MAKALAH AKL (Kel.4) PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan yang diampu oleh Eriana Kartadjumena, Ph.D., Ak., Csrs.



Diusulkan Oleh : Okke Rocmalia



(0118101118)



Shearly Apriliasari Riyadi (0118101128) Puji Rahmawati



(0118101129)



Lisa Silvi Listiani Fauzi



(0118101130)



Syifa Afnida Khairunnisa



(0118101131)



PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA 2020 i



Kata Pengantar Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat kepada semua makhluk-Nya.  Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, Sang pembawa rahmat bagi semesta. Selanjutnya kami sangat bersyukur kepada Allah, yang atas izin-Nya makalah yang berjudul “Pelaporan Segmen dan Interim” ini dapat terselesaikan.  Kemudian, tidak lupa kami ucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Eriana Kartadjumena, Ph.D., Ak., Csrs.selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I yang telah bersedia membimbing kami dalam pembelajaran bidang tersebut, dan teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.



Kami pun sadar bahwa dalam makalah ini sangat banyak kekurangan. Maka, kami meminta kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap semoga karya yang sederhana ini bisa bermanfaat, baik bagi kami sendiri maupun bagi para pembaca. .



Bandung, Desember 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar....................................................................................................................................ii DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1 1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Segmen.......................................................................................2 2.2 Pelaporan Untuk Segmen.............................................................................................................2 2.3 Isu Akuntansi Pelaporan Segmen................................................................................................2 2.4 Informasi Tentang Segmen Operasi.............................................................................................3 2.5 Informasi Segmen Primer............................................................................................................4 2.6 Pengertian Laporan Keuangan Interim........................................................................................7 2.7 Format Laporan Keuangan Interim..............................................................................................7 2.8 Permasalahan Akuntansi..............................................................................................................7 2.9 Standar Pelaporan Untuk Laporan Laba-Rugi Interim.................................................................7 2.10  Perubahan Akuntansi Diperiode Interim...................................................................................9 BAB III PENUTUP KESIMPULAN...................................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan segmen mengenai komponen operasi tertentu dari suatu entitas dan wilayah luar negeri di mana entitas beroperasi memberikan informasi mengenai risiko berbeda dan profitabilitas dari masing-masing komponen yang membentuk entitas. Pengungkapan tambahan tersebut berguna dalam menilai kinerja masa lalu dan prospek kinerja masa depan. Banyak perusahaan yang harus menerbitkan laporan keuangan yang meliputi periode waktu yang lebih singkat selama tahun tersebut, yang sebagian besar atas dasar kuartalan. Jadi, dari hal tersebut dibutuhkan pedoman pelaporan untuk laporan interim semacam ini. Tujuan informasi menurut segmen adalah menyediakan informasi bagi para pemakai laporan keuangan mengenai skala relative, kontribusi laba, dan trend pertumbuhan dari berbagai industry dan wilayah geografis perusahaan yang didiversifikasi untuk memungkinkan para pemakai laporan keuangan membuat pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan secara keseluruhan. 1.2 Rumusan Masalah a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.



Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Segmen? Bagaimana Pelaporan Untuk Segmen? Bagaimana Isu Akuntansi Pelaporan Segmen? Apa saja Informasi Tentang Segmen Operasi? Apa saja Informasi Segmen Primer? Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Interim? Bagaimana Laporan Keuangan Interim? Bagaimana Permasalahan Akuntansi? Apa saja Standar Pelaporan Untuk Laporan Laba-Rugi Interim? Bagaimana Perubahan Diperiode Interim?



1.3 Tujuan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.



Mengetahui mengenai Laporan Keuangan Segmen Mengetahui mengenai Pelaporan Untuk Segmen Mengetahui mengenai Isu Akuntansi Pelaporan Segmen Mengetahui mengenai Informasi Tentang Segmen Operasi Mengetahui mengenai Informasi Segmen Sekunder Mengetahui mengenai Laporan Keuangan Interim Mengetahui mengenai Laporan Keuangan Interim Mengetahui mengenai Permasalahan Akuntansi Mengetahui mengenai Standar Pelaporan Untuk Laporan Laba-Rugi Interim Mengetahui mengenai Perubahan Diperiode Interim



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Segmen Laporan keuangan segmen adalah laporan yang menyediakan informasi peluang investasi, resiko, potensi pertumbuhan dari perusahaan yang terdiversifikasi. Tujuan penyajian informasi menurut segmen adalah menyediakan informasi bagi para pemakai laporan keuangan mengenai skala relatif, kontribusi laba, dan trend pertumbuhan dari berbagai industri dan wilayah geografis perusahaan yang didiversifikasi untuk memungkinkan para pemakai laporan keuangan dapat : a. Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik b. Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik. c. Membuat pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan secara keseluruhan. 2.2 Pelaporan Untuk Segmen Diversifikasi ke produk baru dan pasar multinasional selama tahun 1990-an menciptakan kebutuhan untuk informasi yang terdisagregasi ( terpisah-pisah ) dari masingmasing segmen atau komponen perusahaan. Perusahaan besar yang terdiversifikasi dapat dipandang sebagai sebuah portofolio asset yang beroperasi sebagai divisi atau anak perusahaan, yang sering kali memiliki cakupan multinasional . Berbagai komponen perusahaan besar dapat mempunyai resiko yang berbeda, dan kesempatan pertumbuhan yang berbeda. Permasalahan utama untuk akuntan adalah bagaimana mengembangkan dan mengungkapkan informasi yang diperlukanuntuk mencerminkan perbedaan-perbedaan mendasar tersebut . Pembahasan berikut menyajikan standar akuntansi untuk pelaporan komponen operasi, operasi luar negeri, dan pelanggan utama suatu entitas. 2.3 Isu Akuntansi Pelaporan Segmen Padatahun 1994, DSAK menerbitkan PSAK No. 5 tentang “Pelaporan Informasi Keuangan Segmen”. PSAK ini sudah direvisi dua kali, pertama pada tahun 2000 dengan mengadopasi IAS 14 (revisi 1997) dan menguibah judul menjadi “Pelaporan Sehmen”. Kedua, sesuai dengan ptogram konvergensi IFRS, DSAK merevisi PSAK 5 pada tahun 2009 berdasarkan pada IFRS8 mengenai Segmen Operasi”. Kemudian, DSAK telah menyesuaikan atas PSAK 5btentang Segmen Operasi pada tahun 2014. Pernyataan ini diaplikasikan untuk laporan keuangan dari entitas dan laporan keuangan kondolidasian kelompok usaha dengan entitas induk: a. Yang intrumen utang atau ekuitasnya diperdagangkan di pasar publik (pasar modal domestik atau luar negeri atau over-the-counter, termasuk pasar modal lokan dan regional), atau



2



b. Yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan penerbitan seluruh kelas instrumen di pasar publik. PSAK 5 mendefinisikan segmen operasi sebagai suatu komponen dari entitas: a. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b. Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Secara umum, kantor pusat perusahaan bukanlah segmen terpisah. Selain itu, perusahaan dapat memilih untuk mengagregasikan segmen operasi individu terpisah yang mempunyai karakteristik ekonomi yang mirip . Manajemen juga dapat meyakini bahwa agregasi akan memberikan informasi yang lebih berarti untuk pengguna laporan keuangan . 2.4 Informasi Tentang Segmen Operasi Definisi Segmen Dilaporkan Proses penentuan segmen operasi dilaporkan (reportable operating segment) yang terpisah yaitu segmen dimana pengungkapan tambahan yang terpisah harus dibuat berdasarkan spesifikasi manajemen atas segmen operasi yang digunakan secara internal untuk mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja operasi perusahaan. Ambang Batas Kuantitatif Sepuluh Persen DSAK menetakan 3 aturan signifikasi 10 persen (10 percent sginificance rules) untuk menentukan segmen operasi mana yang harus mempunyai informasi terlapor yang terpisah. Pengungkapan terpisah tersebut diharuskan untuk segemn yang memenuhi paling tidak satu dari pengujian berikut : 1.    Pendapatan segemn yang dilaporkan termasuk penjualan eksternal atau penjualan/transfer antar segmen, lebih besar atau sama dengan 10 persen dari pendapatan keseluruhan segmen operasi. 2.    Nilai absolut dari laba atau kerugian adalah lebih besar atau sama dengan 10 persen nilai absolut mencakup : laba gabungan dari seluruh segmen operasi yang tidak dilaporkan rugi atau rugi gabungan dari seluruh segmen operasi yang dilaporkan rugi. 3.    Aset segmen sama dengan atau lebih besar dari 10 persen aset gabungan seluruh segmen operasi. Perhatikan bahwa uji pendapatan memasukkan penjualan atau transfer antarsegmen . DSAK menyatakan bahwa pengaruh keseluruhan dari segmen tertentu terhadap seluruh perusahaan harus diukur. DSAK meyakini juga bahwa definisi segmen operasi harus memasukkan komponen dari perusahaanyang menjual secara umum atau secara eksklusif ke  



3



komponen perusahaan yang lain. Informasi mengenai operasi yang “ terintegrasi secara vertikal” tersebut memerikan pandangan mengenai produksi dan operasi dari perusahaan. PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen harus memasukkan pengukuran laba atau rugi dari segmen yang dilaporkan. Oleh karena itu, laporan tersebut akan sama dengan yang digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan internal. Beberapa perusahaan mengalokasikan beban operasi yang timbul dari fasilitas yang dipergunakan bersama seperti gudang bersama. Perusahaan lain dapat mengalokasikan biaya-biaya seperti biaya bunga, pajak penghasilan, atau pendapatan dari investasi ekuitas ke segmen tertentu. Apa pun yang digunakan dalam tujuan pengambilan keputusan untuk mengukur laba atau rugi segmen operasi harus dilaporkan dalam pengungkapan eksternal. PSAK 5 juga mengharuskan untuk melaporkan ukuran liabilitas untuk setiap segmen dilaporkan jika jumlah tersebut secara teratur diberikan ke pengambil keputusan operasional. Aset yang akan dilaporkan adalah aset yang digunakan oleh pengambil keputusan operasi utama dalam pengambilan keputusan mengenai segmen dan dapat memasukkan aset tak berwujud seperti goodwill, atau aset tak berwujud lainnya. 2.5 Informasi Segmen Primer PSAK 5 menyatakan jika perusahaan mengunakan segmen usaha sebagai pelaporan segmen primer maka perusahaan harus melaporkan informsi berikut : a. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografis yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan perusahaan yang diperoleh dari penjualan kepada pelanggan eksternal. b. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen geografis yang ada. c. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset emua segmen geografis. Jika perushaan menggunakan segmen wilayah sebagai pelaporan segmen primer maka perusahaan harus melaporkan informasi berikut : Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal Jumlah nilai tercatat aset segmen Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset segen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak berwujud) a. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset



4



Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tak berwujud) menurut lokasi aset.



b.



Ilustrasi Laporan Keuangan Segmen



PT ADARO ENERGY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES 30 Juni 2009 Keterangan



Pendapatan dari Pelanggan Eksternal



Pendapatan antar Segmen



Aktiva



Penambangan dan perdagangan batu bara Jasa Penambangan Lain-lain



12,173,007 554,285 169,595



428,287 776,741 453,145



Segmen 16,408,95 1 4,669,696 6,246,151



Total



12,896,887



1,658,173



27,324,79 8



Laba (rugi) Usaha 2,559,770 102,445 336,516



2,998,731



Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PT.ADARO ENERGY Tbk Uji Pendapatan. Uji pendapatan 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap segmen industri kemudian membandingkan dengan 10% dari gabungan seluruh segmen industri.



Keterangan Penambangan dan perdagangan batu bara Jasa Penambangan Lain-lain Total



Pendapatan dari



Pendapatan



Pelanggan Eksternal



antar Segmen



12,173,007 554,285 169,595 12,896,887



Nilai Uji (10% x Rp.14555060 )



428,287 >  776,741   6,246,151.00 >  27,324,798.0 0



Nilai Uji (10% x Rp. 27324798) 2,732,479.80 2,732,479.80 2,732,479.80



Perlukah Dilaporka n ya ya ya



5



Uji Laba Usaha. Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu dilaporkan, nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan 10% dari yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha yang menghasilkan laba atau rugi operasi gabungan senua usaha yang merugi. laba Operasi



Rugi Operasi



Segmen Usaha



Segmen Usaha



Nilai Uji (10% x Rp. 2998731)



Keterangan Penambangan dan perdagangan batu bara Jasa Penambangan Lain-lain Total



2,559,770 102,445 336,516 2,998,731



0 0 0



>   



299,873.10 299,873.10 299,873.10



Perlukah Dilaporkan ya tidak ya



Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan). Segmen jasa penambangan dan segmen lain-lain tidak memenuhi kriteria 10% untuk semua jenis pengujian penentuan segmen yang perlu dilaporkan, sehingga segmen yang perlu dilaporkan adalah penambangan dan perdagangan batu bara. Selain itu segmen yang dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan konsolidasi. Pendapatan dari pelanggan eksternal



Penjualan antar segmen



Penambangan dan perdagangan batu bara



12,173,007



0



Jumlah



12,173,007



Keterangan







Nilai Uji (75% x Rp. 14555060 ) 10,916,295.0 0



Perlukah dilaporka n ya



2.6 Pengertian Laporan Keuangan Interim Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar. Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan, misalnya Pasar modal, dan lainlain. Dan juga untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut. Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :



6



1)   Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama seperti pada periode tahunan. 2)   Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode tahunan.Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.  2.7 Format Laporan Keuangan Interim Laporan keuangan interim secara umum terdiri dari pos-pos berikut: 1.  Laporan laba rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode yang sama tahun fiskal sebelumnya. 2.  Neraca pada akhir tengah tahun berjalan dan neraca untuk periode yang sama pada akhir tahun fiskal sebelumnya. 3. Laporan arus kas pada akhir periode waktu kumulatif yang berjalan dan untuk periode yang sama untuk tahun sebelumnya. 4. Catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan saldo yang disajikan dalam laporan keuangan. 2.8 Permasalahan Akuntansi 2.8.1 Pandangan Diskrit Vs Pandangan Integral dalam Pelaporan Interim Teori diskrit pelaporan interim memandang tiap periode interim sebagai dasar periode akuntansi untuk dievaluasi seakan akan periode tersebut merupakan periode akuntansi tahunan. Teori integral pelaporan interim memandang periode interim sebagai bagian dari periode tahunan. Pengakuan dan penyesuaian dari pos pendapatan dan beban dapat dipengaruhi oleh pertimbangan mengenai hasil yang diharapkan dari operasi selama setahun. 2.8.2 Peraturan Akuntansi Untuk Pelaporan Interim PSAK 3 menstandarisasi penyususnan dan pelaporan laporan laba rugi interim. Standar tersebut mendefinisikan elemen laba rugi dan pengukuran biaya berdasarkan sebuah basis interim. Standar tersebut juga memberikan panduan untuk tindakan akuntansi atas divestasi, pos luar biasa, transaksi yang tidak biasa terjadi ataupun tidak sering terjadi, serta kewajiban bersyarat pada laporan keuangan interim. Bahkan termasuk penyajian dan pengungkapan laporan keuangan interim. Pada PSAK 25 perubahan dalam kebijakan akuntansi diaplikasikan dengan melaporkan setiap penyesuaian pada periode sebelumnya sebagai sebuah penyesuaian untuk memulai saldo laba kecuali jika jumlahnya tidak bisa ditentukan secara wajar.



7



2.9 Standart Pelaporan Untuk Laporan Laba-Rugi Interim 2.9.1 Pendapatan Pendapatan harus diakui dan dilaporkan pada periode diperolehnya dan tidak dapat diatngguhkan keperiode lain untuk menyajikan arus pendapatan yang lebih stabil. Pendapatan dari usaha musiman, seperti dalam pertanian dll tdak dapat dimanipulasi untuk menghilangkan tren musiman. PSAK menganggap permasalahan musiman menjadi maslah yang sangat penting. Untuk memberikan manfaat yang lebih besar pada pengguna laporan keuangan maka laporan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya dengan kondisi sebagai berikut : 1. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja. 2. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari kegiatan usaha. 3. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan. 4. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu. 2.9.2  Harga Pokok Penjualan dan Persediaan PSAK 3 memperbolehkan modifikasi praktis berikut atas aturan umum tersebut yaitu : 1. Menggunakan estimasi presentase laba kotor. Yang dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan interim. Sehingga inventaris fisik tak perlu dicantumkan dalam setiap laporan periode interim. 2. Penilaian harga pokok atau harga pasar terendah, kerugian persediaan yang disebabkan penurunan harga pasar diakui pada periode penurunan dengan menggunakan metode penilaian yang terendah antara harga pokok atau harga pasar.penurunan harga pasar temporer yang diharapkan akan berbalik pada akhir tahun fiskal tidak perlu diakui dalam periode interim karena tidak ada kerufgian yang diharapkan untuk tahun fiskal. 3. Sistem biaya standar. Perusahaan yang menggunakan sistem biaya standar untuk persediaan harus mengguankan prosedur yang sama atas penghtungan dan pelaporan varian dalam periode interim dengan yang digunakan untuk tahun 8



fiskal. Akan tetapi varian harga beli atau volume atau varian kapasitas yang diharapkan akan diserap pada akhir tahun fiskal harus ditangguhkan pada periode inteirm dan tidak dimasukan sebagai laba interim. 2.9.3 Biaya dan Beban yang lain Pilihan antara pengakuan langsung dari pengeluaran dalam laporan laba rugi interim dan penangguhan serta alokasi dalam beberapa laporan laba rugi interim berdasarkan evaluasi subjektif dari periode yang mendapatkan manfaat dari pengeluaran tersebut. Walaupun sebagian besar pengeluaran dibebankan diperiode interim pada saat terjadinya. Contoh berikut mengilustrasikan kapan pengeluaran dapat ditangguhakan dan dialokasikan ke bebrapa periode. : 1. Beberapa perusahaan menfokuskan perbaikan peralatan yang besar dalam satu waktu pada satu periode interim. 2. Pajak bangun dapat ditangguhkan atau diakru pada setiap periode interim daripada mengakui secara penuh sebagai sebuah beban periode interim saat pajak itu dibayar. 3. Biaya iklan yang besar dapat dialokasikan pada periode-periode interim yang menerima manfaatnya daripada mengakuinya semata-mata dalam periode interim saat biaya itu dikeluarkan. 2.9.4  Akuntansi Untuk Pajak Penghasilan dalam Periode Interim Penghitungan pajak penghasilan interim menimbulkan suatu permasalahan khusus bagi akuntan karena beban pajak aktual dihitung berdasarkan penghasilan untuk seluruh tahun fiskal. Selain itu, perbedaan temporer antara akuntansi fiskal dan akuntansi GAAP mengharuskan pengakuan pajak tangguhan. 2.9.5 Pelepasan Segmen atau Pos Luar Biasa, Tidak Biasa, Jarang Terjadi dan Bersyarat PSAK 3 mengaruskan pengukuran dan pelaporan pos non operasi utama menggunakan dasar yang sama seperti saat mempersiapkan laporan tahunan. Selain itu, pos tidak biasa operasi yang dihentikan dan transaksi yang jarang terjadi harus dilaporkan pada periode interim dimana hal tersebut terjadi dan tidak dialokasikan pada periode lain pada tahun tersebut. Tes material untuk pos luar biasa harus didasarkan pada estimasi atas pendapatan untuk seluruh periode tersebut tes material untuk kegiatan yang dihentikan dan transaksi yang jarang terjadi harus didasarkan atas pendapatan operasi untuk periode laporan interim dimana kegiatan tersebut dihntikan untuk pertama kali dilakukan.



9



2.10  Perubahan Akuntansi Diperiode Interim 2.10.1 Perubahan Prinsip Akuntansi ( Penerapan Retrospektif) Perubahan ini dilakukan oleh sebuah entitas hanya jika karena ada standar akuntansi yang baru diterapkan, atau perusahaan melihat adanya suatu prinsip akuntansi baru yang lebih baik untuk diterapkan dibandingkan prinsip akuntansi yang digunkan selma ini. Perubahan ini membutuhkan proses penerapan Retrospektif. Pendekatan ini akan diterapkan pada seluruh laporan keuangan sebelumnya termasuk laporan keuangan interim. Jika perubahan jenis pengaruh kumulatif dilakukan selma periode interim setelah peiode interim pertama, maka laporan interim sebelumnya dari tahun fiskal berjalan harus dinyatakn kembali seakan akan perubahan ini termasuk masalah pajaknya akan diterapkan pada pendekatan retrospektif. Akan tetapi perubahan akutansi yang terkait dengan depresiasi dipandang sebaia metode perubahan estimasi dan bukan perubahan prinsip akuntansi. 2.10.2    Perubahan Estimasi Akuntansi (Penerapan Saat Ini dan Prospektif) Perubahan pada Depresiasi, Amortisasi, dan Deplesi PSAK 25 mewajibkan perubahan atas aset jangka panjang dan aset non keuangan yang disebabkan informasi baru. Seperti pola penggunaan saat ini yang berbeda dengan yang diperkirakan akan dianggap sebagai perubahan dalam estimasi. Penerapan atas periode berjalan dan periode yang akan datang perlu dilakukan tetapi laporan keuangan yang telah dikeluarkan tidak pelru disajika kembali. 2.10.3    Kesalahan Mendasar Kesalahan yang merujuk pada angka / nilai tertentu pada periode yang telah dilaporkan. PSAK 25 mewajibkan kesalahan yang telah dikoreksi pada periode yang lalu dinyatakan pada periode dimana terjadi kesalahan. Jika tidak dapat langsung menentukan pengaruhnya pada periode dimana terjadi kesalahan, maka penyesuaian harus dibuat pada saldo awal periode yang paling cepat dimana terjadi kesalahan, maka penyesuaian harus dibuat pada saldo awal periode yang paling cepat dimana paling mungkin untuk menyajikan koreksi tersebut. Konsep Laporan Keuangan Interim Konsep laporan keuangan interim yaitu bagian integral atau tak terpisahkan dari laporan tahunan, berarti prinsip, metode pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan interim haruslah sesuai dan berkisnambungan dengan laporan keungan tahunan. Dalam PSAK 3 laporan interim menerapkan dua prinsip dasar



10



1. Prinsip “kebijakan akuntansi yang sama”, dimana suatu perusahan diwajibkan untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interimnya sebagaimana diterapkan untuk laporan keuangan tahunannya. 2. Prinsip “year to date” (Laporan interim harus mencakup periode awal sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilporkan) dimana frekuensi pelaporan yang dilakukan suatu perusahaan tidak boleh mempengaruhi pengukuran hasil tahunan. Dalam menerapkan prinsip ini entitas perlu memperhatikan ketentuan ISAK 17 mengenai pelaporan keuangan interim dan penurunan nilai. Suatu perusahaan harus menerapkan ISAK 17 untuk goodwill secara prospektif dari tanggal ketika perusahaan tersebut pertama kali menerapkan PSAK 48 (Penurunan Nilai Aset). Perusahaan harus menerapkan ISAK 17 untuk investasi dalam instrument ekuitas atau dalam asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan secara prospektif dari tanggal ketika perusahaan tersebut pertama kali menerapkan kriteria pengukuran PSAK 55 (istrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran). ISAK 17 Juga mengatur tentang dapat tidaknya suatu perusahaan membalikkan kerugian penurunan nilai pada goodwill dan investasi dalam instrument ekuitas dan asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diakui dalam suatu periode interim. Namun ada tiga kondisi dimana tidaklah mungkin untuk menerapkan prinsip kebijakan “akuntansi yang sama” maupun prinsip “year to date”. Jika prinsip kebijakan “akuntansi yang sama diterapkan”, maka prinsip “year to date” tidak akan diterapkan begitu sebalikanya. Tiga kondisi atau keadaan yang membuat kedua prinsip akuntansi yang sama dan year to date bertentangan 1. Kerugian penurunan nilai pada goodwill dan pemulihannya berdasarkan PSAK 48 PSAK 48 mensyaratkan agar kerugian penurunan nilai pada goodwill dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif, tetapi tidak boleh membalikkan kerugian penurunan nilai. 2. Kerugian penurunan nilai pada investasi dalam asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan dan pemulihannya berdasarkan PSAK 55. Pada investasi dalam asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, PSAK 55 mewajibkan kerugian penurunan nilai dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif, tetapi tidak boleh mebalikkan kerugian penurunan nilai. 3. Kerugian penurunan nilai pada investasi ekuitas “tersedia untuk dijual” dan pemuliahannya berdasarkan PSAK 55. Untuk investasi dalam sekuritas ekuitas yang diklasifikasikan sebagai “tersedia untuk dijual” PSAK 55 mensyaratkan pembalikan kerugian penurunan nilai dibawa ke ekuitas.



11



BAB III KESIMPULAN



Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang disajikan dalam kurun waktu kurang dari satu periode (satu tahun). Laporan interim disajikan sama dengan penyajian laporan keuangan tahunan. Laporan interim wajib dibuat oleh perusahaan yang terdaftar di badan pengawas pasar modal seperti Securities Exchange Commision di Amerika Serikat dan Bursa Efek di Indonesia, hal ini agar semua perusahaan dapat menunjukkan kinerjanya kepada pihak pihak yang terkait. Pengungkapan dalam laporan keuangan interim mengenal adanya konsep estimasi dan materialitas. PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen harus memasukkan pengukuran laba atau rugi dari segmen yang dilaporkan. Oleh karena itu, laporan tersebut akan sama dengan yang digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan internal, dan psak 5 menyatakan bahwa ada dua jenis atau bentuk penyajian laporan segmen yang utama yaitu segmen usaha dan segmen geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik dan sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.



12



DAFTAR PUSTAKA Irwansyah, Astono Widhi dan Retno Etty (Penterjemah). 2019. Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi 2. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat http://www.academia.edu/20806994/PELAPORAN_SEGMEN_DAN_INTERIM http://dokumen.tips/documents/pelaporan-keuangan-interim-dan-segmen.html http://sheteeballack13.blogspot.com/2016/05/pengungkapan-laporan-keuangan-interim.html? m=1 http://mutiawatinuke.blogspot.com/2016/10/akuntansi-keuangan-lanjutan-laporan.html http://lutfiyahv.blogspot.com/2018/07/akuntansi-keuangan-lanjutan-2-pelaporan.html https://foindonesia.blogspot.com/2010/04/pelaporan-keuangan-segmen-dan-interim.html



13