LP Cad Desi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR Coronary Artery Disease (CAD)



DESI FATMASARI 2104009



Cl LAHAN



CL INSITUSI



YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR PRODI S1KEPERAWATAN 2020/2021



LAPORAN PENDAHULUAN 1. Definisi Penyakit jantung koroner (PJK) atau bisa disebut penyakit Coronary Artery Disease (CAD) merupakan penyakit yang disebabkan adanya plak yang menumpuk di dalam arteri koroner sehingga terjadi penyempitan atau sumbatan yang mensuplai oksigen (O2) ke otot jantung. Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner yang berimbas pada otot jantung yang kekurangan darah sehinga terjadi gangguan fungsi jantung. PJK merupakan akibat adanya penyumbatan pembuluh darah koroner (Amanda, 2019). Coronary Artery Disease (CAD) atau penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang mengacu pada perubahan patologis di dalam dinding arteri coroner (pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak) yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah yang melalui pembuluh ini (Fikriana Riza, 2018). 2. Klasifikasi Penyakit jantung koroner menurut Gray 2013 diklasifikasikan menjadi : 1. Silent ischaemeia (Asimotik) Pada penderita Asimtotik yang mengalami PJK banyak yang tidak merasakan ada sesuatu yang menjanggal pada dirinya atau atau tidak ada tanda-tanda suatu penyakit. 2. Angina pectoris Suatu kondisi tubuh yang mengalami nyeri di bagian dada di daderah sternum, substernal/dada sebelah kiri dan sering kali menjalar ke bagian lengan sebelah kiri, rahang, punggung, leher, bahkan sampai ke lengan kanan. Nyeri tekan pada angina pectoris biasanya juga terdapat pada epigastrium. Biasanya nyeri tekan ditandai dengan adanya tekanan benda berat, terasa panas, bahkan sering mengeluh rasa yang tidak enak di bagian dada. Biasanya lamamnya nyeri sekitar 1-5 menit dan nyeri akan muncul saat melakukan aktivitas dan bisa reda saat berhenti melakukan aktivitas. Bentuk jantung yang normal dapat dilihat melalui gambaran EKG saat istirahat dan juga dapat dilihat dari foto rontgen dada yang dapat menunjukan bentuk jantung yang normal. Bila EKG menungjukan depresi segmen ST maka perlu dilakukan exercise test. (Yahya,2017) 3. infark Miorcard Akut Infark miocard akut disebabakan karena jaringan otot jantung mati dank arena kekurangan oksigen dalam darah dalam beberapa waktu. Biasanya ditandai dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri yang rasanya seperti ditusuktusuk atau bahkan diiris-iris dan akan menjalar ke lengan kiri. Nyeri yang timbul secara terus menerus dan berangsur lama tidak akan mudah sembuh walaupun sudah di buat istirahat. EKG pada sedapan elevasi segmen



ST diiuti dengan perubahan sampai inverensi gelombang T, dan kemudian akan muncul pengingkatan pada gelombang Q minimal di 2 sedapan. Pada peningkatan kadar enzim atau isoenzim adalah indicator spesifik AMI yaitu kreatinin (CPK/CK), SGOT, LDH, dan iso enzim CK3. Etiologi Penyebab tersering adalah : 1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak. 2. Perdarahan pada plak ateroma 3. Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit 4. Embolisasi trombus / fragmen plak 5. Spsme arteria koronarI 4. Patofisiologi Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar sehingga disebut ateroma/plak yang akan mengganggu absorbasi nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbulan menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut sehingga lumen menjadi semakin sempit dan berdinding kasar menyebabkan aliran darah terhambat atau terhenti, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh disekitarnya. Daerah otot yang sama sekali tidak mendapat aliran atau mendapat begitu sedikitnya aliran sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infark. Seluruh proses ini disebut infark miokardium. Segera setelah mulai timbul infark, sejumlah kecil darah kolateral meresap ke dalam daerah infark, dan hal ini bersama dengan dilatasi progresif pada pembuluh darah lokal, menyebabkan daerah tersebut dipenuhi oleh darah yang terbendung. Secara bersamaan, serat otot memakai sisa akhir oksigen dalam darah, sehingga hemoglobin menjadi tereduksi secara total menjadi berwarna biru gelap. Daerah yang mengalami infark menjadi berwarna coklat kebiru-biruan dan pembuluh darah dari daerah tersebut tampak mengembang walaupun aliran darahnya kurang. Pada tingkat lanjut, dinding pembuluh manjadi sangat permeabel dan membocorkan cairan, jaringan menjadi edematosa, dan sel otot jantung mulai membengkak akibat berkurangnya metabolisme selular. Dalam waktu beberapa jam tanpa penyediaan darah, sel-sel akan mati. Otot jantung memerlukan kira-kira 1,3 mililiter oksigen per 100 gram jaringan otot per menit agar tetap hidup. Nilai ini sebanding dengan kira-kira 8 mililiter oksigen per 100 gram yang diberikan pada ventrikel kiri dalam keadaan istirahat setiap menitnya. Karena itu, bila tetap terdapat 15 sampai 30% aliran darah koroner normal dalam keadaan istirahat, maka otot tidak akan mati. Namun, pada bagian sentral dari suatu daerah infark yang besar, dimana hampir tidak terdapat aliran darah kolateral, otot akan mati.



Ateroskelosis atau Spasme Pembuluh Darah Coroner Penyempitan pembuluh darah koroner Iskemik pada arteri koroner Hipoksia otot jantung Metabolisme anaerob Asam laktat meningkat Reseptor saraf nyeri terangsang



Asidosis Fungsi ventrikel terganggu :  Kontraksi miokardium berkurang  Serabut-serabut memendek  Daya dan kecepatan kontaksi berkurang  Gerakan dinding miokardium abnormal



Nyeri daerah dada Merangsang Katekolamin



Perubahan hemodynamic (TD & Nadi meningkat ringan) Cardiak output menurun



Vasokontriksi Perifer Gangguan rasa nyaman nyeri



Penurunan curah jantung



Tekanan jantung menningkat Tekanan pada paru-paru



Intoleransi aktifitas MRS



Sesak napas Kurang pengetahuan



ANSIETAS



5. Manifestasi Klinis 1. Nyeri dada Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasamenyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul secara spontan bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang denganistirahat maupunnitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan leher. 2. Perubahan pola EKG Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang Tinverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis. Distrimia dan Blok Jantung. Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitassel miokard ke impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat simpatis dapat berupa bradikardi, takikardi, premature ventrikel,contraction (ventrikel ekstra systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi 3. Sesak napas Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung tidakmampu memompa darah ke paru-paru sehingga oksigen di paru-paru juga berkurang. 4. Diaphoresis Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkanstimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat. 5. Pusing Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa memompa darahke otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang. 6. Kelelahan Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat penyempitan pembuluh darah 7. Mual muntah Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada dan didaerah perut khususnya ulu hari tergantung bagian jantung mana yang bermasalah. Nyeri pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area infark merangsang refleksvasofagal



6. Pemeriksaan Penunjang Menurut Black, J dan Hawks, J (2014) pemeriksaan penunjang pada PJK antara lain yaitu a. Laboratorium Dilakukan pemeriksaan LDL (≥ 130 mg/dL), HDL (pria ≤ 40 mg/dL, wanita ≤ 50 mg/dL), kolesterol total (≥ 200 mg/dL), dan trigliserida (≥ 150 mg/dL), CK (pria ≥ 5-35 Ug/ml, wanita ≥5-25 Ug/ml), CKMB (≥ 10 U/L), troponin (≥ 0,16 Ug/L), SGPT (pria ≥ 42 U/L, wanita 32 U/L), SGOT (pria ≥ 37 U/L, Wanita ≥ 31 U/L). b. Elektrokardiogram EKG Pada hasil pemeriksaan EKG untuk penyakit jantung koroner yaitu terjadinya perubahan segmen ST yang diakibatkan oleh plak aterosklerosis maka memicu terjadinya repolarisasi dini pada daerah yang terkena infark atau iskemik. Hal tersebut mengakibatkan oklusi arteri koroner yang mengambarkan ST elevasi pada jantung sehingga disebut STEMI. Penurunan oksigen di jaringan jantung juga menghasilkan perubahan EKG termasuk depresi segmen ST. dimana gelombang T menggalami peningkatan, dan amplitudo gelombang ST atau T yang menyamai atau melebihi amplitude gelombang QRS (Sari, 2019). c. Foto rontgen dada Foto rontgen dada dapat melihatada tidaknya pembesaran (kardiomegali ), menilai ukuran jantung dan dapat meliat gambaran paru. Yang tidak dapat dilihat adalah kelainan pada koroner. Dari ukuran jantung yang terlihat pada foto rontgen dapat digunakan untuk penilaian seorang apakah sudah mengalami PJK lanjut. d. Treadmil Dengan menggunakan treadmill dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Memang tingkat akurasinya hanya 84% pada laki-laki dan 72% pada perempuan. Dapat diartikan dari 100 orang laki-laki yang terbukti cuma 84 orang. e. Katerisasi Jantung Pemeriksaan katerisasi jantung dilakukan dengam memasukan semacam selang seukuran lidi yang disebut kateter. Selang ini langsung dimasukkan ke pembuluh nadi (arteri). Kemudian cairan kontras disuntikan sehingga akan mengisi pembuluh koroner. Kemudian dapat dilihat adanya penyempitan atau bahkan penyumbatan. Hasil katerisasi ini akan dapat ditentukan untuk penanganan lebih lanjut, yaitu cukup menggunakan obat saja atau intervensi yang dikenal dengan balon.



f. Angiography Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang rutin dan aman. Cara langsung memeriksa keadaan jantung yaitu dengan sinarX terhadap arteri koroner yang dimasukan zat pewarna (dye) yang bisa direkam dengan sinarX. Karena jantung terus bergerak (berdenyut) maka dilakukan pengambilan gambar dengan video. Untuk pengambilan gambar ini melakukan tindakan katerisasi jantung. 7. Penaktaklasanaan Penatalaksanaan pada penyakit jantug koroners menurut LeMone, Priscilla, dkk (2019) yaitu pengobatan farmakologi, non farmakologi dan revascularisasi miokardium. Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun cara pengobatan sifatnya menyembuhkan. Dengan kata lain diperlukan modifikasi gaya hidup agar dapat mengatasi faktor penyebab yang memicu terjadinya penyakit. Penatalaksanaan yang perlu dilakukan meliputi : 1.



Pengobatan farmakologi Nitrat termasuk nitrogliserin dan preparat nitrat kerja lama, digunakan untuk mengatasi serangan angina dan mencegah angina. Karena nitrat mengurangi kerja miokardium dan kebutuhan oksigen melalui dilatasi vena dan arteri yang pada akhirnya mengurangi preload dan afterload. Selain itu juga dapat memperbaiki suplai oksigen miokardium dengan mendilatasi pembuluh darah kolateral dan mengurangi stenosis



a. Aspirin Aspirin dosis rendah (80 hingga 325 mg/ hari) seringkali diprogramkan untuk mengurangi resiko agregasi trombosit dan pembentukan trombus b.



Penyekat beta (blocer) Obat ini menghambat efek perangsang jantung norepinefrin dan efinefrin mencegah serangan angina dengan menurunkan frekuensi jantung, kontraktilitas miokardium dan tekanan darah sehingga menurunkan kebutuhan oksigen miokardium



c.



Antagonis Obat ini mengurangai kebutuhan iksigen miokardium dan meningkatkan suplai darah dan oksigen miokardium. Selain itu juga merupakan vasodilator koroner kuat, secara efektif meningkatkan suplai oksigen.



d.



Anti kolestrol Statin dapat menurunkan resiko komplikasi aterosklerosis sebesar 30% yang terjadi pada pasien angina. Statin juga dapat berperan sebagai



anti trombotik , anti inflamasi,dll. 2.



Revaskularisasi miokardium Aliran darah yang menuju miokardium setelah suatu lesi arterosklerotis pada arteri koroner bisa diperbaiki dengan operasi untuk mengalihkan aliran dan bagian yang tersumbat dengan suatu cangkok pintas atau dengan cara meningkatkan aliran di dalam pembuluh yang mengalami sakit melalui pemisahan mekanik serta kompresi atau pemakaian obat yang dapat merilisiskan lesi. Cangkok pintas ini disebut dengan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG). Pembedahan untuk penyakit jantung koroner melibatkan pembukaan vena atau arteri untuk menciptakan sambungan antara aorta dan arteri koroner melewati obstruksi. Kemudian memungkinkan darah untuk mengaliri bagian iskemik jantung Balon arteri koroner merupakan suatu teknik untuk membuka daerah sempit di dalam lumen arteri coroner menggunakan sebuah balon halus yang dirancang khusus. Apabila pada katerisasi jantung ditemukan adanya penyempitan yang cukup signifikan misalnya sekitar 80%, maka dokter jantung biasanya menawarkan dilakukannya balonisasi dan pemasangan stent. Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA) merupakan istilah dari balon arteri koroner yang digunakan para kedokteran (Nurhidayat S, 2011)



3. Non farmakologi 1. Memodifikasi pola hidup yang sehat dengan cara olahraga ringan 2. Mengontrol faktor resiko yang menyebabkan terjadinya PJK, seperti pola makan,dll. 3. Melakukan teknik distraksi dengan cara mendengarkan musik dan relaksas dengan cara nafas dalam 4. Membatasi aktivitas yang memperberak aktivitas jantung



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian a. Data demografi pasien Diisi dengan identitas pasien dan identitas penanggung jawab b. Riwayat kesehatan saat ini 1) Keluhan utama Diisi dengan keluhan utama yang dipaparkan dari pengkajian yang dilakukan oleh perawat 2) Alasan masuk rumah sakit Diisi dengan alasan utama yang dikeluhkan oleh pasien datang ke rumah sakit. 3) Riwayat penyakit sekarang



Diisi dengan riwayat penyakit pasien dari sebelum dirawat di rumah sakit (keluhan awal) sampai dengan pengkajian. 4) Riwayat penyakit sebelumnya Diisi dengan pernyataan pasien apakah sebelumnya permah dirawat dirumah sakit dengan penyakit yang sama atau tidak c. Riwayat kesehatan keluarga Diisi dengan memaparkan genogram 3 generasi. d. Pengkajian Biologis (dikaji sebelum dan sesudah sakit) Rasa aman dan nyaman Diisi dengan menggunakan pengkajian nyeri secara rinci (PQRST), apakah nyeri dapat mengganggu aktifitas, hal apa yang dilakukan untuk mengurangi/menghilangkan nyeri, cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri efektif, menanyakan apakah ada Riwayat pembedahan. e. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum a) Kondisi klien secara umum b) Tanda – tanda vital c) Pertumbuhan fisik: TB,BB,postur tubuh. d) Keadaan kulit:warna tekstur, kelainan kulit. 2) Pemeriksaan Cepalo Kaudal a) Kepala 4. Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan rambut. 5. Mata: kebersihan, penglihatan, pupil, rflek, sklera, konjungtiva 6. Telinga: bentuk, kebersihan, sekret, fungsi dan nyeri telinga 7. Hidung: fungsi, polip, sekret, nyeri 8. Mulut: kemampuan bicara, keadaan bibir, selaput mukosa, warna lidah, gigi (letak, kondisi gigi), oropharing (bau nafas, suara parau, dahak), b) Leher Bentuk, Gerakan, pembesaran thyroid, kelenjar getah bening, tonsil, JVP, Nyeri telan c) Dada 1. Inspeksi: Bentuk dada, kelainan bentuk, retraksi otot dada, pergerakan selama pernafasan, jenis pernafasan 2. Auskultasi: Suara pernafasan, Bunyi jantung, suara abnormal yang ditemuai 3. Perkusi: batas jantung dan paru? Duliness d) Abdomen Inspeksi: simetris, cont 1). our, warna kulit, vena ostomy 2). Auskultasi: Frekuensi dan intensittas peristaltic 3). Perkusi: Udara, Cairan, massa/tumor



4). Palpasi: tonus otot, kekenyalan, ukuran organ, massa, hernia, hepar, lien e) Genetalia anus dan rectum 1. Inspeksi: warana, terpasang alat bantu, kelainan genetal, simpisis 2. Palpasi: teraba penumpukan urine f) Ekstremitas 1. Atas: kelengkapan, kelainan jari, tonu otot, kesimetrisan gerak, ada yang mengganggu gerak, kekuatan otot, gerakan otot, gerakan bahu, siku, pergelangan tangan dan jari – jari 2. Bawah: kelengkaan, edema perifer, kekuatan otot, bentuk kaki, varices, gerakan otot, gerakan panggul, lutut,pergelangan kaki dan jari–jari. g. Pemeriksaan Penunjang 1. Radiologi 2. Laboratorium 3. EEG, ECG, EMG, USG, CT Scan Tuliskan tanggal pemeriksaan, hasil dan rentang nilai normalnya. B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 1. Nyeri Akut Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dngan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat berlangsung kurang dari 3 bulan Faktor Yang Berhubungan Dengan 1. agen pencedera fisiologis ( mis . inflamasi,iskemia neoplasma ) 2. agen pencederaa kimiawi ( mis terbakar , bahan kimia iritan ) 3. agen pencedera fisik ( mis. Abses ,amputasi , terbakar , terpotong mengangkat berat prosedur operasi , layihan fisik berlebihan ) Gejala Dan Tanda Mayor Subjektif Mengeluh nyeri Objektif 1. Tampak meringis 2. Bersikap protektif 3. Gelisah 4. Frekuensi nadi meningkat Gejala Dan Tanda Minor



Subjektif Objektif 1. Tekanan darah meningkat 2. Pola napas berubah 3.Nafsu makan berubah 4. Proses berpikir terganggu 5. Menarik diri 6. Berfokus pada diri sendiri 7. Dioforesis 2. Pola Napas Tidak Efektif Definisi insipirasi dan atau ekspirasi yang tidak memebrikan ventiilasi adekuat Faktor Yang Berhubungan Dengan 1. Defresi pusat pernasapan 2. Hambatan upaya napas ( mis . nyeri saat bernapas , kelemahan otot pernapasan ) 3. Deformitas dinding dada 4. Deformitas tulang dada 5. Gangguan neuro muskular 6. Gangguan neurologis (mis.elektroensefalogram (EEG) positif , cedera kepala , gangguan kejang ) 7. imaturitas neurokogis 8. Penurunan Energi 9. Obesitas 10. Posisi tubuh yng menghambat ekspansi paru 11. sindrom hipoventilasi 12. Kerusakan inversi diafragma (kerusukan saraf c5 keatas ) 13. Cedera pada medula spinalis 14. Efek agen farmakologis 15. Kecemasan Gejala Dan Tanda Mayor



Subjektif Objektif 1. Pengunaan otot bantu 2. Fase ekspirasi memanjang 3. pola napas abnormal(mis takipnea,bradipnea,hipeventilasi , kussmaul , chyne-stokes) Gejala Dan Tanda Minor Subjektif Ortopnea Objektif 1. Pernapasan Pursed –lip 2. Pernapasan cuping hidung 3. Diameter thoraks anterior posterior meningkat 4. ventilasi semenit menurun 5. kapasitas vital menurun 6. Tekanan ekspirasi menurun 7. Tekanan inspirasi menurun 8. Ekskursi dada berubah 3. Ansietas Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subjekti individu terhadap objek tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan menghadapi ancaman Faktor yang berhubungan dengan 1. Krisis situsional 2. Kebutuhan tidak terpenuhui 3. Krisis matursional 4. Ancaman terhadap konsep diri 5. Ancaman terhadap kematian 6. Kekhawatiran mengalami kegagalan 7. Disfungsi sistem keluarga 8. Hubungan orang tua anak tidak memuaskan



9. Faktor keturunan ( Temperamen mudah teragitasi sejak lahir ) 10. Penyalahgunaan zat 11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin ,polutan dan lain lain ) 12. Kurang terpapar informasi Gejala Dan Tanda Mayor Subjektif 1. Merasa bingung 2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi 3. Sulit berkonsentrasi Objektif 1. Tampak gelisah 2. Tampak tegang 3. Sulit tidur Gejala Dan Tanda Minor Subjektif 1. Mengeluh Pusing 2. Anoreksi 3. Palpitasi 4. Merasa tidak berdaya Objektif 1. Frekuensi napas meningkat 2. Frekuensi nadi meningkat 3. Tekanan darah meningkat 4. Diaforesis 5. Tremor 6. Muka tampak pucat 7. Suara bergetar 8. Kontak mata buruk 9. Sering berkemih 10. Berorentasi pada masa lalu 4. Penurunan Curah Jantung



Definisi : Ketidakadekuatan jantung memompa darah memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh Faktor yang berhubungan dengan 1. Perubahan irama jantung 2. Perubahan frekuensi jantung 3. Perubahan kontrakliitas 4. Perubahan Preload 5. Perubahan afterload Gejala Dan Tanda Mayor Subjektif 1. Perubahan irama jantung - Palpitas 2. Perubahan preload -Lelah 3.Perubahan afterload -Dispnea 4. Perubahan kontraktilitis - Paroxysmal nocturnal dypnea (PND) -Ortopnea - Batuk Objektif 1. Perubahan irama jantung - Bradikardi/Takikardi -Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi 2. Perubahan Preload - Edema - Distensi vena jugaliris - Central venous pressure (CVP) meningkat/menurun - Hepatomegali 3. Perubahan Afterload - Teknana drah meningkat/ menurun



- Nadi perifer teraba lemah - Capilary refl time >3 detik -Oliguria -Warna kulit pucat atau sionosi 4 . Perubahan Kontraktiitas - Terdengar suara jantung s3 dan s4 -ejection fraction Gejala Dan Tanda Minor Subjektif 1. Perubahan preload 2. Perubahan afterload 3. Perubahan kontraklititas 4. Perilaku/emosional - Cemas - Gelisah Objektif 1. Perubahan Preload - Murmur jantung - Berat badan bertamah - Pulmunary arteri wedge pressure (PAWP) menurun 2. Perubahan Afterload - Pulmunary vascular meningkat menurun - Sistemic vascular resitancee menurun. 3. Perubahan kontraktilitas -cardio index menurun - left venticular sroke -Stroke volume index menrurun 4. Perilaku dan Emosional



5. Intoleransi Aktivitas Definisi : Keidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari Faktor yang berhubungan dengan 1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan Oksigen 2. Tirah baring 3. Kelemahan 4. Imobilitas 5. Gaya hidup monoton Gejala Dan Tanda Mayor Subjektif Mengeluh lelah Objektif 1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi Gejala Dan Tanda Minor Subjektif 1. Dispnea saat/setelah aktivitas 2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas 3. Merasa lemah Objektif 1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istrahat 2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas 3. Gambaran EKG menujukkan iskemia 4. Sianosis



C. Rencana keperawatan Rencana keperawatan menurut SIKI : 1) Nyeri akut Manajemen nyeri : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosial yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan. (I.08238) Observasi : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identifikasi skala nyeri - Identifikasi respons nyeri non verbal - Identifikasi semua faktor yang memperberat dan memperingan nyeri - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan - Monitor efek samping penggunaan analgenik Terapeutik - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hipnos, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) - Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) - Fasilitas istirahat dan tidur - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi - Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri - Jelaskan strategi meredakan nyeri - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri - Anjurkan menggunakan analgenik secara tepat - Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi - Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



2) Pola Napas Tidak Efektif Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola jalan napas Tindakan 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, ronkhi kering) 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Terapeutik 1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw- thrust jika curiga trauma cervical) 2. Posisikan semi-Fowler atau Fowler 3. Berikan minum hangat 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu Edukasi Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi Koloborasi Kolaborasi pemberian bronkodilato 3) Intoleransi Aktivitas Manajemen energi mengidentifikasi dan mengelola pengunan energi untuk mencegah kelelahan dan mengoptimlkan proses pemulihan 1. Frekuensi nadi menurun 2. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat 3. Kecepatan berjalan meningkat 4. Jarak berjalan meningkat 5. Kekuatan tubuh bagian atas meningkat 6. Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat 7. Keluhan lelah menurun 8. Dispnea saat aktivitas menurun 9. Dispnea setelah aktivitas menurun 10. Perasaan lemah menurun 11. Aritmia saat aktivitas menurun 12. Aritmia setelah aktivitas menurun 13. Sianosis menurun



14. Tekanan darah membaik 15. Frekuensi napas membaik Observasi 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 3. Monitor pola dan jam tidur 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas Terapeutik 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (misalnya cahaya,suara, kunjungan) 2. Lakukan latihan gerak pasif dan/atau aktif 3. Berikanaktivitas distraksi yang menenangkan 4. Fasilitasi duduk di tempat tidur, jika tidak berpindah atau berjalan Edukasi 1. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan 2. Fasilitasi duduk di tempat tidur, jika tidak berpindah atau berjalan Kolobarasi Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan 4) Ansietas Terapi Relaksasi : Mengunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan Observasi 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah latihan 3. Monitor respon terhadap terapi relaksasi Terapeutik 1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang yang nyaman 2. Gunakan pakaian longgar 3. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama Edukasi 5) Penurunan curah



1. Jelaskan tujuan,



manfaat, batasan dan jenis relaksasi



2. Jelaskan secara rinci intervensi yang dipilih 3. Anjurkan mengambil posisi nyaman 4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi



jantung Perawatan Jantung Akut Observasi 1. dentifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi, dan frekuensi) 2. Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T 3. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi) 4. Monitor saturasi oksigen Terapeutik 1.Pertahankan tirah baring minimal 21 jam 2. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stress 3. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan 4. Berikan dukungan emosional dan spiritual Edukasi 1. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada 2. Anjurkan menghindari maneuver (mis.mengedan saat BAB atau batuk) 3. Jelaskan tindakan yang dijalani pasien Kolaborasi pemberian inotropic, jika perlu



DAFTAR PUSTAKA



Fauzi Yahya.2017.Penaklukan No.1: Mencegah Dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner.Bandung : Qanita Amanda.T.S 2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Congestive Dengan Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas. Insan Cendekia Medika Jombang. Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Volume II. Jakarta : EGC. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medical Bedah. Bandung : Pajajaran. Price and Wilson. (2005). Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta : EGC. Suzanne CS & Brenda GB. (1999). Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi1 Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI. https://id.scribd.com LP CAD ( 06-12-2021) https://id.scribd.com LP Cad penyakit arteri ( 06-12-2021)