LP Sehat Jiwa Pada Ibu Hamil [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Yovi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN SEHAT JIWA PADA IBU HAMIL



Oleh : Erna Yasin 200714901294



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG 2021



A. Konsep Dasar Penyakit Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya (Astria, dkk 2019). Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas. B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan Perubahan Peran Selama Kehamilan Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut : 1. Tahap Antisipasi Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya



akan



mempercepat



proses



adaptasi



untuk mencapai



penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu. 2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri) Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan



akan



kasih



sayang,



wanita



akan



menuntut



dari



pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya



untuk kemudian ia daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya. 3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran) Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga. 4. Tahap Akhir (perjanjian) Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin



“menepati



janji”



mengenai



kesepakatan-kesepakatan



internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak. C. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) : 1. Ibu merasa tidak sehat  dan kadang merasa benci dengan kehamilannya. 2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja. 3. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya. 4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama. 5. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya. 6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.



D. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik) 1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi. 2. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan. 3. Merasakan gerakan anak. 4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. 5. Libido meningkat. 6. Menuntut perhatian untuk cinta. 7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. 8. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu. 9. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru. E. Perubahan



Psikologis



Trimester



III



(penantian



dengan



penuh



kewaspadaan) 1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. 2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu. 3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir  akan keselamatannya. 4. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. 5. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya. 6. Merasa kehilangan perhatian. 7. Perasaan mudah terluka atau sensitif. 8. Libido menurun. F. MASALAH EMOSI SELAMA KEHAMILAN Prinsip dasar



Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma – norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat. Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kegiatan sosial   ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal), Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.: 



Trimester 1 : Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini  mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman.







Trimester II : Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada berbagai  perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang dikandungannya.







Trimester III : Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga



wanita



hamil



sangat



emosional



dalam



upaya



mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.



  



Reaksi cemas 



Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan, terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong wajar.







Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat tidak spesifik (twitchung, tremor, berdebar-debar, kaku otot, gelisah dan mudah lelah, insomnia)







Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi, sesak nafas, rasa dingin ditelapak tangan, berkeringat dingin, pusing, rasa terganjal pada leher).







Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang-kadang upaya ini kurang memberi hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan.







Hanya pada pasien dengan reaksi cemas berat, berikan diazepam 3 x 2 mg per hari.







Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kekurangan asupan kalori/gizi maka harus dilakukan rawat inap di rumah sakit.



Reaksi panik 



Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.







Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati atau merasa tidak akan tergolong lagi.







Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat pandangan liar, pernafasan pendek dan cepat dan takhikardi.







Tenangkan secara verbal, sebelum psikoterapi atau medikamentosaa. Sebaiknya pasien dirawat untuk observasi tehadap reaksi panik ulangan dan pemberian terapi.







Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.



Reaksi Obsesif-Kompulsif 



Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan, rangsangan ataupun pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.







Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang dikandung atau orang lain.







Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk dirawat di rumah  sakit atau dalam pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu untuk mengembalikan wanita ini pada status emosional yang normal.







Pada kasus yang berat, beri diazepam 5 mg IV dan observasi ketat.



Depresi berat 



Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.







Penelitian di RS Dr. Sutomo, Surabaya (1990) menunjukkan angka kejadian Depresi Pascapersalinan (Postpartum Blues) sebesar 15,2 % (persalinan fisiologis) dan 46,2 % (persalinan patologis).







Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu .







Gunakan anti depresan Amitryptyline 2 x 10 mg oral.







Terapi kejutan listrik (ECT) digunakan apabila psikofarmaka gagal dan reaksi depresi membahayakan pasien.



Perasaan panik/ gelisah      Berkaitan dengan kemampuanya untuk menjaga kehamilan sampai saat persalinan sebagai   seorang ibu hamil yang baik. Respon-respon psikologis tersebut terjadi karena ibu merasa bahwa kehamilannya ini merupakan suatu ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya dan sebagai akibat yang akan terjadi pada dirinya, sehingga mereka akan bersikap tidak hanya menolak kehamilannya tetapi juga akan berusaha menggugurkan kehamilannya bahkan kadang-kadang mencoba bunuh diri. G. Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan 



Marah







Tertekan







Bersalah







Bingun







Was-was







Kesal







Pilu







Khawatir



Hal ini biasa ditandai dengan : 



Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.







Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.







Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.







Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.







Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan. 







Senantiasa berfikiran negatif.







Tanpa berwujud merasa tidak mampu.







Tiba-tiba takut atau gugup.







Tidak bisa memusatkan perhatian.







Lebih sering lupa.







Rasa bingung dan bersalah.







Makan amat sedikit atau amat banyak.







Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.







Kehilangan kepercayaan dan harga diri. Apabila kondisi - kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama



2 minggu maka akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya pengobatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil :  1. Sudah punya banyak anak             Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.           2. Khawatir berubah penampilan       Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangi keindahan penampilan.  3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.        Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.          4. Keluhan sulit tidur  Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin



sudah



tumbuh



sedemikian



besar



sehingga



terasa



menyesakkan. Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan



muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul  karena sebab sebagai berikut :           



Stres







Perubahan hormon 







Dihantui kecemasan          







Gangguan psikis   



H. KOMPLIKASI EMOSIONAL Masalah kesehatan jiwa dapat mengakibatkan komplikasi selama periode kehamilan, kelahiran bayi, dan periode pascapartum. Stres psikologis dan fisik yang terkait dengan kehamilan atau kewajiban baru sebagai ibu dapat juga mengakibatkan krisis emosional (affonso,2019). Gangguan emosional terutama mengakibatkan komplikasi kehamilan adalah gangguan mood. 1. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan    Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.    Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung: 1) Informasi     Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi. 



2) Komunikasi dengan suami Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.      3) Rajin chek-up          Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.  4) Makan Sehat           Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin,



seperti makanan yang



mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.       5) Jaga Penampilan      Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.  6) Kurangi Kegiatan    Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.   7) Dengarkan Musik    Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.             



8) Senam Hamil          Bergabunglah



dengan



kelompok



senam



hamil



sejak



usia



kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap. 9) Latihan Pernafasan             Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.



Latihan



ini



bermanfaat



untuk



ketenangan



dan



kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil. Kesimpulan : Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I, pada kehamilan trimester II, pada kehamilan trimester III dapat disimpulkan sebagai berikut : Trimester I 



Terbuka atau diam-diam.







Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya.







Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu.







Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan.







Perasaan gembira.







Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu.







Menerima atau menolak perubahan fisik.



Trimester II 



Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata.







Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima dan menganggap sebagai bagian dari dirinya.







Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun.







Mencari perhatian suami.







Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya.







Perasaan



lebih



berkembang



sehingga



ibu



mulai



mempersiapkan



perlengkapan bayinya. 



Perasaan cenderung lebih stabil.



Trimester III 



Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.







Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.







6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.







Adanya perasaan tidak nyaman.







Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan.







Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan



Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Ibu Hamil Proses Keperawatan 1.    Pengkajian a. Riwayat Obstetri Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini : 1) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH). 2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi. 3) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan. 4) jenis anestesi dan kesulitan persalinan. 5) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan. 6) Komplikasi pada bayi. 7) Rencana menyusui bayi. b. Riwayat Kontrasepsi Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut c. Riwayat Penyakit dan Operasi Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan. d. Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia). 2) Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi. 3) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung. 4) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).



5) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis. 6) Riwayat dan perawalan anemia. 7) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan). 8) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan. 9) Merokok (Jumlah batang per hari). 10) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma. 11) Alergi dan sensitif dengan obat. 12) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit. e. Riwayat keluarga. Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan. f.



Riwayat kesehatan pasangan. Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.



Pemeriksaan Fisik a) Tanda-Tanda Vital 1) Tekanan darah Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur



pada



posisi



duduk



dengan



lengan



sejajar



posisi



jantung.



Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan. 2) Nadi Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa



untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur. 3)



Pernapasan Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.



4) Suhu Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan



suhu



menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis. b) Sistem Kardiovaskuler 1) Bendungan vena Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum. 2) Edema Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan. c) Sistem Muskuloskeletal 1)



Postur Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.



2)



Tinggi dan berat badan Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada



kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum. 3) Pengukuran pelviks Tulang



pelviks



diperiksa



pada



awal



kehamilan



untuk



menentukan



diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam. 4) Abdomen Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan



sebelum



pemeriksaan



dilakukan



untuk



menetukan



keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring. d) Sistem neurologi Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan. e) Sistem Integumen Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik. f)



Sistem endokrin Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.



g) Sistem Gatsrointestinal 1) Mulut Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi. 2) Usus



Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare. h) Sistem Urinarius 1) Protein Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan. 2) Glukosa Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah. 3) Keton Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat. 4) Bakteri Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil. i)



Sistem reproduksi 1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum perlu



dicatat.



Adanya



benjolan



dan



tidak



simetris



pada



payudara



membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. 2) Organ reproduksi eksternal Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum. 3) Organ reproduksi internal Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik. Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester II 1. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase; prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah



adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut : a. Fase prequickening Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya. Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya. Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. b. Fase postquickening Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan



kesedihan



meninggalkan



peran



lamanya



sebelum



kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.



Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut sistem patrilineal/matrilineal). 2. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III Gerakan



bayi



dan



membesarnya



perut



merupakan



dua



hal



yang



mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa. Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil :







Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.







Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.







Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.







Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.







Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .







Senantiasa berfikiran negatif.







Tanpa berwujud merasa tidak mampu.







Tiba-tiba takut atau gugup.







Tidak bisa memusatkan perhatian.







Lebih sering lupa







Rasa bingung dan bersalah.







Makan amat sedikit atau amat banyak.







Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.







Kehilangan kepercayaan dan harga diri



3.



Diagnosa keperawatan



No



Diagnosa (SDKI)



Kriteria Hasil (SLKI)



. 1.



Kesiapan



Setelah



Peningkatan



keperawatan 3x24 jam diharapkan (SIKI: I. 09305)



Menjadi Orang



klien



Tua b.d



menjadi orang tua dengan kriteria



dilakukan



mampu



Intervensi (SIKI) tindakan Edukasi Perawatan bayi



meningkatkan



peran Observasi : 



Identifikasi



Mengekspresikan hasil :



kesiapan



keinginan untuk



kemampuan



meningkatkan peran menjadi



Peran Menjadi Orang tua : (L.13120) N0 Kriteria 1. Perilaku



orang tua d.d



positif



perilaku upaya



menjadi



peningkatan



orang tua Interaksi



kesehatan



2.



perawatan bayi



1 2 3 4 5



dan



menerima informasi Terapeutik : 



Sediakan



materi



dan



media



pendidikan kesehatan



SDKI :(D:0122)



3.



Kepuasan



4.



memiliki bayi Kebutuhan



Kategori : Relasional Subkategori :



fisik



Interaksi Sosial



anat/anggota keluarga 5.







pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan 



anak/anggota



bertanya Edukasi : 



6.



meningkatkan



  



4. Cukup meningkat



Anjurkan menjemur sebelum



1. Menurun 3. Sedang



Ajarkan perawatan tali pusat



orang tua Keterangan : 2. Cukup menurun



Ajarkan memandikan bayi



peran menjadi



Jelaskan manfaat perawatan bayi



keluarga terpenuhi Keinginan



Berikan kesempatan untuk



terpenuhi Kebutuhan emosi



Jadwalkan



untuk bayi jam



9



pagi 



Ajarkan pijat bayi







Anjurkan segerah mengganti



5. Meningkat



popok



jika basah 



Anjurkan menyususi sesuai kebutuhan bayi



DAFTAR PUSTAKA Alfonso. (2019). Adaptasi psikologi ibu hamil. Diakses tanggal 1 Juli 2014 dari: http://www.tabloidnakita.com/artikel.php3?edisi=05234&rubrik=kecil Astria, Y, Irma N, Catur R., 2019. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil trimester III dengan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit X.Vol 10:40-46. FKUI: Jakarta Budiman. 2016. Persepsi Efektivitas Kinerja Kemajuan ditinjau dari Konflik Peran Ganda



Istri



dan



Dukungan



Sosial



rekan



kerja.



(Tesis



tidak



dipublikasikan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta Butcher, JN., 2015.A Beginner’s Guide to the MMPI-2, 2 nd ed. pp: 3-5. American Psychological Association: Washington D C Crawford,



JR,.& Henry



JD.,



2013.Depression



Anxiety



and Stress Scales



(DASS42).British Journal of Clinical Psychology (2013). Diakses pada 6 Agustus 2013 dari: http://www.serene.me.uk/test/dass-42.pdf. Cunningham, F G., Norman, F., Kenneth, J., & Larry, C., 2016. Obstetri Williams. Edisi: 21. pp: 15-25. EGC: Jakarta Hawari, Dadang., 2011. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. pp. 17-33. FKUI: Jakarta