LP Vertigo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO A. PENGERTIAN Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang cukup cepat dan asimetris system vestibuler perifer (telinga dalam) (Smeltzer & Bare, 2002). Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala, penderita merasakan benda-benda di sekitarnya bergerak-gerak memutar atau bergerak naik-turun karena gangguan pada sistem keseimbangan (Sherwood, 2001). B. KLASIFIKASI Vertigo terbagi menjadi 2 yaitu vertigo vestibular dan vertigo nonvestibular. Data menunjukkan dari 1003 sampel, 243 orang mengalami vertigo vestibular, 742 orang mengalami vertigo nonvestibular, dan 18 orang tidak dapat dibedakan antara vertigo vestibular dan vertigo nonvestibular. Vertigo vestibular memiliki kriteria sebagai berikut: vertigo rotasi, vertigo posisi atau pusing permanen dengan mual dan gangguan keseimbangan lainnya. Vertigo rotasi diartikan sebagai perasaan dirinya berputar atau objek yang berputar. Vertigo posisi diartikan sebagai perasaan pusing karena perubahan posisi kepala seperti berbaring dan bangkit dari tidur (Neuhauser et al., 2008). Vertigo vestibular dibagi lagi menjadi vertigo vestibular perifer dan vertigo vestibular sentral. Vertigo vestibular perifer lebih sering sekitar 65% dibandingkan vertigo vestibular sentral sekitar 7%. Vertigo vestibular perifer yang paling sering Universitas Sumatera Utara yaitu benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) 32%, Meniere's disease 12% dan vertigo vestibular lainnya sekitar 15-20%. Sedangkan vertigo vestibular sentral yang paling sering yaitu space-occupying lesions (SOL) pada fossa posterior sekitar 1%, infark serebelum sekitar 1,9% {abstrak} (Sekine, 2005). C. ETIOLOGI Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri(Mardjono, 2008). Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Penyebab umum dari vertigo (Marril KA,2012): 1. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut. 2. Obat-obatan : alkohol, gentamisin.



3.



4. 5. 6.



7.



Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularisdi dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional. Vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere. Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster. Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan sarafvestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera padalabirin, persyarafannya atau keduanya. Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak ( transient ischemic attack )pada arteri vertebral dan arteri basiler.



D. PATOFISIOLOGI Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.



E. PATHWAY



F. MANIFESTASI KLINIS Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis(Smeltzer & Bare, 2002).



G. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan medis. Terapi menurut Kang (2004), terdiri dari : a. Terapi kausal b. Terapi simtomatik c. Terapi rehabilitatif 2.



Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo : a. Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata. b. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi. c. Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan. d. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur. e. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang. f. Gerakkan kepala secara hati-hati.



H. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan CT-scan atau MRI kepala dapat menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika diduga infeksi maka bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang. 2. Pemeriksaan angiogram, dilakukan karena diduga terjadi penurunan aliran darah ke otak. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak. 3. Pemeriksaan khusus : ENG, Audiometri dan BAEP, psikiatrik. 4. Pemeriksaan tambahan : EEG, EMG, EKG, laboratorium, radiologik. 5. Pemeriksaan fisik : mata, alat keseimbangan tubuh, neurologik, otologik, pemeriksaan fisik umum (Kang 2004).



KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1.



2.



PENGUMPULAN DATA Anamnesa Identitas Klien Identitas biasanya berisi tentang nama, umur, alamat, pendidikan, agama, pekerjaan, dll. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian. Biasanya pada pasien vertigo keluhan utama yang dirasakan yaitu nyeri kepala hebat serta pusing. b. Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo. c. Riwayat Penyakit Dahulu Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat d. Riwayat Penyakit keluarga Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetic maupun tidak.



3.



PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Pemeriksaan Persistem a. Sistem persepsi sensori Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang diam tampak bergerak maju mundur. b.Sistem Persarafan Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun dengan alat. c. Sistem Pernafasan Adakah gangguan pernafasan. d.Sistem Kardiovaskuler Adakah terjadi gangguan jantung. e. Sistem Gastrointestinal Adakah Nausea dan muntah f. Sistem integumen g.Sistem Reproduksi h.Sistem Perkemihan



4.



POLA FUNGSI KKESEHATAN a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa. b. Pola aktivitas dan latihan Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo. c. Pola nutrisi metabolisme Adakah nausea dan muntah d. Pola eliminasi e. Pola tidur dan istirahat f. Pola Kognitif dan perseptua Adakah disorientasi dan asilopsia g. Persepsi diri atau konsep diri h. Pola toleransi dan koping stress i. Pola sexual reproduksi j. Pola hubungan dan peran k. Pola nilai dan kenyakinan



B. DIAGNOSA 1.



Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.



2.



Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis



3.



Defisit self care: toileting, bathing, feeding.



4.



Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.



5.



Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.



C. RENCANA KEPERAWATAN Menurut Nursalam (2013) perencanaan yaitu meliputi usaha dalam mengatasi, mencegah, dan mengurangi suatu masalah keperawatan. Komponen dalam mengevaluasi tindakan keperawatan diantaranya adalah menentukan prioritas, kriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan dokumentasi (Herdman, 2015). rencana keperawatan disusun sesuai dengan diagnosa SDKI, SIKI, dan SLKI. D. IMPLEMENTASI Menurut Setiadi (2013) implementasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dan perwujudan dari setiap intervensi atau rencana keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Implementasi adalah tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi terhadap pasien (Potter & Perry, 2010). E. EVALUASI Meirisa (2013) mengungkapkan bahwa, evaluasi yaitu tahap akhir yang bertujuan untuk menilai tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah pada pasien apendisitis diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan didapatkan, penurunan intensitas nyeri, tidak ada tanda-tanda infeksi serta memiliki pengetahuan luas.



DAFTAR PUSTAKA Cindy puspita sari hari jafar, 2015, Laporan pendahuluan vertigo, sekolah tinggi ilmu kesehatan “aisyiyah”, Yogyakarta. Di unduh pada tanggal 25 september 2020 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47672/Chapter%20II.pdf?sequ ence=4&isAllowed=y