LP Relaksasi Otot Progresif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah II Dosen : Al Ikhsan Agus S.kep.,Ns.,M.Kep



LAPORAN PENDAHULUAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF



OLEH Nama Mahasiswa : Intan Sardianti Basdin Stambuk



: 14220200001



Kelas



: C1



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2022



A. Definisi Teknik relaksasi otot pogresif merupakan prosedur relaksasi dengan memusatkan



pada



aktifitas



otot



dengan



menegangkan



otot



kemudian



meregangkannya untuk mendapatkan perasaan rileks. Teknik ini dilakukan dengan cara mengendorkan atau meregangkan otot, pikiran dan mental. Teknik relaksasi otot progresif adalah bentuk terapi berupa instruksi dalam bentuk gerakan secara sistematis yang bertujuan untuk merileksasi pikiran dan otot-otot serta mengemablikan yang semula kondisi tegang menjadi rileks, normal, dan terkontrol (Sari et al., 2021). Teknik relaksasi otot progresif merupakan suatu terapi yang mengkombinasi latihan dalam, dan serangkaian seri kontraksi dan relaksasi otot tertentu. Teknik yang



memusatkan



perhatian



pada



suatu



akti!itas



otot



dengan



mengindentifikasiotot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasiuntuk mendapatkan perasaan relaks dalam(Agustini, 2021). B. Tujuan Menurut (Sari et al., 2021) bahwa tujuan dari teknik ini adalah: 1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik. 2. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen. 3.



Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokus perhatian seperti relaks.



4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi. 5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres. 6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, otot, fobia ringan, gagap ringan, dan 7. Membangun emosi positif dari emosi negatif. C. Indikasi



Menurut (Nur, 2022) bahwa indikasi dari terapi relaksasi otot progresif, yaitu: 1. Klien yang mengalami insomnia. 2. Klien sering stres. 3. Klien yang mengalami kecemasan. 4. Klien yang mengalami depresi. D. Kontraidikasi E. Menurut (Khusumawardhani, 2018) yaitu: 1. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan menelan 2. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar 3. Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan 4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada lambung F. Alat dan Bahan Menurut (Khusumawardhani, 2018) yaitu: 1. Ruangan yang tenang 2. Bantal 3. Kursi G. Prosedur Pelaksannaan Menurut (Rosdiana, & Cahyati., 2021) prosedurnya yaitu: 1. Tahap Pra Intraksi a) Melakukan verifikasi data klien b) Cek identitas klien 2. Tahap Orientasi a) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik. b) Menjelaskan tujuan, manfaat, serta prosedur c) Menanyakan kesiapan pasien sebelum terapi dilakukan.



d) Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri. e) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu. f) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat. 3. Tahap Kerja a. Gerakan 1: Ditunjukan untuk melatih otot tangan. 



Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan







Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.







Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.







Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami







Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.



b. Gerakan 2: Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang. 



Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang.







Jari-jari menghadap ke langit-langit.



c. Gerakan 3: Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan). 



Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.







Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.



d.



Gerakan 4: Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur. 



Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua telinga







Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.



e. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut) 



Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa kulitnya keriput.







Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan Gerakan mata.



f. Gerakan 7: Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang.  Mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang  Mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga ketegangan disekitar rahang g. Gerakan 8: Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut.  Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. h. Gerakan 9: Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun belakang. 



Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan.







Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.







Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.



i. Gerakan 10: Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan. 



Gerakan membawa kepala ke muka.







Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.



j. Gerakan 11: Ditujukan untuk melatih otot punggung 



Angkat tubuh dari sandaran kursi.







Punggung dilengkungkan







Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.







Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi lurus.



k. Gerakan 12: Ditujukan untuk melemaskan otot dada. 



Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak banyaknya.







Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.







Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.



4. Tahap Terminasi a) Buka sarung tangan b) Membereskan alat-alat. c) Berpamitan dengan pasien. d) Mencuci tangan. e) Dokumentasi keperawatan



DAFTAR PUSTAKA Referensi Agustini. (2021). Konsep Relaksasi Otot Progresif untuk Mengurangi Kecemasan. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. Astuti, H. T., & Ruhyana. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan Remaja. 15. Kusumawardhani, A. (2018). Pelatihan Relaksasi Otot Progresif untuk menurunkan tingkat kecemasan akademik pada remaja. Program Profesi Magister Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1–20. Nur, Martina Maisa, 2022, ”Aplikasi Tehnik Relasksasi Otot Progresif Untuk Mengurangi Kecemasan”, Karya Tulis Ilmiah: Universitas Muhammadiyah Magelang. Lestari, I. B. (2018). Efektivitas Health Education Dan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan Di Desa Banjarsari Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. 1–160. Rosdiana, & Cahyati. (2021). Standar Operasional Prosedur (SOP) Progressive Muscle Relaxation. 1, 78–87. Sari, P. M., Hasanah, U., & Ludiana. (2021). Penerapan Relaksasi Benson dan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Ansietas. Jurnal Cendekia Muda, 1 (4), 540–548.