Makalah Caring [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan



pembuatan



makalah



tentang



“konsep



caring



dan



pengaplikasiannya”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan stau-satu, yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih



Makassar, 20 Agustus 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii BAB I ............................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. LatarBelakang .................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2 C. Tujuan ................................................................................................................ 2 BAB II ........................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3 A. Pengertian Caring ............................................................................................... 3 B. Teori keperawatan mengenai caring...................................................................5 C. Aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari ................................................... 15 D. Perbedaan caring dan curing ............................................................................ 20 BAB III ....................................................................................................................... 25 PENUTUP ................................................................................................................... 25 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 25 B. Saran ................................................................................................................. 25 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 27



ii



iii



BAB I



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Fungsi utama perawat adalah membantu klien (dari level individu hingga masyarakat), baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. Layanan keperawatan diberikan karena adaya kelemahan fisik, mental, dan keterbatasan



pengetahuan



serta



kurangnya



kemauan



untuk



dapat



melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri (Asmadi, 2008, p. 9). Berbagai masalah yang terjadi pada saat ini, dari masalah kesehatan yang sederhana sampai yang sangat kompleks telah menuntut perhatian berbagai kalangan kesehatan termasuk keperawatan. System kolaborasi yang baik dan koordinasi kegiatan yang terjadi antar disiplin pemberi pelayanan diharapkan dapatmengantisipasi kompleksitas masalah kesehatan yang terjadi. Oleh karena itu, kondisi ini mengharuskan profesi keperawatan untuk menungkatkan diri agar tetap memberikan pelayanan keperawatan yang terintigrasi dan paripurna. Sifat pelayanankesehatan saat ini dan di masa mendatang lebih menekankan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif). (Simamora, 2009, p. 24). Kualitas perawat ditentukan oleh kompetensi hard skillsdan soft skills. Caringsebagai bagian dari soft skillsadalah esensi mendasar pada profesi perawat dan penilaian pasien mengenai soft skills caringperawat adalah indikator dari kualitas pelayanan keperawatan. Saat ini, soft skills caringmasih belum optimal dilaksanakan sebagai pengembangan profesional perawat di 1



rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengembangkan model pelatihan soft skills caring. Desain pretest-posttesttanpa kelompok kontrol dengan intervensi terdiri dari 1) pemberian materi selama 3 hari, 2) post pelatihan 2, 4 dan 6 minggu. Penilaian diri sendiri perawat dengan CNPI dan penilaian pasien dengan



patient



satisfaction



with



nursing



care.



Atribut



soft



skills



caringteridentifikasi yaitu soft skills caring, keterampilan interpersonal, komunikasi dan profesional. Model pelatihan soft skills caringterbukti efektif meningkatkan penilaian perawat dan pasien mengenai soft skills caring perawat. Model pelatihan soft skills caring dapat dimanfaatkan untuk peningkatan soft skills caring bagi perawat di rumah sakit Menurut Mayehoff caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, dan rendah hati.



B. Rumusan Masalah 1. Pengertian caring secara umum ? 2. Bagaimana teori keperawatan mengenai caring ? 3. Bagaimana aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari ? 4. Apa perbeda anantara caring dan curing?



C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan I (KDK 1), serta untuk mengetahui : 1. Pengertian caring secara umum 2. Bagaimana teori keperawatan mengenai caring 3. Bagaimana aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari 4. Apa perbedaan antara caring dan curing 2



BAB II



PEMBAHASAN A. Pengertian Caring Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan dan jadi untuk memenuhi kebutuhan actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan suatu rasa kepedulian. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien (Sartika & Nanda, 2011). Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Banyak sekali ahli keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai berikut : (Tarida & Sauliyusta, 201, pp.3-4). 1. Crips dan Taylor (2001), caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.



3



2. Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggungjawab, dan ikhlas. 3. Barnum (1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap (emosional), dan kehati-hatian. 4. Delores gaut (1984), caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna di mana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggungjawab, dan iklhas. 5. Merriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. 6. Griffin (1983), membagi konsep caring ke dalam dua dominan utama. Salah satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peranyang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada pasien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antar perawat dengan pasien. 7. Leinginger



(1981),



caring



merupakan



aktifitas,



proses



dan



pengambilan keputusan yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan status kesehatan. 8. Lydia Hall (1969), mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core dan cure 4



harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsure ini harus dipadukan. 9. Florence



Nightingale



(1860),



caring



adalah



tindakan



yang



menunjukkan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, verifikasi yang baik dan tenang kepada klien. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati, dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan.



B. Teori keperawatan mengenai caring 1. Jean watson Jean Watson mendefenisikan caring sebagai moral yang ideal dalam keperawatan yang bertujuan untuk proteksi, perbaikan, dan pemeliharaan martabat manusia. Caring kepada manusia termasuk nilai dan keinginan komitmen untuk peduli, mengetahui, tindak peduli dan konsekuensinya.



5



Berdasarkan



jurnal



“HEALTH



CARE



INTERPROFESSIONAL TEAM MEMBERS’ PERSPECTIVES ON HUMAN CARING: A DIRECTED CONTENT ANALYSIS STUDY”. Sejumlah teori telah dikembangkan untuk memandu disiplin keperawatan. Salah satu teorinya adalah Teori Watson yaitu “Human Caring”. Teori ini, didasari pada pengertian tentang perspektif holistik dan psikologi transpersonal, yang memiliki sistem nilai yang mendalam yang dibangun dari sebuah lanjutan ethical-epistemicontological and a unitary worldview. Inti utama Teori “human caring” adalah hubungan transpersonal (transpersonal relationships) dan kepedulian antar manusia (the human-to-human). Teori ini banyak digunakan untuk memandu pendidikan keperawatan, praktik, dan penelitian internasional. Terdapat 10 CARITAS PROCESSES menurut Jean Watson, yaitu : 1) Mempertahankan nilai-nilai humanistik-altruistik oleh praktek cinta kasih, kasih sayang dan keseimbangan batin dengan diri / orang lain. 2) Hadir secara sepenuhnya, memungkinkan iman / harapan / sistem kepercayaan; menghormati subjektif batin, duniakehidupan diri / orang lain. 3) Menjadi peka terhadap diri dan orang lain dengan mengolah praktek-praktek spiritual sendiri; melampaui ego-diri untuk kehadiran transpersonal. 4) Mengembangkan dan mempertahankan penuh kasih, hubungan saling percaya-peduli. 5) Memungkinkan untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif - otentik mendengarkan cerita orang lain. 6) Kreatif pemecahan masalah ”solution-seeking” melalui proses caring; penuh penggunaan diri dan kesenian dari praktek 6



caring-healing melalui penggunaan semua cara mulai dari mengetahui / menjadi / melakukan / menjadi. 7) Terlibat dalam transpersonal teaching and learning dalam konteks caring realitionship; tetap dalam kerangka dari referensi-pergeseran terhadap model pelatihan untuk kesehatan / memperluas kesehatan. 8) Menciptakan lingkungan penyembuhan di semua tingkat; lingkungan halus untuk kehadiran peduli otentik energik. 9) Hormat membantu dengan kebutuhan dasar sebagai tindakan suci, menyentuh mindbodyspirit dari semangat lainnya; mempertahankan martabat manusia. 10) Pembukaan



untuk



spiritual,



misteri,



tidak



diketahui-



memungkinkan untuk mukjizat. 2. Kristen M Swatson Teori Caring menurut Swanson dieksplorasi dalam pandangan mengembangkan kerangka teori untuk studi penelitian yang berjudul "effect of structured nursing care rounds on selected nursing quality indicators". Theory of Caring Swanson disusun berdasarkan lima prinsip kepedulian yang mencakup definisi keseluruhan dari perawatan dalam praktik keperawatan. Teori ini menyatakan bahwa kepedulian berlangsung dalam urutan lima kategori: mengetahui, bersama dengan, lakukan untuk, memampukan, dan mempertahankan keyakinan. Ketika diterapkan pada praktik keperawatan, masing-masing dari lima tahap ini merangsang sikap pengasuh dan meningkatkan kesejahteraan pasien secara keseluruhan. Teori ini bertujuan membantu tenaga perawat untuk memberikan perawatan yang meningkatkan martabat, rasa hormat, dan pemberdayaan. Model ini dibingkai untuk memastikan perilaku perawatan yang konsisten yang pada nantinya akan meningkatkan kepuasan pasien. 7



Caring didefinisikan sebagai cara pengasuhan berhubungan dengan orang lain yang saling menghargai terhadap siapa seseorang merasakan komitmen dan tanggung jawab pribadi. Lebih khusus lagi, caring adalah pertumbuhan dan memberikan kesehatan (pengasuhan) terjadi dalam hubungan (berkaitan) dengan yang dirawat (yang dihargai lainnya); individual dan intim (pribadi), dengan rasa komitmen (gairah), akuntabilitas dan tugas (tanggung jawab). Bersama dengan ini, pengasuhan disampaikan sebagai serangkaian proses yang saling terkait yang berkembang dari keyakinan perawat sendiri, pengetahuan dan interaksi dengan pasien. Proses perawatan: bersama, melakukan untuk, memampukan, dan mempertahankan keyakinan, terlebih lagi, didasarkan pada perilaku keperawatan yang nyata. 3. Florence Nigtingale Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial. 1) Lingkungan fisik (physical enviroment) Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. 2) Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat



8



merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. 3) Lingkungan sosial (social environment) Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. 4. Sobel Sobel (1989) mendefinisikan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaankesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak dan berperasaan. Caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari orangorang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan klien, yang mempertahankan martabat dan menghargai klien, bukan melakukan tindakan amoral pada saat melakukan tugas perawatan. Dengan “human caring” berarti bahwa perasaan perhatian, menghargai, menghormati satu orang mungkin dimiliki orang lain. akarnya terletak pada perilaku ibu dan ayah dari semua makhluk hidup yang lebih tinggi, dan mungkin terganggu atau diperkuat oleh keadaan lingkungan. kata "kelembutan" mencerminkan aspek ganda dari caring. Menjadi lembut berarti peduli, menjadi lembut berarti mudah dan rentan untuk terluka/tersakiti. 5. Lydia E. Hall Teori keperawatan Lydia E. Hall memfokuskan pada tiga konsep utama “care, cure, and core”, di mana “care” sebagai 9



hubungan langsung dan reaksi antara perawat-pasien. Melakukan perawatan pasien yang memberikan dampak lingkungan yang nyaman, rasa percaya, dan mendukung terjadinya komunikasi yang baik antara perawat dengan pasien. “Cure” merupakan hubungan perawat dengan klien dimana perawat melakukan pengkajian dan merencanakan bagaimana pengelolaan pasien dengan masalah gangguan pada pasien. Sedangkan “core” mengedepankan bagaimana perawat dan pasien dapat berkomunikasi masalah emosional tentng perubahan fisik dan kondisi mental pasien yang mengalami gangguan. (George, 2000) Asumsi utama dalam teori Lydia E. Hall adalah adanya motivasi dan kekuatan untuk memperoleh kesembuhan ada dalam diri pasien bukan terletak pada perawat atau tenaga kesehatan. Tiga aspek care, cure, dan core memiliki fungsi yang saling berhubungan satu dengan lainnya (Gonzalo, 2011). 6. Marriner and Tomey Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring



juga



memberikan



didefinisikan asuhan



fisik



sebagai dan



tindakan



memperhatikan



yang



bertujuan



emosi



sambil



meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et al., 1999). Menurut Watson (2012) perawat yang mempunyai nilai-nilai humanistik dan altruistik dapat dilambangkan melalui penilaian terhadap pandangan diri seseorang, kepercayaan, interaksi dengan berbagai kebudayaan dan pengalaman pribadi. Melalui sistem nilai humanistik dan altruistik ini perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu pada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan 10



kesehatan kepada klien. Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik mulai berkembang diusia dini dengan nilai-nilai yang berasal dari orang tuanya. Sistem nilai ini pengalaman hidup buat seseorang dan mengantarkan ke arah kemanusiaan. Pembentukan sistem nilai humainistikaltruistik dibangun dari pengalaman hidup, belajar dan juga dapat ditingkatkan selama masa pendidikan perawat. HumanistikAltruistik dapat didefinisikan sebagai kepuasan dalam memberi yang berasal dari dalam diri sendiri (Marriner & Tomey, 2012). Sikap perawat yang mencerminkan nilai Humanistik-Altruistik ialah perawat memberikan kebaikan dan kasih sayang serta membuka diri untuk melakukan tindakan terapi dengan klien (Poer & Perry, 2012). 7. Griffin Griffin (1983, dalam Morrison & Burnard, 2008) membagi konsep caring ke dalam dua domain utama. Salah satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal essensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada pasien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh pengaruh antara perawat dan pasien. Kualitas tinggal pasien di Rumah Sakit bergantung pada interaksi yang baik antara dokter, perawat, ahli farmasi, teknisi dan pasien. Kelompok-kelompok yang berkinerja tinggi adalah penting terhadap hasil pasien yang baik (Griffin, 2013). 8. M Leininger



11



Setiap perawat harus memahami caring, tulus dan berusaha memahami apa yang dirasakan klien berbeda-beda sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan bermutu yang diberikan perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien berupa memberikan kenyamanan, kasih sayang, kepedulian, empati, memfasilitasi, minat, keterlibatan, tindakan konsultasi



kesehatan,



tindakan



instruksi



kesehatan,



tindakan



pemeliharaan kesehatan, perilaku menolong, cinta, kehadiran, perilaku protektif, berbagi, perilaku stimulasi, penurunan stress, bantuan, dukungan, surveilands, kelembutan, sentuhan dan kepercayaan (Leininger, 1988 dalam Creasia & Parker, 2001) 9. Barnum and Wolf Barnum (1994), caring memiliki makna yang bersifat aktivitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian. Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sentral praktik keperawatan berupa tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan menunjukkan perhatian, empati maupun rasa menyayangi yang berupaya untuk meningkatkan kesehatan klien. Karakteristik caring menurut wolf dan barnum, yaitu : 1) Mendengar dengan perhatian 2) Memberi rasa nyaman 3) Berkata jujur 4) Memiliki kesabaran 5) Bertanggung jawab 6) Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan 7) Memberi sentuhan 8) Memajukan sensitifitas 9) Menunjukan rasa hormat pada klien 12



10) Memanggil klien dengan namanya



10. Simon Roach Caring adalah sarana di mana perawat berinteraksi dengan pasien



dan



membantu



mereka



mengatasi



penderitaan,



untuk



menemukan makna dalam pengalaman mereka, untuk meningkatkan kesehatan



dan



kesejahteraan



dan



untuk



meninggal



dengan



kemuliaan/bermartabat. Caring adalah tindakan yang memelihara; tindakan yang mendorong pertumbuhan, pemulihan, kesehatan dan perlindungan mereka yang rentan. caring adalah memberdayakan mereka untuk siapa perawatan diberikan (Roach, 1997). Roach (2002) membagi enam komponen Caring yang mana perawat dapat menunjukkan/melakukan caring terhadap pasien dan keluarganya. 1) Compassion (Kasih Sayang) Kasih sayang atau Belas kasihan ditunjukkan saat perawat berusaha memahami apa yang mungkin dialami pasien-rasa sakit, ketidaknyamanan, tidak adanya semangat hidup, dan pengalaman dari keluarga. 2) Competence (Kemampuan) Kemampuan



didemonstrasikan



secara



langsung



teknis



perawatan pasien, mengetahui tentang kondisi pasien, dan kemampuan untuk menjelaskan kondisi kepada orang tua dalam hal yang akan mereka pahami. Perawat dapat menunjukkan



kemampuannya



dengan



mengantisipasi



kerusakan/kesalahan yang akan terjadi pada pasien dan dapat membantu mempersiapkan keluarga untuk kejadian yang akan terjadi ke depannya. Selanjutnya, itu adalah keadaan memiliki 13



pengetahuan, diperlukan penilaian, keterampilan, energi, pengalaman, dan motivasi untuk menanggapi secara memadai tuntutan



profesional



seseorang



tanggung



jawab.



Berpengetahuan adalah bentuk ketabahan tertinggi dalam memberikan perawatan klien (Sherwood 2000). 3) Confidence (Kepercayaan) Kepercayaan/Keyakinan merupakan komponen ketiga, ini ditunjukkan untuk memastikan kepada keluarga bahwa dijamin akan merawat anak mereka dan informasi yang mereka terima adalah benar dan terkini. Keyakinan/kepercayaan adalah kualitas,



yang



menumbuhkan



hubungan



kepercayaan.



Menjamin keluarga nyaman dan sadar bahwa perawat ada untuk



mereka



dan



anak



mereka



untuk



membantu



mengembangkan kepercayaan diri perawat dan kepercayaan keluarga pada perawat. 4) Conscience (Hati nurani) Perawat harus menunjukkan hati nurani dalam segala hal dilakukan untuk pasien dan keluarga, mengingat bahwa pasien selalu didahulukan. Tekad ini untuk menunjukkan hati nurani harus mencakup advokasi untuk pasien dengan profesional kesehatan lain dan dengan keluarga. Itu semua berurusan dengan situasi kritis secara berbeda dan, dalam merawat setiap orang sebagai individu, memahami orang dengan utuh dan lengkap pada saat itu sangat penting untuk mengekspresikan hati nurani perawat. Hati nurani adalah keadaan kesadaran moral; mengarahkan perilaku seseorang sesuai dengan kemampuan moral, Cowling (2000). 5) Commitment



14



Perawat menunjukkan komitmen dengan tetap kepada keluarga dan pasien selama perawatan, belum tentu mengatakan atau melakukan sesuatu yang penting atau mendalam, hanya menjadi otentik. Afektif yang kompleks respon yang ditandai oleh konvergensi antara satu keinginan dan kewajiban seseorang, dan oleh pilihan yang disengaja untuk bertindak sesuai dengan mereka. 6) Comportment Yang terakhir dari enam C Roach yaitu comportment yang sangat penting. Perawat harus terlihat, bersuara, dan bertindak sebagai profesional bahwa dirinya jujur kepada diri sendiri, kepada pasien, dan kepada keluarga, menunjukkan “respek terhadap pasien lebih dulu dan penyakit yang kedua.” Semua atribut ini sangat penting bagi elemen keperawatan sebagai caring.



C. Aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari  Aplikasi Caring menurut Jean Watson: 1) Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangandalam konteks kesadaran terhadap caring. 2) Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan system keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat. 3) Memberikan



perhatian



terhadap



praktekpraktek



spiritual



dan



transpersonal diriorang lain, melebihi ego dirinya. 4) Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya,yang saling bantu dan saling percaya.



15



5) Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negativesebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yangdirawat. 6) Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik. 7) Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakuikeutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain. 8) Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupunnonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memilikikeholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian. 9) Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yangpenuh,memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, ragadan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual. 10) Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial darikehidupan dan kematian seseorang, “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.  Aplikasi Caring Secara Umum 1) Memenuhi kebutuhan dasar pasien Caring ditunjukkan melalui penatalaksanaan kebutuhan dasar pasien



dimana



kebutuhan



fisikmenjadi



prioritas.



Contohnya,



memandikan, memakaikan pakaian, memberi makan dan mengangkat pasien. 2) Perawatan fisik membantu mengembangkan respon empati 16



Praktik penyediaan perawatan fisik untuk pasien memainkan peranan penting dalam membanggun pemahaman empatik terhadap situasi pasien. Dengan cara ini hubungan yang lebih dekat dengan pasien terbentuk. Caring secara fisik memberi jalan untuk mengasuh dan mendukung secara emosional dan psikologis. 3) Hubungan yang optimis Pendekatan lain yang diterapkan perawat adalah mengadopsi kesan optimisme yang tidak dijamin ketika bersama pasien. Perawat mencoba



mendorong



moral



pasiennya,



dan



ini



menambah



semangatnya sendiri walaupun perawat mengetahui bahwa ia tidak dapat jujur sepenuhnya tentang kondisi pasien yang buruk dan masa depan pasien yang tidak pasti. 4) Mengatakan pada pasien untuk tidak khawatir Meskipun seorang perawat tahu bahwa kondisi pasien tersebut kritis, perawat harus mampumengatakan padan pasiennya untuk tidak khawatir dan menekankan aspek-aspek positif atas kondisi pasien yang kritis. Ia melarang pasiennya berpikir terlalu banyak mengenai risiko kritis pasien dan harus mendorong pasien untuk berpikir cepat sembuh. Intinya, seorang perawat harus mampu meringankan kecemasan pasien. 5) Berupaya untuk tidak membeberkan informasi Perawat berupaya untuk tidak memebeberkan iinformasi yang dapat memperburuk kondisi pasien.  Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah



17



kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan keluarga. a) Kehadiran suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan saranauntuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999),kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson,



1993).



Kehadiran



seorang



perawat



membantu



menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan. b) Sentuhan Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkan dalam tiga kategori : 1) Sentuhan Berorientasi-tugas Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien. 2) Sentuhan Pelayanan (Caring) Yang memegang



termasuk tangan



dalam



klien,



sentuhan



memijat



caring



adalah



punggung



klien,



menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam 18



pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi



keamanan



dan



kenyamanan



klien,



meningkatkanharga diri, dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994). 3) Sentuhan Perlindungan Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan



untuk



melindungi



perawat



dan/atau



klien



(fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh. Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana. c) Mendengarkan Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian. d) Memahami klien Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahamiklien merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami. e) Caring Dalam Spiritual Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisikseseorang. Spiritual menawarkan rasa 19



keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan oranglain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi. Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan



yang baik dengan melakukan halseperti,



mengerahkan harapan bagi klien dan perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber dayasosial, emosional, atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia, roh dengan roh. f) Perawatan Keluarga Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untukmenyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.



D. Perbedaan caring dan curing Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Caring merupakan fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir, berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori caring, human care merupakan hal yang 20



mendasar. Human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan Watson, 1979). Di samping itu, Watson dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap sebagai media pemberi asuhan (Carruth et al., 1999). Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi keperawatan dan fokus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994). Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner



(1989)



menempatkan



caring



sebagai



dasar



dalam



praktek



keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar ¾ pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai seorang perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam 21



prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat dipahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa dipertanggungjawabkan. Hall (1969) mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekundernya. Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan caring sebagai tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam caring. Karena di dalam caring termasuk salah satunya adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling melengkapi. Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat



diagnosis



medis



yaitu



suatu



bentuk



kinerja



yang



mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain dapat disebut diagnosa penyakit.



22



Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya. Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring) yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan tindakan pengobatan dengan obat (drug)



dan



tindakan



operatif.



Dari



sini



dapat



dipahami



bahwa



caringmemperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya. Satu hal lagi yang dapat dipahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu: 1) Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi. 2) Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri



memenuhi



kebutuhan



dasarnya,



mencegah



penyakit,



meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya. Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari caring. Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan melakukan caring dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan caring. Caring tidak akan pernah lepas 23



dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi keperawatan itu sendiri.



24



BAB III



PENUTUP



A. Kesimpulan 



Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi



bagi



orang



lain,



pengawasan



dengan



waspada,



menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). 



Banyak sekali ahli keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring







Menurut Simon Roach (1995) ada 6 (enam) komponen caring







Aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari terbagi menjadi dua yaitu menurut Jean Watson dan secara umum







Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan keluarga.







Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar ¾ pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing.



B. Saran Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan berusaha memperbaiki makalah selanjutnya agar lebih baik dari makalah sebelumnya. Maka dari itu penulis



25



mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.



26



DAFTAR PUSTAKA



Ermasta, F. (n.d.). Aplikasi Caring dalam Keperawatan. Retrieved Agustus 22, 2019, from



academia.edu:



https://www.academia.edu/37430114/APLIKASI_CARING_DALAM_KEPE RAWATAN Konsep Caring. (n.d.). Retrieved Agustus 22, 2019, from repository.usu.ac.id: http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter%20II.p df;jsessionid=D5BB29A44F8B352EF23FD421303D4EC2?sequence=3 Nusantara, A. F., & Wahyusari, S. (2018, Januari 1). Perilaku Caring Mahasiswa. Retrieved



Agustus



22,



2019,



from



ojshafshawaty.ac.id:



http://www.ojshafshawaty.ac.id/index.php/jikes/article/viewFile/101/45 Putri, E. T. (2016). Konsep Caring. Makassar: Erlangga. Samu, N. (n.d.). Konsep Caring. Retrieved Agustus 22, 2019, from academia.edu: https://www.academia.edu/9623536/BAB_2_TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_K onsep_Caring ShiyoonCr, Y. (n.d.). Konsep Caring. Retrieved Agustus 22, 2019, from academia.edu: https://www.academia.edu/17473705/KONSEP_CARING



Afifah, Efy. Konsep Caring. Di ambil dari http://staff.ui.ac.id Potter, P. A. & Perry A. G. (2009). Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I. Terjemahan Salemba Medika: Jakarta Asmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktern EGC



27



Perry , Potter. (2013). Fundamentals of Nursing Eighth Edition. Elsevier Health Sciences. Kusmiran, Eny. (2019). Soft Skills Caring dalam Pelayanan Keperawatan (Edisi 2).Jakarta Timur: Trans Info Media (TIM)



JOURNAL REFERENCE : Jean Watson, International Journal of Nursing Sciences Journal file:///C:/Users/user/Music/CARING/IJNSarticle-Jan2019.pdf Krisen M Swanson, Asian Journal of Nursing Education and Research http://ajner.com/HTMLPaper.aspx?Journal=Asian%20Journal%20of%20Nursing%20 Education%20and%20Research;PID=2018-8-1-36 Sobel, American Journal of Nursing https://journals.lww.com/ajnonline/Citation/1969/12000/Human_Caring.28.aspx#pdflink Jurnal Kesehatan Vokasional file:///C:/Users/user/Downloads/40957-120120-1-PB.pdf Simon Roach, file:///C:/Users/user/Downloads/10.5923.j.nursing.20150501.01%20(1).pdf



28