Makalah Agama Allah Tritunggal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KE-ESAAN TRITUNGGAL ALLAH Dosen : Parulian Simanjuntak



Disusun Oleh : Nama : Theresia Eviphania NPM : 201943500903 Kelas : R1L



PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK, DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan pembuatan makalah tentang menganalisis Ke-Esaan Tritunggal Allah. Dalam pembuatan laporan makalah tentang Ke-Esaan Tritunggal Allah ini saya banyak mendapat bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi dan dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing Agama Kristen saya yaitu, Bapak Parulian Simanjuntak. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan atau masih jauh dari kata sempurna untuk itu saya mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak. Selain itu saya juga berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Jakarta, 4 Oktober 2019



Theresia Eviphania



DAFTAR ISI DAFTAR ISI .......................................................................................... .........3 BAB I .......................................................................................... ....................1 1.1 Latar Belakang ........................................................... ................................1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... ..........2 1.3 Tujuan



Masalah…….. .................................................................. .............2 BAB II……................................................................................. .....................3 2.1 Kemaha – Esaan Allah dalam Tritunggal Maha Kudus.............................3 A. Allah itu Esa.............................................. .................................................4 B. Allah Tritunggal................................................. .......................................4 BAB III……................................................................................ ................... 3 Daftar Pustaka............................................................................ ..................20



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memahami Allah harus dimulai dari kesadaran bahwa Allah tak terbatas, melampaui akal manusia yang sangat terbatas. Jadi, bagaimana mungkin manusia bisa mempelajari dan “mengurung” Allah yang tidak terbatas di dalam akalnya yang terbatas. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kita tidak bisa menjelaskan siapa Allah. Kita dapat mengenal Allah sebatas DIA menyatakan diri-Nya kepada manusia di dalam Firman Allah (Alkitab). Kemudian harus diingat bahwa ketika berbicara tentang Allah, kita berbicara mengenai hakikat Allah yang Roh adanya (Yoh 4:24), bukan materi; tidak terbatas pada ruang dan waktu (Mazmur 93:2), dan tentu tidak seperti kita, manusia yang bersifat materi (Mazmur 90: 4-6). Untuk memahami dan mengenali pribadi Allah sendiri tidaklah mudah bagi kita semua umat-Nya. Allah itu Agung dan Maha Besar, kita tak dapat memahami-Nya secara langsung.



Kita mengenal bahwa Allah itu Esa dan terdapat istilah Allah Tritunggal di ke-kristenan. Konsep Tritunggal itu sendiri, memang tidak disebutkan didalam Alkitab , namun konsep itu sendiri telah menjadi fondasi utama dalam ajaran ke-Kristenan yang muncul dan diakui di Konsili Nicea I dan tetap bertahan ajarannya hingga sekarang melalui perjalanan panjang. Maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan suatu pembahasan yang berjudul “Ke-Esaan Tritunggal Allah” yang di dalamnya mencakup tentang pengertian Tritunggal Allah, Ke-Esaan Allah beserta hal-hal lainnya.



1.2. Rumusan Masalah Bedasar latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut : 1, Apa yang dimaksud Allah Tritunggal? 2. Apa yang dimaksud Ke-Esaan Allah? 3. Bagaimana ke-Esaan menjelaskan Tritunggal? 4. Bagaimana Tritunggal menjelaskan ke-Esaan?



1.3. Tujuan Masalah Bedasar rumusan masalah diatas maka tujuan



penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui arti Tritunggal Allah 2. Untuk mengetahui arti Ke-Esaan Allah 3. Untuk mengetahui penjelasan Tritunggal berhubungan ke-Esaan 4. Untuk mengetahui penjelasan ke-Esaan berhubungan Tritunggal



BAB II PEMBAHASAN 2.1 KEMAHAESAAN ALLAH DALAM TRITUNGGAL MAHA KUDUS



A. Allah itu Esa Umat Kristen percaya pada satu Allah yang tidak terbatas, berkuasa di surga dan di bumi. Allah pencipta segala yang ada, kekal dan abadi. Kerajaan-Nya tidak berkesudahan. Alkitab mengatakan: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu



esa.” (Ulangan 6:4). Dalam bahasa aslinyanya berbunyi: Yahweh elohenu Yahwe èkhed, artinya Tuhan adalah Allah kita, Tuhan saja. Kata èkhad diterjemahkan dengan kata “Esa” atau “saja”. Di dalam Alkitab, baik perjanjian lama ataupun perjanjian baru selalu menyatakan bahwa Allah itu Esa. Bukti-bukti alkitab yang menyatakan Allah yang esa terdapat dalam : Ulangan 6:4; 1 Korintus 8:4; Galatia 3:20; 1 Timotius 2:5 sedangkan terdapat tiga pribadi Kejadian 1:1; 1:26;; Yesaya 48:16; 61:1; Matius 3:16-17; Matius 28:19; 2 Korintus 13:14. Tuhan Yang Maha Esa itu : MAHA HIDUP, HidupNya tidak memakai nafas dan menghidupkan semua umat dan makhluknya pada semua zaman dan peristiwa secara turun-temurun/berkesinambungan, sehingga dapat dikatakan bahwa Tuhan itu sumbernya hidup/pemberi hidup. Maha hidup-Nya Tuhan tidak hanya berhenti pada proses hidup antara kelahiran dan kematian melainkan hidup itu bersifat langgeng atau kekal, sebagaimana sifat dari Tuhan itu sendiri. Hidup merupakan titah-Nya, yang tentunya kita hidup tidak tanpa tujuan dibumi yang diberikan oleh Allah ini. Tujuan



hidup adalah berproses sampai kembalinya kepada sumber hidup, yaitu Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa itu : MAHA SUCI, tanpa cacat dan cela, karena itu umat manusia harus bisa mewujudkan kebenaran dan keadilan, menjauhkan diri dari keburukan dan ke-tidak adilan. Selain itu, makna Tuhan Yang Maha Esa itu Maha Suci adalah kesadaran manusia yang mengakui bahwa Tuhan itu suci dan manusia diciptakan Tuhan juga dengan tujuan suci, sehingga seharusnya manusia selalu bertindak dan berprilaku baik. Makna tersebut diwujudkan dalam ketulus-ikhlasan, kejujuran, dan kesabaran untuk pencerahan batin kepada sumber hidup yaitu Tuhan yang Maha Suci. Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA KUASA, Kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu yang ada. Yang memegang api akan terbakar, memegang air akan basah, memakan gula akan terasa manis dan sebagainya, sehingga mendorong umat manusia dan makhluk-Nya untuk mencari kenikmatan dan keselamatan hidup. Seperti pada pepatah mengatakan kesadaran bahwa segala sesuatu yang ada di atas bumi



dan di bawah langit ini adalah di bawah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhanlah yang menguasai segala kehidupan dan kematian, atau semua kejadian yang ada di alam semesta ini, termasuk hidup dan mati manusia. Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku menyadari keberadaan diri manusia yang tidak ada apa-apanya, karena semua milik Tuhan. Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga seperti di sebagian masyarakat Batak bahwa Tuhan itu adalah “Debata Mulajadi Nabolon” yang mempunyai pengertian bahwa Tuhan mempunyai kuasa atas segala ciptaanNya. Kekuasaan-Nya tidak mampu dijangkau oleh pikiran siapapun. Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA LUHUR, Tuhan itu asal dari segala asal-usul, sumber kemuliaan, kesejatian, dan cita-cita tertinggi sehingga tidak ada lagi yang melebihi Tuhan Yang Maha Esa di atas bumi ini. Makna tersebut diwujudkan dalam tuntunan luhur dari Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap aspek kehidupan. Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA WELAS ASIH, Tuhan memberikan welas asih yang tidak pernah habis.



Artinya sikap kasih kepada umat tidak pernah berhenti. Sifat welas asih ini sudah menyatu dalam ketunggalan Tuhan dalam setiap diri manusia. Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA SEMPURNA, Tuhan itu sumber dari segala sumber kehidupan. Tidak ada yang paling sempurna selain Tuhan yang Maha Sempurna. Makna tersebut ditunjukan dengan adanya sikap adil dan bijaksana dalam mencipta mahluk-Nya yang beragam, sehingga kedudukan umat manusia akan sama derajatnya dihadapan Tuhan tanpa membedakan dari segi suku, agama dan kepercayaan, ras, dan golongan.



B. Allah Tritunggal Dari beberapa ayat yang ada dalam Alkitab mengakui bahwa Allah itu adalah Esa. Namun, dalam Alkitab ada tiga pribadi yang disebut secara bersamasama (Matius 28:19) “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Ketiga pribadi tersebut dinyatakan sebagai Allah dan memiliki kualitas ilahi dalam berbagai hal. Istilah Allah Tritunggal memang tidak ada



dalam Alkitab tetapi itu metafora yang dinyatakan oleh Allah melalui Alkitab, bahwa dalam Allah yang Esa itu ada tiga pribadi. Contoh dalam Karya penyelamatan Allah Bapa merancang penyelamatan manusia, sedangkan Allah Anak melakukan ingkarnasi menjadi manusia yang melakukan penyelamatan melalui kematian diatas kayu salib dan melakukan penebusan untuk keselamatan, sedangkan Allah Roh kudus mengambil peran melahirkan kembali, atau mencipta kembali menjadi kelahiran baru yang memungkinkan manusia itu percaya kepada Allah Anak dan memuliakan Allah Bapa. Selain karya penyelamatan Tuhan Yesus memperkenalkan dalam melakukan Baptisan yang harus dilakukan dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tritunggal berarti Tiga Pribadi di dalam Satu Allah, atau di dalam satu esensi diri Allah, ada tiga pribadi. "Tri" berarti tiga dan "Tunggal" berarti satu, Tri+Tunggal = Tritunggal. Satu cara untuk mengetahui apa yang diungkap oleh Alkitab kepada kita tentang Tuhan, bahwa Tuhan adalah tiga "Pribadi" yang memiliki esensi



sifat ke-Tuhanan yang sama. Dan yang tidak muncul di dalam Alkitab secara istilah, bukan berarti bukan konsep Alkitab. Sebaliknya, istilah yang muncul di dalam Alkitab jika ditafsir secara keliru menjadi bukan kebenaran Firman Tuhan. Faktanya, konsep atau doktrin Tritunggal terus menerus muncul di dalam Alkitab. Allah yang melampaui segala sesuatu. Allah Yang Esa. Allah yang tidak ada bandingnya dan Allah menyatakan diri sebagai Allah Tritunggal. Doktrin Allah Tritunggal adalah doktrin Monotheisme (percaya hanya kepada Satu Allah), dan bukan Politheisme (percaya kepada banyak Allah). Doktrin Allah Tritunggal termasuk monotheisme, yang percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Tiga Pribadi bukan berarti tiga Allah, dan satu Allah tidak berarti satu Pribadi. Tiga Pribadi itu mempunyai sifat dasar atau esensi (Yunani: Ousia, Inggris: Substance) yang sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah. Allah Anak adalah Allah, dan Allah Roh Kudus adalah Allah. Namun Ketiganya memiliki Satu Ousia, yaitu esensi Allah. Maka Ketiga Pribadi itu adalah Satu Allah.



Penjelasanya adalah satu butir telor, tidak bisa dikatakan tiga butir telor karena kenyataanya adalah satu butir telor. Namun didalam satu butir telor itu ada 3 materi yang hadir bersama sama, yaitu Kulit telor, ( Cangkang telor) Putih telor, dan kuning telor. Masingmasing materi ini saling ketergantungan satu dengan yang lain dan tidak pernah secara alami hadir sendirisendiri, misal tiba-tiba keluar hanya putih, atau kuning atau bahkan cangkangnya, jika demikian orang tidak akan pernah menyebut itu telor.  Bukti Allah Tritunggal Bukti-bukti bahwa Allah mempunyai tiga pribadi atau Allah tritunggal sangat dijelaskan oleh Perjanjian Baru. Perjanjian Baru juga menunjukkan kesetaraan



mereka. Untuk lebih jelas lagi kita dapat menyimak dan belajar dari bukti-bukti Firman Tuhan yaitu:  Allah Bapa diakui sebagai Allah (Yoh 6:27; 1 Pet 1:2)  Yesus Kristus diakui sebagai Allah, yaitu dari sifat (Mat 9:4; 28:18-20) dari berbagai perkara yang dilakukan (Mark 2:1-12; Yoh 12:9), dan dari pekerjaan-Nya (Kol 1:17; Yoh 3-5:27), dan Yoh 1:1 menghubungkan keAllahan yang benar dan sepenuhnya dengan Firman atau Logos (Kristus).



C. Keterkaitan Ke-Esaan Allah dengan KeTritunggalan Allah Walaupun bukanlah suatu daftar yang lengkap, di bawah ini adalah beberapa kutipan dari Kitab Suci yang menunjukkan Tuhan adalah satu dalam Tritunggal.  "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!" (Ul 6:4) 



"Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah." (Yes 45:5)







"Tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." (1 Kor 8:4)







“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh



Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Mat 3:16-17) 



"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat 28:19)







Yesus berkata : "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh 10:30)







"Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yoh 14:9)







"Dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku" (Yoh 12:45) Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. (Rom 8:9) "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus." (Mat 1:20)















Jawab malaikat itu kepadanya (Maria): "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Luk 1:35)







(Yesus berkata kepada para muridNya) "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan



kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu."...."Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:16-17, 23)



2.2 TRITUNGGAL SEBAGAI ALLAH YANG ESA Wujud Allah itu Esa, penyebutan Allah Tritunggal itu mutlak dan tidak bisa diganggu keberadaannya, tetap utuh, tidak akan berubah. Sumber dalil dan dogma Allah Tritunggal Allah yang Esa haruslah berdasarkan landasan nats Alkitab dan tidak bisa terlebas dari Alkitab.



(Kejadian 1:1-3) 1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2. Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita, menutupi samudra raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas



permukaan air. 3. Berfirmanlah Allah “Jadilah terang” Dalam nats ini jelas nampak ke-Tritunggal-an Allah itu, yakni: tiga yang dimaksudkan dalam Allah yang Esa ini adalah fungsional Alah atau ke-wibawaan kuasa Allah. Pertama: Allah itu sendiri sebagai pencipta. Kuasa Allah sebagai pencipta, oleh Perjanjian Baru digambarkan sebagai Oknum Bapa (Matius 11:25 “Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepadaMu Bapa, Tuhan langit dan bumi”) Kedua: Roh Kudus melayang-layang. Bermakna bahwa Allah memberkati (memberi hidup) segala ciptaan-Nya. Roh Allah, dalam Perjanjian Baru disebut oleh Yesus sebagai Roh Kebenaran atau Roh Kudus. (Yohanes 14:16, 26). Selanjutnya Kuasa Allah ini digambarkan sebagai Oknum Rohulkudus. Ketiga: Allah berfirman. Semenjak manusia diciptakan, Allah berfirman kepada umat manusia melalui wahyu kepada para nabi. Wahyu yang para nabi terima adalah dalam berbagai cara, antara lain mimpi, penglihatan, pendengaran dan perasaan. Wahyu yang mereka terima itu dinamakan Firman. Akhirnya Allah berfirman lewat Yesus, Firman itu sendiri menjadi daging dalam kehidupan Yesus, sehingga Yesus dikatakan juga sebagai Firman hidup (1Yohanes 1:1). Istilah kata Firman itu berubah penyebutan istilahnya,



yaitu menjadi istilah Anak Allah (Yohanes 1:14). Penyebutan Anak Allah dalam pengertian analogi Fiman. Firman Allah atau Anak Allah. Kuasa Allah berfirman dalam bentuk Firman Hidup ini, selanjutnya disebut Oknum Anak. Penyebutan Oknum Bapa, dan Oknum Anak, dan Oknum Roh Kudus, tidaklah sama menunjukan Tiga Oknum yang terpisah satu sama lainnya. Karena yang disebut Bapa, maupun Anak, maupun Roh Kudus itu adalah ALLAH itu sendiri. Rumusan Allah Tritunggal dikenal dengan sebutan “1 sama dengan 3” dan “3 sama dengan 1” Tidaklah diartikan atau dipahami secara matematika, melainkan dalam pengertian Theologi. “1 sama dengan 3” Bermakna bahwa satu wujud Allah; dalam tiga kodrat Kuasa aktivitas, yaitu Mencipta, Berfirman, Membimbing (memberi taufik dan hidayaht). “3 sama dengan 1”, bermakna bahwa tiga Oknum Ilahi, yang disebut Bapa, Anak dan Roh Kudus, ada dalam satu wujud Allah Yang Maha-Kuasa dan Maha-Esa. Ketiga Pribadi Nampak memiliki keterpisahan namun tetap akan menjadi satu kesatuan sampai kapanpun. Bapa mempunyai kepribadian tersendiri yaitu dia duduk di atas tahta. Anak mempunyai kepribadianya tersendiri yaitu dia duduk di sebelah kanan Bapa. Roh Kudus mempunyai kepribadianya tersendiri yaitu dia nampak bagaikan obor dihadapan tahta Allah. Itulah sebabnya Yesus mengatakan jika kamu telah melihat Aku, maka kamu telah melihat Bapa. Karena Aku dan Bapa adalah satu, Aku di dalam Bapa, dan Bapa didalam Aku, begitu



juga Roh Kudus. Pandangan para teolog Injili biasanya adalah pandangan dengan konsep seperti di jelaskan di atas. Seperti pandangan yang dikemukakan oleh: 1. Warfield bahwa ada satu Allah yang benar dan satu-satunya, tetapi di dalam ke-Esaan dari keAllah-an ini ada tiga pribadi yang sama kekal dan sepadan, sama di dalam hakikat, tetapi berbeda di dalam pribadi. 2. Pandangan A.W.Tozer mengatakan bahwa di dalam Tritunggal ini tidak ada yang lebih dahulu atau lebih kemudian, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil, tetapi ketiga pribadi itu sama-sama kekal, bersama-sama, dan setara. 3. Pandangan Stephen Tong mengatakan “Doktrin Tritunggal termasuk doktrin monoteisme yang percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Dan Allah Yang Maha Esa itu mempunyai tiga pribadi, bukan satu. Pribadi pertama adalah Allah Bapa, pribadi kedua adalah Allah Anak (Yesus Kristus) dan pribadi ketiga Roh Kudus. Tiga pribadi bukan berarti tiga Allah, dan satu Allah bukan berarti satu pribadi. Tiga pribadi itu mempunyai satu esensi atau sifat dasar (Yunani: Ousia; Inggris : substance) yang sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah



Anak adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah, namun ketiga-Nya mempunyai satu ousia, yaitu esensi Allah” Dengan demikian dalam konteks teologia Kristen yang memahami Allah sebagai tiga pribadi dalam satu kesatuan, maka penekanan terhadap “keesaan” atau “ketigaan-Nya” saja, membuat doktrin ini kehilangan artinya, sekaligus menyebabkan kejatuhan ada dua ekstrim. Yaitu, pandangan yang menganggap adanya tiga Allah, dan pandangan yang menganggap adanya satu Allah dan menyatakan diri dalam tiga keadaan yang berbeda. Jadi, pengertian yang benar adalah pengertian yang mampu mengakomodasi kedua konsep ini (keesaan dan ketigaan), atau dengan kata lain mampu menyeimbangkan antara keesaan (ketunggalan) dan ketritunggalan Allah.



Allah itu “Tritunggal”. Dari pembahasan sebelumnya telah jelas bahwa “tri-Nya” terletak pada adanya tiga pribadi ilahi, atau seperti konsep Boettner bahwa ada tiga pusat pengetahuan, kesadaran, kasih dan kehendak yang terpisah satu dari yang lain, sedangkan “tunggal-Nya” (keesaan-Nya) terletak pada esensi-Nya.



Secara singkat, pengertian esensi secara umum adalah hakikat barang sesuatu. Maksudnya adalah bahwa esensi itu merupakan sesuatu yang menjadikan sesuatu itu seperti dirinya sesuatu itu. (Louis O. Kattsoff: Pengantar Filsafat; 1986: 51) Jika pengertian ini dikaitkan dengan konteks teologis, dapatlah dikatakan bahwa esensi itu hakikat dasar atau “unsur pembentuk” ke-Allah-an, atau mungkin lebih dapat dikatakan sebagai “inti dasar” ke-Allah-an. Selanjutnya sesuai dengan konsepsi Tritunggal yang mengatakan bahwa letak keesaan pribadi-pribadi Allah Tritunggal adalah pada esensi-Nya, maka esensi di sini mempunyai pengertian sebagai apa yang sama (“unsur pembentuk” atau “inti dasar”) di antara Mereka bertiga (pribadi-pribadi Allah Tritunggal) di dalam ke-Allah-an (Boettner, Op,cit: 106). Maksudnya adalah bahwa : ‘Setiap pribadi itu memiliki “in toto” esensi yang tak terbagi atau terpisahkan dari ilahi di mana sifat dan kuasa ada di dalamnya, maka setiap pribadi memiliki pengetahuan ilahi, hikmat, kuasa, kesucian, keadilan, kebaikan dan kebenaran yang sama. Mereka bekerja sama dalam suatu harmonisasi yang sempurna dan bersatu, sehingga kita boleh mengatakan bahwa Allah Tritunggal bekerja dengan satu pikiran dan satu kehendak’.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Alkitab mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Alkitab juga mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah. Ke-Tritunggalan itu merupakan tiga pribadi yang memiliki satu kesatuan dan sehakekat tanpa ada perbedaan. Sangat ditekankan bahwa Allah memiliki suatu kuasa dalam pribadi-Nya Allah Tritunggal merupakan konsep yang paling hakiki dari Allah sendiri. Dengan adanya Tritunggal Allah dapat menunjukkan kasih dan relasi-Nya yang unik. Allah bukan dipisahpisah menjadi 3 bagian yang berbeda, namun Allah tetap satu adanya atau Esa. Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh kudus merupakan Satu Allah dalam esensi masing-masing. Allah Bapa di identikan dengan Allah pencipta Langit dan Bumi, Allah Anak diidentikan dengan Allah Penyelamat Umat Percaya, dan Allah Roh Kudus diidentikan dengan Allah Penghibur Umat Percaya.



Meskipun dapat di pahami dalam beberapa hal mengenai hubungan antar Pribadi dengan Tritunggal ini, pada akhirnya kita tetap tidak dapat mengerti secara utuh. Karena begitu besar kuasa Allah dan begitu tak terbatas Ia untuk akal manusia yang sangat terbatas.



3.2 Saran A. Kepada orang percaya secara keseluruhan. Bahwa kita dapat mengetahui tentang Allah Tritunggal, bahwa dalam ke-Esaan Allah dinyatakan sebagai esensi-Nya atau keberadaan-Nya, sedangkan keragaman-Nya diekspresikan dalam tiga pribadi yaitu: Allah Bapa, Allah Anak dan Roh kudus. B. Kepada Hamba Tuhan. Bahwa Hamba Tuhan harus dengan yakin dapat menjelaskan tentang konsep Allah tritunggal yang benar. Tidak tergantung kepada doktrinal yang berbeda namun kembali lagi kepada prinsip Alkitabiah yang benar. Bahwa hanya ada satu Allah yang Esa yang kita percaya dan kita sembah.



Daftar Pustaka Ryrie, Charles C. Teologi Dasar, cetakan ketiga. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 1997. Wongso, Peter. Soteriologi (Doktrin Keselamatan), cetakan keempat. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang, 1998. A.W.Tozer, 1995. Mengenal Yang Maha Kudus. Yogyakarta; Katalis http://gkt-filadelfia.org/?q=node/16 (diakses pada 30 september 2019 23:15) http://www.nusahati.com/2013/08/pengertian-allahtritunggal/ (diakses pada 30 september 2019 23:15) http://juankristen.blogspot.com/2011/11/pengertianallah-tritunggal.html (Diakses pada 03 oktober 2019 23:15}



https://rafdireform.wordpress.com/2012/10/23/hello-world/



(diakses pada 07 oktober 2019 18:10) https://datadatakebenaran.blogspot.com/2016/05/keesa an-allah-dalam-alkitab.html (diakses pada 07 oktober 2019 18:10)