LP Tumor Pankreas New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Pendahulaun Tumor Pankreas



Disusun Oleh : Nama : Uswatun Khoirun Nisa Nim : 40901800099



PRGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKUTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2021



1. KONSEP DASAR A. Pengertian Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama, yaitu: Menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2006). Kanker berawal dari kerusakan materi genetika atau DNA (Deoxyribo Nuclead Acid). Satu sel saja yang mengalami kerusakan genetika sudah cukup untuk menghasilkan suatu jaringan baru, sehingga kanker disebut juga penyakit Seluler (Tjokronegoro, 2001). Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Doegoes, 2000). Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001). B. Etiologi Etiologi kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologik menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa faktor eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien. Faktor eksogen antara lain kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat karsinogen industri, sedangkan faktor endogen yaitu usia, penyaki pankreas (pankratitis kronik dan diabetes millitus) dan mutasi gen (Sudoyo,2006). C. Tanda dan gejala  Diabetes  Demam dan menggigil  Gatal  Darah mudah menggumpal  Mual dan muntah  Gangguan pencernaan  Perubahan pola buang air besar  Hilangnya selera makan  Demam



D. Patofisologi



Kanker pankreas hampir 90 % berasal dari duktus, dimana 75 % bentuk klasik adenokarsinoma sel duktal yang memproduksi musin. Sebagian besar kasus (±70%) lokasi kanker pada kaput pankreas, 1520% pada badan dan 10% pada ekor. pada karsinoma daerah kaput pankreas dapat menyebabkan obstruksi pada saluran empedu dan duktus pankreatikus daerah distal, hal ini dapat menyebabkan manifestasi klinik berupa ikterus ( Castillo,Carlos, Jimenez dan Ramon, 2006, Sudoyo). Umumnya tumor meluas ke retroperitonel ke belakang pankreas, melapisi dan melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas, saluran limfe , dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pankreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritonium, hati dan kandung empedu (Castillo,et.al.,2006). Karsinoma pankreas diyakini berasal dari sel - sel duktal dimana serangkaian mutasi genetik telah terjadi di protooncogene dan gen supresor tumor. Mutasi pada onkogen K-ras diyakini menjadi peristiwa awal dalam perkembangan tumor dan terdapat lebih dari 70 % tumor. Hilangnya fungsi dari beberapa gen supressor tumor (P16, P53, DCC, APC, dan DPC4) ditemukan pada ?0260% dari tumor. Deteksi mutasi K2 ras dari cairan pankreas yang diperoleh pada endoskopik retrograde cholangiopancreatography telah digunakan dalam penelitian klinis untuk mendiagnosa kanker pankreas (Brand, 2003). Pada sebagian besar kasus, tumor sudah besar (5-6 cm) dan atau telah terjadi infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar, sehingga tidak dapat di reseksi, sedangkan tumor yang dapat direseksi berukuran 2,5 – 3,5 cm (Sudoyo, 2006). E. Manifestasi Klinik Pankreas tidak memiliki mesenterium dan berdekatan dengan saluran empedu, usus dua belas jari, perut, dan usus besar, karenanya manifestasi klinis yang paling umum dari kanker pankreas adalah yang berkaitan dengan invasi atau kompresi dari struktur yang berdekatan(Brand, 2003). a) Rasa penuh, kembung di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, diare (steatore), dan badan lesu. Keluhan tersebut tidak khas karena dijumpai pada pancreatitis dan tumor intraabdominal. Keluhan awal biasanya berlangsung > 2bulan sebelum diagnosis kanker. Keluhan utama yang sering adalah sakit perut, berat badan turun (> 75 % kasus) dan ikterus ( terutama pada kanker kaput pankreas). b) Lokasi sakit perut biasanya di ulu hati, awalnya difus, selanjutnya terlokalisir. Sakit perut biasanya disebabkan invasi tumor pada pleksus coeliac dan pleksus mesenterikus superior. Dapat menjalar ke punggung, disebabkan invasi tumor ke daerah retroperitoneal dan terjadi infiltrasi pada pleksus saraf splanknikus. c) Penurunan berat badan awalnya melambat, kemudian menjadi progresif, disebabkan berbagai faktor asupan makanan kurang,



malabsorbsi lemak dan protein, dan peningkatan kadar sitokin proinflamasi (tumor necrosis factor-a dan interleukin – 6). d) Ikterus obstruktivus, dijumpai pada 80-90% kanker kaput pankreas berupa tinja berwarna pucat (feses akolik). Selain itu tanda klinis yang dapat kita temukan antara lain, pembesaran kandung empedu ( Corvoisier’s Sign), hepatomegali, splenomegali 9 karena kompresi atau trombosis pada V. Porta atau v. Liealis, atau akibat metastasis hati yang difus), asitesis ( karena infiltrasi kanker ke peritonium), nodul periumbilikus ( Sister Mary Joseph’s syndrome), perdarahan gastrointestinal, dan edema tungkai (karena bstruksi VCI) serta limfadenopati suprakavikula sinistra (Virchow’s node) ( Sudoyo, 2006). F. Komplikasi Komplikasi berikut dapat terjadi pada pasien dengan kanker pankreas : a. Penyakit Kuning b. Rasa sakit : Nyeri perut akan mengintensifkan saat tumor membesar dan menekan saraf. c. Kehilangan berat badan Komplikasi bedah meliputu :   



Perdarahan Infeksi Kadar gula darah yang tidak stabil



G. Penatalaksanaan 1) Bedah reseksi kuratif Mengangkat atau mereseksi kulit tumor massanya. Yang paling sering dilakukan adalah prosedur Whipple, operasi Whipple merupakan prosedur dengan pengangkatan kepala (Kaput) pankreas dan biasanya sekitar 20 % pankreas dihilangkan. 2) Bedah paliatif Untuk membebaskan obstruksi bilier, pemasangan stent perkutan dan stent per- endoskopik. 3) Kemoterapi Bisa kemoterapi tunggal maupun kombinasi. Kemoterapi tunggal seperi 5-FU, mitomisin-C, Gemsitabin. Kemoterapi kombinasi yang masih dalam tahap eksperimental adalah obat kemoterapi dengan kombinasi epidermal growth factor receptor atau vascular endothelial growth factor receptor, 4) Radioterapi Biasanya dikombinasi dengan kemoterapi tunggal 5-FU (5-Fluorouracil). 5) Terapi simtomatik Lebih ditujukan untuk meredakan rasa nyeri (obat analgetika) dari: golongan aspirin, penghambat COX-1 maupun COX-2, obat golongan opioid.



H. Pemeriksaan Penunjang a) Laboratorium Kelainan laboratorium kanker pankreas antara lain, Anemia oleh karena penyakit kankernya dan nutrisi yang kurang, peningkatan laju endap darah (LED), peningkatan dari serum alkali fosfat, bilirubin, dan transaminase. Karena sebagian besar kanker pankreas terjadi di kaput, maka obstruksi dari saluran empedu sering ditemui. Hbstruksi dari saluran empedu distal menyebabkan tingginya serum alkali fosfat empat sampai lima kali di atas batas yang normal, begitupun dengan billirubin (Brand, 2003). Penanda tumor CA 19-9 9 (antigen karbohidrat 19,9) sering meningkat pada kanker pankreas. CA 19,9 dianggap paling baik untuk diagnosa kanker pankreas, karena memiliki sensitivitas dan spesifivitas tinggi (80% dan 60-70%), akan tetapi konsentrasi yang tinggi biasanya terdapat pada pasien dengan besar tumor > 3 cm,dan merupakan batas reseksi tumor (Sudoyo,2003). b) Ct – Scan Pada masa kini pemeriksaan yang paling baik dan terpilih untuk diasnoktik dan menentukan stadium kanker pankreas adalah dengan dual phase multidetector CT, dengan contras dan teknik irisan tipis (3-5 mm). Kriteria tumor yang tidak mungkin direteksi secara CT antara lain: metastase hati dan peritoneum, invasi pada organ sekitar (lambung, kolon), melekat atau oklusi pembuluh darah peri penkreatik. Dengan kriteria tersebut mempunyai akurasi hampir 100% untuk predileksi tumor tidak dapat direteksi. Dengan CT- Scan yang dapat dilihat yaitu gambaran pembesaran duktus pankreatikus dan duktus biliaris, pembesaran kantung empedu. Selain itu kita juga dapat melihat metastasis yang terjadi disekitar pankreas (Ahuja, Antonic & Yuen, 2006). c) Magnetic Resonance Iaging ( MRI ) MRI secara jelas mencritakan parenkim pankreas, pembuluh darah sekitar pankreas dan struktur anatomis organ pada sekitar diregio abdomen atas. Sangat berguna untuk diagnosa karsinoma pankreas stadium dini dan penentuan stadium preopersi. Kolangiopankreatigrafi MRI ( MRCP ) menghasilkan gambar serupa dengan ERCP (endoscopis retrograde cholagio pancreticography), secara jelas mencitrakan saluran empedu intra dan extrahepatik, serta saluran pankreas (Japaries, 2008). d) ERCP ( endoscopic restrograde cholangio- pancreaticography) Manfaat dari ERCP dalam diagnosis kanker pankreas adalah dapat mengetahui atau menyingkirkan adanya kelainan



gastroduodenum dan ampula vateri, pencitraan saluran empedu dan pankreas, dapat dilakukan biopsi dan sikatan untuk pemeriksaan histopatologi dan sitologi. Disamping itu dapat dilakukan pemasangan stent untuk membebaskan sumbatan saluran empedu pada kanker pankreas yang tidak dapat dioperasi atau direseksi (Sudoyo, 2006. e) EUS ( Endoskopik Ultrasonografi ) Eus mungkin tes yang paling akurat dalam mendiagnosis kanker pankreas. Beberapa studi membandingkan dengan CT telah menunjukkan bahwa EUS memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dan spesifitas untuk mendiagnosis, terutama mengevalusi tumor kecil. Selain itu EUS juga dapat membantu dalam proses biopsi tumor (Castillo, et, al, 2006).



I. Pathways



2. KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Aktivitas dan istirahat Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat dan tidur, jam kebiasaan tidur pada malam hari, pekerjaan mempengaruhi tidur, keterbatsan partisipasi dalam melakukan kegiatan, pekerjaan dengna pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi. 2. Sirkulasi Perubahan pada TD, faktor stress, masalah dalam perubahan atau penampilan. 3. Cairan / makanan Kebiasaan diet, perubahan pada kelembaban/ turgor kulit, perubahan BB, penurunan BB. 4. Nyeri/ kenyamanan Derajat nyeri 5. Pernapasan Apakah hidup dengan orang yang merokok, palpasi, auskultasi, perkusi 6. Keamanan Pemajanan pada kimia toksik, pemajanan matahari lama B. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri Akut 2. Resiko defisit nutrisi C. Rencana Tindakan No. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri Akut



Intervensi Manjemen Nyeri ( SIKI, Hal 201 ) Observasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan nyeri 5. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup 6. Monitor efek samping penggunaan analgetik Terapeutik 1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 3. Fasilitasi istirahat dan tidur



2.



Resiko defisit nutrisi



Edukasi 1. Jelasakan penyebab, periode dan pemicu nyeri 2. Jelasakan strategi meredakan nyeri 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri 4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat 5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian analgetik Manjemen Gangguan Makan ( SIKI Hal. 177 ) Observasi 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori Terapeutik 1. Timbang BB secara rutin 2. Dampingi kekamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan kembali makanan 3. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak Edukasi 1. Ajarkan pengaturan diet yang tepat 2. Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaku makan Kolaborasi 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target BB, kebutuhan kalori dan pilihan makanan



D. Implementasi Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk menncapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk mmbantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan fasilitasi koping. Terpat 3 tahap dalam tindakan keperawatan yaitu, prsiapan, perencanaan dan dokumentasi (Nursalem, 2009).



E. Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengakapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien dalam mencapai berdasarakan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawata dapat mengambil keputusan (Nursalem, 2009).



DAFTAR PUSTAKA



Ahuja, A.T., Antonio,G.F., Yueb H.Y. (2006) . Case Studies in Medical Imaging. Nem York: Cambridge University Press. Bates, J. (2004). Abdominal Ultrasound How, Why, When. Second edition. China: Churchiil Livingstone. Boer, A. (2009). Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Buchler, M, W,. Waldermar, U. (2004). Diseases Of The Pancreas : Pancreatic Neoplasm. Germany: Karger. Castillo, C, F, Jimenez, R,E. (2010). Pancreatic cancer. In : feldmen, M., friedman. L S., brandt, l j. Sle isenger & Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease. 8 edition. Philadelphia: Elservier, Inc. Sudoyo, A, et. al(2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: interna publishiing. Japaries, W. (2008). Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FK UL. SDKI, SLKI dan SIKI