LP Personal Hygiene [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE PADA NY. S DI RUANG NURSE STATION 1 RUMAH SAKIT ISLAM LUMAJANG



Di susun oleh : INDRIWATI 14201.12.20017



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG - PROBOLINGGO 2022



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE PADA NY. U DI RUANG NURSE STATION 1 RUMAH SAKIT ISLAM LUMAJANG



Lumajang,



januari 2022



Mahasiswa



Pembimbing Ruangan



Pembimbing Akademik



Kepala Ruangan



1.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT



Sistem integument merupakan bagian tubuh manusia. Khususnya organ yang menutupi permukaan atau bagian luar tubuh manusia yang sering kita sebut dengan kulit. Kulit merupakan organ paling besar pada tubuh manusia dan terletak paling luar sehingga mudah mengalami trauma atau terkontaminasi oleh mikroorganisme serta mudah dilihat individu maupun yang lain (Rahariyani, 2017). 1. Kulit Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi, regulasi temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hypodermis (Asmadi, 2018). a.



Epidermis Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam dari sel ini berfungsi untuk mengganti sel yang mati.



b.



Dermis Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagen dan fiber – fiber yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan dermal. Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan odorous, hingga folikel rambut.



c.



Hypodermis atau subkutan Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan jaringan pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh.



Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stressor dan tekanantanpa injury. 2. Kuku kaki dan tangan Kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bed, yang terletak di kulit pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit, disebut cuticle, kuku juga memilki body nail, itu berbentuk area putih, disebut lunula. Dibawah kuku terdapat lapisan epiteldisebut nail bed. Kuku yang normal dan sehat transparan, lembut, dan konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit dapat memengaruhi bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit (Alimul, 2018). 3. Rongga Mulut Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan kulit. Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada disepanjang rongga, lidah dan ototnya. Mukosa mulut normalnya berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut yang mencegah hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2019). Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk memotong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur dengan saliva dan ditelan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika gigi tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan untuk menjaga integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi (Alimul, 2020). 4. Rambut Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan status kesehatan orang secara umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress fisik, umur, infeksi, dan penyakit tertentu dapat memengaruhi karakteristik rambut (Syaifuddin, 2017).



1.2 KONSEP PERSONAL HYGIENE 1. Definisi Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2018). Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan (Potter & Perry. 2017). Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik (Muhammad, 2017). Jadi personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirirnya. 2. Tujuan perawatan personal hygiene, yaitu: a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. b. Memelihara kebersiahn diri seseorang. c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang. d. Pencegahan penyakit. e. Meningkatkan percaya diri seseorang f. Menciptakan keindahan g. Menjegah timbulnya penykit 1.3 ETIOLOGI 1. Gangguan kognitif 2. Penurunan motivasi 3. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana) 4. Kelemahan 5. Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri 6. Kurangnya pengetahuan dan informasi



7. Keterbatasan biaya 8. Lingkungan yang tidak mendukung 9. Tidak adanya fasilitas yang memadai Menurut Potter dan Perry (2017), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain: 1. Citra Tubuh Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. 2. Praktik social. Kelompok-kelompok



social



wadah



seorang



klien



berhubungan



dapat



mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. 3. Status sosio-ekonomi Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahanbahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien. 4. Pengetahuan Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu. 5. Variable Kebudayaan Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.



6. Pilihan pribadi Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi. 7. Kondisi Fisik. Orang yang menderita penyakit tertentu terutama penyakit keras dan (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. 1.4 MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter, 2018): 1. Kepala dan rambut a. Rambut berketombe b. Rambut berkutu c. Kulit kepala kotor d. Rambut yang mudah rontok e. Rambut yang kusam 2. Perawatan mata a. Penglihatan menjadi ganda b. Bintik hitam atau ada daerah yang gelap c. Sakit pada mata d. Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek e. Mata yang kemerahan f. Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas 3. Perawatan hidung a. Terjadi flu/pilek b. Terjadi perubahan penciuman c. Hidung kotor d. Terjadi alergi 4. Perawatan telingga a. Telinga kotor b. Terjadi infeksi 5. Perawatan kuku kaki dan tangan



a. Kuku kotor/hitam 6. Perawatan genetalia a. Genetalia kotor b. Terjadi penyakit genetalia 1.5 KLASIFIKASI Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam personal hygiene, yaitu: 1. Perawatan kulit kepala dan rambut. 2. Perawatan mata. 3. Perawatan hidung. 4. Perawatan telinga. 5. Perawatan kuku kaki dan tangan. 6. Perawatan genetalia. 7. Perawatan kulit seluruh tubuh. 8. Perawatan diri berpakaian 9. Perawatan diri makan. 10. Perawatan diri mandi. 1.6 PATOFISIOLOGIS Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang, kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mrngalami defisit personal hygiene. Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis. Dampak fisik yang mungkin muncul adalah : 1. Gangguan integritas kulit 2. Gangguan mukosa mulut 3. Infeksi pada mata dan telinga 4. Gangguan fisik pada kuku Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah : 1. Kebutuhan harga diri 2. Gangguan interaksi sosial 3. Aktualisasi diri 4. Gangguan rasa nyaman



5. Kebutuhan mencintai dicintai 1.7 PATHWAY PERSONAL HYGIENE Gangguan Kognitif Penurunan Motivasi Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana) Kelemahan Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri Kurangnya pengetahuan dan informasi Keterbatasan biaya Lingkungan yang tidak mendukung Tidak adanya fasilitas yang memada



Fisik



Bau badan Dan mulut



Rambut kulit kotor



Psikologi



kuku gigi panjang kotor



Gangguan integritas kulit



malas, tidak ada Inisiatif



menarik diri



merasa rendah diri



Interaksi kurang, cara makan berantakan dan BAB sembarangan



Gangguan rasa nyaman



Gangguan rasa nyaman Defisit perawatan diri



Kebutuhan mencintai dicintai Gangguan interaksi sosial



1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan laboratorium meliputi: pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan urin, pemeriksaan kimia darah dan pemeriksaan serologi 2. pemeriksan radiagnostik (x-foto tulang belakang). 3. pemeriksaan penunjang yang lain (CT Scan). 1.9 PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter, 2018) 1. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan : a.



Untuk yang masih mempunyai gigi : Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah.Bila ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke Puskesmas. Bila tetap ada endapan warna kuning sampai cokelat, kirim ke Puskesmas/dokter gigi.



b.



Bagi yang menggunakan gigi palsu : Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi.Pada waktu tidur, gigi tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air bersih.



c.



Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali : Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk membersihkan sisa makanan yang melekat.



2. Kebersihan kepala, rambut dan kuku : a.



Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit kepala.



b.



Potong kuku secra teratur.



3. Kebersihan kulit (mandi) :



Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan. 4. Kebersihan mata, hidung, dan telinga : Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol, bila tidak ada kelainan. 5. Perawatan genetalia Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan



kebersihan



genitalia,



meningkatkan



kenyamanan



serta



mempertahankanpersonal higiene. 1.10 KOMPLIKASI 1. Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada luka. 2. Gangguan psikososial Masaah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhsn rasa nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. 3.gangguan integritas kulit adalah kerusakan kulit dermis maupun epidermis 1.11 TERAPI 1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien, dengan cara: a. Bina hubungan saling percaya b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri c. Kuatkan kemampuan pasien untuk merawat diri



2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri a. Bantu pasien merawat diri b. Ajarkan keteraampilan secara bertahap c. Buat kegiatan harian setiap hari d. Ingatkan setiap kegiatan e. Berikan pujian serta kegiatan positif 3. Ciptakan lingkungan yang mendukung, seperti: a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (sabun, pasta gigi, dll) b. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi pasien 4. Sikap keluarga a. Sabar dan selalu siap membantu b. Menerima dan memuji setiap upaya pasien saat merawat diri c. Tidak mencela/menghina pasien saat merawat diri.



ASUHAN KEPERAWATAN TEORI 2.1 PENGKAJIAN 1. Data Umum Nama :



No.Registasi



Tgl lahir/umur



Tgl.MRS



Bangsa



Tgl.KRS



Jenis kelamin



Dx.Medis



Agama



Tgl:



Pekerjaan Alamat Pengkajian 2. Keluhan utama Biasanya pasien menolak atau merasa sedikit keberatan untuk melakukan keperawatan kebersihan diri misal pada pasien dengan gangguan muskulokeletal,gangguan psikologis,gangguan neuromuscular,lemah dan psikotik penurunan motivasi/minat 3. Riwayat penyakit sekarang Keluahan yang ditanyakan saat melakukan pengkajian. Perlu juga di tanyakan mulai kapan keluhan itu muncul dan tindakan apa yang telah di lakuakan. Biasanya masalah personal hygiene ini berkaitan dengan kondisi klinis klien misal pada pasien dengan kondisi klinis seperti di bawa ini 1.Stroke 2.Cedera medulla spinalis 3.Depresi 4.Atritis rheumatoid 5.Delirium 6.Demensia 7.Fungsi penilaian terganggu 4. Riwayat penyakit dahulu Menanyakan kepada pasien apakah pasien pernah menderita batuk kronis dan sebagainya. Hal ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi. 5. Riwayat penyakit keluarga



Berisikan riwayat penyakit sebelumnya yang berkaitan dengan penyakit atau masalah yang sekarang di hadapi oleh klien. 2.2 PENGKAJIAN POLA-POLA FUNGSI KESEHATAN 1. Pola persepsi Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi persepsi tentang kesehatan, kemungkinaan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum alkohol atau penggunaag obat-obatan bisa menjadi faktor predisposisi timbulnya penyakit. 2. Pola nutrisi dan metabolisme Mengukur tinggi dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien. Juga perlu di tanyakn kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS. 3. Pola eliminasi Dalam pengkajian eliminasi perlu di tanyakan mengenai kebiasaan defekasi sebelum dan sesudah MRS. Biasanya pada pasien Hernia akan mengalami perubahan eliminasi. 4. Pola aktivitas dan latian Karna hambatan fisik pasien akan mengurangi aktivitasnya karna merasa tidak sanggup lagi melakukan segala aktivitasnya sendiri tanpa ada bantuan. 5. Pola istirahat dan tidur Pasien menjadi susah tidur karna keluhan yang dirasakan. Hospitalisasi juga dapat membuat pasien tidak tenang karna suasana yang berbeda dengan lingkungan rumah. 6. Pola hubungan dengan peran Karna sakit pasien akan mengalami perubahan peran, baik peran dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. 7. Pola persepsi dan konsep diri Persepi pasien terhadap dirinya akan berubah, pasien yang tadinya sehat, tiba-tiba mengalami sakit. Sebagaiorang awam mungkin akan beranggapan bahwa penyakitnya berbahaya dan mematikan. Dalm hal ini pasien mungkin akan kehilangan gambaran positif terhdap dirinya. 8. Pola sensori dan kognitif Fungsi panca indra pasien tisak mengalami perubahan, demikian juga dalam proses berfikirnya. 9. Pola reproduksi seksual



Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini akan terganggu untuk sementara waktu. Karna pasien berada di rumah sakit 10.



Pola koping



Pasien bisa mengalami stress karna belum mengetahui proses penyakitnya. Mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat atau orang yang mungkin di anggap lebih tau mengenai penyakitnya. 11.



Pola spiritual



Kehidupan beragama klien dapat terganggu karna proses penyakitnya. 2.3 PEMERIKSAAN FISIK Status kesehatan umum, tingkat kesadaran pasien, perlu di kaji bagaimana penampilan pasien secara umum, ekspresi wajah pasien swlama di lakukan anamnesa. Sikap dan perilaku pasien terhadap petugas. Bagaimana mood pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan dan ketegangan pasien. Perlu juga di lakuakan penhukuran tinngi dan berat badan. 1. Keadaan umum Keadaan klien dengan hernia biasanya mengalami kelemahan, dan periksa status gizinya serta tingkat kesadaran composmentis. 2. Tanda-tanda vital Pada pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan vital sign. Biasanya pada pasien dengan post herniotomy terjadi penurunan tekanan darah, peningkatan suhu dan demam, pernapasan cepat dan dangkal. 3. Kepala dan rambut Pada rambut kepala biasa rambut kotor dan berminyak disertai bau yang tidak enak, selain itu juga berketombe. 4. Mata Pada mata biasanya ada secret atau kotoran, dan gatal pada daerah mata. 5. Hidung Pada hidung biasanya ada secret. 6. Telinga Pada telinga biasanya ada serumen atau kotoran, yang menyebabkan perubahan pendengaran.



7. Mulut dan gigi Biasanya mulut bau dan gigi kotor, terdapat karies gigi, plak gigi, radang pada lidah dan gusi, kilosis atau bibir pecah-pecah. 8. Kulit Biasanya kulit lembab dan kotor, serta mudah berkeringat yang dapat menyebabkan bau. 9. Kuku Biasanya kuku akan panjang dan terdapat kotoran di kuku yang panjang, dan bau,dan adanya lesi,warna,bentuk 10.



Genetalia



Gentalia mudah lembab, dan terdapat kemerahan disekitar genatalia, juga terdapat bau,dan juga terdapat cairan yang keluar 2.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnose keperawatan Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidak ampuan unutk merawat diri.



SLKI



SIKI



a) Perawatan Diri a) Dukungan perawatan diri - Kemampuan mandi 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas - Kemampuan mengenakan perawatan diri sesuai usia pakaian 2. Monitor tingkat kemandirian - Kemampuan ke toilet 3. Identifikasi kebutuhan alat (BAB/BAK) bantu kebersihan diri, - Minat melakukan perawatan berpakaian, berhias, dan diri makan - Mempertahankan kebersihan 4. Sediakan lingkungan yang diri terapeutik (mis. Suasana b) Mobilitas Fisik hangat, rileks, privasi) - Pergerakan ekstremitas 5. Damping dalam melakukan - Kekuatan otot perawatan mandiri secara - Kecemasana mandiri - Gerakan tidak terkoordinasi 6. Fasilitasi kemandirian, bantu - Kelemahan fisik jika tidak mampu melakukan c) Tingkat Nyeri perawatan diri - Meringis b) Dukungan perawatan diri: - Gelisah BAB/BAK - Kesulitan tidur 1. Identifikasi kebiasaan - Fungsi berkemih BAB/BAK sesuai usia - Pola tidur 2. Monitor integritas kulit pasien 3. Dukung penggunaan toilet/pispot/urinarial secara konsisten 4. Sediakan alat bantu (mis.



Kateter eksternal, urinal), jika perlu 5. Anjurkan kekamar mandi/toilet, jika perlu c) Dukungan perawatan diri: Berpakaian 1. Identifikasi usia dan budaya dalam membantu berpakaian/berhias 2. Sediakan pakaian pada tempat yang mudah dijangkau 3. Fasilitasi mengenakan pakaian, jika perlu 4. Jaga privasi selama berpakaian 5. Berikan pujian terhadap kemampuan berpakaian secara mandiri Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit



a) b) c) -



Status kenyamanan Kesejahteraan fisik Kesejahteraan psikologis Dukungan sosial dari keluarga Keluhan tidak nyaman Gelisah Pola tidur Keluhan sulit tidur Keluhan sering terjaga Keluhan pola tidur berubah Keluhan istirahat tidak cukup Kemampuan beraktivitas Tingkat ansietas Perilaku gelisah Perilaku tegang Pola tidur Pola berkemih Perasaan keberdayaan



a) Terapi relaksasi 1. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan 2. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya 3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan 4. Monitor respons terhadap terapi relaksasi 5. Gunakan pakaian longgar b) Manjemen kenyamanan lingkungan 1. Identifikasi sumber ketidaknyamanan (mis. Suhu, ruang, kebersihan) 2. Monitor kondisi kulit (mis. Tanda-tanda iritasi atau luka tekan) 3. Letakkan bel pada tempat yang mendukung 4. Sediakan ruangan yang tenag dan mendukung c) Edukasi aktivitas/istirahat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi 2. Sediakan materi dan media



pengaturan aktivitas dan istirahat 3. Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanaya.



DAFTAR PUSTAKA Dwi Widiarti. 2019. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Perry & Potter. 2018. Fundamental keperawatan edisi 4, volume 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Tarwoto,Wartona. 2017. Kebutuhan Dasar ManusiadanProses Keperawatan,Jakarta: Salemba M edika. Musrifatul Uliyah. 2020. Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya : Health-Books Publishing. PPNI, 2017. Standart diagnose keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta, indonesia PPNI, 2017, Standart luaran keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta, indonesi PPNI, 2017. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta, indonesia