Makalah CVT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



Continuous Variable Transmision (CVT)



OLEH: AUFI NADZARY



1741220034



DONNY BRIMATYA



1741220035



PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Continuous Variable Transmision (CVT)“ ini. Walaupun banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini penulis kutip langsung dari sumber. Tapi penulis berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudarasaudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas  tentang “Continuous Variable Transmision (CVT)“. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas sistem manajemen chassis di Politeknik Negeri Malang. Makalah ini berisi informasi tentang “Continuous Variable Transmision (CVT)”. Yang penulis harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan Continuous Variable Transmision yang akan penulis bahas ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin. Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima kasih,



Malang, 10 April 2020



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2 1.3 Rumusan Tujuan.........................................................................................2 1.4 Manfaat.......................................................................................................2 BAB II. DASAR TEORI..........................................................................................3 2.1 Pengertian Continuous Variable Transmision (CVT).................................3 2.2 Sejarah Continuous Variable Transmision (CVT)......................................5 2.3 Tipe Continuous Variable Transmision (CVT)...........................................5 2.4 Prinsip Kerja Continuous Variable Transmision (CVT)..............................6 2.5 Kelebihan dan Kekurangan Continuous Variable Transmision (CVT)......7 BAB III. PEMBAHASAN.......................................................................................8 3.1 Komponen Utama Continuous Variable Transmision (CVT)....................8 3.2 Cara Kerja Continuous Variable Transmision (CVT)..............................10 3.3 Technology Continuous Variable Transmision (CVT) saat ini.................12 3.4 Perawatan dan Hal-hal yang Menyebabkan Kerusakan Pada CVT..........13 BAB IV. PENUTUP..............................................................................................16 4.1 Kesimpulan...............................................................................................16 4.2 Saran..........................................................................................................16 iii



DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17 DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1...............................................................................................................3 Gambar 2.2...............................................................................................................4 Gambar 2.3...............................................................................................................5 Gambar 2.4...............................................................................................................6 Gambar 2.5...............................................................................................................6 Gambar 3.1...............................................................................................................8 Gambar 3.2...............................................................................................................8 Gambar 3.3...............................................................................................................9 Gambar 3.4...............................................................................................................9 Gambar 3.5.............................................................................................................10 Gambar 3.6.............................................................................................................10 Gambar 3.7.............................................................................................................12



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Masalah Inovasi di bidang otomotif terus berkembang sejalan



dengan



banyaknya



penemuan–penemuan baru yang beredar dipasaran seperti 4 Wheel System, Electronic Stability Control (ESC), Rem Antilock (ABS), pegas suspensi, transmisi otomatis dan penggunaan engine berbahan bakar solar telah digunakan pada sedan mewah dengan perubahan teknologi yang cukup berarti. Dunia otomotif yang semakin berkembang menuntut perubahan agar alat transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar melainkan juga pada tingkat kenyamanan dalam berkendara. Salah satunya adalah perubahan pada sistem transmisi. Sistem transmisi dibuat untuk memperoleh momen yang sesuai. Seiring perkembangan jaman masyarakat menginginkan kemudahan dalam berkendara, yang mana sitem transmisipun ikut menyesuaikan perubahan tersebut. Perubahan tersebut dimulai dari pemindahan transmisi dengan kopling manual menjadi pemindahan transmisi dengan kopling otomatis. Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak digunakan dengan alasan lebih irit dan lebih gesit menghadapi medan jalan. Biasanya transmisi manual terdiri dari 3 sampai dengan 6 speed. Dengan kondisi perkotaan yang padat membuat transmisi manual menjadi tidak nyaman karena harus mengganti transmisi secara berulang-ulang maka dibuatlah transmisi otomatis. Transmisi otomatis atau yang dikenal dengan sebutan Continuous Variable Transmision (CVT) adalah transmisi yang dapat membuat kita dapat merasakan kenyamanan karena kita hanya perlu menarik gas tanpa memindahkan transmisi karena transmisi akan berpindah secara otomatis. Tidak hanya kemudahan dalam berkendara tetapi juga kemudahan dalam perawatan transmisi dan tampilan yang futuristik membuat masyarakat makin melirik kendaraan jenis ini. Dalam perkembangan yang semakin pesat ini, khususnya pada dunia otomotif banyak orang yang belum mengetahui tentang sistem transmisi CVT. Dengan alasan tersebut maka dibuatlah makalah sistem transmisi otomatis jenis CVT ini.



1



1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat menuliskan rumusan



masalah sebagai berikut. 1) Apa Pengertian dan fungsi Continuous Variable Transmision (CVT)? 2) Bagaimana prinsip kerja sistem Continuous Variable Transmision (CVT)? 3) Apa saja komponen dari Continuous Variable Transmision (CVT)? 1.3



Rumusan Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat menuliskan rumusan tujuan



sebagai berikut. 1) Ingin mengetahui pengertian dan fungsi Continuous Variable Transmision (CVT). 2) Ingin mengetahui prinsip kerja sistem Continuous Variable Transmision (CVT). 3) Ingin mengetahui komponen dari Continuous Variable Transmision (CVT). 1.4



Manfaat Berdasarkan rumusan tujuan diatas, maka penulis dapat menuliskan manfaat dari



makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Sebagai wacana baru terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya perawatan sistem transmisi yaitu Continuous Variable Transmision (CVT). 2) Sebagai bahan penulisan lebih lanjut dalam perawatan sistem transmisi yaitu Continuous Variable Transmision (CVT).



2



BAB II DASAR TEORI



2.1 Pengertian Continuous Variable Transmision (CVT)



Gambar 2.1 Continously Variable Transmisision atau yang biasa orang bilang CVT ini merupakan pengganti gear box transmision pada transmisi otomotis. Bila kita melihat pada gambar di atas, memang sangat berbeda jauh bentuknya maupun komponennya bila di bandingkan dengan transmisi gearbox. Pada CVT secara garis umum tergabung dengan adanya sepasang pulley adjustable dan sebuah belt yang membuat kedua pulley ini berputar pada putaran yang sama. Pulley ini akan “mengembang” dan “mengempis” untuk mengatur ratio perpindahan gigi. Sehingga pada saat mobil berjalan lambat, seperti pada gambar di sebelah kiri. Dan saat berkecepatan tinggi terdapat pada gambar sebelah kanan. Pada transmisi CVT, memungkinkan transmsisi dapat merubah posisi gigi-nya sampai tak terhingga. Tergantung dari bergeseran pulley tersebut. Pada transmisi CVT untuk mengubah perpindahan gigi, CVT tidak lagi menggunakan roda-roda gigi seperti transmisi manual dan otomatis konvensional (gigi planet). Pada



3



transmisi otomatik konvensional masih ada gigi planet yang mengubah atau memindahkan gigi dengan cara “meloncat”. Hanya, perpindahan gigi yang diatur secara otomatis.



Gambar 2.2 Transmisi CVT milik secara kontinu memonitor durasi dan bukaan gas, dan secara otomatis



mengubah



mode



pengendaraan



untuk



kontrol



yang



optimal.



Dengan



mengoptimalkan range rasio dari kecepatan belt dan melengkapi transmisinya dengan kontrol tekanan pulleyside secara langsung, sistem transmisi ini memberikan rasa berkendara yang natural, meningkatkan efisiensi transmisi, dan memperbaiki tingkat ekonomis bahan bakar.



Secara teknis, roda bergigi konvensional dalam CVT diganti dengan dua drum yang ukurannya dapat berubah, dan selembar sabuk baja (steel drive belt). Pergerakan sabuk baja ini dibentuk oleh setiap drum. Diameter dari setiap drum diatur oleh sebuah komputer transmisi yang menambah atau mengurangi tekanan minyak ke dalam setiap bagian yang bergerak dari setiap drum. Ini adalah rasio rendah (gigi 1). Didalam gigi tinggi (top gear) tekanan tinggi minyak masuk ke dalam katrol penggerak "drive pulley". Diameter drum sekarang berputar balik sehingga katrol penggerak berputar lebih cepat dari katrol yang bergerak. Di dalam kedua posisi ini, rasio terendah dan tertinggi, komputer transmisi membantu menyeimbangkan tekanan minyak ke setiap drum dan ini menghasilkan rasio yang tepat ke kondisi jalanan dan posisi akselerator dan moda pengendaraan mobil (drive mode). Karena itulah, mobil yang menggunakan transmisi manual dan otomatik konvensional, ditulis perbandingan giginya: 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. Sedangkan pada transmisi CVT, tidak 4



ada. Pasalnya, begitu putaran mesin naik atau turun - sesuai dengan beban atau muatan perbandingan gigi langsung berubah. 2.2



Sejarah Continuous Variable Transmision (CVT) Sekitar 40 tahun sejak ditemukannya transmisi otomatis konvensional, para insinyur



kembali membuat teknologi revolusioner. Alih-alih memakai roda gigi di transmisi, mereka justru menggunakan sabuk baja yang diameternya bisa diubah lewat puli berbentuk unik. Jadi perpindahan rasio transmisi tak terjadi dari gigi ke gigi, namun berlangsung gradual sesuai perubahan diameter puli. Hasilnya tidak ada perpindahan rasio gigi yang terasa. Putaran mesin bisa terjaga di satu titik sementara kecepatan mobil terus meningkat. Konsumsi BBM semakin baik dengan transmisi jenis ini. Bukan hanya perpindahan rasionya tanpa jeda, namun luasnya rentang rasio memungkinkan mobil start dengan rasio transmisi sangat besar, lantas berada di rasio sangat kecil saat meluncur konstan di jalan tol. Hingga kini CVT tetap dipakai beberapa mobil yang mengejar efisiensi BBM. Bahkan mobil hybrid kebanyakan menggunakan transmisi jenis ini. Walau begitu, CVT bukanlah jenis transmisi yang cocok untuk pengendaraan dinamis. Selain masih ada selip kopling yang terjadi, waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan putaran mesin ke titik tenaga maksimal relatif lebih lama. 2.3



Tipe Continuous Variable Transmision (CVT) Ada tiga tipe dari sistem CVT ini, yaitu : 2.3.1 Tipe Sabuk (Belt CVT)



Gambar 2.3 Pada tipe ini yang berfungsi sebagai pemindah daya pada puli penggerak adalah sebuah sabuk Tipe ini digunakan pada hampir seluruh mobil matik terutama pada honda dan toyota serta sepeda motor. 5



2.3.2 Tipe Rantai (Chain CVT)



Gambar 2.4 Pada tipe ini pemindahan daya dari engine dilakukan melalui sebuah rantai lebar tipe ini dipakai pada Audi. 2.3.3 Tipe Toroidal (Toroidal CVT)



Gambar 2.5 Menggunakan sebuah roller untuk memindahkan momen diantara plat input (yang terhubung ke crankshaft) dan plat output ( yang terhubung ke poros penggerak) Sudut perubahan roller berhubungan langsung pada poros menghasilkan perubahan perbandingan roda gigi. 2.4



Prinsip Kerja Continuous Variable Transmision (CVT)



6



Prinsip kerja dari transmisi ini adalah merubah perbandingan roda puli, dimana diameter puli penggerak dan diameter puli yang digerakan dapat dirubah saling berlawanan sehingga didapatkan tingkat perban-dingan putaran yang sangat ber-variasi.



2.5



Kelebihan dan Kekurangan Continuous Variable Transmision (CVT) Kelebihan : 1. Memungkinkan perpindahan gigi yang tak terhingga. 2. Saat terjadi perpindahan gigi maka, hentakannya sangat lembut. Bahkan pada beberapa mobil, tidak terasa hentakannya. 3. Sehingga membuat berkendara menjadi sangat nyaman. 4. Getaran yang terjadi pada mesin, lebih kecil di banding tipe gearbox. Kekurangan : 1. Karena lebih mengutamakan kenyamanan berkendara, sehingga kendaraan lebih cenderung minim responsif. 2. Memerlukan perhatian khusus dalam perawatan, terutama pada kendaraan roda dua karena roda dua menggunakan belt karet. Sedangkan mobil menggunakan steel belt 3. Memerlukan tingkat pelumasan yang sangat sensitif, oli yang dibutuhkan adalah oli yang dapat melumasi setiap pergerakan pulley & belt tetapi tanpa harus terjadi slip.



7



BAB III PEMBAHASAN



3.1 Komponen Utama Continuous Variable Transmision (CVT) ... Flywheel ... Gearbox ... Drive pulley 4 ... Lock washer 5 ... Hexagon bolt (retaining) ... Pin ... Driven pulley 8 ... Lock washer 9 ... Hexagon bolt (retaining) 10 .Drive belt



Gambar 3.1 Komponen yang ada pada CVT adalah sebagai berikut. 3.1.1 Primary Sheave



Gambar 3.2 8



Disebut juga pulley primer, yaitu komponen cvt yang menyatu dengan crankshaft. Primary sheave bekerja akibat adanya putaran dari mesin melalui crankshaft. 3.1.2 Secondary Sheave Stationary sheaf Spacing washer (1.2mm) Spacing washer (0.68mm) Sliding sheaf Spring Cam Pin Retaining ring



Gambar 3.3 Disebut juga pulley sekunder, bekerja dengan meneruskan putaran mesin dari primary sheave yang dihubungkan oleh V-belt kebagian gigi reduksi. 3.1.3 V-belt



Gambar 3.4 Fungsinya sendiri adalah sebagai penghubung antara sliding sheave dan secondary sheave yaitu meneruskan putaran mesin dari sliding sheave.biasanya vbelt ini memiliki gerigi-gerigi yang di rancang agar v-belt tidak terlalu panas akibat gesekan terus menerus. 3.1.4 Gear Reduksi



9



Gambar 3.5 Fungsinya sendiri adalah sebagai menyeimbangkan putaran mesin dengan roda.selain itu juga sebagai pendongkrak tenaga.bisanya ada oli khusus untuk melumasi gear agar mengurangi gesekan. 3.2 Cara Kerja Continuous Variable Transmision (CVT)



Gambar 3.6 Seperti telah dijelaskan di atas transmisi terdiri dari dua buah puli yang dihubungkan oleh sabuk (belt), sebuah kopling sentrifugal untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika throttle gas dibuka dan gigi transmisi satu kecepatan untuk mereduksi (mengurangi) putaran. Puli penggerak/ puli primer (drive pulley centrifugal unit) diikatkan keujung poros engkol (crankshaft) bertindak sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentrifugal. Puli yang digerakkan/ puli sekunder (driven pulley) berputar pada bantalan poros utama (input shaft) transmisi. Bagian tengah kopling sentrifugal (centrifugal clutch) diikatkan/ dipasangkan ke puli dan ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kopling (clutch drum) berada pada alur poros utama (input shaft) dan akan memutarkan poros tersebut jika mendapat gaya dari kopling. Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua bagian, dengan setengah bagiannya dibuat tetap dan setengah bagian lainnya bisa bergeser mendekat atau menjauhi sesuai arah poros. Pada saat mesin berputar, celah puli penggerak berada pada posisi maksimum dan celah puli yang digerakkan pada posisi minimum. Pergerakkan puli dikontrol oleh pergerakan roller. Fungsi roller hampir sama dengan plat penekan pada kopling sentrifugal. Ketika putaran mesin naik, roller akan terlempar kearah luar poros dan mendorong puli yang bisa 10



begeser mendekati puli yang diam, sehingga celah pulinya akan menyempit. Ketika celah puli mendekat maka akan mendorong sabuk kearah luar. Hal ini membuat puli tersebut berputar dengan diameter yang lebih besar. Setelah sabuk tidak dapat diregangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli penggerak ke puli yang digerakkan. Jika gaya dari puli mendorong sabuk ke arah luar lebih besar dari tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan, maka puli akan tertekan melawan pegas, sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih kecil. Kecepatan kendaraan saat ini sama seperti pada gigi tinggi untuk transmisi manual. Jika kecepatan mesin menurun, maka roller penggerak akan bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak yang bisa bergeser merenggang. Secara bersamaan tekanan pegas pada puli yang digerakkan akan mendorong bagian puli yang bisa digeser dari puli tersebut, sehingga sabuk berputar dengan diameter yang lebih besar pada bagian belakang dan diameter yang lebih kecil pada bagian depan. Kecepatan saat ini sama seperti gigi rendah untuk transmisi manual. Keuntungan CVT, bobotnya lebih ringan karena jumlah komponennya lebih sedikit dibandingkan transmisi otomatik konvensional. Karena itu pula dari segi harga, juga lebih kompetitif. Komponen utama CVT adalah dua puli yang dihubungkan oleh sabuk yang dibuat dari logam. Pulilah yang bergeser secara menyamping (harisontal), sehingga diameter dalamnya (tempat sabuk berputar) berubah, membesar atau mengecil. Pada transmisi otomatik konvensional, masih ada gigi (planet), kopling dan sistem aliran ATF yang mengatur perpindahan gigi berdasarkan perintah komputer.



3.3 Technology Continuous Variable Transmision (CVT) saat ini - CVT-7



11



Gambar 3.7 Transmisi CVT dengan sistem belt-driven, dapat menyalurkan tenaga dari mesin ke roda dengan halus, respon yang cepat dan tanpa hentakan. Virtual gear ratio map dan 7-speed mode untuk simulasi perpindahan transmisi yang dinamis. Transmisi otomatis yang konvensional terdiri atas sejumlah rasio tingkat kecepatan yang tetap. Sistem transmisi dengan otomatis memilih tingkat kecepatan yang paling sesuai dengan kecepatan aktual kendaraan dan posisi pedal gas. Meskipun begitu, kondisi ideal kerap masih tidak tercapai. Oleh karena itu, sejumlah transmisi otomatis menggunakan perubah torque ("torque converter") yang terhubung langsung dengan mesin. Meski perangkat di atas terpasang dengan sistem "lock-up clutch:" atau kopling yang terkunci, hanya sekitar 90 persen tenaga mesin yang terpakai dengan efisien. CVT tidak menggunakan perangkat rasio tingkat percepatan yang tetap. CVT juga tidak menggunakan "perubah torque" (torque converter) yang justru mencuri tenaga mesin. Sesuai dengan namanya, sistem ini tidak beroperasi secara bertahap, melainkan bekerja dari posisi diam ke kecepatan maksimum dengan halus dan tak terputus. Dengan terus-menerus mencocokkan rasio ideal transmisi dengan kerja mesin, maka mesin kendaraan akan bekerja dengan sangat efisien baik dalam pengoperasian mode "D" atau drive di jalan raya atau penampilan yang lebih garang dengan mode "S" atau sport untuk kondisi off-road (HR-V 4WD).



3.4 Perawatan dan Hal-hal yang Menyebabkan Kerusakan Pada CVT 12



3.4.1 Perawatan Motor CVT Orang seringkali salah kaprah dalam cara merawat motor matic yang baik. Seringkali perawatan motor matic yang dilakukan orang-orang tidak bisa masuk semua lini sehingga dipastikan ada salah satu, dua, atau bahkan lebih komponen motor yang rusak. Nah lalu tentunya diperlukan pedoman khusus agar dalam merawat motor matic bisa masuk dalam semua sektor penting yang ada pada motor sehingga motor tetap bisa awer. Perawatannya pun terbilang gampang-gampang susah dan berbeda dengan motor bebek biasa. Berikut adalah beberapa cara merawat motor matic yang mungkin bisa anda terapkan: 1. Cara merawat motor matic yang pertama adalah selalu panasi motor matic anda sebelum digunakan. Lakukan hal ini antara 5-10 menit sebelum siap dipakai. 2. Kondisikan kecepatan motor anda secara stabil. Jangan melakukan pengegasan yang tiba-tiba. Demikian juga sebaliknya, jangan langsung menurunkan kecepatan pada saat anda berjalan dengan kecepatan tinggi. 3. Hindari tangki bahan bakar kosong. Segera lakukan pengisian bahan bakar bila bensin sudah mulai habis. Hal ini untuk menghindari terjadinya pengroposan pada dinding dalam tangki. 4. Mengganti Oli secara Berkala. Oli mesin merupakan kebutuhan motor yang harus dipenuhi, termasuk motor matic. Sebaiknya Anda selalu mengecek oli mesin motor Anda dan menggantinya berkala sesuai pemakaian agar oli senantiasa baru. Apabila oli mesin sudah kotor dan tidak diganti maka dampaknya adalah akan merusak mesin Anda. Mengganti oli mesin dilakukan apabila telah menempuh jarak 3000 km atau 3 bulan sekali untuk selalu menjaga kebersihan mesin motor Anda. Sedangkan untuk oli gardan harus diganti apabila telah menempuh jarak 6000 km. 5. Perhatikan juga kondisi ACCU dan businya. Ini merupakan komponen penting dari motor matic anda angar tidak mogok dan tetap nyaman dikendarai. 6. Periksa roler dan v-belt. Periksa roller secara berkala dan pastikan ketebalan roller tidak kurang dari 17,5 mm. Sedangkan batas maksimal untuk v-belt adalah ketika motor kita sudah menempuh 25000 km. Segera ganti komponen ini bila sudah tidak layak. Pennggantian spare part apapun usahakan menggunakan spare part yang asli yang direkomendasikan. 7. Periksa ruang transmisi dan oli shockbreaker. 13



Dalam ruang transmisi biasanya banyak debu yang menempel di sana. Selalu perhatikan dan bersihkan bila ruang transmisi sudah mulai kotor. Ganti juga Oli Shockbreaker secara berkala. 8. Servis motor matic anda secara berkala di bengkel resmi yang ditunjuk. 3.4.2 Penyebab kerusakan pada motor CVT Dan berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menjadi Penyebab Kerusakan Pada Komponen CVT Motor Matic, yang perlu Anda cermati untuk menghindari kerusakan lebih parah dan banyak makan biaya: 1. Kebiasaan Buruk Pengendara Beberapa jenis motor matic yang ada di Indonesia, terkadang memiliki torsi yang besar di putaran bawah. Keadaan demikian memang sangat cocok untuk pengguna perkotaan yang biaya mengendarai motor secara stop and go. Namun tenaga yang besar diputaran



bawah



ini



juga



sering



membuat



pengendara



berlebihan



dalam



pengoperasiannya. Menarik gas dan mengerem secara tiba-tiba, dan dilakukan terusmenerus sungguh sangat menyiksa kinerja buka-tutup pulley, gesekan belt, dan roller. Indikasi kerusakan ini adalah, ketika motor dari keadaan diam kemudian ber akselerasi maka terdengar suara kasar dan gerakan roda belakang tersendat bergetar, hal itu dikarenakan roller aus, bentuknya sudah tidak bulat. Alangkah baiknya sesuaikan riding style dengan memutar handle gas dengan bijak, ulur hingga rpm naik secara perlahan jangan langsung full thortle atau tarikan gas penuh. 2. Kurangnya Perawatan pada Komponen CVT Perlu diperhatikan bahwa Komponen CVT Motor Matic wajib dilakukan perawatan, baik pembersihan maupun pelumasan (cleaning & greasing) secara berkala. sistem CVT merupakan transmisi kering dan tidak tertutup secara penuh. Oleh karenanya kotoran, debu, bahkan air bisa masuk melalui lubang kipas pendingin. Oleh karena itu, pengguna harus melakukan cleaning filter pada block CVT dengan membuka cover CVT, kemudian ganti atau bersihkan saringan busa dari debu dan kotoran. 3. Komponen CVT Terendam Banjir Jika motor matic anda pernah terendam banjir, segera lakukan perawatan CVT di bengkel. Bongkar CVT dan cleaning semua part yg terendam air untuk menghindari korosi. Lakukan perawatan greasing atau pemberian stem vet yg baru pada saft pulley. Cek juga seal pulley apakah ada yang bocor. Karena seal ini sangat penting peranannya menjaga grease tetap melumasi saft dalam pulley. Jika seal bocor maka saft kering dan 14



terancam korosi atau bahkan aus atau patah. Biasanya komponen yang terserang adalah saft aus, sheave atau selubung saft retak dan berlubang. Begitu juga yang terjadi pada Roller yang peyang. Jika sudah seperti ini maka gerakan pulley akan goyang dan pulley bekerja ekstra berat ubtuk mengembang. Dampaknya akan berimbas kepada penurunan kinerja CVT dan ongkos perbaikan dan penggantian part yang mahal. Oleh karena itu alangkah baiknya hindari genangan air yang dalam saat anda mengendarai motor matic. 4. Usia Pakai V-BELT Matic V-Belt yang sudah berumur, merupakan faktor penyebab menurunnya kinerja tranmisi matic. Lakukan penggantian belt setidaknya setiap 25000km, atau lihat kondisi fisik permukaan belt. Karena jika sudah longgar, aus, atau retak akan membahayakan pengendara jika sewaktu-waktu putus di jalan. 5. Penggantian Oli Gear Terlambat Oli gardan atau oli gear, pada umumnya matic ber cc kecil di Indonesia kapasitas oli gardan adalah 100 cm3 atau sekitar 0,1 liter. Pada buku manual sepeda motor matic biasanya sudah tertulis jangka waktu dan jarak tempuh untuk melakukan penggantian oli gear. Jangan sampai kehabisan oli gear karena akan menyebabkan reduksi pada gear. Jika ini terjadi, maka kerugianlah yang akan di dapat.



15



BAB IV PENUTUP



4.1



Kesimpulan Dari penulisan makalah ini penulis memberikan kesimpulan bahwa Transmisi otomatis



jenis Continuous Variable Transmision (CVT) pada kendaraan bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal untuk memperoleh perbandingan putaran antara puli primer dan puli sekunder. CVT adalah kepanjangan dari Continuos Variable Transmission, yaitu system perpindahan kecepatan secara full otomatis sesuai dengan putaran mesin, mesin ini tidak memakai gigi transmisi, tapi sebagai gantinya menggunakan dua buah pulley (depan dan belakang) yang dihubungkan dengan sabuk (v-belt). 4.2



Saran Dari penulisan makalah ini penulis memberikan saran bahwa sebagai mana dengan



komponen-komponen pada sistem transmisi otomatis atau CVT. Dapat mengalami kerusakan bila tidak ada perawatan jangka panjang atau jangka pendek maka dengan itu transmision atau CVT harus dirawat secara rutin dan benar karna pada transmisi otomatis atau CVT sangat berpengaruh saat kendaraan berkendara. Apabila pada komponen transmisi otomatis atau CVT terawat maka akan memberikan kenyamanan pada saat berkendara.



16



DAFTAR PUSTAKA



 https://www.semisena.com/pengertian-fungsi-komponen-cara-kerja-transmisiotomatis.html  http://showroommobil.co.id/info-mobil/komponen-transmisi-otomatis/  http://www.viarohidinthea.com/2014/10/transmisi-otomatis-pada-mobil.html  http://tonisugara.blogspot.co.id/2016/08/makalah-transmisi-otomatis.html  https://www.scribd.com/doc/94873585/Makalah-Transmisi-Otomatis-Pada-Mobil  http://poejiaremania.blogspot.co.id/2014/09/makalah-transmisi-otomatis.html  https://www.rentalmobilbali.net/mobil-transmisi-otomatis/  Gustian,



rendi.



2013.



Cara



kerja



dan



devinisi



CVT,



(online),



(http://rendigustiantsm2.blogspot.co.id/2013/05/cara-kerja-dan-definisi-cvt.html) diakses pada 12 Oktober 2015  Aries.



2013.



sistem



cvt



pada



motor



matic,



(online),



(http://pertamax.mywapblog.com/sistem-cvt-pada-motor-matic.xhtml) diakses pada 12 Oktober 2015  Saldam. 2013. Materi SMK TSM Transmisi Otomatis CVT Continuously Variable Transmission,



(online),



(http://haka2884.blogspot.co.id/2013/11/materi-smk-tsm-



transmisi-otomatis-cvt.html) diakses pada 12 Oktober 2015  Tompul.



2011.



konstruksi



kerja



dan



cara



kerja



CVT,



(online),



(http://xlusi.com/kontruksi-dan-cara-kerja-cvt.html) diakses pada 12 Oktober 2015 



Hakim,



lukman.



Mengulas



permasalahan



kenapa



motor,



(online),



(http://otomotifmotormatic.blogspot.co.id/2013/04/mengulas-permasalahan-kenapamotor.html) diakses pada 12 Oktober 2015  Arham,



amirul.



2013.



Transmisi



Motor



matic,



(online),



(http://amirularham03.blogspot.com/2013/04/transmisi-motor-matic.html) diakses pada 12 Oktober 2015  Otozones. 2015.



Penyebab kerusakan pada komponen CVT motor matic, (online),



(http://otozones.blogspot.com/2015/01/penyebab-kerusakan-pada-komponen-cvt-motormatic.html) diakses pada 12 Oktober 2015



17



 Edwin.



2013.



Transmisi



Otomatis,



(online),



(http://edwinautomotif.blogspot.com/p/transmisi-otomatis.html) diakses pada 12 Oktober 2015



18