Makalah Derivatif Dan Risk Manajemen Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DERIVATIF AND RISK MANAJEMEN



Oleh Kelompok 1 :



I Made Naratama



(1680611001)



I Gde Made Ray Anom Dananjaya



(1680611004)



Komang Triska Ariwidanta



(1680611005)



Kadek Budi Satria Utama



(1680611026)



Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2016



1.1 Pengertian Risiko Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar. Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return. Jenis-jenis risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah sebagai berikut:  Risiko



Murni



adalah



resiko



yang



hanya



menawarkan



prospek



terjadinya



kerugian.contohnya meliputi risiko sebuah pabrik akan musnah karena kebakaran atau adanya tuntutan pertanggungjawaban produk yang akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan.  Risiko Spekulatif adalah situasi yang menawarkan adanya peluang meraih keuntungan namun juga mungkin dapat mengakibatkan kerugian. Jadi, investasi pada proyek-proyek baru dan sekuritas akan melibatkan risiko spekulatif.  Risiko Permintaan adalah risiko yang terkait dengan permintaan atas produk atau jasa perusahaan. Karena penjualan adalah hal yang sangat penting artinya bagi seluruh bisnis, risiko permintaan adalah salah satu risiko paling signifikan yang dihadapi perusahaan.  Risiko Lingkungan adalah risiko yang terkait dengan dampak kegiatan perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Kesadaran public selama beberapa tahun terakhir, ditambah besarnya biaya pemulihan lingkungan, telah meningkatkan pentingnya risiko ini.  Risiko Pertanggung jawaban adalah resiko yang terkait dengan produk, jasa, atau tindakan karyawan. Contohna termasuk keputusan ganti rugi yang sangat besar yang



dikenakan terhadap produsen asbes dan beberapa penyedia jasa layanan kesehatan, termasuk pula biaya yang diakibatkan oleh keslahan dalam tindakan karyawan.  Risiko Input adalah risiko yang terkait dengan biaya input, termasuk tenaga kerja dan bahan baku. Jadi, sbuah peusahaan yang menggunakan tembaga sebagai bahan baku dalam proses produksinya akan menghadapi risiko meningkatnya biaya tembaga dan perusahaan tidak mampu membebankan kenaikan ini pada para pelanggannya.  Risiko Keuangan adalah risiko yang diakibatkan oleh transaksi-transaksi keuangan. Jika sebuah perusahaan berencana untuk menerbitkan obligasi baru, perusahaan tersebut akan menghadapi risiko bahwa tingkat suku bunga akan naik sebelum obligasi dapat dijual dipasar.  Risiko Properti adalah risiko yang terkait dengan rusaknya aktiva-aktiva produktif. Jadi, ancaman terjadinya kebakaran, banjir, dan huru-hara merupakan risiko property bagi perusahaan.  Risiko Karyawan adalah risiko yang berasal dari tindakan-tindakan karyawan. Contohnya terkait dengan penggelapan, kecurangan oleh karyawan, tau tuntutan hokum yang didasarkan atas tuduhan adanya diskriminasi umur atau jenis kelamin.  Risiko yang dapat diasuransikan adalah risiko yang dapat dilindungi oleh asuransi. 1.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Berikut adalah beberapa alasan perusahaan mengelola risiko: 1.



Kapasitas Utang. manajemen risiko dapat mengurangi volatilitas arus kas, dan ini mengurangi probabilitas kebangkrutan. Sebagaimana kita bahas pada Bab 15, perusahaan dengan risiko operasional yang lebih rendah dapat menggunakan lebih banyak utang, dan ini dapat menyebabkan harga saham yang lebih tinggi karena penghematan pajak bunga.



2.



Mempertahankan anggaran modal yang optimal dari waktu ke waktu. Ingat dari Bab 15 bahwa perusahaan enggan untuk meningkatkan ekuitas eksternal karena biaya flotasi tinggi dan tekanan pasar. Ini berarti bahwa anggaran modal umumnya harus dibiayai



dengan utang ditambah internal dana yang dihasilkan, terutama laba ditahan dan penyusutan. Pada tahun-tahun buruk, arus kas internal mungkin terlalu rendah untuk mendukung anggaran modal yang optimal, menyebabkan perusahaan baik investasi lambat di bawah Tingkat optimal atau dikenakan biaya tinggi yang terkait dengan ekuitas eksternal. Oleh merapikan arus kas, manajemen risiko dapat mengatasi masalah ini. 3.



Kesulitan keuangan. distress-yang keuangan dapat berkisar dari hanya mengkhawatirkan pemegang saham, suku bunga yang lebih tinggi dari utang, untuk pembelotan pelanggan, untuk bankruptcy- dikaitkan dengan memiliki arus kas jatuh di bawah tingkat yang diharapkan. Risiko manajemen dapat mengurangi kemungkinan arus kas yang rendah, maka dari keuangan kesulitan.



4.



Keuntungan komparatif di hedging. Kebanyakan investor tidak dapat melakukan lindung nilai secara efisien sebagai perusahaan. Pertama, perusahaan umumnya memiliki biaya transaksi yang lebih rendah karena untuk volume yang lebih besar dari aktivitas lindung nilai. Kedua, ada masalah asimetris informasi-manajer tahu lebih banyak tentang eksposur risiko perusahaan dari investor luar; maka manajer dapat membuat pagar lebih efektif. Dan ketiga, manajemen risiko yang efektif memerlukan keterampilan khusus dan pengetahuan bahwa perusahaan lebih mungkin untuk memiliki.



5.



Biaya pinjaman. perusahaan kadang-kadang dapat mengurangi biaya input, terutama tingkat bunga utang, melalui penggunaan derivatif instrumen yang disebut "swap." Setiap penurunan biaya tersebut menambah nilai perusahaan.



6.



Pengaruh pajak. Perusahaan dengan pendapatan stabil membayar pajak lebih dari perusahaan yang stabil karena pengobatan kredit pajak dan perusahaan peraturan yang mengatur akumulasi rugi dan carrybacks. Selain itu, jika penghasilan stabil menyebabkan kebangkrutan, maka akumulasi rugi pajak umumnya hilang. Oleh karena itu, sistem pajak mendorong manajemen risiko untuk menstabilkan earnings.



7.



Sistem kompensasi. Banyak sistem kompensasi, bonus, dan juga penghargaan manajer untuk memenuhi target.



1.3 Pengertian Derivatif Dalam dunia keuangan derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan dari produk induk yang menjadi acuan pokok,



dimana para pelaku pasarnya tidak memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset tetapi saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai di masa yang akan datang. Untuk mengantisipasi kerugian yang besar di masa yang akan datang, biasanya investor menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif merupakan salah satu instrument keuangan yang dipergunakan untuk mengurangi resiko. Perdagangan derivatif merupakan suatu kegiatan yang melibatkan produk turunan. Derivatif termasuk warrants, opsi, rights, kontrak berjangka, dan sebagainya yang ada hubungan atau keterkaitannya dari sekuritas yang mendasari nilai atau harga surat berharga derivatif tersebut. Derivatif juga dapat mengacu pada berbagai jenis asset seperti komoditas, saham, obligasi, suku bunga, nilai tukar mata uang dan indeks. Derivatif digunakan oleh manajemen investasi, perusahaan, lembaga keuangan seperti bank, dan investor untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar mata uang asing tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya. 1.3.1 Jenis Instrumen Derivatif Derivatif dikelompokkan berdasarkan dari aktiva yang dijadikan sebagai induk. Induk instrumen derivatif adalah berbagai macam aktiva keuangan seperti saham dan obligasi, berbagai macam komoditi, dan berbagai macam indeks. Semua instrument derivatif adalah kontrak antara dua pihak pembeli dan penjual yang di dalam kontraknya berbagai hal telah disepakati bersama sekarang, tetapi realisasinya atau pelaksanaan hal tersebut adalah nanti pada tanggal tertentu di masa yang akan datang (dalam kurun waktu di masa yang akan datang). Derivatif menurut Siahaan (2008) juga dapat dikelompokkan atas forwards contract, futures contarct, options contracts, swap contracts, atau kombinasi dari beberapa kontrak sekaligus. Instrumen derivatif yang diperdagangkan sangat luas. Berikut adalah berbagai macam instrumen derivatif, yaitu: 1. Kontrak Berjangka Ada beberapa karakteristik kontrak berjangka. Berikut adalah karakteristik (ciri-ciri) kontrak berjangka menurut Siahaan (2008): 1. Perlu transfer tunai pada awal transfer. Transfer tunai sebagai jaminan (margin). 2. Transfer tunai harus dilakukan setiap hari. 3. Resiko kredit sangat kecil. 4. Kontrak yang disesuaikan dengan kebutuhan dua pihak tidak tersedia.



5. Kontrak yang tersedia terutama untuk jangka pendek (paling lama satu tahun). 6. Pasar lebih aktif dibandingkan pasar forward, untuk kontrak-kontrak tertentu. 7. Posisi semula dapat ditutup atau dibalik dengan mudah dan cepat. Di dalam transaksi kontrak berjangka, tidak ada aktiva yang dibeli atau dijual ketika dua pihak menandatangani atau menyepakati kontrak melainkan kedua pihak hanya bersepakat untuk melakukan transaksi pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Kontrak berjangka hampir sama dengan kontrak penyerahan kemudian. Perbedaan yang membedakan antara kontrak berjangka dengan kontrak penyerahan kemudian adalah kontrak berjangka diperdagangkan di bursa yang terorganisir. sedangkan kontrak penyerahan kemudian diperdagangkan di luar bursa atau over the counter market (OTC). Pada kontrak berjangka terdapat rangkaian tanggal penyerahan sedangkan pada kontrak penyerahan kemudian terdapat tanggal khusus penyerahan tunggal. Pada kontrak berjangka, kontrak ditutup sebelum hari jatuh tempo sedangkan kontrak berjangka ditutup pada saat penetapan atau penutupan kas. Di dalam kontrak berjangka tiap hari terdapat penetapan kas sedangkan pada kontrak penyerahan kemudian tidak ada. Ada beberapa tujuan dari kontrak berjangka, yaitu: 1. instrument hedging adalah untuk melindungi aktiva atau portofolio dari kemerosotan nilai karena perubahan harga. 2. Spekulasi adalah biasanya dilakukan oleh para speculator. Para speculator mengambil posisi short selling di pasar berjangka. 3. Arbitrase adalah suatu tindakan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan antara satu aset acuan dan aset acuan lainnya. 2. Forward Contracts “Kontrak penyerahan kemudian (forward contracts) adalah perjanjian antara dua pihak, salah satu pihak diwajibkan (diharuskan) menyerahkan sejumlah tertentu (contract size) dari aktiva tertentu (deliverable item) pada tanggal tertentu yang akan datang (settlement date) dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang disebut invoice amount yang dikenakan atas aktiva pada tanggal penyerahan” (h. 134). Tujuan kontrak penyerahan kemudian adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai aktiva yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran dilakukan.



3. Kontrak opsi “Options adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban untuk membeli atau menjual suatu aset, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan atas dua macam, yaitu calls sebagai hak beli dan puts sebagai hak jual. Ditinjau dari cara melakukan exercise sebuah opsi terdapat dua macam gaya. Gaya opsi tersebut yaitu, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi Eropa dapat di exercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo, sedangkan Opsi Amerika Serikat dapat di exercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo. Opsi dapat dikelompokkan menjadi: ° Warrants Waran adalah hak untuk membeli saham baru pada harga dan waktu tertentu. Harga pelaksanaan waran jauh lebih tinggi daripada harga saham. Selama harga waran masih dibawah harga pelaksanaan, pemegang waran tidak akan menukarkannya dengan saham. Pemegang waran tidak akan mengalami kerugian karena waran diterima secara gratis dan hanya membayar pada saat akan ditukarkan dengan saham. Warrants diterbitkan oleh emiten (perusahaan). ° Rights Rights adalah hak pemegang saham lama untuk membeli terlebih dahulu (preemptive rights) saham baru pada harga tertentu dalam waktu kurang dari enam bulan. Harga tertentu yang dimaksud adalah harga yang ditetapkan di muka, yang besarnya di bawah harga pasar saat diterbitkan, harga ini. Apabila harga tebusan atau harga pelaksanaan diatas harga pasar, maka tidak akan ada yang menukarkan rights dengan saham karena investor dapat membeli saham dengan harga yang lebih murah di pasar. 4. Kontrak Swap Swap adalah kesepakatan antara dua pihak (perusahaan) untuk saling mempertukarkan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Pada swap, di dalam kesepakatan ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibarterkan) masing-masing pihak. Biasanya di dalam perhitungan telah dipertimbangkan/diperhitungkan nilai yang akan datang tingkat suku bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya yang relevan.



1.3.2 Mekanisme Perdagangan Derivatif Bagan dibawah ini merupakan bagan mekanisme perdagangan kontrak berjangka. Bagan di bawah ini menggambarkan hubungan pelaku perdagangan berjangka. 1. Badan Pengawas mempunyai kewenangan untuk mengawasi bursa berjangka dan pialang berjangka. Bursa Berjangka mempunyai kewenangan untuk mengawasi perusahaan Kliring Pialang berjangka bertugas sebagai penghubung antara penjual dan pembeli. Pialang berjangka juga bertugas untuk menghubungi perusahaan kliring dan bursa berjangka, apabila terdapat order dari pembeli dan penjual. 2.



Pialang berjangka merupakan unsur utama dan berada di garis terdepan dalam kegiatan perdagangan berjangka. Kegiatan utamanya adalah sebagai perantara antara investor jual dan investor beli yang melakukan transaksi di perdagangan berjangka. Tindakan pialang berjangka berdasarkan perintah atau amanat investor dan untuk investor. Apabila investor ingin menjual atau membeli kontrak berjangka di bursa berjangka, investor tidak boleh langsung ke bursa melainkan harus melalui pialang berjangka. Pialang berjangka adalah satusatunya badan usaha yang boleh menerima amanat dari nasabah dan meneruskannya untuk ditransaksikan di bursa berjangka. Urusan nasabah yang berhubungan dengan bursa dan lembaga kliring diwakili oleh pialang berjangka.



3. Pialang berjangka terlebih dahulu harus menjadi anggota bursa dan mendapatkan izin terlebih dahulu dari badan pengawas sebelum beroperasi. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi investor. Pialang berjangka sebelum melaksanakan transaksi kontrak berjangka untuk nasabah berkewajiban untuk menarik marjin dari nasabah untuk jaminan transaksi tersebut, marjin tersebut dapat berupa uang dan/atau surat berharga tertentu. Pialang berjangka wajib memperlakukan marjin milik nasabah termasuk tambahan dana hasil transaksi nasabah yang bersangkutan sebagai dana milik nasabah. 4. Bursa berjangka, jumlah kontrak yang dibeli harus sama dengan jumlah kontrak yang dijual. Bila satu pihak meminta kiriman komoditi, maka pihak lainnya harus mengirimkannya. Dengan adanya hal ini, lembaga kliring berfungsi sebagai penengah agar masing-masing pihak melaksanakan kewajibannya dan tidak melakukan wanprestasi. 5. Perusahaan kliring menjadi perantara antara pialang berjangka yang memnerima order pembelian dengan order penjualan. Pembeli memberikan order pembelian kepada pialang berjangka Penjual memberikan order penjualan kepada pialang berjangka. Badan pengawas



mempunyai kewenangan. Kewenangan tersebut bertujuan untuk terwujudnya integritas pasar, integritas keuangan, dan perlindungan bagi investor. Salah satu kewenangan badan pengawas adalah melakukan pemeriksaan perizinan dan Pembeli Perusahaan Kliring Penjual Badan Pengawas Pialang Berjangka Bursa berjangka Pialang Berjangka memerintahkan pemeriksaan serta penyidikan terhadap pihak-pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka.



1.3.3 Risiko Derivatif Sebagai derivatif adalah risiko pengalihan perangkat, penting untuk mengidentifikasi dan memahami sepenuhnya risiko yang diasumsikan, mengevaluasi risiko dan terus menerus memantau dan mengelola risiko tersebut. Masing-masing pihak dari kontrak derivatif yang harus dapat mengidentifikasi seluruh risiko yang sedang diasumsikan (suku bunga, pertukaran mata uang, indeks saham, harga obligasi jangka panjang atau jangka pendek, dll) sebelum memasuki kontrak derivatif. Bagian dari proses identifikasi risiko adalah penentuan paparan moneter para pihak menurut ketentuan dari instrumen derivatif. Sebagai uang biasanya tidak karena sampai tanggal yang ditentukan kinerja partai kewajiban, kurangnya komitmen di muka uang tunai dapat mengaburkan arti moneter akhirnya para pihak kewajiban. Aspek yang sangat penting dalam penggunaan derivatif adalah kebutuhan untuk memonitor dan mengelola risiko yang diwakili oleh instrumen derivatif. Tidak seperti pembelian efek ekuitas atau utang, orang tidak dapat melakukan transaksi derivatif, menempatkan dokumen di laci dan melupakannya. Hubungan didirikan pada instrumen derivatif memerlukan pemantauan konstan untuk tanda-tanda perubahan dapat diterima. Misalnya, tingkat risiko yang satu pihak bersedia untuk menganggap awalnya bisa berubah sangat karena intervensi dan kejadian tak terduga.Setiap pihak dalam kontrak derivatif harus memantau terus komitmen diwakili oleh produk derivatif. Jika seseorang dibebankan dengan tanggung jawab ini, orang ini harus bertanggung jawab untuk menempatkan partai pemberitahuan ketika kondisi berubah secara dramatis. Instrumen derivatif keuangan yang telah memanfaatkan fitur menuntut lebih dekat, bahkan pemantauan harian atau per jam dan manajemen.



1.3.4 Mengelola Risiko Derivatif Keinginan investor untuk melindungi dirinya dari adanya risiko investasi di pasar modal dapat diakomodasikan dengan adanya sekuritas derivatif, seperti futures/forwards dan options. Instrumen derivatif ini sebagai inovasi baru di pasar modal yang perannya sangat diperhatikan terutama dalam hal strategi hedging (lindung nilai) atas transaksi-transaksi keuangan tertentu yang bersifat kontinjen. Instrumen derivatif bukan sebuah klaim atas arus pendapatan seperti layaknya saham dan obligasi. Sebaliknya, instrumen derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual atau membeli sejumlah barang (baik itu aktiva finansial maupun komoditas) pada tanggal tertentu di masa datang dengan harga yang telah disepakati saat ini. Dua jenis instrumen derivatif adalah option contract (kontrak opsi) dan futures/forward contract. Dan satu instrument terpisah yaitu Swap. Berikut ini akan dibahas definisi, terminologi, profil keuntungan dan penggunaan kedua instrumen derivatif tersebut untuk strategi hedging perusahaan. Perlu diketahui bahwa underlying instruments dalam derivative tidak terbatas pada aktiva finansial saja, seperti saham, warrants, dan obligasi. Komoditas, logam berharga, indeks saham, tingkat suku bunga, dan kurs nilai tukar dapat dijadikan sebagai underlying instruments dalam perdagangan derivatif. 1. Mengelola Risiko dengan Kontrak Opsi a. Opsi Beli (Call Option) Call option atau opsi beli memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah aktiva finansial pada harga yang tertentu (yang disebut strike atau exercise price) pada tanggal tertentu sampai dengan opsi beli tersebut jatuh tempo. Jika opsi tersebut dapat dilaksanakan setiap waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo, maka opsi tersebut dinamakan American options. Sebaliknya, jika opsi tersebut hanya dapat dilaksanakan pada saat jatuh tempo saja, maka opsi dinamakan European options. Pihak pembeli (the “long”) dari call option akan membayar sejumlah call premium kepada pihak penjual (the “short”). Ilustrasi berikut ini menggambarkan secara nyata keuntungan investor jika menggunakan call option. Misalnya, saham ABC diperdagangkan di bursa dengan harga Rp 100 per lembar. Investor X membeli satu opsi beli (call option) pada satu lembar saham ABC dan jatuh tempo dalam enam bulan dengan membayar premium sebesar Rp



10. Harga exercise opsi beli tersebut adalah Rp 100. Pada saat opsi beli tersebut jatuh tempo, harga saham ABC naik menjadi Rp 150. Karena investor X memegang opsi beli saham ABC, maka dia berhak untuk membeli saham tersebut di pasar seharga Rp 100 dan kemudian dapat menjualnya dengan harga Rp 150. Dalam hal ini, investor X berhasil mengantongi laba kotor Rp 50 (Rp 150 – Rp 100) dan setelah dikurangi dengan premium yang telah dibayarkan dimuka, maka laba atau keuntungan bersih investor X adalah Rp 40. Andaikan saja sampai dengan batas jatuh tempo opsi beli tersebut, harga saham ABC tetap atau bahkan turun menjadi Rp 90, investor X berhak “pergi” tanpa melaksanakan haknya untuk membeli saham ABC seharga Rp 100. Jika demikian maka dia akan menanggung kerugian sebesar premium yang telah dibayarkannya dimuka sebesar Rp 10. Tetapi jika investor X melaksanakan haknya untuk membeli satu lembar saham ABC seharga Rp 100 dan kemudian menjualnya seharga Rp 90, maka dia akan menderita total kerugian sebesar Rp 20 (Rp 10 + Rp 10 premium). Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa kontrak opsi beli dapat membatasi total kerugian yang ditanggung oleh investor akibat adanya penurunan harga pada saham (dalam hal ini sebagai underlying instrument-nya) yaitu sebesar call premium-nya. b. Opsi Jual (Put Option) Jenis lain dari option contract adalah opsi jual (put option). Put option atau opsi jual memberikan hak kepada pemegangnya, bukan kewajiban, untuk menjual sejumlah aktiva finansial pada harga yang tertentu (yang disebut strike atau exercise price) pada tanggal tertentu sampai dengan opsi jual tersebut jatuh tempo. Sama dengan call option, pihak pembeli (the “long”) dari put option akan membayar sejumlah put premium kepada pihak penjual (the “short”). Contoh ilustrasi berikut ini menggambarkan keuntungan dari opsi jual bagi pemegang atau pembelinya. Investor X membeli satu lembar opsi jual pada selembar saham ABC dengan jangka waktu jatuh tempo adalah enam bulan. Harga exercise opsi jual tersebut adalah Rp 100, dan premium yang dibayarkan dimuka adalah Rp 10. Misalkan pada saat jatuh tempo harga pasar saham ABC adalah Rp 75. Hal ini sangat menguntungkan investor X karena dia dapat membeli saham ABC di pasar seharga Rp 75 dan kemudian menjualnya dengan harga Rp 100. Keuntungan bersih dari transaksi ini



adalah Rp 15 (Rp 25 –Rp 10 premium). Tetapi jika sebaliknya harga pasar saham ABC pada saat jatuh tempo naik menjadai Rp 125. Investor X lebih baik tidak melaksanakan haknya untuk exercise dan membiarkan opsi tersebut jatuh tempo. Kerugian investor X pada kasus ini adalah sebesar put premium saja, yaitu Rp 10. Apabila investor X tetap melaksanakan exercise-nya pada saat harga pasar saham naik, maka dia harus membeli satu lembar saham ABC dengan harga Rp 125, dan kemudian menjualnya kepada pihak pembeli dengan harga Rp 100 saja. Sehingga total kerugian yang harus diderita oleh investor X adalah sebesar Rp 35 (Rp 25 + Rp 10 premium). Ilustrasi ini menggambarkan bahwa kontrak opsi jual dapat membatasi total kerugian yang ditanggung oleh investor akibat adanya kenaikan harga saham sebesar put premium-nya. Dasar dari call dan put option ini menjadi penting bagi para pelaku pasar modal yang bergerak dalam bidang derivatif karena dengan adanya instrumen call dan put ini dapat dibentuk berbagai sekuritas atau instrumen jenis baru dengan struktur payoff yang sesuai dengan keinginan investor, yaitu membatasi atau meminimalkan tingkat risiko untuk tingkat pengembalian atau return tertentu, seperti: Covered Call Strategi yang sering digunakan oleh manajer reksa dana untuk meningkatkan tingkat pengembalian adalah menjual opsi beli (call option) pada sebuah saham yang telah dimiliki atau yang dibeli pada saat yang bersamaan dengan penjualan opsi beli tersebut. Posisi jual opsi beli – beli saham (short call-long stock) ini dinamakan covered call. Jika harga saham cenderung turun, investor akan memperoleh sejumlah premium opsi beli karena harga saham berada dibawah harga opsi beli. Jika saham bergerak naik, maka saham tersebut dapat dijual dan investor tidak menderita kerugian akibat harus membeli saham di pasar dengan harga yang lebih tinggi. Covered call ini sering dianggap sebagai strategi yang berisiko, karena investor yang menjual call option pada saham membuang semua potensi keuntungan saham untuk sejumlah premium call option, dan menahan semua risiko jika harga saham turun. 2. Lindung nilai (hedging) dengan Future Fungsi utama dari pasar futures adalah untuk mengalihkan atau men-transfer risiko harga dari pihak hedger ke pihak spekulator. Atau, bahwa risiko tersebut dialihkan dari orang yang bersedia membayar untuk menghindari risiko kepada orang yang berani menanggung risiko dengan harapan memperoleh keuntungan. Aktivitas lindung nilai dalam hal ini adalah



penggunaan transaksi futures sebagai pengganti atau substitusi sementara dari transaksi di pasar spot. Sepanjang harga spot dan harga futures bergerak bersama-sama, adanya kerugian pada satu posisi (spot atau futures) akan dihapuskan (offset) dengan adanya keuntungan atau profit di posisi lainnya. Ketika jumlah kerugian dan keuntungan sama besar, maka lindung nilai ini dinamakan lindung nilai sempurna (perfect hedge). Pada sebuah pasar dimana kontrak futures dinilai dengan benar, lindung nilai sempurna seharusnya akan menghasilkan tingkat pengembalian sebesar tingkat bunga pada sekuritas tak berisiko. Pada prakteknya aktivitas lindung nilai tidaklah semudah ini. Jumlah kerugian dan keuntungan pada sebuah transaksi lindung nilai akan ditentukan oleh hubungan antara harga spot dan harga futures ketika sebuah transaksi lindung nilai itu dimulai dan diselesaikan. Selisih dari harga spot dan harga futures dinamakan basis. Basis = Harga Spot – Harga Futures Jika harga kontrak futures dinilai berdasarkan nilai teoritisnya, maka selisih antara harga spot dan harga futures adalah cost of carry, yaitu biaya-biaya transaksi, pembiayaan, atau penyimpanan yang timbul. Risiko yang ditanggung oleh hedger adalah risiko basis, risiko perubahan basis karena kontrak futures dihargai secara salah dibandingkan dengan harga spot-nya. Maka dari itu, aktivitas lindung nilai berkenaan dengan substitusi risiko harga oleh risiko basis; atau digantikannya risiko bahwa harga futures akan berubah oleh risiko basis futures (selisih harga spot dan futures) akan berubah. Macam-Macam Hedging dengan Futures (a) Cross Hedging Kontrak futures yang digunakan untuk melindungi nilai suatu posisi dimana sebuah portofolio atau satu instrumen tidak identik dengan underlying instrument-nya dinamakan cross hedging (hedging silang). Cross hedging sangat umum dilakukan pada manajemen portofolio atau manajemen aktiva/kewajiban karena tidak adanya kontrak futures untuk spesifik saham atau obligasi. Disini cross hedging menimbulkan satu risiko lagi – risiko bahwa pergerakan harga sebuah underlying instrument tidak dapat secara persis mengikuti pergerakan harga portofolio atau instrumen yang dilindungi nilainya. Karena itu efektivitas dari sebuah cross hedge ditentukan oleh: 1. Hubungan antara harga spot dari underlying instrument dan harga futures-nya



2. Hubungan antara nilai pasar portofolio dan harga spot dari underlying instrument kontrak futures (b) Short Hedging Short hedge digunakan untuk perlindungan terhadap penurunan pada harga spot dari instrumen finansial atau portofolio di masa datang atau perlindungan terhadap kenaikan tak terduga dari tingkat suku bunga. Dalam melaksanakan short hedge, pihak hedger akan menjual kontrak futures (dimana dia berjanji untuk melakukan pengiriman). Dengan adanya short hedge, maka pihak hedger telah menetapkan harga masa datang saat itu, dan mengalihkan risiko perubahan harga kepada pihak pembeli kontrak. (c) Long Hedging Long hedge digunakan untuk perlindungan terhadap kenaikan pada harga spot dari instrumen finansial atau portofolio di masa datang atau perlindungan terhadap penurunan yang tak terduga pada tingkat suku bunga. Dalam melaksanakan long hedge, pihak hedger membeli kontrak futures (dimana dia berjanji untuk menerima pengiriman). 3.



Mengelola Risiko dengan Swap Swap adalah metode lain untuk mengurangi risiko keuangan. Seperti yang telah kita catat sebelumnya, swap adalah suatu pertukaran. Dalam bidang keuangan, swap merupakan pertukaran kewajiban pembayaran tunai, dimana setiap pihak dalam swap lebih menyukai jenis atau pola pembayaran dari pihak lain. Dengan kata lain, swap terjadi karena para mitra lebih menyukai persyaratan dari kontrak utang pihak lain, dan swap memungkinkan setiap pihak mendapatkan kewajiabn pembayaran yang lebih disukai. Pada umumnya, satu pihak akan memiliki kewajiban dengan tingkat bunga tetap dan pihak yang lain kewajiban dengan tingkat bunga mengambang, atau satu pihak memiliki kewajiban yang dinyatakan dalam satu mata uang dan pihak lain dalam mata uang yang berbeda. Beberapa bentuk swap dalam mengelola reisiko:  SWAP tingkat bunga Dalam suatu swap tingkat bunga, dua perusahaan yang menginginkan untuk menukar eksposur tingkat bunganya dalam arah berbeda memberikan bersama & menukar atau men-swap kewajiban-kewajibannya untuk membayar atau menerima bunga (tanpa pokok).



 SWAP mata uang Mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya  Swap Ekuiti Merupakan suatu bentuk khusus dari total return swap, dimana aset acuannya adalah berbentuk saham atau indeks pasar saham. Dalam swap ekuiti ini apabila dibandingkan dengan kepemilikan saham secara nyata maka dalam swap ekuiti tidak diperlukan adanya pembayaran dimuka namun tidak memiliki hak suara ataupun hakhak yang dimiliki oleh pemegang saham sesungguhnya. 1.3.5 Keuntungan Derivatif Keuntungan derivative adalah untuk membagi risiko yang ada baik berupa heging sehingga kerugian kita dibatasi dan juga untuk spekulasi jika mengambil untung yang lebih banyak. Selain itu sebagai suatu alat untuk mengalihkan risiko. Contohnya, petani dapat menjual kontrak berjangka atas hasil panenan kepada speculator sebelum panen dilakukan. Derivatif juga digunakan untuk mengalihkan risiko ataupun mengambil suatu risiko tergantung apakah posisinya sebagai hadger atau speculator. 1.4 Kebangkrutan Kebangkrutan (Bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba, Supardi dan Mastuti(2003). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, kebangkrutan adalah keadaan dimana suatu institusi dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila debitur memiliki dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti, Martin et.al (1995): Kegagalan ekonomi (economic failure) Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan Universitas Sumatera Utaraperusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan.Kegagalan keuangan (financial failure)



Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk: Insolvensi teknis (technical insolvency). Perusahaan dapat dianggap gagal jikabperusahaan, tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan. Insolvensi teknis juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga pembayaran kembali pokok pada tangga tertentu. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Dalam pengertian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban. 1.5 Reorganisasi Istilah reorganisasi berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mampu bertahan diri dan atau memperkecil/mengurangi skala usahanya agar perusahaan tidak mengalami kesulitan di bidang keuangan dalam situasi ekonomi yang kurang menguntungkan. Asumsi dasar mengapa perusahaan melakukan reorganisasi adalah bahwa perusahaan masih mempunyai kemampuan operasional yang cukup baik dalam situasi ekonomi yang kurang menguntungkan. Hal ini umumnya ditekankan pada adanya efisiensi biaya ( khususnya biaya tetap ) yang ada pada struktur biaya perusahaan. Adanya penekanan pada efisiensi biaya yang sifatnya tetap ini dalam istilah reorganisasi disebut sebagai reorganisasi finansial. Apabila penekanan pada efisiensi biaya sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan, maka perusahaan sudah saatnya untuk melakukan reorganisasi operasional. Reorganisasi operasional ini dilakukan dalam rangka untuk mengganti mesin-mesin maupun peralatan-peralatan yang penggunaan jauh lebih efisien, mengurangi tenaga kerja dan melakukan pem angkasan biaya-biaya yang semestinya tidak perlu terjadi. Istilah reorganisasi berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mampu bertahan diri dan atau memperkecil/mengurangi skala usahanya agar perusahaan tidak mengalami kesulitan di bidang keuangan dalam situasi ekonomi yang kurang menguntungkan. Asumsi dasar mengapa perusahaan melakukan reorganisasi adalah bahwa perusahaan masih mempunyai kemampuan operasional yang cukup baik dalam situasi ekonomi yang kurang



menguntungkan. Hal ini umumnya ditekankan pada adanya efisiensi biaya ( khususnya biaya tetap ) yang ada pada struktur biaya perusahaan. Adanya penekanan pada efisiensi biaya yang sifatnya tetap ini dalam istilah reorganisasi disebut sebagai reorganisasi finansial. Apabila penekanan pada efisiensi biaya sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan, maka perusahaan sudah saatnya untuk melakukan reorganisasi operasional. Reorganisasi operasional ini dilakukan dalam rangka untuk mengganti mesin-mesin maupun peralatan-peralatan yang penggunaan jauh lebih efisien, mengurangi tenaga kerja dan melakukan pemangkasan biaya-biaya yang semestinya tidak perlu terjadi. Tentunya pengambilan keputusan untuk melakukan reorganisasi operasional ini akan membawa dampak yang cukup besar bagi perusahaan, yakni timbulnya konsekuensi akan kebutuhan dana yang cukup besar pada saat-saat awal dilakukannya reorganisasi. Dalam reorganisasi finansial sering dibarengi dengan upaya konsolidasi, yaitu membuat perusahaan jadi lebih “ ramping “ secara operasional. Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan dengan cara : a. Melakukan penghematan biaya, artinya pengeluaran-pengeluaran yang tidak penting, ditunda atau dibatalkan. b. Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan. c. Divisi ( unit bisnis ) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau digabung. d. Menunda rencana ekspansi sampai dengan situasi dinilai lebih menguntungkan. e. Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang ( kalau dapat dikurangi dari hasil penjualan aktiva yang tidak diperlukan ), dan menjaga likuiditas. Dalam jangka pendek mungkin sekali profitabilitas dikorbankan ( profitabilitas terpaksa negatif ). 1.6 Likuidasi Likuidasi (liquidation) yaitu pembubaran perusahaan oleh likuidator dan sekaligus pemberesan dengan cara melakukan penjualan harta perusahaan, penagihan piutang, pelunasan utang dan penyelesaian sisa harta atau utang di antara para pemilik. Likuidasi perusahaan adalah suatu tindakan untuk membubarkan, menutup, atau menghentikan semua kegiatan dari suatu perusahaan dan membereskannya serta membagi-bagikan aktiva tersebut pada pihak kreditur dan pemegang saham. Alasan terjadinya pembubaran(likuidasi) berdasarkan pasal 142 ayat (1) Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas selanjutnya disebut dengan UUPT adalah:



1) Berdasarkan keputusan RUPS; 2) Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir; 3) Berdasarkan penetapan pengadilan; 4) Dengan dicabutnya Kepailitan berdasarkan putusan Pengadilan Niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan; 5) Karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan Pailit berada dalam insolvensi sebagaimana diatur dalam UU Kepailitan dan PKPU; atau 6) Karena dicabutnya izin usaha Perseoan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.



Penggolongan Likuidasi berdasarkan saat dan frekuensi pembagian (distribusi) kas dilaksanakan, maka likuidasi dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1) Likuidasi Sederhana Sering juga disebut likuidasi tunggal, likuidasi sekaligus dan likuidasi serentak. Kas akan dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah diperhitungkan laba (rugi) realisasi dan utang piutang dalam persekutuan. 2) Likuidasi Berangsur Setelah semua utang kepada pihak ketiga diselesaikan berarti sisa kas yang ada adalah haknya sekutu. Pembagian kas akan dilakukan setiap saat kas tersedia tanpa menunggu selesainya realisasi. Untuk menentukan besarnya bagian kas masingmasing sekutu dapat dihitung dengan 2 cara yaitu dengan membuat perhitungan pembagian membuat program pembagian kas. Akibat hukum adanya pembubaran perusahaan adalah sebagi berikut: 1. Perusahaan tidak bisa berbisnis lagi 2. Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan tertentu sejauh yang menyangkut dengan pemberesan kekayaan 3. Dibelakang nama perusahaan dibutuhkan kata”dalam likuidasi” 4. Pengangkatan likuidator 5. Kewajiban pemberesan hak dan kewajiban perusahaan 6. Pembubaran perusahaan Proses likuidasi dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:



1) Penyerahan yaitu proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan Likuidasi penyerahan adalah prodesur informal untuk melikuidir hutang, bagi kreditur cara ini lebih menguntungkan dibanding kepailitan formal karena mereka menerima lebih banyak. Dilakukan transfer kepemilikan aktiva kepada pihak ketiga yang disebut assignee atau trustee. Assignee diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik di bawah tangan atau melalui lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada kreditur secara prorata.



2) Melalui kepailitan formal berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan khusus likuidasi kepailitan diatur dalam Undang-undang kepailitan yang mempunyai tiga fungsi penting, yaitu melindungi kreditur dari kemungkinan penipuan oleh debitur, pembagian aktiva debitur secara adil kepada para kreditur, menghapuskan semua kewajiban debitur sehingga yang bersangkutan dapat mulai usaha baru tanpa harus dibebani hutang terdahulu. Jangka waktu proses likuidasi adalah 1) 30 hari setelah tanggal pembubaran, likuidator/kurator, wajib memberitahukan: a) kepada semua kreditor dalam pengumuman di surat kabar dan berita Negara RI b) kepada Menteri untuk dicatat dalam draft perseroan yang dilikuidasi. 2) 60 hari setelah pengumuman di Koran/surat kabar, merupakan jangka waktu bagi kreditor untuk mengajukan tagihan 3) Paling lambat dalam 30 hari setelah tanggal pertanggungjawaban likuidasi, likuidator/kurator, wajib mengumumkan hasil akhir proses likuidasi dalam surat kabar. Adapun tujuan dilakukannya likuidasi 1) Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian minimum dari realisasi aktiva. 2) Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan. 3) Untuk membagikan uang tunai dan aktiva lain yang tidak dapat dicairkan kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.



Adanya likuidasi yang dilakukan sebuah perusahaan sehingga memunculkan akibat hukum bagi perusahaan tersebut diantaranya adalah: 1) perusahaan tidak bisa bernisnis lagi.



2) perusahaan dapat melaksanakan kegiatan tertentu sejauh yang menyangkut dengan pemberesan kekayaan. 3) di belakang nama perusahaan du bubuhkan kata “dalam likuidasi”. 4) pengangkatan likuidator. 5) kewajiban pemberesan hak dan kewajiban perusahaan. 6) pembubaran perusahaan.



Daftar Pustaka



Brigham EF dan Daves PR.2010. Intermediate Financial Management,Tenth Edition, South Western Cengage Learning, USA www.google.com www.googletranslate.com