Makalah Askeb IV Polihidramnion Kelp 18 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI) TENTANG POLIHIDRAMNION



OLEH KELOMPOK 18 : TRI ASTUTI HANDAYANI MARDIAH ROHAYU



DOSEN PEMBIMBING : DEVI SYARIEF.,S.Si.T.M.Keb



STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG PRODI D III KEBIDANAN IIB T.A 2013/2014



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………



i



DAFTAR ISI………………………………………………………………………



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 1.2 Rumusan Masalah………….……….………………………………………… 1.3 Tujuan..………………………………………………………………….……. 1.4 Manfaat ……………….…………………………….………………………... BAB II TINJAUAN TEORI 2.1



Pengertian dari Polihidramnion ……………….……………………………



2.2



Etiologi dari Polihidramnion ……………….……………………………...



2.3



Patofisiologi dari Polihidramnion ……………….………………………...



2.4



Frekuensi dari Polihidramnion ……………….……………………………



2.5



Tanda dan gejala dari Polihidramnion ……………….……………………



2.6



Komplikasi dari Polihidramnion ……………….………………………….



2.7



Prognosis dari Polihidramnion ……………….…………………………….



2.8



Diagnosis dari Polihidramnion ……………….…………………………….



2.9



Diagnosis banding dari Polihidramnion…………………………………….



2.10



Penatalaksanaan dari Polihidramnion ……………….……………………..



2.11



Mengetahui terapi dari Polihidramnion ……………….……………………



2.12



Mengetahui pengobatan dari Polihidramnion ……………….……………..



BAB III DATA FOKUS DAN ANALISIS BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan………………………………………………………………….. 4.2 Saran………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang” POLIHIDRAMNION ”. Penulis telah sungguhsungguh dalam menyelesaikan makalah ini, walaupun banyak menimbulkan kesulitan dan hambatan dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing sehingga penulis telah bisa membuat atau menyusun makalah ini dan menambah pengetahuan penulis. Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin tetapi masih banyak kekurangan baik dari segi isi dan bahasanya.untuk itu saran dan kritik pembaca sangat diharapkan sebagai masukan untuk penyusunan makalah yang akan dating.akhir kata penulis ucapkan terima kasih.



Padang, 25 Maret 2014



Penulis,



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyak mitos ditengah masyarakat kita menyangkut kehamilan.Diantaranya mitos tentang minum air es yang bisa mengakibatkan kembar air.Menjuluki suatu kehamilan dengan air ketuban yang kelewat banyak sebagai kembar air tidak tepat. Jelas bahwa air ketuban itu bukan kembar sang bayi. Air ketuban (cairan amnion) diproduksi oleh sel (endotel) yang melapisi kantung ketuban dan permukaan plasenta (ari-ari, uri) dan peresapan cairan (eksudasi) melewati membran kantung ketuban.Pada proposisi lebih besar, air ketuban dihasilkan air kencing janin. Dalam keadaan sehat, janin akan minum air ketuban dan mengeluarkan kembali dalam bentuk kencing, sehingga seolah-olah terjadi suatu lingkaranatau siklus yang berulang. Itu sebabnya bentuk, rupa, bau ketuban tidak jauh beda dengan air kencing. Dalam air ketuban juga dijumpai sel-sel dalam rambut (lanugo) yang terlepas serta butiran lemak yang bisa melapisi permukaan kulit bayi (verniks kaseosa). Pada suatu keaadan tertentu, air ketuban didapatkan dalam jumlah yang lebih dari normal keadaanini disebut polihidramnion atau kadang disebut hidramnion saja.Menurut staf pengajar LAB/UPF obstetri dan ginekologi (1989), volume air ketuban bervariasi menurut usia kehamilan,puncaknya di umur kehamilan sekitar 33 minggu, volume air ketuban berkisar 1 - 1,5 liter. Pada kasuspolihidromnion bisa sampai 3 liter, bahkan 5 liter.Produksi air ketuban yang abnormal baru biasa terjadisebelum umur kehamilan mencapai 22 minggu atau 5 bulan. Penyebab polihidromnion belumdipastikan secara benar, salah satu yang dicurugai adanya proses infeksi. Dua per tiga kasuspolihidromnion tidak diketeahui sebabnya. Menurut Hanifa Winknjosastro (2005), polihidromnion meningkatkan resiko kelahiran prematur dan resiko komplikasi persalinan. Kemungkinan terjadi perdarahan pascapersalinan lebih tinggi dibanding dari pada perlekatannya sebelum operasi dan terjadinya kematian janin didalam kandungan.Kejadian bedah caesar juga lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan biasa karena lebih banyak yang tidaknormal atau menurutnya kesejahteraan janin.



1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari Polihidramnion ? 2. Apa saja etiologi dari Polihidramnion ? 3. Apa saja patofisiologi dari Polihidramnion ? 4. Bagaiman Frekuensi dari Polihidramnion ? 5. Apa saja tanda dan gejala dari Polihidramnion ? 6. Apa saja komplikasi dari Polihidramnion ? 7. Bagaimana prognosis dari Polihidramnion ? 8. Apa saja diagnosis dari Polihidramnion ? 9. Apa saja diagnosis banding dari Polihidramnion ? 10. Bagaimana penatalaksanaan dari Polihidramnion ? 11. Bagaimana terapi dari Polihidramnion ? 12. Bagaimana pengobatan dari Polihidramnion ?



1.3 TUJUAN 2



Mengetahui pengertian dari Polihidramnion



3



Mengetahui etiologi dari Polihidramnion



4



Mengetahui patofisiologi dari Polihidramnion



5



Mengetahui Frekuensi dari Polihidramnion



6



Mengetahui tanda dan gejala dari Polihidramnion



7



Mengetahui komplikasi dari Polihidramnion



8



Mengetahui prognosis dari Polihidramnion



9



Mengetahui diagnosis dari Polihidramnion



10 Mengetahui diagnosis banding dari Polihidramnion 11 Mengetahui penatalaksanaan dari Polihidramnion 12 Mengetahui terapi dari Polihidramnion 13 Mengetahui pengobatan dari Polihidramnion



1.4 MANFAAT Semoga penulisan makalah ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca khususnya Bidan mengenai polihidramnion sehingga bidan dapat mendeteksi dini adanya kelainan dari air ketuban dan dapat memberikan asuhan yang tepat untuk kasus ini.



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 PENGERTIAN Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter.Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo hidramnion yaitu kekurangan air ketuban. Hidramnion derajat ringan sampai sedang yaitu 2 sampai 3 liter, relative sering dijumpai.Karenacairansulit dikumpulkan dan diukur secara lengkap, diagnosis biasanya ditegakkan secara klinis dan dikonvirmasi dengan perkiraan sonografik. Frekuensi deagnosis cukup bervariasi dengan pemeriksa yang berbeda. 2.2 ETIOLOGI Mekanisme terjadi hidramnion hanya sedikit yang kita ketahui. Secara teori hidramnion terjadi karena : 



Produksi air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga dapat bertambah karena cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.







Pengaliran air ketuban terganggu; air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran adalah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke placenta akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia esophagus, anencephalus atau tumor-tumor placenta. Menurut dr. Hendra Gunawan Wijanarko, Sp.OG dari RSIA Hermina Pasteur, Bandung



(2007) menjelaskan bahwa hidromnion terjadi karena :



a. Prduksi air jernih berlebih b. Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrocefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing congenital c.



Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia tidak bisa menelan air ketuban. Alhasil volume ketuban meningkat drastis



d. Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni e.



Ada proses infeksi



f.



Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem syaraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan



g.



Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol



h. Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus



2.3 PATOFISIOLOGI 



Hidramnion kronis Banyak dijumpai pertambahan air ketuban bertambah secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan yang lanjut.







Hidramnion akut Terjadi penambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke-5 dan ke-6. komposisi dari air ketuban pada hidramnion, menurut penyelidikan, serupa saja dengan air ketuban yang normal.



2.4 FREKUENSI Hidramnion kronis (0,5-1%). Kelaianan kongenital (17,7 – 29%). Hidramnion sering kita dapati bersamaan dengan : 1. Gemelli 2. Hidrops fetalis 3. Diabetes mellitus 4. Toksemia gravidarum



2.5 TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut :  Pembesaran uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran yang diperirakan untuk usia kehamilan  Dinding uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung janin sulit atau tidak terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan.  Ada thrill pada cairan uterus  Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan timbul dispnea, edema pada vulva dan ekstremitas bawah; nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha; nyeri ulu hati, mual dan muntah  Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil) (Helen Varney, 2006: 634).



2.6 KLASIFIKASI HIDRAMNION Kita mengenal 2 macam hidramnion, yaitu: 1. Hidramnion yang kronis Penambahan air ketuban perlahan-lahan, berangsur-angsur. Ini bentuk yang paling umum. 2. Hidramnion yang akut Penambahan air ketuban terjadi dalam beberapa hari. Baiasanya terjadi pada kehamilan muda pada bulan ke-4 atau ke-5.



Hidramnion sering terjadi pada: 1. Cacat janin terutama pada anensefal dan atresia esophagus. 2. Kehamilan kembar. 3. Beberapa penyakit, seperti diabetes, pre eklampsia, eklampsia, eritroblastosis fetalis.



2.7 KOMPLIKASI 



Obstruksi ureterik maternal







Peningkatan mobilitas janin yang mengakibatkan letak tidak stabil dan malpresentasi







Presentasi dan prolaps tali pusat







Ketuban pecah dini







Abrupsio plasenta saat ketuban pecah







Kelahiran premature







Peningkatan insiden seksio cesarean







Perdarahan pasca partum







Peningkatan angka kematian perinatal (Diane M. Fraser, 2009: 308).



2.8 PROGNOSIS a.



Pada janin, prognosanya agak buruk (mortalitas kurang lebih 50%) terutama karena (Taufan Nugroho, 2010: 7-8): 



Congenital anomaly







Prematuritas







Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang atau tali pusat menumbung



b.







Eritroblastosis







Diabetes mellitus







Solution placenta jika ketuban pecah tiba-tiba



Pada ibu : 



Solution placenta







Atonia uteri







Perdarahan post partum







Retention placenta







Syok







Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar.



2.9 DIAGNOSIS Gambaran klinis utama pada hidramnion adalah pembesaran uterus disertai kesulitan dalam meraba bagian-bagian kecil janin dan dalam mendengar denyut jantung janin.Pada kasus berat, dinding uterus dapat sedemikain tegang sehingga bagian – bagian janin tidak mungkin diraba.



Perbedaan antara hidramnion, asites atau kista ovarium yang biasanya mudah dilakukan dengan evaluasi ultrasonografi. Cairan amnion dalam jumlah besar hampir selalu mudah diketahui sebagai ruang bebas-echo yang sangat besar di antara janin dan dinding uterus atau plasenta .kadang-kadang mungkin dijumpai kelainan, atau anomaly saluran cerna. 1. Anamnesis



2.







Ibu merasa perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa







Ibu merasa nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah







Ibu merasa oedema pada tungkai, vulva dan dinding perut







Pada proses akut Ibu merasa, sesak (Amriewibowo, 2010).



Inspeksi 



Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilicus mendatar







Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa kandungannya (Amriewibowo, 2010).



3. Palpasi 



Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut, vulva dan tungkai







Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya







Bagian janin sukar dikenal







Kalau pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka balotement jelas sekali







Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka dapat terjadi kesalahankesalahan letak janin (Manuaba, 2007; Amriewibowo, 2010).



4. Auskultasi DJJ sukar didengar dan jika terdengar hanya sekali 5. Rontgen foto abdomen 



Nampak bayangan terselubung kabut, karena banyaknya cairan kadang bayangan janin tidak jelas







Foto rongtgen pada hidramnion berguna untuk disgnostik dan untuk menentukan etiologi (Amriewibowo, 2010).



6. Pemeriksaan dalam Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his (Amriewibowo, 2010).



2.10 DIAGNOSA BANDING 1. Hidramnion 2. Gemeli 3. Asites 4. Kista avanii 5. Kehamilan beserta tumor (Amriewibowo, 2010).



2.11 PENATALAKSANAAN Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi secara teliti antara lain untuk melihat penyebab dari keadaan tersebut. Dilakukan pemeriksaan OGTT untuk menyingkirkan kemungkinan diabetes gestasional Bila etiologi tidak jelas, pemberian indomethacin dapat memberi manfaat bagi 50% kasus Pemeriksaan USG janin dilihat secara seksama untuk melihat adanya kelainan ginjal janin Meskipun sangat jarang, kehamilan monokorionik yang mengalami komplikasi sindroma twin tranfusin, terjadi polihidramnion pada kantung resipien dan harus dilakukan amniosentesis berulang untuk mempertahankan kehamilan.



2.12 TERAPI Terapi hidramnion dibagi dalam tiga fase (Taufan Nugroho, 2010: 8-9): A. Waktu hamil (di BKIA) 



Hidramnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan terapi simptomatis.







Pada hidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus dirawat di rumah sakit untuk istirahat sempurna. a) Berikan diet garam b) Obat-obatan yang dipakai adalah sedative dan obat dieresi c) Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tegang, lakukan fungsi abdominal pada bawah umbilicus. Dalam satu hari dikeluarkan 500 cc perjam sampai keluhan berkurang d) Jika cairan dikeluarkan dikhawatirkan terjadi his dan solution placenta, apalagi bila anak belum viable.



e) Komplikasi Fungsi dapat berupa :  Timbul his  Trauma pada janin  Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan  Infeksi serta syok, bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya janin mengenai plasenta, maka fungsi harus dihentikan.



B. Waktu partus 1) Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu 2) Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat, lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan. 3) Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masukkan tinju ke dalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud semua ini adalah supaya tidak terjadi solution placenta, syok karena tiba-tiba perut menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri.



C. Post partum 1. Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan dan transfuse darah serta sediakan obat uterotronika. 2. Untuk berjaga-jaga pasanglah infuse untuk pertolongan perdarahan post partum 3. Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup



2.13 PENGOBATAN : a) Bentuk kronis : obati penyebab yang mendasarinya (misalnya, diabetes). b) Bentuk akut : umumnya membutuhkan persalinan dengan drainase lambat selama 6-8 jam untuk menghindari solusio plasenta beresiko menginduksi kontraksi. Jika pecah kantong amnion terjadi didaerah serviks, hati-hati terjadi prolapsus tali pusat. c) Bentuk idiopatik : indometasin 3 mg/ kg perhari (Thomas Rabe, 2002: 150).



BAB III MANAJEMEN VARNEY



I.



PENGUMPULAN DATA DASAR



A. Pengkajian Data Subjektif 1. Identitas Nama Istri, Nama suami, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku/Bangsa, Alamat. Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi atau mengenal klien, membedakan pasien yang satu dengan pasien yang lainnya, serta mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap ibu, dan mengenal apakah ibu termasuk golongan yang beresiko tinggi. 2. Keluhan utama Ibu yang mengalami polyhdramnion akan mengeluh sesak nafas, disertai keringat dingin, perut terasa tegang dan lebih berat dari biasanya. Dasar : karena pembesaran perut ibu yang lebih besar dari ibu hamil normal. 3. Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin baru hamil. Jika ibu memiliki umur yang terlalu muda saat hamil, maka ibu akan mengalami faktor resiko tinggi dan kemungkinan akan terjadi banyaknya komplikasi serta penyulit penyulit sewaktu kehamilan dan persalinan. 4. Riwayat menstruasi Menarche , Siklus , Banyaknya , Keluhan , HPHT , TTP. Maksud pertanyaan ini adalah untuk menentukan tafsiran persalinan dan usia kehamilan,dimana dari sini merupakan salah satu cara untuk mengetahui apakah pembesaran perut ibu sesuai dengan usia kehamilan. 5. Riwayat obstetric yang lalu 



Riwayat kehamilan yang lalu, kemungkinan klien pernah mengalami mual, muntah, atau pernah mengalami pendarahan. Pada kasus polihidramnion berkisar 0,5 % - 1 % dari kehamilan dimana multigravida lebih besar daripada primigravida.







Persalinan yang lalu, kemungkinan klien pernah mengalami persalinan spontan atau dengan tindakan, persalinan aterm atau post-term.







Nifas yang lalu, kemungkinan keadaan involusi uterus, lochea dan lactase berjalan dengan normal atau disertai komplikasi.



6. Riwayat kehamilan sekarang Kemungkinan ibu akan merasakan tanda-tanda sbb: 



Pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan karena terjadinya pertambahan jumlah air ketuban







Akan timbul dispnea, edema pada vulva dan ekstremitas bawah, nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha, nyeri ulu hati, mual dan muntah karena pembesaran uterus ibu menekan organ – organ lain serta otot – otot pada daerah punggung







Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil) (Helen Varney, 2006: 634) karena air ketuban yang banyak atau berlebih



7. Riwayat kesehatan Pada polyhidramnion,ibu yang memiliki penyakit seperti :  Riwayat kesehatan yang lalu 



Penyakit jantung = penyakit jantung merupakan penyakit keturunan yang akan diturunkan pada janinnya







Diabetes melitus = bahwa hiperglikemia ibu menyebabkan hiperglikemia pada janin yang menimbulkan diuresis osmotic ( peningkatan produksi air kencing janin



 Riwayat kesehatan sekarang 



Diabetes melitus = bahwa hiperglikemia ibu menyebabkan hiperglikemia pada janin yang menimbulkan diuresis osmotic ( peningkatan produksi air kencing janin )







Gemelli uniovulair = pada gemelli mungkin disebabkan karena salah satu janin pada kehamilan mengalami kelainan pada jantungnya, sehingga janin ini akan merampas sebagian besar sirkulasi bersama yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan pengeluaran urine.







Edema umum = akibat penekanan system vena besar oleh uterus yang sangat besar terutama di ekstremitas bawah, vulva dan dinding abdomen.







Mal nutrisi = bisa menyebabkan kelainan congenital karena kekurangan asupan gizi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, contoh nya asam folat ( kekurangan asam folat bisa menyebabkan kelainan spina bifida )



 Riwayat kesehatan keluarga 



Penyakit jantung







Keturunan kembar







Diabetes mellitus Karena Penyakit ini bisa diturunkan kepada anaknya



8. Riwayat sosial, ekonomi dan budaya Hal ini dikaji untuk mengetahui status ekonomi,sosial dan budaya ibu,karena ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi ibu ( ibu mengalami malnutrisi ) begitupun sosial dan budaya,dengan adanya pantangan untuk memakan makanan tertentu bagi ibu hamil juga akan mempengaruhi kesehatan ibu. 9. Riwayat psikologis Kemungkinan ibu memiliki gangguan pada psikologisnya ( misalnya stress ) dikarenakan adanya gangguan system saraf pusat. Dan itu bisa juga menyebabkan psikosa postpartum pada ibu tersebut. 10. Kebutuhan dasar a) Nutrisi → Ibu akan merasa cepat kenyang karena pembesaran uterus akan menekan lambung ibu sehingga mengakibatkan ibu makan sedikit sudah merasa kenyang. b) Eliminasi → Ibu akan sering BAK terutama pada malam hari karena uterus ibu yang besar akan menekan kandung kemih ibu. c) Istirahat dan tidur → Ibu akan susah tidur akibat keluhan yang dirasakan ibu. d) Aktifitas seksual → Ibu mengalami ganguan rasa nyaman karena pembesaran perut ibu. e) Pekerjaan → Ibu hanya bisa melakukan pekerjaan yang ringan saja. Karena ibu akan merasa cepat lelah. f) Personal hygiene → karena ibu sering BAK, maka pakaian dalam ibu akan sering basah. DS : 



Ibu merasa perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa







Ibu merasa nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah







Ibu merasa oedema pada tungkai, vulva dan dinding perut







Pada proses akut Ibu merasa, sesak (Amriewibowo, 2010).



B. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan umum 



Keadaan umum



: jelek







Keadaan emosional



: cemas dan gelisah







Dasar



: ibu sesak nafas, lelah, pucat, TD tinggi, Suhu tinggi, Nadi



cepat, Pernafasan cepat. 2.Ukuran LILA : kecil dari normal ( mal nutrisi ) atau normal 3. Berat Badan -



Saat ini



-



Sebelum hamil



-



Kenaikan BB selama hamil : bertambah dari yang normal (normal kenaikan BB selama hamil ± 10 kg selama kehamilan)



4. Pemeriksaan fisik a) Pemeriksaan head to toe 



Wajah ibu pucat dan konjuntiva pucat







Oedema pada tungkai, vulva dan dinding perut



b) Inspeksi 



Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar.







Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa kandungannya



c) Palpasi 



Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut vulva dan tungkai







Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan. Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka ballotement jelas sekali. Karena bebasnya



janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak janin. 



Leopold I : TFU : pertengahan pusat – px , teraba bundar, lunak tidak melenting kemungkinan bokong janin







Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan, teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin, pada perut ibu sebelah kiri teraba keras memapan kemungkinan punggung janin.







Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan tidak bisa di goyangkan kemungkinan kepala janin sebagia kecil sudah masuk PAP







Leopold IV : konvergen







Mc. Donald : 35 cm







TBBJ : 3565 gram



d) Auskultasi Denyut jantung janin tidak terdengar atau jika terdengar sangat halus sekali. e) Perkusi Refleks patella kiri dan kanan positif. f) Rontgen foto abdomen 



Nampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang banyak janin tidak jelas







Foto rontgen pada hidramnion berguna untuk diagnose dan untuk menentukan etiologi, seperti anomaly congenital (anensefali atau gamelli)



g) Pemeriksaan dalam Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his. h) Pemeiksan penunjang 



Pada pemeriksaan USG tampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang banyak janin tidak jelas dan foto rontgen pada hidromnion berguna untuk diagnosa dan untuk menentukan etiologi, seperti anomali kongenital (anensefali atau gemelli)







Dan untuk pemeriksaan darah,ibu yang diketahui memiliki rhesus negatif ( beda dengan pasangan ) memungkinkan hamil dengan kelainan ini.







Hb rendah







II.



Gula darahnya tinggi jika ibu mengalami DM



INTERPRESTASI



DATA



DASAR,



DIAGNOSA,



MASALAH



DAN



KEBUTUHAN 1. Diagnosa Ibuhamil G P A H dengan usia kehamilan …… minggu, janin hidup / meninggal, tunggal / ganda, intrauterin, let_kep/ sunsang, pu_ka / pu_ki, jalan lahir normal / tidak, KU ibu baik / tidak. Ibu dengan polihidramnion. 2. Dasar : 1) Ibu akan mengatakan perutnya cepat membesar dan terus lebih berat dari biasanya, sesak nafas disertai dengan keringat dingin dalam satu minggu terakhir HPHT. Disebabkan karena pembesaran uterus yang berlebihan dari normal. PP test positif 2) TFU 3 jari bawah pusat 3) TD



: tinggi



4) Nadi



: cepat



5) Pernafasan



:cepat



6) Suhu



:tinggi



7) DJJ terdengar jauh dan halus 8) Pemeriksaan palpasi : 



Fundus



uteri



lebih



tinggi



dari



tuanya



kehamilan



sesungguhnya



Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut vulva dan tungkai. Dasar : karena pembesaran perut ibu yang lebih besar dari ibu hamil normal. 



Bagian-bagian



janin



sukar



dikenali



karena



banyaknya



cairan



Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka balloterment jelas dsekali. Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak janin. Dasar : karena pembesaran perut ibu yang lebih besar dari ibu hamil normal.



3. Masalah Ibu akan merasa cemas dan gelisah,susah tidur dan sering BAK. Dasar



: karena pembesaran uterus akan menekan kandung kemih, sehingga ibu



sering BAK, serta menyebabkan sesak nafas dan membuat ibu susah tidur. 4. Kebutuhan  Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup  Anjurkan ibu untuk tidak banyak minum pada waktu malam hari



III.



IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Kemungkinan terjadi : 



solutio placenta (jika ketuban pecah tiba-tiba),







prematuritas pada janin,







atonia uteri (disebabkan karena pembesaran perut ibu yang terlalu besar yang menyebabkan uterus teregang sehingga sulit untuk berkontraksi),







retensio plasenta, disebabkan karena pembesaran perut ibu yang terlalu besar yang



menyebabkan uterus teregang sehingga sulit untuk berkontraksi 



syok,







kesalahan - kesalahan2 letak janin yang menyebabkan partus lama dan sulit serta perdarahan postpartum. Ini terjadi karena air ketuban yang banyak sehingga janin di dalam uterus terus berputar di dalam rahim yang mengakibatkan letak janin yang terus berubah-ubah.



IV.



IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA DAN KOLABORASI Kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya bila terjadi komplikasi lebih lanjut.



V.



INTERVENSI



1) Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini 



Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini dalam keadaan baik







Beritahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif



2) Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas / pekerjaan yang berat 



Anjurkan ibu untuk istirahat dan cukup tidur 8 jam sehari







Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan sebelum hamil







Anjurkan ibu untuk tetap rileks dan tenang menghadapi kehamilannya saat ini







Anjurkan ibu untuk istirahat baring dalam keadaan setengah duduk atau miring ke kiri



3) Berikan ibu tablet Fe dan vitamin C 



Berikan ibu tablet Fe dan vtamin C serta ajarkan ibu cara mengkonsumsinya



4) Anjurkan ibu untuk mengatur pola makan 



Anjurkan ibu untuk diet rendah garam







Anjurkan ibu untuk makan 3 kali sehari dengan nutrisi yang cukup







Anjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat



5) Libatkan suami dan keluarga dalam kehamilan ibu saat ini 



Libatkan keluarga untuk selalu memberikan dukungan pada ibu







Beritahu keluarga untuk dapat meyakinkan kondisi ibu dan janinnya baik-baik saja







Persiapkan ibu dalam menghadapi semakin bertambahnya usia kehamilannya



6) Observasi keadaan umum, pembesaran perut dan kenaikan berat badan ibu 



Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion







Pantau keadaan ibu dan janin agar dapat dideteksi dini adanya komplikasi







Anjurkan ibu untuk datang kembali dan memeriksakan kehamilannya dalam 1 minggu mendatang atau bila ada keluhan



7) Evaluasi perkembangan psikologis dan kejiwaan ibu



VI.







Evaluasi perkembangan kecemasan dan kekhawatiran ibu terhadap janinnya







Yakinkan ibu bahwa ibu dan janin dalam keadaan sehat



EVALUASI 1. Ibu sudah mengerti tentang kondisinya dan janin dalam kandungannya saat ini 2. Suami dan keluarga akan memberikan dukungan psikologis pada ibu 3. Ibu masih nampak cemas dengan kondisinya saat ini 4. Ibu mengatakan akan melaksanakan anjuran yang telah dijelaskan



Melakukan evaluasi untuk meyakinkan apakah ibu mengerti apa yang sudah di jelaskan, untuk menilai ulang apakah asuhan yang telah di berikan telah sesuai dan untuk menentukan apakah pasien memerlukan penanganan yang lebih lanjut atau tidak.



BAB III DATA FOKUS DAN ANALISIS



Data Fokus :  Keluhan utama Ibu yang mengalami polyhdramnion akan mengeluh : 



sesak nafas, karena pembesaran perut ibu yang lebih besar dari ibu hamil normal. Sehingga diafragma terdorong keatas oleh pembesaran isi uterus sehingga ibu merasakan sesak nafas.







disertai keringat dingin,







perut terasa tegang dan lebih berat dari biasanya, ini disebabkan karena peregangan uterus karena pembesaran uterus karena air ketuban yang berlebihan



 Pemeriksaan umum 



Keadaan umum



: jelek







Keadaan emosional



: cemas dan gelisah







Dasar



: ibu sesak nafas, lelah, pucat, TD tinggi, Suhu tinggi, Nadi



cepat, Pernafasan cepat.  Berat Badan -



Saat ini



-



Sebelum hamil



-



Terjadi Kenaikan BB yang berlebihan selama hamil : bertambah dari yang normal karena jumlah air ketuban yang lebih dari normal (normal kenaikan BB selama hamil ± 10 kg selama kehamilan)



 Pemeriksaan fisik i) Pemeriksaan head to toe 



Wajah ibu pucat dan konjuntiva pucat







Oedema pada tungkai, vulva dan dinding perut, disebabkan oleh akibat penekanan system vena besar oleh uterus yang sangat besar terutama di ekstremitas bawah, vulva dan dinding abdomen.



j) Inspeksi 



Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar yang disebabkan karena uterus membesar.







Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa kandungannya karena isi uterus menekan diagfragma dan vena cafa inferior sehingga yang menyebabkan sesak nafas.



k) Palpasi 



Perut tegang disebabkan karena regangan uterus oleh air ketuban yang banyak dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut vulva dan tungkai







Fundus



uteri



Bagian-bagian



lebih



tinggi



janin



sukar



dari



tuanya



dikenali



kehamilan



karena



sesungguhnya



banyaknya



cairan



Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka balloterment jelas dsekali. Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak janin. 



Leopold I : TFU : pertengahan pusat – px , teraba bundar, lunak tidak melenting kemungkinan bokong janin







Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan, teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin, pada perut ibu sebelah kiri teraba keras memapan kemungkinan punggung janin.







Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan tidak bisa di goyangkan kemungkinan kepala janin sebagia kecil sudah masuk PAP







Leopold IV : konvergen







Mc. Donald : 35 cm







TBBJ : 3565 gram



l) Auskultasi Denyut jantung janin tidak terdengar atau jika terdengar sangat halus sekali. Karena air ketuban yang terlalu banyak sehingga djj yang terdengar halus. m) Perkusi Refleks patella kiri dan kanan positif.



n) Rontgen foto abdomen 



Nampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang banyak janin tidak jelas







Foto rontgen pada hidramnion berguna untuk diagnose dan untuk menentukan etiologi, seperti anomaly congenital (anensefali atau gamelli)



o) Pemeriksaan dalam Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his. p) Pemeiksan penunjang 



Pada pemeriksaan USG tampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang banyak janin tidak jelas dan foto rontgen pada hidromnion berguna untuk diagnosa dan untuk menentukan etiologi, seperti anomali kongenital (anensefali atau gemelli)







Dan untuk pemeriksaan darah,ibu yang diketahui memiliki rhesus negatif ( beda dengan pasangan ) memungkinkan hamil dengan kelainan ini.







Hb rendah disebabkan karena cairan didalam tubuh ibu banyak dari normalnya sehingga plasma darah ibu pun banyak sehingga hb ibu menjadi rendah







Gula darahnya tinggi jika ibu mengalami DM



BAB IV PENUTUP



4.1 KESIMPULAN Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter.Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo hidramnion yaitu kekurangan air ketuban. Tanda dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut :  Pembesaran uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran yang diperirakan untuk usia kehamilan  Dinding uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung janin sulit atau tidak terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan.  Ada thrill pada cairan uterus  Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan timbul dispnea, edema pada vulva dan ekstremitas bawah; nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha; nyeri ulu hati, mual dan muntah  Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil) (Helen Varney, 2006: 634). 4.2 SARAN Hendaknya kita sebagai Bidan harus bisa melakukan Deteksi dini dari komplikasi kehamilan seperti polihidramnion dengan melakukan ANC yang baik sehingga saat kehamilan, persalinan tidak menimbulkan penyulit baik bagi ibu maupun bayinya.



DAFTAR PUSTAKA



Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC, 1998. Prawirhadjo, Sarwono . Ilmu Kebianan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2008, hal;588-595 Sastrawinata,S.dkk.2004.obsetri patologi.jakarta:ECG Sastrawinata, S. 2005. obsetri patologi. bandung: bagian obsetri dan gynekologi. FK.UNPAD. Edisi ke-2.jakarta: ECG