Makalah: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Persisten Ductus Arteriosus (Pda) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER PERSISTEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak II Dosen Pengampu : Karyadi,S.Kp.,MPH



OLEH KELOMPOK 1 Kelas / Semester : Ambon (Siang) / V (Ganjil) Mega Putri Mar’atun Soleha Rekma A Sakinah Rus Sriyani Rosna Wali Nurlinda Rumarubun Susi Gana Putri Tika Pratiwi Paradila Tualepe Rifa Angkotasan SalsaTuhulele Puja Sari Letahit



: 1420118102 :1420118081 : 1420118070 : 1420118098 : 1420118062 : 1420118279 : 1420118104 : 1420118009 : 1420118126 : :



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MALUKU HUSADA AMBON 2019



1



KATA PENGANTAR



Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kita panjatkan terhadap kehadirat Allah SWT,karena berkat dan rahmat karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Persisten Ductus Arteriosus (PDA)”. Dalam penyusunan makalah ini,kami banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.Oleh karena itu,pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih pada dosen pembimbing kami bapak Karyadi,S.Kp.,MPH, Dosen bidang keperawatan,Orang tua kami dan teman-teman kami. Kritik dan saran sangat kami harapkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat, Aamiin.



Ambon,25 Oktober 2020



Kelompok1



2



DAFTAR ISI Cover…………………………………………………………………………………..1 kata pengantar………………………………………………………………………....2 Daftar Isi………………………………………………………………………………3 BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang…………………………………………………………………….4 1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………4 1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………….4 1.3.1. Tujuan Umum……………………………………………………………...4 1.3.2. Tujuan Khusus……………………………………………………………..4 1.4. Manfaat Penulisan………………………………………………………………...5 1.4.1. Manfaat Teoritis……………………………………………………………5 1.4.2. Manfaat praktis…………………………………………………………….5 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.



Konsep Penyakit…………………………………………………………………..6 2.1.1. Defenisi…………………………………………………………………….6 2.1.2. Etiologi……………………………………………………………………..6 2.1.3. Manifestasi Klinis………………………………………………………….7 2.1.4. Patofisiologi………………………………………………………..............8 2.1.5. Penatalaksanaan……………………………………………………………9 2.1.6. Pemeriksaan Diagnostik……………………………………………………9 2.1.7. Komplikasi…………………………………………………………………9 2.2. Konsep ASKEP………………………………………………………………….10 2.2.1. Pengkajian………………………………………………………………...10 2.2.2. Diagnosa keperawatan…………………………………………………….11 2.2.3. Intervensi keperawatan……………………………………………………11 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN



3



4.1.



Kesimpulan…………………………………………………………………… …13 4.2. Saran …………………………………………………………………………….13 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Paten Ductus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak di operasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan. Adapun gejala paten ductus arteriosus pada bayi Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung, Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas. Untuk mencegah agar tidak terjadi seperti halnya yang telah diuraikan diatas maka perlunya penanganan masalah PDA secara maksimal salah satunya adalah dengan cara pemberian asuhan keperawatan kepada penderita PDA yang cepat,tepat dan efesien dapat membantu menekan angka kejadian dan kematian Penderita PDA.



1.2.



Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep penyakit PDA? 2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem Kardiovaskuler Persisten Ductus Arteriosus (PDA) ?



4



1.3.



Tujuan Penulisan 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui konsep ASKEP pada penyakit PDA 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui konsep penyakit PDA 2. Untuk mengetahui konsep Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler Persisten Ductus Arteriosus (PDA)



1.4.



Manfaat Penulisan 1.4.1. Manfaat Teoritis Mengembangkan ilmu keperawatan Asuhan Keperawatan Anak khususnya pada pasien Peristen Ductus Arteriosus,agar perawat mampu memenuhi kebutuhan dasar pasien. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Bagi Klien Untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien 2. Bagi keluarga Menambah pengetahuan bagi keluarga,sehingga keluarga dapat membantu pasien dalam tindakan mandiri yang sederhana dalam perawatannya 3. Bagi Institusi Rumah Sakit Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan bisa memperhatikan serta memenuhi kebutuhan pasien dengan kasus PDA 4. Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan dasar penelitian,serta dapat memberikan intervensi yang lebih luas pada pasien PDA



5



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1.



Konsep Penyakit 2.1.1. Defenisi Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375) Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar Kardiologi FKUI, 2001 ; 227) Paten duktus arteriosus adalah kegagalan penutupan duktus arteriosus (pembuluh arteri yang menghubungkan aorta dengan arteri pulmonalis) pada bayi berusia beberapa minggu pertama. (Wong, 2009). 2.1.2. Etiologi Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan : 1. Faktor Prenatal a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella. b. Ibu alkoholisme. c. Umur ibu lebih dari 40 tahun. d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin. e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu. 6



2. Faktor Genetik a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan. c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain. 2.1.3. Manifestasi klinis Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tandatanda gagal jantung kongestif (CHF) a. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung b. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas) c. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg) d. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. e. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah f. Apnea g. Tachypnea h. Nasal flaring i. Retraksi dada j. Hipoksemia k. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)



7



2.1.4. Patofisiologi



8



2.1.5. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial. 1. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus. 2. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung 2.1.6. Pemeriksaan Diagnostik 1. Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat 2. Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan) 3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya. 4. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. 5. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.



2.1.7. Komplikasi 1. Endokarditis 2. Obstruksi pembuluh darah pulmonal 3. CHF 4. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur) 5. Enterokolitis nekrosis



9



6. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia bronkkopulmoner) 7. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit 8. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin. 9. Aritmia 10. Gagal tumbuh 1. Konsep Asuhan Keperawatan 1.1.1. Pengkajian 1. Anamnesa a. Identitas ( Data Biografi) PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom. b. Keluhan Utama Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas. c. Riwayat penyakit sekarang Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia. d. Riwayat penyakit terdahulu Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella. e. Riwayat penyakit keluarga Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom. f. Riwayat Psikososial Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress. 2. Pemeriksaan Fisik a. Pernafasan B1 (Breath) Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi. 10



b. Kardiovaskuler B2 ( Blood) Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis. c. Persyarafan B3 ( Brain) Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran. d. Perkemihan B4 (Bladder) Produksi urin menurun (oliguria). e. Pencernaan B5 (Bowel) Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis. f. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone) Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.  1.1.2. Diagnosa Keperawatan 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume sekuncup 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen 1.1.3. Intervensi Keperawatan 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume sekuncup. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam, diharapakan curah jantung normal. Kriteria hasil: 1) Tekanan darah dalam batas yang diharapkan 2) RR dalam batas yang diharapkan 3) Tidak terdapat angina Intervensi: 1) Evaluasi adanya nyeri dada. 2) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output. 3) Monitor / melihat monitor untuk melihat adanya perubahan tekanan darah. 4) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan. 5) Monitor / melihat toleransi aktifitas pasien. 6) Tidak ada keluhan dypsnea, patigue, takipnea dan ortopnea 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam, diharapakan gangguan pertukaran gas dapat teratasi. Kriteria hasil: 1) Peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat 2) Kebersihan paru-paru 11



3) Mendemonstras ikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih 4) Tidak ada keluhan Airway Management Intervensi: 1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 2) pemasangan alat jalan nafas buatan 3) lakukan fisioterapi dada 4) keluarkan sekret dengan batuk atau suction 5) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam, diharapakan intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan Kriteria hasil: 1) Mampu melakukaan aktivitas sehari-hari 2) TTD normal Intervensi: 1) Bantu klien untuk mengidentivikasi aktivitas yang mampu dilakukan 2) Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas 3) Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang



12



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1.Kesimpulan Paten ductus arteriosus merupakan saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendes. Menutupnya ductus arteriosus pada minggu pertama kehidupan yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. Penyebab penyakit bawaan jantung belum dapat di ketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor prenatal dan faktor genetic. Pada bayi prematur sering di samarkan oleh masalah-masalah lain dengan premature (misalnya sindrom gawat nafas) pemberian endome-thacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus 3.2.Saran Di dalam masalah PDA,kita harus mengetahui faktor-faktor pencetus terjadinya PDA,apabila kita sudah mengetahui maka jauhilah faktor-faktor tersebut dengan mengubah gaya pola hidup sehat,terutama pada ibu hamil.



13



DAFTAR PUSTAKA Nurul Khasanah,dkk.2016.Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Paten Ductus Arteriosus (PDA).STIKes Al-Irsyad AlIslamiyyah Cilacap. Anonim.2014.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Jantung Bawaan (Patent Ductus Arteriosus/PDA). https://asuhankesehatan.wordpress.com /2014/04/09/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-penyakit-jantungbawaan-patent-ductus-arteriosus-pda/ (diakses:24 Oktober 2020)



14