LP Penyakit Katarak New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT KATARAK



OLEH : KELOMPOK 2 KELAS B TINGKAT III



SARJANA KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI TAHUN AJARAN 2020



NAMA KELOMPOK : 1. Ni Made Titin Pradnyantari 2. Ni Putu Devi Indrayanti 3. Ni Kadek Oki Krisnayanthi 4. Ni Kadek Riska Kurnia Dewi 5. Ni Putu Ayu Thesya Julyastini 6. Ni Luh Wayan Anggreni Purnayosi 7. Ni Komang Lastiami Dewi 8. Ni Kadek Yuli Yanthi 9. Ni Siluh Putu Sikarini Pinatih 10. Ni Gusti Ayu Putu Eka Purnama Sari 11. Ni Putu Mega Krisma Antari 12. Ni Putu Eka Savitri 13. I Gede Yoga Adi Kusuma 14. Desak Putu Ria Agustina 15. Putu Lanang Payana 16. I Gusti Ayu Permata Dianastiti 17. Ni Kdk Yenita Endra Swari 18. I Gede Eka Saputra 19. Ni Made Melandari 20. I Gusti Ayu Inten Meliani 21. Luh Kadek Rya Ratna Novita 22. Ni Putu Merta Rahayu 23. Ni Luh Gede Wahyu Pramesti 24. Ni Made Devi Yustini 25. Desak Putu Dewi Lestari 26. Ni Kadek Mara Yunita Dewi 27. Ni Luh Ayu Ratih 28. Ni Wayan Esa Pradnyani Tampi 29. Ni Kadek Indah Juliawati 30. Ni Wayan Arindani 31. Ida Ayu Padmisuari 32. Ni Luh Ayu Krisna 33. Devi Setianingsih



(17C10101) (17C10102) (17C10103) (17C10104) (17C10105) (17C10106) (17C10107) (17C10108) (17C10109) (17C10110) (17C10111) (17C10112) (17C10113) (17C10114) (17C10117) (17C10118) (17C10119) (17C10120) (17C10121) (17C10122) (17C10123) (17C10124) (17C10125) (17C10126) (17C10127) (17C10129) (17C10131) (17C10132) (17C10133) (16C11730) (16C11773) (16C11651) (16C11665)



TINJAUAN TEORI A. Definisi Katarak berasal dari bahasa Yunani yang berarti Katarrahakies, bahasa Inggris Cataract, dan bahasa latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak dapat terjadi akibat hidrasi, denaturasi protein atau keduanya (Handayani, 2011) Katarak merupakan kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur-angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Doenges, 2000 dalam Wijaya dan Putri, 2013) Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat mengakibatkan turunnya tajam penglihatan (Sugiarti, Knoch dan Budiman , 2016). Katarak adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa. Umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Fitria, 2017). B. Anatomi Fisiologi Menurut ilmu anatomi mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian luar dan bagian dalam. 1. Bagian Luar



a. Bulu Mata Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata. b. Alis Mata (Supersilium)



Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. c. Kelopak Mata (Palpebra) Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli. d. Kelenjar Air Mata e. Kelenjar Meibom 2. Bagian Dalam a. Konjungtiva Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali kornea.Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah b. Sklera Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih. c. Kornea Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris. d. Koroid Koroid adalah selaput tipis dan lembab merupakan bagian belakang tunika vaskulosa ( lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan). e. Iris Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. f. Pupil Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang.



g. Lensa Lensa adalah organ focus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina Lensa berada dalam sebuah kapsul yang elastic yang dikaitkan pada korpus siliare khoroid oleh ligamentum suspensorium.



h. Retina Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor). i. Aqueous humor Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea. Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea. j. Vitreus humor (Badan Bening) Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata membulat. k. Bintik Kuning Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang. l. Saraf Optik Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak. m. Otot Mata Otot-otot yang melekat pada mata : 1) Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak mata 2) Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata 3) Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam 4) Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata) berfungsi untuk menggerakkan mata dalam (bola mata) 5) Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke bawah dan ke luar. C. Klasifikasi Berdasarkan garis besar katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut : 1. Katarak perkembangan (developmental) dan degenerative 2. Katarak Trauma : katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata



3. Katarak komplikata (sekunder) : penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti DM dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan pada lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata 4. Berdasarkan usia pasien, katarak dapat dibagi dalam : a. Katarak Kongenital, katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun) b. Katarak Juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan dibawah usia 40 tahun c. Katarak Presenil, katarak sesudah 30-40 tahun d. Katarak Senilis, katarak yang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Jenis katarak ini merupakan proses degeneratif (kemunduran) dan yang paling sering ditemukan. Adapun tahapan katarak senilis adalah : 1)



Katarak insipien : pada stadium insipient (awal) kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur. Penderita pada stadium ini seringkali tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya sehingga cenderung diabaikan.



2) Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih 3) Katarak matur : pada stadium ini proses kekeruhan lensa terus berlangsung dan bertambah sampai menyeluruh pada bagian lensa sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas sehati-hari. 4) Katarak hipermatur : terdapat bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya. D. Etiologi Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Anak juga dapat mengalami katarak karena terjadi infeksi pada kehamilan yang biasanya disebut katarak kongenital. Pembentukan katarak dapat dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkan oleh faktor usia lanjut, trauma pada mata, terkena sinar UV yang



berlebihan, obat-obatan tertentu (misalnya kortikosteroid), penyakit sistemik (Diabetes Melitus), dan infeksi virus Katarak kongenitak adalah kataral yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian ). Katarak kongenital bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau disebabkan oleh : a. Infeksi kongenital, seperti Campak Jerman b. Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia Faktor resiko terjadinya katarak kongenital a. Riwayat metabolik yang diturunkan b. Riwayat katarak dalam keluarga c. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan Katarak pada orang dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Katarak pada orang dewasa dikelompokkan menjadi : a. Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih b. Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh c. Katarak hipermatur : bagian permukaan lensa yang sudah merember melalui kapsul lensa dan dapat menyebabka peradangan pada struktur mata lainnya. Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan ringan dan tidak menyadari bahwa mereka menderitaa katarak. Faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah : a. Kadar kalsium darah yang redah b. Diabetes c. Pemakaian kortikosteroid jangka panjang d. Berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik e. Faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar UV) E. Manifestasi Klinis a. Penglihatan terhadap suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur dan buram. Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap. b. Kesulitan melihat ketika malam hari



c. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya d. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran e. Membutuhka pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau beraktifitas lainnya. f. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak nyaman menggunakannya g. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat berubah warna saat melihat, misalnya cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning h. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat ganda



F. Patofisiologi Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan retraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, di perifer ada korteks dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna. Nampak seperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influx air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun memiliki kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma



maupun sistemik, seperti diabetes. Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal, kebanykan katarak berkembang secara kronik ketika seseorang memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital



dan harus



diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Factor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok, diabetes dan asupan vitain antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama (Smeltzer, 2002)



G. WOC Katarak



Usia



Penyakit sistemik



Lensa secara bertahap kehilangan air



Korteks memproduksi serat lensa baru



Kadar glukosa darah meningkat



Metabolit larut air dengan BM rendah masuk ke sel pada nucleus lensa



Serat lensa ditekan menuju sentral



Serbitol menetap didalam lensa



Korteks lensa lebih terhidrasi daripada nucleus lensa



Lensa menjadi cembung, iris terdorong ke depan



Distensi lensa Hilangnya transparansi lensa



Protein lensa terputus disertai dengan influx air lensa



Mata buram seperti kaca susu



Kekeruhan lensa



Sinar terpantul kembali



Tindakan pembedahan



Aliran COA tidak lancar



Bayangan tidak samapai ke retina



Pasien cemas dengan keadaannya



Pandangan > jelas malam hari Gangguan presepsi sensori: visual



Adanya tekanan intraokuler Serabut lensa yang tegang menjadi patah Mata berair Nyeri akut



Pasien mengatakan takut jika dilakukan pembedahan



Kompllikasi glaukoma



Resiko cidera



Protein dalam serabut2 lensa mengalami deturasi



Protein lensa berkoagulasi



Sudut bilik mata depan sempit



TIO meningkat



Ketidakseimbangan metabolism protein mata



Pasien tampak gelisah Ansietas



Luka pasca op Resiko infeksi



H. Komplikasi a. Glaucoma b. Uveitis c. Kerusakan endotel kornea d. Sumbatan pupil e. Edema macula sistosoid f. Endoftalmitis g. Fistula luka operasi I.



Pemeriksaan Penunjang a. Kartu mata snellen/mesin telebinukuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea lensa, akueous humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina b. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis,  glukoma c. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg) d. Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma. e. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma f. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papilledema, pendarahan g. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi. h. EKG, kolesterol serum, lipid i. Tes toleransi glukosa : kotrol DM    j. Keratometri. k. Pemeriksaan lampu slit. l. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.



J. Penatalaksanaan Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresetivitas atau mencegah terjadinya katarak tatalaksana masih tetap dengan pembedahan. Ada dua macam tehnik pengangkatan katarak, yaitu :



a. Ekstrasi katarak ekstrakapsuler Merupakan teknik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98% pembedahan katarak. Prosedur ini meliputi pengambilan kapsul anterior menekan keluar nukleus lensa dan menghisap sisa fragmen kortikal lunak menggukan irigasi dan alat hisap dengan meninggalkan kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh. Ada penemuan baru pada teknik ini yaitu fakoemulsifikasi. Cara ini memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil menggunakan alat ultra sound frekuensi tinggi untuk memecah korteks lensa menjadi partikel yang lebih kecil kemudian diaspirasi melalui alat yang sama yang juga memberikan irigasi kontinus. b. Ekstrasi Intrakapsuer Pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zonula dipisahkan lensa diangkat menggunakan cryoprobe, yang diletakkan secara langsung pada kapsula lentis. Ketika cryoprobe diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsul akan melekat pada probe. Lensa kemudian diangkat secara lembut. Namun, saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan. Pengangkatan memerlukan koreksi optikal karena lensa kristalina bertanggung jawab terhadap sepertiga kekuatan fokus mata. Koreksi optikal yang dapat dilakukan diantaranya: 1) Kaca mata apikal Kacamata ini mampu memberikan pandangan sentral yang baik. Namun, pembesaran 25%-35% menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer yang menyebabkan kesulitan dalam memahami relasi spesial, membuat benda-benda yang nampak jauh menjadi dekat membuat yang lurus menjadi lengkung. Memerlukan waktu penyesuaian yang lama sampai dapat mengkoordinasikan gerakan memperkirakan jarak, dan berfungsi aman dengan medan pandangan yang terbatas. 2) Lensa kotak Lensa kotak jauh lebih nyaman daripada kacamata apikal . Lensa ini memberikan rehabilitasi visual yang hampir sempurna bagi mereka yang ma mpu menguasai cara memasang, melepaskan, dan merawat lensa kontak. Namun bagi  lansia, perawatan lensa kontak menjadi sulit, karena kebanyakan lansia mengalamikemunduran ketrampilan, sehingga pasien memerlukan kunjungan berkala untuk pelepasan dan pembersihan lensa 3) Implan Lensa Intraokuler ( IOL )



IOL adalah lensa permanen plastic yang secara bedah diimplantasi ke dalam mata. Ma mpu menghasilkan bayangan dengan bentuk dan ukuran normal, karena IOL mampu  menghilangkan efek  optikal lensa apakia. Sekitar 95 % IOL di pasang di kamera post erior, sisanya di kamera anterior. Lensa kamera anterior di pasang pada pasien yang m enjalani ekstrasi intrakapsuler atau yang kapsul posteriornya rupture tanpa sengaja sel ama prosedur ekstrakapsuler. 



TINJAUAN ASKEP



A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data a. Identitas Pada pasien dengan katarak konngenital biasanya terjadi pada umur