LP KDP Psikososial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PSIKOSOSIAL KEPERAWATAN DASAR PROFESI



DISUSUN OLEH :



SEVY WIDIANINGSIH 1820100020



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU Jl. Harapan No. 50 Lenteng Agung – Jakarta Selatan



TA 2020/2021



LAPORAN PENDAHULUAN PSIKOSOSIAL A. Definisi Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya. Psikososial menunjuk pada hubungan yang dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko mengacu pada aspek psikologis dari individu (pikiran, perasaan dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada hubungan eksternal individu dengan orang-orang di sekitarnya (Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI). Istilah psikososial berarti menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-faktor psikologis (Chaplin, 2011). B. Tahap Perkembangan Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian memiliki ciri utama setiap tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis. Adapun tingkatan dalam delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut (Erikson, 1963) adalah sebagai berikut: 1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya) a. Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan. b. Dari lahir sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup. c. Bayi sangat tergantung dari pengasuhan. d. Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia. 2. Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi vs malu dan ragu-ragu) a. Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun b. Masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri. c. Latihan penggunaan toilet adalah bagian yang penting. d. Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian. e. Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri. 3. Initiative vs Guilt ( inisiatif dan rasa bersalah) a. Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun.



b.



masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. c. Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa. d. Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif. e. Rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa berhasil. 4. Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri) a. Terjadi pada usia 6 s/d pubertas. b. Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka. c. Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun peasaan kompeten dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya. d. Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru, atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil. e. Prakarsa yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk terlibat dengan pengalaman baru. f. Ketika beralih ke masa pertengahan dan akhir kanak-kanak, mereka mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. g. Permasalahan yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri, perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif. h. Guru memiliki tanggung jawab khusus bagi perkembangan ketekunan anak-anak. 5. Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas) a. Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun b. Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya. c. Anak dihadapkan dengan penemuan siapa, bagaimana, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya. d. Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa, pekerjaan dan romantisme. e. Jika remaja menjajaki peran dg cara yang sehat dan positif maka identitas positif akan dicapai.



f.



Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak secara memadai menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas merajalela. g. Bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan control dirinya akan muncul dalam tahap ini. h. Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya. 6. Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan) a. Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun) b. Tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat & siap berkomitmen dg orang lain. c. Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman. d. Identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan yang intim. e. Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan orang. 7. Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan) a. Terjadi selama masa pertengahan dewasa b. Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan keluarga. c. Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap dunia . d. Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif dan tidak terlibat di dunia ini. 8. Integrity vs depair (integritas vs putus asa) a. Terjadi selama masa akhir dewasa. b. cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu. c. Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan. d. Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa. e. Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami. f. Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.



C. Masalah Psikolosial Masalah-masalah psikososial yang dihadapi oleh masyarakat. Menurut Patricia (2010) yaitu: berduka, keputusasaan, ansietas, stress, depresi, ketidakberdayaan, gangguan citra tubuh, HDR situasional, Sedangkan menurut Nanda (2012) masalah psikososial terdiri dari berduka, keputusasaan, ansietas, ketidakberdayaan, resiko penyimpangan perilaku sehat, gangguan citra tubuh, koping tidak efektif, koping keluarga tidak efektif, sindroma post trauma, penampilan peran tidak efektif dan HDR. Menurut Hawari (2013) masalah psikososial meliputi stress, cemas dan depresi. D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 1. Fisik 2. Inteligensi. Individu yang inteligensinya menyesuaikan diri dengan lingkungan 3. Keluarga 4. Teman sebaya 5. Kebudayaan



tinggi/normal



mampu



E. Diagnosa Keperwatan 1. Keputusasaan b.d isolasi sosial 2. Gangguan identitas pribadi b.d disfungsi proses keluarga 3. Harga diri rendah kronik b.d kurang respek dari orang lain 4. Harga diri rendah situasional b.d gangguan citra tubuh 5. Gangguan citra tubuh b.d cedera F. Intervensi Keperawatan 1. Keputusasaan b.d isolasi sosial - Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi area dari harapan hidup - Kembangkan daftar mekanisme koping pasien - Jangan memalsukan hal yang sebenarnya 2. Gangguan identitas pribadi b.d disfungsi proses keluarga - Dukung pasien untuk menganl dan mendiskusikan pikiran dan perasaannya - Bantu pasien untuk menyadari bahwa setiap orang adalah unik - Bantu pasien untuk mengidentifikasi perassan yang bersalah 3. Harga diri rendah kronik b.d kurang respek dari orang lain - Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri - Jangan mengkritisi pasien secara negatif



- Buat pernyaaan positif mengenai pasien 4. Harga diri rendah situasional b.d gangguan citra tubuh - Berikan suasana penerimaan - Sediakan informasi aktual mengenai diagnosis, penanganan dan prognosis - Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan 5. Gangguan citra tubuh b.d cedera - Tentukan harapan citra diri pasien didasarkan pada tahap perkmbangan - Tentukan perubahan fisik saat ini apakah berkontribusi pada citra diri pasien - Bantu pasien untuk mendiskusikan stressor yang mempengaruhi citra diri yang terkait dengan kondisi kongenital, cedera, penyakit atau pembedahan



DAFTAR PUSTAKA Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Diterjemahkan Kartini Kartono. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada. Erikson, E.H. (1963). Childhood and Society. New York: Norton. Patricia A, Potter, Anne G. Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC. Nanda Internationa. (2012). Nursing Diagnosis: Definition &Classifications 2012-2014. Jakarta: EGC. Hawari, Dadang. (2013). Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FK UI