Lumbal Pungsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH KMB II Pemeriksaan Lumbal Fungsi



DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 4 1. Santi Lestari 2. Ardiyanto Hanubun 3. Hestiyanti Tepinalan 4. Jainur Talaohu 5. Muhammad Aldi Said 6. Rahayu Wulandari WEnno 7. Riman Thamrin 8. Siti Nurjannah Latue 9. Wa Siti Sania Karim



TINGKAT : II B POLTEKKES KEMENKES MALUKU PRODI KEPERAWATAN MASOHI TAHUN AKADEMIK 2017/201 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul ‘’Makalah Pemeriksaan diagnostic Lumbal Fungsi‘’ ini dengan tepat waktu. Dari penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Begitupulah kami, manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun daripada semua pihak sangatlah kami perlukan agar penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi daripada makalah yang sekarang ini.



Penyusun Kelompok 4



DAFTAR ISI 1. KATA PENGANTAR 2. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Rumusan Masalah C.Tujuan BAB II PEMBAHASAN 1) Defenisi dari Lumbal fungsi. 2) Indikasi, kontra indikasi dan komplikasi dari pemeriksaan Lumbal fungsi. 3) Apa saja yang diperlukakan dalam pemeriksaan Lumbal fungsi serta prosedur kerjanya. 4) Perawatan pada klien yang telah melakukan pemeriksaan Lumbal fungsi BAB III PENUTUP A.Kesimpulan B.Saran 3. DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang Lumbar puncture (lumbal fungsi) adalah uapaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. Test ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan serebrospinalis, mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal, untuk mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal, dan untuk memberikan antibiotic intrathekal ke dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi. (Brunner and Suddarth’s, 1999, p 1630). Jarum biasanya dimasukan kedalam ruang subarkhnoid



diantara



tulang



belakang



daerah lumbal ketiga dan keempat atau antara lumbal keempat dan kelima hingga mencapai ruang subarachnoid dibawah medulla spoinalis di bagian causa. Karena medula spinalis membagi lagi dalam sebuah berkas saraf pada tulang belakang bagian lumbal yang pertama maka jarum ditusukan di bawah tingkat ketiga tulang belakang daerah lumbal, untuk mencegah meduila spinalis tertusuk. Manometer dipasang diujung jarum via dua jalan dan cairan serebrospinal memungkinkan mengalir ke manometer untuk mengetahui tekanan intraspinal. Test Queckenstedt’s (Uji manometrik lumbal) dilakukan pada kesempatan ini. Test queckensted’s dilakukan untuk menentukan adanya obstruksi di jalur subarakhnoid spinal. Normalnya, aliran cepat dalam tekana intraspinal ketika vena jugularis ditekan pada masinsmasing sisi leher selama pungsi lumbal dan kecepata kembali normal ketika tekanan dilepaskan. Peningkatan tekanan disebabkan karena adanya tekanan. Bila terjadi obstruksi, munculnya tekanan intraspinal dan turunnya kembali sangat lambat. Selanjutnya Jika menometer sempurna terpasang dan 2-3 ml cairan serebrospinal dialirkan kedalam tempat specimen steril. Kita akan mengobservasi warna, konsistensi dan opacitas cairan serebrospinal apakah ada darah atau tidak. Normalnya tekanan CSS meninggi cepat dalam merespons



terhadap penekanan vena jugularis dan menurun dengan cepat sampai normal bila penekanan dikurangi.



B. Rumusan Masalah 5) Apa defenisi dari Lumbal fungsi? 6) Apa saja indikasi, kontra indikasi dan komplikasi dari pemeriksaan Lumbal fungsi? 7) Apa saja yang diperlukakan dalam pemeriksaan Lumbal fungsi serta bagaimana prosedur kerjanya? 8) Perawatan seperti apa yang dapat dilakukan pada klien yang telah melakukan pemeriksaan Lumbal fungsi?



C. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:  Tujuan umum Mampu melakukan prosedur-prosedur lumbal pungsi dengan benar.  Tujuan khusus 1) Mampu melakukan tindakan dalam melakukan Lumbal fungsi. 2) Mampu melakukan persiapan-persiapan sebelum melakukan tindakan Lumbal fungsi. 3) Mengetahui indikasi dan kotnraindikasi Lumbal fungsi.



BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Lumbal



puncture (lumbal



fungsi) adalah



upaya



pengeluaran



cairan



serebrospinal



dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. Test ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan serebrospinali, mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal, untuk mendeteksi adanya bloksubarakhnoid spinal, dan untuk memberikan antibiotic intrathekal ke dalam kanalis spinalterutama kasus infeksi. (Brunner and Suddarth’s, 1999, p 1630)



 KARAKTERISTIK CAIRAN LUMBAL EVALUASI



NORMAL



WHAT ABNORMAL FINDINGS MAY INDICATE



FINDINGS Pressure



Less



than



than Tumors,hydrocephalus,intracranial bledding



200cm H2o Color



and Cloudy-bactena WBcs red –tinged subarachnoid



Clear colorless



bleeding



Blood



None



Cerebral hommorhage or traumatic tap



Cells



No red bloods cells



Red blood cells an indication of the amount of



5



blood within the sepinal canal



lymphosites/mm2 Culture



& No



Bacterial or fungal infection



sensitivity



organismspresent



Protein



15-45 mg/dl up to Meningitis,enchepalitis,myelitis,tumors,inflammatory 70 mg/dl for eiderly process and children



Glucose



50 -75 mg/dl or Meningitis neoplasm 70%



of



blood



glucose level chlonde



700-750 mg/dl



Meningeal infections,tubercular meningitis



Lactic



2,0-7,2 u/ml



Bacterial meningitis inflammation



Lactic acid



10-25 mg/dl



Bacterial or fungal meningitis



Citologi



No malignant cell



Tumors or brain or spinal cord



glutamine



6-15 mg/dl



Hepatic encephalopathy reye’s syndrome



dehydrogena se



B. INDIKASI 1) Meningitis bacterial / TBC. 2) Perdarahan subarahnoid. 3) Febris (Kaku kuduk) dengan kesadaran menurun (sebab tak jelas). 4) Encepahilitis atau tumor malignan. 5) Tumor mielum : sebelum dan sesudah mielografi / caudiografi. 6) Sindroma GuillainBarre (bila perlu diulang-ulang + satu minggu).



7) Kelumpuhan yang tidak jelas penyebabnya. 8) Untuk mengidentifikasi adanya darah dalam CSS akibat trauma atau dicurigai adanya perdarahan subarachnoid. 9) Kejang 10) Paresis atau paralisis termasuk paresis Nervus VI 11) Ubun – ubun besar menonjol



C. KONTRA INDIKASI 1) Syock/renjatan 2) Infeksi local di sekitar daerah tempat pungsi lumbal 3) Peningkatan tekanan intracranial (oleh tumor, space occupying lesion,hidrosefalus) 4) Gangguan pembekuan darah yang belum diobati 5) Pasien yang mengalami penyakit sendi-sendi vertebra degeneratif. Hal ini akan sulituntuk penusukan jarum ke ruang interspinal 6) Pasien dengan peningkatan tekanan intra cranial. Herniasi serebral atau herniasi serebralbisa terjadi pada pasien ini.



D. KOMPLIKASI 1) Infeksi 2) Iritasi zat kimia terhadap selaput otak 3) Jarum pungsi pata 4) Hernias 5) Tertusuknya saraf oleh jarum pungs 6) Nyeri kepala hebat akibat kebocoran CSS. 7) Meningitis akibat masuknya bakteri ke CSS. 8) Paresthesia/ nyeri bokong atau tungkai. 9) Injury pada medulla spinalis. 10) Injury pada aorta atau vena cava, menyebabkan perdarahan serius. 11) Herniasi otak. Pada pasien denga peningkatan tekanan, tiba-tiba terjadi penurunan 12) Tekanan akibat lumbar puncture, bisa menyebabkan herniasi kompressi otak terutama 13) Batang otak. 14) 10 – 30% pasien dalam 1 – 3 hari dan paling lama 2 – 7 hari mengalami postlumbar 15) Puncture headache. Sebagian kecil mengalami nyeri, tapi bisa dikurangi dengan berbaring datar. Penanganan meliputi bed rest dan cairan dengan analgetik ringan.



E. KEBIJAKAN Pemeriksaan dilakukan oleh Dokter spesialis saraf dibantu tenaga paramedis yang diberikan pada pasien rawat inap di RSUD tertentu.



F. ALAT DAN BAHAN 1) Sarung tangan steril 2) Duk luban 3) Kassa steril, kapas dan plester 4) Antiseptic: povidon iodine dan alcohol 70 5) Troleey 6) Baju steril 7) Jarum punksi ukuran 19, 20, 23 G. 8) Manometer spinal 9) Two way tap 10) Alcohol dalam lauran antiseptic untuk membersihkan kulit. 11) Tempat penampung csf steril x 3 (untuk bakteriologi, sitologi dan biokimia) 12) Plester 13) Depper 14) Jam yang ada penunjuk detiknya 15) Tempat sampah.  Anestesi local 1) Spuit dan jarum untuk memberikan obat anestesi local 2) Obat anestesi loka (lidokian 1% 2 x ml), tanpa epinefrin. (Reis CE, 2006 3) Tempat sampah.



G. PERSIAPAN PASIEN Pasien diposisikan tidur lateral pada ujung tempat tidur dengan lutut ditarik ke abdomen. Catatan : bila pasiennya obesitas, bisa mengambil posisi duduk di atas kursi, dengan kursi dibalikan dan kepala disandarkan pada tempat sandarannya.



H. PROSEDUR PELAKSANAAN



1) Lakukan cuci tangan steril 2) Persiapkan dan kumpulkan alat-alat 3) Jamin privacy pasien 4) Bantu pasien dalam posisi yang tepat, yaitu pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (dahi ditarik kearah lutut), eksterimitas bawah fleksi maksimum (lutut di atarik kearah dahi), dan sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) sejajar dengan tempat tidur. 5) Tentukan daerah pungsi lumbal diantara vertebra L4 dan L5 yaitu dengan menemukan garis potong sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) dan garis antara kedua spina iskhiadika anterior superior (SIAS) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula dilakukan antara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namuntidak boleh pada bayi 6) Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan povidon iodine diikuti dengan larutan alcohol 70 % dan tutup dengan duk steril di mana daerah pungsi lumbal dibiarkan terbuka Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril selama 15-30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit. 7) Anestesi lokal disuntikan ke tempat tempat penusukan dan tusukkan jarum spinal pada tempat yang telah di tentukan. Masukkan jarum perlahan – lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai menembus durameter. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5 – 2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada umur 3-5 tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm. 8) Lepaskan stylet perlahan – lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang lebih baik, jarum diputar hingga mulut jarum mengarah ke cranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan. 9) Cabut jarum dan tutup lubang tusukkan dengan plester 10) Rapihkan alat-alat dan membuang sampah sesuai prosedur rumah sakit 11) Cuci tangan



I.



PERAWATAN



Pasien berbaring datar dengan hanya hanya 1 bantal untuk mengurangi post-duralpuncture headache.Anjurkan pasien tidur datar selama 6 – 12 jam setelah dilakukan prosedur.Observasi tempat penusukan apakah ada kebocoran. Observasi pasien mengenai orientasi, gelisah, perasaan mengantuk, mual, irritabilitasserebral (fitting, twitching, spasticity atau kelemahan



tungkai) dan melaporkannyakepada dokter.Anjurkan pasien melaporkan adanya nyeri kepala dan memberikan analgerik sesuai program. Melaporkan ke dokter bila ada hal yang tidak bisa diatasi. intervensi keperawatan Tanggung jawab perawat adalah membantu pasien mempertahankan posisi lateral rekumben dengan lutut fleksi. Menjamin prinsip/ teknik aseptik secara ketat. Memberi label specimen CSF. Menjaga posisi pasien dengan posisi flat beberapa jam tergantung pada permintaan dokter. Memonitor status cairan, neurologis dan tanda-tanda vital. Memberikan obat analgetik sesuai kebutuhan. (Lewis,Heitkemper and Dirksen, 2000. p 1603).



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan



penjelasan



diatas



maka



kami



menarik



kesimpulan



bahwa, Lumbal



pungsi merupakan pengeluaran cairan serebrospinal (CSS) dengan cara memasukan jarum keruang subarachnoid. Pengambilan cairan serebrospinal sendiri dilakukan untuk mendiagnosa berbagai indikasi penyakit yang biasanya menyerang bagian otak. Saat melakukan lumbal pungsi persiapan pasien harus diperhatikan secara mendetail, persiapan alat dan bahan serta tenaga medis juga harus secara mendetail, dikarenakan keintensifan pelaksanaa lumbal pungsi. Lumbal pungsi sendiri tidak dianjurkan dilaksanakan pada balita.



B. Saran



Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan : 1) Sebagai seorang perawat dan calon perawat hendaknya kita perlu memiliki pengetahuan yang lebih mengenai cara-cara plaksanaan Pemeriksaan Lumbal pungsi. 2) Sebagai masyarakat, kita perlu mengetahui indikasi, kontra indikasi dan komplikasi dari tindakan melakukan PemeriksaanLumbal Pungsi, sehingga penanganan dini kelainan otak dapat tercapai.



DAFTAR PUSTAKA Brunner and Suddarth’s. 1999. Medical Surgical Nursing. 9th Edition. Lippincot : Philadelphia Lewis,



Heitkemper



and



Dirksen.



2000.



Medical



Surgical



Nursing



:



Assessment



and Management of Clinical Problems. Volume 2. Mosby : St. Louis Missouri Luckmann and Sorensen’s. 1993. Medical Surgical Nursing : A Psychophysiologic Appraoach. 4th Edition. WB Saunders : Philadelphia. Abbas AK ,lichtman AH .basic imunology .updated 3 rd Ed .philadelphia: WB sounders Coumpany,2011 Actor JK .elsevier ‘s integrated immunology and microbiology .phyladelphya: mosby elsevier ,2007 Anderson WL .immunology .madison: fence creek publishing 1997 Color atlas immunology .stuttgart: thieme ,2006