Makalah Al-Quran TTG Kepedulian Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah “Al-Qur’an Tentang Kepedulian Sosial” Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Materi dan Pembelajaran Pai Di Madrasah Dosen Pengampuh : Syamsidar S.Pd.I., M.Pd.I.



Disusun Oleh: Kelompok IV 1. Mohammad Jafar 2. Marwah Syafira 3. Winda Lestari 3. Nur Agusti



(201010083) (201010074) (201010100) (201010092)



JURISAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan “Al-Quran Tentang Kepedulian Sosial” dengan tepat waktu Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebaik-baiknya insan lintang pemimpin bagi umat manusia karena berkat beliaulah kita masih dapat merasakan nikmatnya islam Makalah tentang “Al-Quran Tentang Kepedulian Sosial” ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Materi dan Pembelajaran Pai Di Madrasah”.selain itu,kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami



terima demi



kesempurnaan makalah ini.



Palu, 15 November 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1 1.1. Latar Belakang .....................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................2 1.3. Tujuan ..................................................................................................2 BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................3 2.1 Pengertian Kepedulian Sosial................................................................3 2.2 Kepedulian Sosial Dalam Perspektif Al-Qur’an....................................4 BAB III. PENUTUP ..............................................................................................8 A. Kesimpulan ...........................................................................................8 B. Saran ......................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................9



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial. Makhluk yang senantiasa mengadakan hubungan dengan sesamanya, yang tidak dapat hidup sendirian dan selalu membutuhkan orang lain untuk menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam kondisi demikian, kepedulian sosial menjadi penting untuk dibiasakan. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia harus saling menghormati, mengasihi dan peduli terhadap berbagai macam keadaan disekitarnya. Kepedulian seseorang tidak tumbuh begitu saja tanpa adanya rangsangan baik itu melalui pendidikan ataupun pembiasaan. Kepedulian Sosial merupakan sikap memperlakukan orang lain dengan penuh kebaikan dan kedermawanan, peka terhadap perasaan orang lain, sikap membantu orang yang membutuhkan pertolongan, tidak pernah berbuat kasar, dan tidak menyakiti hati orang lain. Kepedulian ini merupakan sikap memperhatikan sesuatu yang bukan bermaksud untuk ikut campur dalam



urusan orang lain



melainkan membantu menyelesaikan permasalahan dengan



tujuan kebaikan



sehingga akan terciptanya keseimbangan sosial. Kepedulian sosial akan menimbulkan sikap sosial, dimana sikap social adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain dan mementingkan tujuan-tujuan sosial dari pada tujuan pribadi dalam kehidupan masyarakat,



seperti saling



membantu, saling menghormati, saling berinteraksi, dan sebagainya. Sikap sosial sangat dibutuhkan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menciptakan suasana hidup yang damai, rukun, nyaman, dan tentram. Dalam pandangan Islam seseorang tidak akan dikatakan sempurna imannya sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sebenarnya pandangan islam yang demikian sudah benar, tetapi



kenyataannya sekarang masih banyak orang yang kurang peduli terhadap permasalahan



ini



sehingga



tatanan



menjadi



kurang



seimbang



yang



mengakibatnkan banyak terjadi kekacauan seperti pencurian, perampokan, dll. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai Al-Quran Tentang Kepedulian Sosial. 1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa pengertian kepedulian sosial ?



2.



Bagaimana bentuk kepedulian social dalam perspektif Al-Quran ?



1.3 Tujuan 1.



Untuk mengetahui pengertian kepedulian sosial



2.



Untuk mengetahui bentuk kepedulian social dalam perspektif Al-Quran



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kepedulian Sosial Peduli ialah nilai dasar dan perilaku memerhatikan dan bertingkah laku aktif pada kondisi atau keadaan sekitar tempat tinggal. Orang yang perduli bisa disebut juga orang-orang ingin melakukan sesuatu dalam rangka memberi dorongan, perubahan, kebaikan untuk saling membantu sesama, dan hatinya akan tergerak untuk membantu orang lain untuk mengharapkan akan dapat memperbaiki atau membantu kondisi sekitar. Manusia hidup di dunia ini pasti memerlukan orang lain untuk kehidupannya, sebab pada sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Dikatakan oleh Buchari Alma makhluk sosial memiliki arti yakni hidup menyendiri akan tetapi sebagian besar kehidupanya saling kebergantungan, yang mana pada akhir tujuannya akan mendapat keseiimbangan relatif. Dari semua itu, pada dasarnya manusia mempunyai kepedulian sosial kepada sesama makhluk hidup alinnya, sehingga terjadilah keberimbangan di alam hidup. Sosial adalah ilmu yang menyelidiki aspek sosio kultural pendidikan manusia. Sosial juga bisa sebagai acuan dalam berinteraksi antara manusia dengan masyarakat yang berguna untuk mengakomodir tingkah laku yang ditunjukkan dari individu untuk masyarakat (Abu Achmadi, 2017: 2). Memperhatikan kepentingan umum berinteraksi juga dapat disebut sebagai sosial karena saling berhubungan. Berbincang tentang interaksi sosial sebenarnya sama saja membicarakan sesuatu yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia. Manusia juga seharusnya bisa berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungannya. Senada dengan walgito, bonner, sebagaimana dikutip Gerungan memberi pengertian bahwa hubungan sosial ialah sesuatu relasi di antara satu, dua tau lebih individu, di mana manusia yang satu dan manusia yang lain saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki (Siti Mahmudah, 2010: 67). Kepedulian sosial terdapat dua kata yakni, “peduli” dan “sosial” peduli mempunyai arti mengiindahkan atau memerhatikan, sebagaimana sosial memiliki arti suka atau memerhatikan urusan umum. Dengan begitu kepedulian sosial ialah perilaku saling peduli dan memerhatikan satu sama lain untuk memperhatikan kondisi sosial masyarakat. Karena kepedulian sosial mempunyai dampak positif antara lain terwujudnya sikap tolong menolong sehingga menumbuhkan kerukunan dan dan kebersamaan yang erat. Banyak cara untuk membentuk jiwa sosial dalam kehidupan masyarakat , antara lain :



3



1. Menyadari bahwa rezeki adalah berasal dari Allah Swt dan jika Allah Swt menghendaki dapat di ambil dalam waktu yang relative singkat. 2. Menyadari bahwa kepedulian sosial termasuk ibadah yang pasti akan mendapat pahala dari Allah Swt. 3. Menjauhkan diri dari sifat rakus(Tamak), kikir dan bakhil. 2.2 Kepedulian Sosial Dalam Perspektif Al-Qur’an Ada banyak kisah dalam hidup Rasulullah saw yang menggambarkan nilai-nilai kepedulian sosial dalam Islam. Kisah-kisah tersebut dapat dijadikan rujukan bagi kita sebagai umatnya, yang telah berikrar menjadikan segala perilaku beliau sebagai contoh teladan (uswatun hasanah). Untuk menguatkan bahwa Islam sangat menonjolkan kepedulian sosial, maka mari kita buka al-Quran. Karena bukankah al-Quran adalah rujukan kita yang pertama dalam hidup ini? A. Surah Al-Maun Ayat 1-7 “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,. (yaitu) orangorang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” Dari terjemahan di atas dapat disimpulkan bahwa surah al- Ma’un menjelaskan tentang sifat manusia yang dipandang oleh Allah sebagai pendusta agama, yaitu: 1. Orang-orang yang menghardik anak yatim 2. Enggan memberi bantuan kepada orang lain lain yang sangat membutuhkan bantuannya. 3. Orang yang enggan member makan kepada fakir miskin. 4. Orang yang lalai dalam salat dan ria. Pertama, menghardik anak yatim. Pengertian menghardik anak yatim ada dua kategori yaitu menghardik secara verbal dan menghardik secara non verbal. Menghardik secara verbal yaitu menghardik dengan ucapan-ucapan yang kasar, sedangkan menghardik yang bersifat nonverbal misalnya bertutur kata lembut dengan anak yatim , tetapi tidak memberikan makan dan pakaian yang dan pendidikan yang layak bagi mereka. Para pelaku kesewenang-wenangan terhadap yatim, akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. antara lain, ditegaskan di dalam Al-Qur'an. Allah Swt mengganjar mereka yang memakan harta yatim secara lalim, sebenarnya menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala neraka. Kedua, menghina anak yatim sama saja dengan menempuh jalan ke neraka. Karena, dengan menyakiti hati anak yatim, apa pun doa anak yatim akan



4



dikabulkan oleh Allah swt. “Doa baik dan buruk dari yatim akan dikabulkan oleh Allah.,” B. Surah Al-Kautsar Ayat 1-3 “Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orangorang yang membenci kamu dialah yang terputus ”. Dari uraian terjemahan di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa isi kandugan surah al-Kautsar menjelaskan bahwa Allah mengnugerahkan nikmat yang berlimpah kepada nabi muhammad, sehingga Allah memerintahkan untuk bersyukur denga mendirikan salat dan berkurban penuh keikhlasan. Orang-orang yang membenci Nabi Muhammad tidak akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat, dia benar-benar orang yang merugi. Dengan berkurban, kaum Muslimin yang mampu dapat berbagi nikmat yang diperolehnya dengan saudara-saudaranya kaum Muslimin yang kurang mampu. Dengan menyejajarkan perintah shalat dan berkurban artinya Allah menegaskan betapa pentingnya perintah berkurban untuk dilaksanakan oleh kaum Muslimin yang mampu C. Surah Al-Balad [90] Ayat 10-18. “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. Dan dia termasuk orang-orang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang, mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.” Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa ada dua jalan yang bisa kita pakai dalam memanfaatkan harta. Al-Quran menyarankan kita untuk mengambil jalan yang sukar dan mendaki, yaitu memerdekakan budak atau memberi makan pada anak yatim atau orang miskin. Allah tidak menjelaskan tentang jalan yang mudah, melainkan memberi contoh jalan yang sukar. Mengapa disebut jalan yang sukar? Karena kebanyakan manusia enggan atau merasa berat atau merasa sukar melakukannya. Jika kita mampu mengalahkan rasa berat dan rasa sukar pada diri kita dalam beramal, maka Allah menjanjikan kita termasuk golongan yang kanan (ahli surga). Bukalah cermin hati kita sekali lagi. Apakah kita merasa sukar untuk beramal pada orang miskin dan anak yatim? Hanya cermin hati teramat dalam yang mampu menjawabnya dengan jujur.



5



D. Surah al-Ma’arij [70] ayat 19-25. “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).” Secara tegas Allah menyebutkan bahwa keluh kesah dan kikir itu telah menjadi sifat bawaan manusia sejak ia diciptakan. Allah melukiskan sifat manusia dengan sangat baik. Ayat ini kiranya telah menelanjangi sifat kita. Bukankah kalau kita tidak memiliki harta kita sering berkeluh kesah, sebaliknya kalau memiliki banyak harta kita cenderung untuk kikir? Lalu bagaimana caranya agar sifat bawaan (keluh kesah dan kikir) kita tersebut tidak menjelma atau dapat kita padamkan? Allah menyebutkan paling tidak ada dua jalan. Pertama, mengerjakan salat secara kontinyu. Kedua, menyadari bahwa dalam harta yang kita miliki terkandung bagian tertentu untuk fakir miskin. Dua resep ini insya Allah akan mampu memadamkan sifat keluh kesah dan sifat kikir yang kita miliki. E. Surah al-Qalam [68] ayat 17-33. “Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari, dan mereka tidak mengucapkan insya Allah. Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, lalu mereka panggil-memanggil di pagi hari.” “Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya. Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan. Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu. Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (meonolongnya.” “Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kita benarbenar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).’” “Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka, ‘Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?’”



6



“Mereka mengucapkan, ‘Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.’” “Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela-mencela Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kita, sesungguhnya kita ini adalah orangorang yang melampaui batas. Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu, sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan.’ Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui. Sekelompok ayat ini menceritakan sebuah kisah nyata yang terjadi sebelum masa Rasulullah. Kisah pemilik kebun melukiskan dengan sangat baik betapa harta manusia itu tak ada artinya dibanding kekuasaan Allah. Kebun yang sudah sekian lama diurus dan tinggal sekejap mata saja untuk dipetik hasilnya menjadi musnah terbakar. Apa kesalahan pemilik kebun tersebut sehingga mendapat azab sedemikian rupa? Pertama, mereka lupa bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu. Ini dilukiskan dalam ayat tersebut ketika mereka tidak menyebut insya Allah. Mereka merasa pasti akan meraih hasil yang luar biasa. Mereka lupa bahwa sedetik ke depan kita tak tahu apa yang terjadi dengan hidup kita. Kita tak tahu ‘skenario’ Allah terhadap diri kita. Kedua, mereka bersifat kikir. Mereka sudah bersiap-siap agar orang miskin tak bisa masuk ke kebun mereka saat panen tiba. Allah murka pada mereka. Allah turunkan azab-Nya pada mereka. Di akhir ayat ini Allah mengingatkan bahwa azab yang Ia timpakan pada pemilik kebun hanyalah azab dunia, sedangkan azab akhirat jauh lebih besar lagi.



7



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Dalam surat Al-ma’un ayat 1-7, Allah menyebutkan bahwa para pendusta agama adalah orang yang shalat dengan penuh kelalaian dan hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain (riya’), orang-orang yang menolak dan menghardik anak yatim dengan keras (takabbur), mereka tidak menganjurkan kepada orang lain untuk memberi makan kepada anak yatim dan kaum fakir miskin, mereka tidak pernah mau menolong orang lain yang sangat membutuhkan (bakhil). Dalam surah al-kautsar ayat 1-3 menjelaskan dengan berkurban, kaum Muslimin yang mampu dapat berbagi nikmat yang diperolehnya dengan saudarasaudaranya kaum Muslimin yang kurang mampu. Dengan menyejajarkan perintah shalat dan berkurban artinya Allah menegaskan betapa pentingnya perintah berkurban untuk dilaksanakan oleh kaum Muslimin yang mampu Dalam surah al-balad menjelaskan memerdekakan budak atau memberi makan pada anak yatim atau orang miskin. Juga disebutkan dalam Surah alMa’arij ayat 19-25 menjelaskan agar mampu memadamkan sifat keluh kesah dan sifat kikir yang kita miliki. Yaitu dengan mengerjakan salat secara kontinyu dan menyadari bahwa dalam harta yang kita miliki terkandung bagian tertentu untuk fakir miskin. Hikmah dan manfaat sikap peduli sosial dalam kehidupan sehari-hari antara lain: Perwujudan rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan kepadanya, membantu orang-orang yang membutuhkan menyambung silaturrahmi antara yang kaya dan yang miskin mengurangi angka kemiskinan, mendapatkan pahala



8



yang berlipat ganda dari Allah dan akan menjadi amal jariyah, membersihkan harta benda dari hak milik orang lain dan membersihkan diri dari dosa. 3.2. Saran Dalam makalah ini kami berkeinginan pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun,agar kami dapat menulis makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang.



DAFTAR PUSTAKA - http://slametmasngudi.blogspot.com/2015/04/makalah-tafsir-ayat-tentangmasyarakat.html



- https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-dan-konsep-kepeduliansosial.html - https://www.researchgate.net/publication/344581745_Implementasi_NilaiNilai_Kepedulian_Sosial_Pada_Peserta_Didik_Melalui_Mata_Pelajaran_AlQur'an_Hadits - https://www.daaruttauhiid.org/mencari-rujukan-quran-tentang-kepeduliansosial/ -



9