Makalah Anemia Pada Kehamilan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANEMIA PADA KEHAMILAN



Di susun oleh: Ishak M. Supu



Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah. Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan keritik dari semua pihak yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.



DAFTAR ISI Judul……………………………………………………………………................... ........… .. i Kata pengantar…………………………………………………………………................ ....ii Daftar isi……………………………………………………………..................................ii i Bab 1 : ……………………………………………………………....................................iv Pendahuluan……………………………………………………………................... .......v Bab 2 : ……………………………………………………………...................................vi Tinjauan pustaka………………………………………………………….....................vii Konsep Dasar Anemia Pada Ibu Hamil 1) Definisi anemia pada kehamilan .....................................viii 2) Penyebab anemia pada kehamilan.................................ix 3) Patofisiologi anemia pada kehamilan ............................x 4) Klasifikasi anemia pada kehamilan.................................xi 5) Tanda dan gejala anemia pada kehamilan.......................xii 6) Dampak anemia pada kehamilan......................................xiii 7) Upaya pencegahan anemia pada kehamilan.....................xiv Bab 3 :……………………………………………………………………........................... ....xv Penutup ………………………………………………………………................................... xvi



• •



Kesimpulan………………………………………………………................. .....xvii Saran………………………………………………………........................... .....xviii



Daftar pustaka …………………………….........................................................xix



Bab I Pendahuluan Latar Belakang Pada masa kehamilan ibu akan mengalami perubahan fisiologis,seperti Peningkatan volume cairan dan sel darah merah dalam tubuh, penurunan Konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah, dan penurunan gizi Mikro. Penurunan kadar zat besi didalam tubuh ibu disebut anemia. Anemia yang Sering dijumpai dalam kehamilan yaitu anemia zat besi, hal ini disebabkan Kurangnya asupan unsur besi dalam makanan, gangguan penyerapan, dan Meningkatnya kebutuhan zat besi selama hamil. Kebutuhan zat besi selama Kehamilan sangat penting



bagi



ibu



hamil



karena



membantu



dalam



Pembentukkan



dan



mempertahankan sel darah merah, (Lisnawati & setiati, 2019). Penyebab langsung terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi di dalam tubuh yang disebabkan oleh kurangnya sumber makanan yang mengandung zat besi, makanan cukup namun sumber makanan memiliki kandungan zat besi yang rendah sehingga jumlah zat besi yang diserap kurang, dan makanan



yang



(Roosleyn,2016).



dimakan



mengandung



zat



penghambat



absorbs



besi



Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada saat itu, tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh meningkat 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat haemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah untuk berbagi denga bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada sebelum hamil (Noversiti, 2012). Kejadian anemia pada ibu hamil dapat terjadi akibat banyak faktor, salah satunya adalah umur atau usia ibu hamil. Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada kelompok umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut kurang berisiko komplikasi kehamilan serta memiliki reproduksi yang sehat. Hal ini terkait dengan kondisi biologis yaitu reproduksi belum optimal. Selain itu, kehamilan pada kelompok usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan yang berisiko tinggi. Wanita hamil dengan umur diatas 35 tahun juga akan rentan anemia. Hal ini menyebabkan daya tahan tubuh mulai menurun dan mudah terkena berbagai infeksi selama masa kehamilan (Manuaba, 2010). Berdasarkan hasil penelitian (Suyani, 2017) terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil Trisemester III di BPM Tri Rahayu Sleman Tahun 2017. Hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 3, 63 (95% CI : 1,22 – 10,8) yang memiliki arti bahwa ibu hamil yang usianya berisiko berpeluang 3,63 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang usianya tidak berisiko (20-35 tahun).



Faktor lain yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya anemia pada ibu hamil adalah status gizi. Status gizi sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia dalam kehamilan, karena kebutuhan gizi ibu hamil meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, bila semakin kurang status gizi ibu hamil tersebut, maka risiko kejadian ibu hamil akan semakin besar (Manuaba, 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian (Suyani, 2017) yaitu terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil Trisemester III di BPM Tri Rahayu Sleman Tahun 2017. Salah satu faktor risiko kematian ibu yaitu perdarahan, diakibatkan kurangnya kadar hemoglobin kurang dari normal, kurangnya jumlah kadar hemoglobin dalam darah disebut anemia. Kebutuhan zat besi selama kehamilan akan meningkat hampir 3 kali lipat untuk keperluan ibu hamil dan pertumbuhan janin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ vital pada Ibu dan janin menjadi berkurang. Saat kondisi hamil, janin menyerap zat besi secara cepat, jika ibu kurang mengkonsumsi zat besi selama kehamilan, maka janin memenuhi kebutuhannya dengan mengambil zat besi dalam tubuh ibu sehingga mengalami anemia, (Nurfurqoni, 2017). Di Indonesia pada tahun 2013 prevalensi anemia ibu hamil sebanyak 37,1% ibu hamil yang mengalami anemia (Hb 40%, (Riskesdas, 2018)



Bab II A. Konsep Dasar Anemia Pada Ibu Hamil 1. Definisi Anemia Pada Kehamilan Anemia pada kehamilan adalah dimana kondisi ibu kadar haemoglobinnya dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar dibawah 10,5 gr% pada trimester II. Anemia defisiensi besi pada wanita merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang (Susiloningtyas, 2012). 2.



Penyebab Anemia Pada Kehamilan



a. Penyakit infeksi Perdarahan patologis akibat penyakit atau infeksi parasit seperti cacingan dan saluran pencernaan juga berhubungan positif terhadap anemia.Darah yang hilang akibat infestasi cacing bervariasi antara 2-100cc/hari,tergantung beratnya infestasi. Anemia yang disebabkan karena penyakit infeksi, seperti seperti malaria, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan cacingan terjadi secara cepat saat cadangan zat besi tidak mencukupi peningkatan kebutuhan zat besi (Listiana, 2016). Kehilangan besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti cacing tambang, Schistoma, dan mungkin pula Trichuris trichura. Hal ini lazim terjadi di negara tropis, lembab serta keadaan sanitasi yang buruk. Penyakit kronis seperti ISPA, malaria dan cacingan akan memperberat anemia. Penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu menghilangkan bahan



makanan melalui muntah- dan diare serta dapat menurunkan nafsu muntah makan. Infeksi juga dapat menyebabkan pembentukan hemoglobin (hb) terlalu lambat. Penyakit diare dan ISPA dapat menganggu nafsu makan yang akhirnya dapat menurunkan tingkat konsumsi gizi (Listiana, 2016)., b.Umur Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2016), usia ibu hamil dapat mempengaruhi anemia jika usia ibu hamil relatif muda di bawah 20 tahun, karena pada umur tersebut masih terjadi pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih banyak. Jika zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, akan terjadi kompetisi zat gizi antara ibu dan bayinya. c.Status gizi Melorys dan Nita (2017) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Kekurangan gizi dapat menyebabkan ibu menderita anemia, suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, pemantauan gizi ibu hamil sangat penting dilakukan. Menurut Muliawati (2013) penilaian status gizi dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian antropometri yang terdiri dari: 1)Tinggi badan Tinggi badan dapat dijadikan sebagai salah satu syarat status gizi ibu hamil disebut baik. Tinggi badan ibu hamil dianggap memenuhi syarat, apabila memiliki tinggi minimal 145 cm.



2) Berat badan Pertambahan berat badan secara teratur selama kehamilan yang tercatat dan membandingkan hal tersebut dengan berat badan sebelum hamil adalah salah satu metode untuk mengetahui atau memantau status gizi seorang ibu hamil. Kenaikan berat badan yang ideal selama kehamilan adalah 10kg hingga 12kg dengan perhitungan pada trimester pertama kenaikan kurang lebih satu kilogram, trimester kedua kurang lebih tiga kilogram dan trimester tiga kurang lebih enam kilogram. Ibu hamil yang dapat mencapai kenaikan berat badan tersebut ibu dapat dikatakan memiliki status gizi yang baik. 3) Lingkar lengan atas (LILA) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi kronis wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA wanita usia subur (WUS) dengan resiko kekurangan energi kronis (KEK) adalah 23,5cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur. 4) Gizi atau nutrisi ibu hamil Gizi pada masa kehamilan sangat penting, bukan saja karena makanan yang diperoleh mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga berpengaruh saat menyusui nanti. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal memerlukan kirakira 80.000 kalori selama kurang lebih 280 hari. 3. Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan Di Indonesia anemia dalam kehamilan bedasarkan Kemenkes RI (2013), menjelaskan bahwa kadar Hb merupakan patokan dalam menetukan ibu hamil



menderita anemia atau tidak. Kadar Hb < 11 g/dl untuk trimester I dan III atau