 35 derajat celciul suhu rektal 35,5 derajat celcius). Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegahkedua kondisi tersebut. Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, berikan : a. 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 5 adm air) secara oral atau sonde / pipa nasogastrik b. Selanjutnya berikan lanjutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam) c. Berikan antibiotik d. Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang dan malam. 2. Atasi atau cegah hipotermi Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius : a. Segera berikan makanan cair / formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu) b. Hangatkan anak dengan pakaian atau seelimut sampai menutup kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas) atau peluk anak di dasa ibu, selimuti. c. Berikan antibiotik d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat celcius.



10



3. Atasi atau cegah dehidrasi Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan syok/rentan. Lakukan pemberian infus dengan hati-hati, tetesan pelanpelan untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan garam khusus yaitu resomal (rehydration Solution for malnutrition atau pengantinya). Anggap semua anak KKP berat dengan diare encer mengalami dehidrasi sehingga harus diberikan : a. Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30 menit selama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik. b. Selanjutnya beri 5 -10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam berikutnya ; jumlah yang tepat harus diberikan tergantung berapa baanyak anak menginginkannntya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan muntah. c. Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulas khusus sejumlah yang sama, bila keadaan rehidrasi menetap/stabil. d. Selanjutnya mulai beri formula khusus. 4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit Pada senua KKP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg) sering terjadi



dan



paling sedikit



perlu



2 minggu



untuk pemulihan.



Ketidakseimbangan ini ikut andil pada terjadinya edema (jangan obati dengan pemberian diuretik). Berikan: a. Tambahkan K2-4 mEq/kgBB/hari (=150-300mg KCL/kgBB/hari) b. Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (=7,5-15mgKCL/kgBB/hari) c. Siapkan makanan tanpa beri garam d. Tambahkan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan tambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan pada 1 liter formula. Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu : 1) Defisiensi vitamin A, seperti korelasi defisiensi mikro Dermatosis Umum defisiensi Zn terdapat pada keadaan ini dan dermatosis membaik dengan pemberian suplementasi Zn, selain itu :



11



a. Kompres bagian kulit yang terkena dengan KmnO (K permanganat) 1% selama 10 menit. b. Beri salep (Zn dengan minyak kastor) c. Jaga daerah perineum agar tetap kering 2) Parasit/cacing, beri mebendazol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari. 3) Diare melanjut Diare biasa menyertai dan berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan secara berhati-hati. Bila ada intoleransi laktosa (jarang) obati hanya bila diare berlanjutnya diare. Bila mungkin lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik, berikan metronidazol 7,5 mg/kg BB setiap 8 jam selama 7 hari. (Arisman, 2012). 2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Menurut Effendy (2007), pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem integrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Pengkajian keluarga terdiri dari dua tahap: a. Penjajakan I adalah mengumpulkan data dan analisa data untuk mengidentifikasi masalah keperawatan, meliputi data dasar: 1) Struktur dan sifat masalah keluarga 2) Faktor sosial, ekonomi, dan keluarga 3) Faktor lingkungan 4) Riwayat kesehatan b. Penjajakan II adalah mengumpulkan data dan analisa data untuk mengidentifikasi kesanggupan keluarga melaksanakan tugas-tugas kesehatan meliputi persepsi atau tanggapan keluarga terhadap masalah kesehatan. Pengkajian tahap II pada Keluarga Tn. AA adalah



12



mengeksplorasi bagaimana persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah An. Y dengan gizi kurang antara lain: 1) Mengidentifikasi kemampuan keluarga untuk mengenal masalah gizi kurang 2) Mengidentiikasi aplikasi keluarga dengan mengambil keputusan yang tepat dalam penanganan gizi kurang. 3) Mengidentifikasi bnerbagai data yang menunjukkan apakan keluarga dapat merawat gizi kurang. 4) Apakah keluarga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk klien gizi kurang. 5) Mengidentifikasi ketidakmampuan keluarga dalam



memanfaatkan



fasilitas kesehatan untuk klien gizi kurang. Analisa data adalah mengelompokkan data subyektif dan obyektif kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga



didapatkan



masalah keperawatan. 2. Perumusan diagnosis keperawatan menurut Ester, dkk (2012) Komponen rumus diagnose keperawatan meliputi: a. Masalah atau problem b. Penyebab atau etiologi adalah kumpulan data subyektif dan obyektif Dalam penyusunan masalah kesehatan perawatan keluarga menurut Ester, dkk (2012) mengacu pada tipologi diagnose keperawatan keluarga, yaitu: a. Potensial atau wellness b. Risiko (ancaman) c. Aktual (nyata) 3. Perencanaan Perencanaan



adalah



sekelompok



tindakan



yang



ditentukan



untuk



dilaporakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Effendy, 2007) Perencanaan terdiri dari: a. Prioritas masalah Dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu: 1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)



13



2) Kemungkinan masalah dapat diubah (mudah, sebagian, sulit) 3) Potensi dapat dicegah (tinggi, cukup, rendah) 4) Menonjolnya masalah Adapun cara menghitung skoring prioritas masalah tersebut adalah sebagai berikut: Skor



x



Bobot



Angka Tertinggi 1) Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot 2) Jumlah skor untuk semua kriteria 3) Dari sekian beberapa masalah yang diskoring tadi, maka nilai masalah dengan nilai tertinggi 4) Prioritas disusun berdasarkan skor tertinggi b. Tujuan Tujuan asuhan keperawatan pada tingkat keluarga adalah meinigkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya yang meliputi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga. Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem keperawatan. Sedangkan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas kesehatan keluarga sebagai berikut: 1) Mengenal masalah kesehatannya 2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat 3) Merawat atau menolong anggota keluarga yang sakit 4) Memelihara lingkungan rumah yang biasa mempengaruhi kesehatan dan pengembangan pribadi 5) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna pemeliharaan kesehatan c. Rencana Tindakan Rencana tindakan merupakan suatu rencana tindakan keperawatan berdasarkan masalah keperawatan untuk menyelesaikan masalah keperawatan. Rencana ini disesuaikan berdasarkan prioritas masalah keperawatan.



14



Adapun bentuk tindakan yang dilakukan dalam intervensi: 1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah 2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui 3) Memberikan penyuluhan atau penjelasan dengan keluarga 4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal yang positif 5) Memberikan pujian pada keluarga atau usahanya 4. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana perawtan kesehatan keluarga. Perawat melaksanakan tindakan-tindakan keperawtan yang telah direncanakan disesuaikan dengan keadaan keluarga. 5. Evaluasi Merupakan pengukuran keberhasilan dalam pelaksanaan dari tindakan keperawatan yang direncanakan. Evaluasi biasa berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Dimana evaluasi mengungkapkan tiga masalah atau kemungkinan, yaitu 1) Masalah dapat diselesaikan 2) Sebagian saja masalah yang dapat terpecahkan 3) Muncul masalah baru.



15



BAB 3 FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK I.



Anamnesa Pengkajian Tanggal : 23 April 2021 Pukul : 09.00 WIB 1. Identitas pasien Nama Klien : An. B TTL : Palangka Raya, 20 Desember 2020 Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku : Dayak Pendidikan :Alamat : Jl. G.Obos No. 12 Diagnosa medis : 2. Identitas penanggung jawab Nama Klien : Jaenab TTL : Kapuas, 12 April 1995 Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Dayak Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. G.Obos No. 12 Hubungan keluarga : Ibu 3. Keluhan utama Ibu klien mengatakan klien tidak ingin menyusu ASI 4. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Ibu Klien mengatakan Klien masuk Rumah Sakit dr. Sylvanus pada tanggal 20 April 2021 pukul 16.00 WIB melalui IGD dengan keluhan dan tidak mau minum ASI selama 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit. b. Riwayat kesehatan lalu Ibu klien mengatakan klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit, sebelumnya tidak ada riwayat operasi, kecelakaan dan tidak ada alergi terhadap makanan / obatobatan. 1) Riwayat prenatal : a) ANC : ya (2x selama hamil) b) Imunisasi : c) Kejadian khusus selama kehamilan tidak ada. d) Nutrisi saat hamil klien selalau makan nasi, sayur, lauk pauk, buah dan klien pernah minum susu. 2) Riwayat natal : a) Penolong : Bidan b) Tempat : Dirumah c) Usia Kehamilan` : 9 Bulan



16



d) Jenis persalinan : Normal e) Kondisi saat lahir : Sehat f) Berat badan dan panjang badan saat lahir : 3500 kg / 51 cm 3) Riwayat postnatal : a) Perawatn tali pusat : Ibu klien mengatakan mampu merawat tali pusat b) Memandikan bayi : Ibu klien mampu memandikan bayinya dengan air hangat setiap pagi dan sore c) Menyusui : setelah lahir klien minum Asi ibunya, setelah 2 bulan kemudian klien tidak mau minum Asi dan nafsu menyusui menurun dengan BB sebelum sakit 3,5 kg dan saat ini 2,5 kg d) Perawatan payudara: ibu klien mengatakan mampu dan pernah belajar perawatan payudara e) Riwayat imunisasi (jika anak/klien kurang dari 2 tahun) 4) Penyakit sebelumnya : 5) Imunisasi Jenis Usia



BCG



DPT



Polio



campak



Hepatitis



TT



c. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit seperti diderita klien, maupun penyakit yang bersifat menurun seperti Hipertensi, diabetes, jantung, dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan lain-lain. d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi



17



II.



Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum : Sadar (Composmentis) Tanda vital Tekanan darah : - mmhg Nadi : 128 x/mnt Suhu : 36,8 ˚C Respirasi : 40 x/mnt 2. Kepala dan wajah a. Ubun-ubun Menutup ( ) Ya ( ) Tidak Keadaan ( ) cembung (✓) cekung ( ) lain,lain… Kelainan ( ) Hidrocefalus ( ) Microcephalus Lain-lain …………………………………………………………………. b. Rambut Warna : hitam Keadaan : Rontok ( ) Ya (✓) Tidak Mudah dicabut ( ) Ya (✓) Tidak Kusam ( ) Ya (✓) Tidak Lain-lain…………………………………………………………………. c. Kepala Keadaan kulit kepala : Baik Peradangan/benjolan : ( ) Ada, sebutkan………………… (✓) Tidak…………………………. Lain-lain : ……………………………………. d. Mata Bentuk : (✓) simetris ( ) tidak Conjungtiva : anemis Skelera : anterik Reflek pupil : isokor Oedem Palpebra : (✓) Ya ( ) tidak Ketajaman penglihatan : ………………………………… Lain-lain : ……………………………….. e. Telinga Bentuk : (✓) Simetris ( ) tidak Serumen/secret : ( ) Ada (✓) tidak Peradangan : ( ) Ada (✓) tidak Ketajaman pendengaran : ………………………… Lain-lain : …………………………………………. f. Hidung Bentuk : (✓) Simetris ( ) tidak Serumen/secret : ( ) Ada (✓)tidak Pasase udara : ( ) terpasang O2….. liter (✓) tidak Fungsi penciuman : ………………………… Lain-lain : …………………………………………. g. Mulut Bibir : intak ( ) ya (✓) tidak



18



3.



4.



5.



6.



Palatum h. Gigi Carries Jumlah gigi Lain-lain Leher dan tengorokan Bentuk Reflek menelan Pembesaran tonsil Pembesaran vena jugularis Benjolan Peradangan Lain-lain Dada Bentuk Retraksi dada Bunyi nafas Tipe pernafasan Bunyi jantung Iktus cordis Bunyi tambahan Nyeri dada Keadaan payudara Lain-lain Punggung Bentuk Peradangan Benjolan Lain-lain Abdomen Bentuk Bising usus Asites Massa Hepatomegali Spenomegali Nyeri Lain-lain



Stanosis ( ) ya (✓) tidak Keadaan (✓) kering ( ) lembab ( ) keras ( ) lunak



:



: ( ) ya, sebutkan…............ (✓) tidak : ………………………………….. : …………………………………. : : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ………………………………………………. : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : (✓) simetris ( ) tidak : ( ) ada (✓) tidak : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : (✓) simetris ( ) tidak : ( ) ada, sebutkan…………. : ( ) ada, sebutkan………… : …………………………… : (✓) simetris ( ) tidak : ………………….. : ( ) ada (✓) tidak : ( ) ada, sebutkan…….. : ( ) ada (✓) tidak : ( ) ada (✓) tidak : ( ) ada, sebutkan…………………. : …………………………………….



7. Ektremitas Pergerakan/ tonus otot……………………. Oedem : ( ) ada, sebutkan…………



19



(✓) tidak



Sianosis Clubbing finger Keadaan kulit/turgor Lain-lain 8. Genetalia a. Laki-laki Kebersihan Keadaan testis Hipospadia Epispadia Lain-lain b. Perempuan Kebersihan Keadaan labia Peradangan/ benjolan Menorhage



III.



IV.



: ( ) ada, sebutkan………… : ( ) ada (✓) tidak : keriput / tidak elastis : …………………………….



(✓) tidak



: ……………………………………………………… : (✓) lengkap ( ) tidak : ( ) ada (✓) tidak : ( ) ada (✓) tidak : ………………………………….



: ………………………………… : ( ) lengkap ( ) tidak : ………………………… : Usia…………………. Siklus……………….. Lain-lain : …………………………. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan 1. Gizi : 9,6 (IMT) 2. Kemandirian dalam bergaul : 3. Motorik halus : Klien mampu menggerakan tangan dan jari-jari 4. Motorik kasar : Klien dapat menendang kaki secara tiba-tiba 5. Kognitif dan Bahasa : Belum bisa berbicara 6. Psikososial : Ibu klien mengatakan sejak dirawat di rumah sakit klien hanya dengan ibunya Pola Aktifitas sehari-hari No 1



Pola kebiasaan Nutrisi a. Frekuensi b. Nafsu makan/selera c. Jenis makanan Eliminasi a. BAB Frekuensi Konsistensi



3



b. BAK Frekuensi Konsistensi Istirahat/tidur a. Siang/ jam b. Malam/ jam



Sebelum sakit



Saat sakit



4-5 x/sehari pagi,siang,sore dan malam Normal ASI



3x /sehari



1x sehari Warna kuning kecoklatan dengan bau khas.



Selama dirawat klien baru BAB 2x Konsistensi keras dan warna kecoklatan



4-5 x / hari Warna kuning jernih



2-3 x / hari ( 20 cc/hari) Warna kuning pekat



8-9 jam 2-3 jam



8-9 jam Sering terbangun karena berisik



20



Berkurang Susu bubuk



4



V.



Personal hygiene a. Mandi b. Oral hygiene



Data penunjang a. Hasil Laboratorium Tanggal pemeriksaan N Parameter o



2 x / hari



Tidak pernah dimandikan hanya di lap dengan kain basah



Hasil



Nilai rujukan



Satuan



9,4



L : 14.0 – 18.0



g/dl



1



Homoglobin



2



Leukosit



22,200



4.800 – 10.800



/ul



3



Albumin



4,5 g/dL



3,8 – 5,1



Gr/dL



4



Eritrosit



3,3



L : 4,7 – 6,1 P : 4,2 – 5,4



Juta/ul



5



Hematokrit



28



L : 42 – 52 P : 37 - 47



%



6



Trombosit



683 -000



150.000 – 450.000



/ul



7



MCY



84



79-99



FI



8



MCH



28



27-31



Pg



9



MCHC Hitung jenis a. Basofil b. Eosinofil c. Batang d. Segmen e. Limfosit f. Monosit



34



33-37



g/dl



0 0 0 84 10 6



0-1 0-8 0-8 17-60 20-70 1-11



% % % % % %



Terapi No 1



Hari/tanggal



Jenis Terapi



Proses dan cara pemberian



Ceftrraxone



120 mg/IV



PCT syrup



3 X ¼ sendok teh



Stesolid



1,5 mg jika perlu



Waktu pemberian/hari 1 2 3 



Palangka Raya, 23 April 2021 21







Mahasiswa, (……………………………………)



ANALISA DATA No . 1.



DATA Ds :  Ibu klien mengatakan nafsu terhadap minum ASI nya menurun Do :  Klien terlihat lemah  Klien hanya minum susu bubuk  Frekuensi 3x sehari  Nafsu makan berkurang



KEMUNGKINAN PENYEBAB Kegagalan menyusu ASI



MASALAH Defisit Nutrisi



(D.0019 Defisit nutrisi, Kekurangan Energi Protein (KEP) SDKI hal 56) Penurunan jumlah protein tubuh Penyusutan otot Penurunan berat badan Nutrisi kurang dari kebutuhan



2.



D.S :  Ibu klien mengatakan tidak ada makanan tambahan, hanya ASI D.O :  Turgor kulit tidak elastis  Ubun ubun cekung  Kulit klien terlihat keriput



Kegagalan menyusu ASI



Kekurangan Energi Protein (KEP) (D.0129 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan, SDKI Produksi albumin oleh hepar hal 282) rendah (hipo albuminemia) Cairan dari intravaskuler ke intersisial Oedema Gangguan integritas kulit



3.



Gangguan integritas kulit



D.S :



22



 Ibu klien mengatakan 3 hari yang lalu tidak mau minum ASI



D.O :  Klien tampak lemah  Klien hanya minum susu bubuk  Nafsu makan berkurang  Tugor kulit tidak elastis  Kulit tampak kering



Kegagalan menyusu ASI



Risiko gangguan perkembangan



Penurunan jumlah protein tubuh Energi menurun Tubuh mengalami kehilangan energi secara terus menerus Otot-otot melemah dan menciut Resiko gangguan perkembangan



23



(D.0107 Risiko Gangguan Perkembangan, SDKI hal 234)



PRIORITAS MASALAH



24



1. Defisit nutrisi b.d kegagalan menyusu ASI d.d nafsu minum ASI menurun (D.0019 Defisit Nutrisi, SDKI hal 56) 2. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d kekurangan energi protein d.d klien tampak lemah (D.0129 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan, SDKI hal 282) 3. Risiko gangguan perkembangan b.d kegagalan menyusu ASI d.d klien tidak minum ASI 3 hari yang lalu (D.0107 Risiko Gangguan Perkembangan, SDKI hal 234)



25



RENCANA KEPERAWATAN Nama Pasien : An. B Ruang Rawat : Diagnosa Keperawatan Defisit nutrisi b.d kegagalan menyusu ASI d.d nafsu ASI menurun



Tujuan (Kriteria Hasil) Setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 1 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi tubuh tepenuhi dengan kriteria (D.0019 Defisit nutrisi, SDKI hal hasil:  Nafsu menyusu ASI menjadi 56) baik  Klien tampak tidak lemah dan lemas



Intervensi



Rasional



 Identifikasi status nutrisi  Identifikasi kebutuhan kalori dan nutrient  Monitor asupan makanan  Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein  Kolaborasi dengan ahli gizi



 Untuk mengetahui status nutrisi klien  Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan nutrient klien  Untuk mengetahui asupan makanan klien  Untuk meningkatkan kalori dan protein klien  Untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan klien



Manajemen Nutrisi I.03119 (SIKI, halaman 200)



Gangguan integritas kulit b.d kegagalan menyusu ASI d.d klien tampak lemah (D.0129 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan, SDKI hal 282)



 Identifikasi penyebab  Untuk mengetahui penyebab gangguan integritas kulit (mis. integritas kulit perubahan status nutrisi)  Agar kulit klien tidak kering  Gunakan produk berbahan  Agar asupan nutrisi terpenuhi petroleum atau minyak pada kulit kering  Anjurkan meningkatkan



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan intoleransi aktivitas teratasi dengan kriteria hasil:  Elastisitas kulit normal  Perfusi jaringan normal



26



 Kulit membaik  Tekstur kulit normal



asupan nutrisi Perawatan Integritas Kulit I.11353 (SIKI, halaman 316)



Risiko gangguan perkembangan b.d kegagalan menyusu ASI d.d klien tidak menyusui 3 hari yang lalu (D.0107 Risiko Gangguan Perkembangan, SDKI hal 234)







Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan harga diri rendah dapat teratasi dengan kriteria hasil:  Keterampilan dan perilaku sesuai usia meningkat  Pemantauan perubahan status nutri meningkat



  







Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis. lapar, tidak nyaman) Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu-ragu Minimalkan kebisingan ruangan Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestone perkembangan anak dan perilaku anak Anjurkan orang tau menyentuh dan menggendong bayinya Perawatan perkembangan I.10339 (SIKI, halaman 338)



27



 Untuk mengetahui bagaimana keadaan klien  Agar klien merasa aman  Agar klien merasa nyaman dan tenang  Agar oang tua klien mengetahui perkembangan anak dan perilaku anak  Agar bayi merasa nyaman dana man



IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Hari/Tanggal Jam Jum’at, 23 April 2021 Pukul : 09.00 WIB



Implementasi 1. 2. 3. 4. 5.



Evaluasi (SOAP)



Mengidentifikasi status nutrisi Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan nutrient Memonitor asupan makanan Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein Berkolaborasi dengan ahli gizi



S : Ibu Klien mengatakan klien mulai menyusu ASI O: - Klien menyusui ASI - Nafsu minum ASI klien meningkat Terdapat pemberian obat Ceftrraxone 120 mg/IV 2x/hari dan PCT syrup 3 x ¼ sendok the 3x/hari A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan - Monitor asupan makanan - Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi potein - Kolaborasi dengan ahli gizi



28



Tanda Tangan Dan Nama Perawat



Jum’at, 23 April 2021 Pukul : 09.00 WIB



1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. S : Ibu klien mengatakan kulit perubahan status nutrisi) klien mulai terasa tidak kering 2. Menggunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering O: 3. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi - Kulit klien tampak tidak kering, lembab dan halus - Nafsu minum ASI meningkat A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan - Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi



Jum’at, 23 April 2021 Pukul : 09.00 WIB



1. Mengidentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis. lapar, tidak nyaman) 2. Memberikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu-ragu 3. Meminimalkan kebisingan ruangan 4. Menjelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestone perkembangan anak dan perilaku anak



29



S : Ibu klien mengatakan cemas dengan perkembangan anak O: - Klien tampak lemah dan lemas - Ibu klien mengetahui



5. Menganjurkan orang tau menyentuh dan menggendong bayinya



perkembangan anak A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan - Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya - Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu-ragu - Miniminalkan kebisingan ruangan



30



BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zatzat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. 4.2 Saran Diharapkan dengan adanya makalah ini ibu lebih memperhatikan status gizi anak agar tidak terjadi malnutrisi atau kekurangan kalori protein (KKP).



31



DAFTAR PUSTAKA Almatsier. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Andriani, M., dan Wirjatmadi, B. 2014. Peran Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:Kencana Persada Media Group Anggraeni. 2012. Asuhan Gizi; Nurtitional Care Process. Graha Ilmu. Yogyakarta Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC



32