LP Kebutuhan Personal Hygiene [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE



STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)



DI SUSUN OLEH NAMA : THABITA YOVI SRI DAYANTI NIM : 113063C117029



PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2021-2022



LEMBAR PERSETUJUAN PRESEPTOR



Laporan Pendahuluan kebutuhan Personal Hygiene disusun oleh Thabita Yovi Sri Dayanti, NIM 113063C117029. Laporan Pendahuluan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik dan Preseptor Klinik. Banjarmasin,



September 2021



Preseptor Akademik



Maria Silvana Dhawo, S.Kep., Ners., MHPEd



Preseptor Klinik



Veliria Sulis, S.Kep., Ners Mengetahui Kaprodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Suaka Insan Banjarmasin



Sr. Margaretha Martini, SPC, BSN, MSN



DAFTAR ISI Sampul Depan……………………………………………………………………………………. Lembar Pengesahan……………………………………………………………………………… Daftar Isi…………………………………………………………………………………………. BAB I …………………………………………………………………………………….. 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………… 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 1.3 Tujuan………………………………………………………………………………… BAB II…………………………………………………………………………………….. 2.1 Konsep Kebutuhan Personal Hygiene………………………………………………. 2.1.1Fisiologi Sistem Personal Hygiene…………………………………………………… 2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene…………………………… 2.1.3 Dampak Personal Hygiene…………………………………………………………… 2.2 Konsep Asuhan Keperawatan klien dengan Kebutuhan Personal Hygiene…….



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang senantiasa harus terpenuhi.Personal hygiene merupakan kebutuhan utama dalam memelihara kesehatan seseorang. Kebutuhan personal hygiene tidak hanya dibutuhkan untuk orang yang sehat, tetapi juga untuk orang yang sakit. Personal hygiene adalah upaya yang dilakukan individu untuk memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik maupun mental. Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang artinya,personal berarti perorangan dan hygiene berarti sehat (Mubarak & Chayatin, 2007) Kebutuhan personal hygiene pasien yang harus terpenuhi selama dirawat di rumah sakit adalah mandi, menggosok gigi, mencuci rambut, membersihkan kuku, toileting, membersihkan perineum dan mengganti pakaian (Suardana I Ketut,2007). Kebutuhan personal hygiene apabila tidak terpenuhi maka akan menimbulkan masalah pada pasien yaitu masalah pada fisik dan psikososial. Masalah pada fisik meliputi gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan pada kuku. Sedangkan masalah pada psikososial meliputi gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicinta mecinta, kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan interaksi sosial (Tarwoto & Wartonah, 2006). Perawat adalah tenaga kesehatan yang memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada. Peran perawat salah satunya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan atau care provider. Peran perawat sebagai care provider harus dilaksanakan secara komprehensif atau menyeluruh, tidak hanya berfokus pada tindakan promotif tetapi juga pada tindakan preventif seperti pelakasanaan personal hygiene. Perawat harus menjalankan tugasnya sesuai dengan standar kompetensi yang sudah ditetapkan (Sulistyowati & Handayani, 2016). Asuhan keperawatan adalah perawatan diri yang terapeutik yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri karena tidak adanya kemampuan untuk melakukannya. Asuhan keperawatan merupakan kegiatan mandiri perawat yang didasarkan pada kebutuhan pasien untuk memenuhi aktivitas sehari-hari. Kebutuhan tersebut seringkali disebut 14



(empat belas) kebutuhan dasar Henderson, yang memberikan asuhan keperawatan, salah satunya adalah menjaga tubuh agar tetap bersih dan rapi (Potter & Perry, 2005). Hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan, khususnya pelaksanaan personal hygiene pada pasien adalah adanya peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan adanya fasilitas yang memadai.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa konsep dari kebutuhan personal hygiene? 2. Apa konsep asuhan keperawatan klien dengan gangguan kebutuhan personal hygiene?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep kebutuhan personal hygiene 2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan klien dengan gangguan kebutuhan personal hygiene.



BAB II KONSEP TEORITIS 2.1 Konsep Kebutuhan Personal Hygiene 2.1.1



Definisi Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang di lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya di lihat dari penampilan yang bersih dan rapih serta upaya yang di lakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapihan tubuhnya setiap hari (Lyndon saputra,2013). Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk (Haswita,2017).



2.1.2



Fisiologi Sistem Personal Hygiene Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.



2.1.3



Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk(2015) Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi sejumlah faktor antara lain: a. Citra Tubuh (body image) Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara hygiene. Jika seseorang klien rapih sekali maka perawat mempertimbangkan kerapihan ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum



membuat keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan hygiene, klien yang tampak berantakan atau tidak perduli dengan hygiene atau pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemampuan klien berpartisipasi dalam hygiene harian. b. Praktik Sosial Kelompok sosial wadah seseorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi selama masa kanak-kanak. Selama masa kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, ketersediaan air panas dan air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan. c. Status Sosial Ekonomi Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant , shampo, pasta gigi, dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktikkan kelompok sosial klien. d. Pengetahuan dan Motivasi Kesehatan Pengetahuan tentang pentingnya kesehatan dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Meskipun demikian, pengetahuan sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara kesehatan diri. Seringkali pembelajaran tentang penyakit mampu mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. e. Kebiasaan atau Pilihan Pribadi Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan pearawatan rambut. Klien memiliki produk yang berbeda (misalnya sabun, shampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan dan kebutuhan pribadi.



2.1.4



Dampak Personal Hygiene Menurut laily is’roin dkk (2012) terdapat beberapa dampak pada masalah personal hygiene, yaitu: a. Dampak Fisik Banyak



gangguan kesehatan



yang



diderita



seseorang karena



tidak



terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. b. Gangguan Psikososial Maslah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, aktualisasi diri menurun, dan gangguan dalam interaksi sosial.



2.2 Konsep Asuhan Keperawatan klien dengan Kebutuhan Personal Hygiene 2.2.1



Pengkajian a. Keluhan Menurut Wahit Iqbal Mubarak,Lilis Indrawati, Joko Susanto(2015) Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan yang bertujuan untuk pengumpulan data atau informasi, analisis data dan penentuan permasalahan atau diagnosis keperawatan. Manfaat pengkajian keperawatan adalah membantu mengidentifikasi status kesehatan, pola pertahanan klien, kekuatan serta merumuskan diagnosa keperawatan yang terdiri dari tiga tahap yaitu pengumpulan, pengelompokan dan pengorganisasian serta menganalisa dan merumuskan diagnosa keperawatan. b. Riwayat Masalah Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari sarana dan prasarana yang dimiliki serta faktor yang mempengaruhi personal hygiene individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.



c. Tanda dan Gejala Umum Menurut Damaiyanti (2008) tanda dan gejala personal hygiene adalah 1) Gangguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor. 2) Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan. 3) Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidak mampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya. 4) Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAK/BAB. d. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik kaji personal hygiene individu, mulai dari ektremitas atas sampai bawah. 1) Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas) apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan? 2) Kepala : Amati dengan saksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan atau tanda-tanda kemerahan 3) Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterius, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan atau gatalgatal pada mata. 4) Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi atau perubahan pada daya penciuman 5) Mulut : Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan, atau pecahpecah.



6) Gigi : Amati kondisi kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu. 7) Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya pendengaran. 8) Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus. 9) Kuku tangan dan Kaki : amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka 10) Genetalia : Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya. 11) Personal Hygiene secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh. e. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan lab : pemeriksaan darah rutin, dan pemeriksaan urine 2) Pemeriksaan radiagnostik (x-foto tulang belakang, x–foto kpeal dsb)



2.2.2



Diagnosa Keperawatan a. Diagnosa 1 : Defisit perawatan diri Definisi : tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri. b. Diagnosa 2 : Resiko Kerusakan Integritas Kulit Definisi : keadaan dimana kulit seseorang tidak utuh



2.2.3



Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan a. Diagnosa 1 : Defisit perawatan diri Defisit Perawatan Diri Mandi 1) Tujuan dan kriteria Hasil : Menunjukkan perawatan diri: mandi yang dibuktikan oleh indikator ekstrim, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan



a) Mengambil Peralatan mandi b) Mandi di bak (sower) c) Membersihkan area perinel 2) Intervensi Keperawatan a) Kaji dan akomodasi perubahan fisik atau koognitif yang dapat menyebabkan defisit perawatan diri. b) Kaji kemampuan untuk melakukan AKS secara mandiri menggunakan skala yang berterima. c) Gunakan pembersih tanpa detergen, bukan sabun, gunakan air hangat pada kuku. d) Lakukan mandi penuh sekali atau dua kali seminggu, sisanya mandi parsial untuk mencegah mandi kering. e) Mandikan dan keringkan perlahan untuk melindungi kulit rapuh f) Tingkatkan kemandirian seoptimal mungkin, sesuai kemampuan klien Defisit Perawatan Diri Berpakaian 1) Tujuan dan Kriteria Hasil : Manunjukkan perawatan diri: berpakaian yang dibuktikan oleh indikator: a) Mengenakan pakaian dibagian atas atau bawah tubuh b) Memasang kaos kaki dan sepatu c) Mengikat sepatu 2) Intervensi Keperawatan a) Kaji kemampuan untuk melakukan AKS secara mandiri, menggunakan skala yang berlaku. b) Kaji dan akomodasi perubahan fisik atau koognitif yang dapat menyebabkan defisit perawatan diri c) Dorong berjalan dan latihan pembangun kekuatan d) Tingkatkan kemandirian sesuai kemampuan klien e) Akomodasi defisit koognitif dengan cara berikut : Gunakan isyarat non-verbal misal beri pasien satu atribut pakaian pada satu waktu, dalam berurutan pemakaian yang diperlukan.



Defisit Perawatan Diri Makan 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Menunjukkan keperawatan diri: makan yang dibuktikan oleh indikator : a) Meletakkan makanan kepiring b) Mengarahkan makanan kemulut dengan jari (wadah atau piring) c) Mengunyah makanan d) Menelan cairan e) Menghabiskan makanan 2) Intervensi Keperawatan a) Atur agar klien makan bersama individu lain: biarkan klien mengambil makanannya sendiri dari piring saji. b) Kaji kondisi pemasangan gigi palsu. c) Hindari meminta klien untuk makan buru-buru. Defisit Keperawatan Diri Eliminasi 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Menunjukkan perawatan diri eliminasi dibuktikan oleh indikator: a) Memposisikan diri ditoilet atau kursi buang air menggosokkan kandung kemih atau defekasi. b) Bangun dari toilet atau kursi buang air c) Mengganti pakaian setelah eliminasi 2) Intervensi Keperawatan a) Akomodasi difisit koognitif misalnya pertahankan arahan verbal yang singkat dan sederhana. b) Beri cukup waktu untuk eliminasi guna menghindari keletihan dan frustasi. c) Rekomendasikan dan bantu melakukan latihan membangun kekuatan. d) Bantu klien ambulasi selama beberapa menit saat mencapai toilet. e) Beri pijakan kaki pada kursi buang air atau kloset jika perlu untuk mengelevasi lutut diatas pinggul.



b. Diagnosa 2 : Resiko Kerusakan Integritas Kulit 1) Tujuan dan Kriteria Hasil : a) Pola kebersihan diri pasien normal dan kulit utuh b) Keadaan kulit, rambut kepala bersih c) Klien bebas bau badan d) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri 2) Intervensi Keperawatan : a) Kaji kembali pola kebutuhan personal hygiene pasien b) Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu mandi pasien c) Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang d) Keringkan kulit, setelah itu gunakan lotion setelah mandi



DAFTAR PUSTAKA Mubarak, W.I & Chayatin, N. Buku ajar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC; 2007. Tarwoto & Wartonah. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3. Jakarta: Salemba Medika; 2006. Sulistyowati, D & Handayani, F. Peran perawat dalam pelaksanaan personal hygiene menurut persepsi pasien imobilisasi fisik. Jurnal nursing studies 2012; 1 (1): 169-174. Tersedia di online http://ejournals1. undip.ac.id/index.php/jnursing, diakses tanggal 8 Maret 2016 Potter, A.P & Perry, G.A. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2005. Saputra, Liondon. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan : Binarupa Aksara Publisher Haswita., dan Reni Sulistyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta Timur : CV.Trans Info Media. Mubarak, Wahit I., Lilis Indrawati., dan Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar, Buku 1. Jakarta Selatan : Salemba Medika. Isro’in Laily., dan Sulistyo Andarmoyo. (2012). Personal Hygiene: Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-muhamadnur-6755-2-babiit-b.pdf