LP Pola Napas Tidak Efektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN OKSIGENASI: POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF A.



PENDAHULUAN 1.



Latar Belakang Gangguan oksigenasi pada pasien yang mengalami gagal jantung yang paling sering terjadi salah satunya adalah terjadinya sesak napas yang menyebabkan pola napas menjadi tidak efektif. Terjadinya sesak napas merupakan dampak dari adanya penurunan curah jantung yang menuju paru-paru, sehingga proses pertukaran gas yang terjadi tidak berjalan dengan seimbang. Jika tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dapat menyebabkan kelemahan (Brunner & Suddarth, 2002). Laporan pendahuluan ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi standar kompetensi mahasiswa profesi yang mengikuti Praktek Klinik Keperawatan Terpadu (PKKT) stase Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) yang dilakukan di ruang Bugenvil RSUD Banyumas.



2.



Tujuan a.



Tujuan Umum: Untuk mengetahui gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif.



b.



Tujuan Khusus: 1)



Untuk mengetahui definisi atau pengertian pola napas tidak efektif.



2)



Untuk mengetahui etiologi pola napas tidak efektif.



3)



Untuk mengetahui faktor pencetus/presipitasi pola napas tidak efktif.



4)



Untuk mengetahui patofisiologi pola napas tidak efktif.



5)



Untuk mengetahui tanda dan gejala dari pola napas tidak efktif.



2



6)



Untuk mengetahui jenis pemeriksaan penunjang untuk pola napas tidak efktif.



7)



Dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan pola napas tidak efktif.



8)



Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dengan adanya pola napas tidak efktif.



9)



Mengetahui rencana asuhan keperawatan untuk pasien pola napas tidak efktif.



B.



TINJAUAN TEORI 1.



Pengertian Secara umum pola napas tidak efektif dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat (NANDA, 2005).



2.



Etiologi Beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan munculnya masalah keperawatan gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif adalah: a. Hiperventilasi b. Hipoventilasi c. Deformitas tulang d. Nyeri e. Deformitas dinding dada f. Cemas g. Penurunan energi/kelelahan h. Disfungsi neuromuscular i. Kerusakan musculoskeletal j. Kerusakan persepsi/kognitif k. Obesitas l. Cedera tulang belakang m. Posisi tubuh



3



n. Imaturitas neurologis o. Kelemahan otot pernapasan 3.



Faktor Pencetus/Presipitasi Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif yaitu bisa terjadi karena faktor pencetus dari penyakit penyebabnya seperti: CHF, Infark Miokard Akut, Status asmatikus dll.



4.



Patofisiologi



5.



Tanda dan Gejala Menurut NANDA (2005), tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien yang mengalami masalah pola napas tidak efektif adalah: a.



Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi.



b.



Penurunan ventilasi permenit.



c.



Penggunaan otot napas tambahan untuk bernapas.



d.



Pernapasan nasal faring.



e.



Dispnea.



f.



Orthopnea.



g.



Penyimpangan dada.



h.



Napas pendek.



4



i.



Napas pursed-lip (dengan bibir).



j.



Ekspirasi memanjang.



k.



Peningkatan diameter anterior posterior.



l.



Frekwensi napas: 1)



Bayi



2)



1-4 th : 30



3)



5-14 th : 25



4)



>14 th : 24



m.



n.



: 60



Kedalaman napas: 1)



Volume tidal dewasa saat istirahat 500 ml.



2)



Volume tidal bayi 6-8 ml/kgBB. Penurunan kapasitas vital.



6.



Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk memastikan masalah keperawatan pola napas tidak efektif diantaranya: a.



Pemeriksaan spirometri



b.



Pemeriksaan fisik dada



c.



Rontgen



7.



Pengkajian Data Subjektif: Pasien mengatakan sesak napas, sering batuk-batuk, bila berjalan cepat merasa capek dan nafsu makan menurun. Data Objektif: a.



Suhu



b.



Nadi



c.



TD



d.



RR



e.



Kesadaran



8.



Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul a.



Pola napas tidak efektif



5



9.



Rencana Asuhan Keperawatan



Kriteria hasil Intervensi Setelah dilakukan 1. Respiratory tindakan keperawatan monitoring: diharapkan pasien dapat :  Monitor rata1. Status kepatenan rata irama, jalan napas normal: kedalaman, dan  RR normal usaha untuk bernapas.  Irama napas kembali  Catat gerakan normal dada, lihat 2. Status ventilasi kesimetrisan, pernapasan penggunaan otot seimbang: bantu saat bernapas dan relaksasi  Ekspansi dinding dada. dada simetris  Monitor suara  Dapat napas. melakukan napas dalam  Monitor kelemahan otot  Bernapas diafragma. melalui hidung  Catat omset,  Dalam karakteristik dan bernapas tidak durasi batuk. menggunakan otot bantu.  Catat hasil foto rontgen  Napas Manajemen melalui pursed-lip 2. jalan napas: sudah tidak ada  Posisikan  Dyspnea pasien untuk saat istirahat dan mendapatkan saat beraktivitas ventilasi yang tidak ada maksimal.  Orthopnea  Instruksikan sudah tidak ada bagaimana  Volume melakukan batuk tidal kembali efektif. normal  Auskultasi  Kapasitas suara napas. vital paru kembali  Gunakan normal bronkodilator secara benar



Rasionalisasi 



Mengetahui keefektifan pernapasan.







Untuk mengetahui penggunaan otot bantu pernapasan.







Mengetahui penyebab napas tidak efektif.







Pasien mendapatkan posisi yang nyaman untuk bernapas.







Mengeluarkan dahak yang ada didalam saluran napas.







Untuk mengetahui kelainan napas.  Memperlebar jalan napas.



6







Ajarkan kepada pasien cara penggunaan inhaler dengan benar.



DAFTAR PUSTAKA



Brunner & Suddarth 2002, Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8,EGC, Jakarta. McCloskey & Bulechek 2000, “Nursing interventions classification (NIC)”, United States of America, Mosby. Meidean, JM, 2000, “Nursing Outcomes Classification (NOC)”,United States of America, Mosby. NANDA 2005, “Nursing diagnosis definitions & classification”, Philadelphia, Locust Street.