LP Tonsilofaringitis [PDF]

  • Author / Uploaded
  • fani
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA TONSILOLARINGITIS AKUT DI RUANG IGD ANAK RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR



Disusun Oleh: TRI APRIANI.M 16.04.079



PRESEPTOR LAHAN



PRESEPTOR INSTITUSI



STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR PROFESI NERS 2016-2017



1



KONSEP MEDIS



A. Pengertian Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring atau Gerlach’s tonsil). Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. Jika dilihat dari struktur faring yang terletak berdekatan dengan tonsil, maka faringitis dan tonsillitis sering ditemukan bersamaan. Tonsilofaringitis adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih bersifat ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. (Ngastiyah,1997 ) B. Etiologi Penyebab tonsilofaringitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu : 1. Streptokokus Beta Hemolitikus 2. Streptokokus Viridans 3. Streptokokus Piogenes 4. Virus Virus merupakan penyebab tersering faringitis akut . Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan menimbulkan faringitis



Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections ) C. Patofisiologi Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan 2



terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia. Invasi kuman patogen (bakteri / virus)



Penyebaran limfogen



Faring & tonsil



Ke pusat thermoregulasi



Proses inflamasi



Suhu tubuh meningkat



Tonsilofaringitis akut Hipertermi Edema faring & tonsil



Tonsil & adenoid membesar



Obstruksi pada tuba eustakii



Nyeri telan



Sulit makan & minum



Resiko perubahanstatus nutrisi < dari kebutuhan tubuh



kelemahan



Intoleransi aktifitas



Kurangnya pendengaran



Infeksi sekunder



Otitis media



Gangguan persepsi sensori : pendengaran



3



D. Manifestasi klinis Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah : 1. Tenggorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di tenggorokan (leher) 2. Nyeri saat menelan (menelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga menjadi malas makan 3. Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga 4. Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, dan nyeri otot 5. Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher



E. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan Fisik a. Tonsil dapat membesar bervariasi b. Dapat terlihat butiran pus kekuningan pada permukaan medial tonsil, c. Bila dilakukan penekanan pada plika anterior dapat keluar pus atau material menyerupai keju, d. Warna kemerahan pada plika anterior bila dibanding dengan mukosa faring, merupakan tanda penting untuk menegakkan infeksi kronis pada tonsil. Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi : T0



: Tonsil masuk di dalam fossa



T1



: 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring



2. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi : a. Swab tenggorok: standar diagnostic untuk faringitis bakteri.



untuk



pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat. sensitivitasnya 90-95%.



4



Walaupun begitu, terkadang dibutuhkan swab ulangan pada hasil (-) untuk pasien yang tidak diobati. b. Pemeriksaan Darah Leukosit : terjadi peningkatan Hemoglobin : terjadi penurunan F. Penatalaksanaan Penanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah : 1. Penatalaksanaan medis a. Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dll b. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen. c. Analgesik 2. Penatalaksanaan keperawatan a. Kompres dengan air hangat b. Istirahat yang cukup c. Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat d. Kumur dengan air hangat e. Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien 3. Pada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam sebaiknya tirah baring, pemberian cairan adekuat, dan diet ringan. a. Sistemik Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamidaantipiretik. b. Pengobatan oral obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan. c. Tonsilektomi Tonsilektomi dilakukan hanya bila anak menderita serangan yang berat dan berulang-ulang yang mengganggu kehidupannya. Tindakan ini harus dilakukan bila disertai abses peritonsilar. Tidak boleh dilakukan 3 minggu setelah serangn tonsilitis akut, pada palatoskisis, atau pada waktu ada epidemi poliomielitis.



5



G. Komplikasi Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani dengan baik adalah : 1. Tonsilofaringitis kronis 2. Otitis media



6



KONSEP KEPERAWATAN



A. Pengkajian 1. Keluhan utama Sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll 2. Riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden, perkembangan, efek terapi dll 3. Riwayat kesehatan lalu a. Riwayat kelahiran b. Riwayat imunisasi c. Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ispa, otitis media ) d. Riwayat hospitalisasi 4. Pengkajian umum Usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll 5. Pernafasan Kesulitan bernafas, batuk Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan : a. T0 : bila sudah dioperasi b. T1 : ukuran yang normal ada c. T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah d. T3 : pembesaran mencapai garis tengah e. T4 : pembesaran melewati garis tengah 6. Nutrisi Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan minum, turgor kurang 7. Aktifitas / istirahat Anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise 8. Keamanan / kenyamanan Kecemasan anak terhadap hospitalisasi



7



B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa



keperawatan



yang



mungkin



muncul



pada



anak



dengan



tonsilofaringitis akut adalah : 1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil 2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil 3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia 4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan 5. Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba eustakii



C. Intervensi Keperawatan 1. DP : hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil Intervensi : a. Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil atau tidak b. Pantau suhu lingkungan c. Batasi penggunaan linen, pakaian yang dikenakan klien d. Berikan kompres hangat e. Berikan cairan yang banyak ( 1500 – 2000 cc/hari ) f.



Kolaborasi pemberian antipiretik



2. DP : nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil Intervensi : a. Pantau nyeri klien(skala, intensitas, kedalaman, frekuensi ) b. Kaji TTV c. Berikan posisi yang nyaman d. Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya pelan – pelan melalui mulut e. Berikan tehnik distraksi untuk mengalihkan perhatian anak f.



Kolaborasi pemberian analgetik



3. DP : resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia Intervensi : 8



a. Kaji conjungtiva, sclera, turgor kulit b. Timbang BB tiap hari c. Berikan makanan dalam keadaan hangat d. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi seringsajikan makanan dalam bentuk yang menarik e. Tingkatkan kenyamanan lingkungan saat makan f.



Kolaborasi pemberian vitamin penambah nafsu makan anak



4. DP : intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan Intervensi : a. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas b. Observasi adanya kelelahan dalam melakukan aktifitas c. Monitor TTV sebelum, selama dan sesudah melakukan aktifitas d. Berikan lingkungan yang tenang e. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien 5. DP : gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba eustakii Intervensi : a. Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien b. Lakukan irigasi telinga c. Berbicaralah dengan jelas dan pelan d. Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika terdapat kesulitan dalam berkomunikasi e. Kolaborasi pemeriksaan audiometri f.



Kolaborasi pemberian tetes telinga



9



DAFTAR PUSTAKA



1. Boies, Lawrence R., et al. BOIES : Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1997. 2. Mansjoer A, dkk. Tenggorok dalam KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jilid I. Edisis ketiga. Media Aescalapius FKUI. Jakarta. 2001. 3. Ovedof, David. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara. 4. Soepardi, Efiaty A. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2000. 5. Thomas, Benoy J. Pharyngitis, Bacterial. [online]. 2006 August 1 [cited 200 June 21]; available from : URL: http://www.emedicine.com.



10