Makalah Ebp [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN KASUS KEGAWATDARURATAN BERBAGAI SISTEM MATA KULIAH



: Keperawatan Gawat Darurat I



DOSEN PENGAMPU



: Faradillah,S.kep,.Ns,.M.Kes



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3



FADILLA RIZKI HASNA MEILANI ARMAN PUTRI AMELIA TOPPO NURFAZILLAH NURDIANA CADDI



201801018 201801019 201801027 201801028 201801017 201801025



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) BATARAGURU – LUWU TIMUR 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ EBP Dalam Penatalaksanaan Kasus Kegawat Daruratan Berbagai Sistem ” tepat pada waktunya. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain adalah untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban pada mata kuliah “ Keperawatan Gawat Daruratan I ” serta merupakan bentuk tanggung jawab langsung penulis pada tugas yang diberikan.Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bawasanya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari para pembaca.



Luwu Timur, 05 Juni 2021 Penulis



i|EVIDENCE BASED PRACTICE



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1 A.



LATAR BELAKANG...................................................................................................................1



B.



RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................1



C.



TUJUAN.......................................................................................................................................1



BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2 A.



EVIDENCE BASED PRACTICE GAWAT DARURAT TERKAIT KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH......................................................................................................................2



1.



EBP gawat darurat pasien dengan cidera kepala berat...................................................................2



B.



EVIDANCE BASED PRACTICE GAWAT DARURAT TERKAIT KEPERAWATAN MATERNITAS.............................................................................................................................4



1.



EBP gawat darurat pasien dengan preeklamsia..............................................................................4



C.



EVIDANCE BASED PRACTICE GAWAT DARURAT TERKAIT KEPERAWATAN ANAK 5



1.



EBP gawat darurat pasien dengan kejang demam..........................................................................5



D.



EVIDANCE BASED PRACTICE GAWAT DARURAT TERKAIT KEPERAWATAN JIWA. .6



1.



EBP gawat darurat pasien dengan kegawatdaruratan psikiatri.......................................................6



BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8 A.



KESIMPULAN.............................................................................................................................8



B.



SARAN.........................................................................................................................................9



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10



ii | E V I D E N C E B A S E D P R A C T I C E



iii | E V I D E N C E B A S E D P R A C T I C E



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keterkaitan Antara masalah yang dilakukan oleh perawat dalam praktik keperawatan disebabkan karena perawat kurang mengaplikasikan EBP dalam tugasnya untuk memenuhi pelayanan kesehatan.EBP menekankan kepada perawat agar professional dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.Profesional seorang perawat akan memberikan keuntungan bagi pasien.Perawat harus menerapkan konsep EBP di dalam praktik keperawatan karena EBP akan memberikan keefektivisan dalam menangani segala permasalahan yang ada berdasarkan bukti-bukti hasil riset penelitian yang telah dilakukan berdasarkan penelitian. Pengaplikasikan EBP dalam praktik keperawatan tentunya akan menjadi dasar scientific dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal pemberian intervensi kepada pasien sehingga intervensi yang telah diberikan dapat dipertanggungjawabkan dengan bijak.Perlunya pengaplikasikan EBP diterapkan di semua profesi kesehatan baik dokter, apoteker maupun ners.Dengan mengaplikasikan EBP di dalam pelayanan kesehatan akan memberikan dampak positif bagi pasien, perawat dan institusi kesehatan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengertian,tujuan, keuntungan EBP ? 2. Apa nursing early warning score system ? 3. Bagaimana pengimplementasian EBP dalam praktik keperawatan ?



C. TUJUAN 1. Menjelaskan pengertian, tujuan serta keuntungan penerapan EBP, 2. Menjelaskan nursing early warning score system, 3. Menjelaskan bentuk implementasi EBP dalam praktik keperawatan,



1|EVIDENCE BASED PRACTICE



BAB II PEMBAHASAN A. EVIDENCE BASED PRACTICE GAWAT DARURAT TERKAIT KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1. EBP gawat darurat pasien dengan cidera kepala berat Cidera kepala atau trauma mekanik pada kepala dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung dan dapat mengganggu fungsi neurologis, fisik, kognitif, psikososial, dapat bersifat temporer atau permanent.Traumatic brain injury apabila terjadi dapat menimbulkan gangguan yang lebih kompleks dibanding gangguan organ lain.Karena anatomi fisiologis tengkorak kepala yang bervariasi, cair, padat, dan lunak.Hal ini membuat cidera kepala menjadi jenis cidera terbanyak di UGD, 80 % trauma disertai dengan trauma kepala dan 90 % meninggal sebelum mendapatkan penanganan medis, CKR, CKS, dan CKB adalah tingkat dari diera kepala, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian kesepuluh di dunia dengan jumlah kematian 1,21 juta (2,1 %) .Dari hasil reskedas 2013 urutan ke 2 angka kejadian kecelakaan di jalan paling tinggi di duduki oleh Sulawesi utara dengan angka 50,5 %.Kerugian yang diakibatkan dari cidera kepala membuat kita harus mewaspadai untuk melakukan tindakan pencegahan. Tingkat kesadaran sendiri merupakan salah satu indicator kegawat daruratan pada cidera kepala.Pasien kritis mengalami perubahan psikologis dan fisiologis.Maka peran perawat kritis diperlukan disini untuk menangani pasien dengan cedera kepala.Pengkajian tingkat kesadaran dilakukan secara kuantitatif untuk kondisi emergency atau kritis dengan menggunakan Glasgow coma scale.Rumah sakit hasan sedikit bandung merupakan rumah sakit rujuan wilayah Jawa Barat memiliki fasilitas khusus neurologi.Rata-rata kunjungan pasien trauma kepala pada tahun 2011 sebanyak 35 orang perbulan dengan tingkat kesadaran yang bervariasi.Semua pasien mengalami gangguan kesadaran ditunjukkan dengan nilai GCS dengan persentasi rata-rata 70 % untuk GCS 9 – 13 dan 30 % untuk GCS 3 – 8.Akibat dari penurunan tingkat kesadaran adalah menambah kegawatan pada pasien tersebut yaitu jalan nafas tidak paten, sirkulasi dapat terganggu akibat imobilisasi. Di daerah Sulawesi utara terdapat rumah sakit umum pusat prof.dr.R.D.Kandou sebagai pusat rujukan di Sulawesi utara, sebagai rumah sakit yang mempunyai sumber daya yang paling memadai untuk melakukan autopy forensic sehingga pada kondisi wajar semua autopsy di kota manado dilakukan di rumah sakit ini. Metode penulisan laporan ini menggunakan metode analisis yang didapatkan dari 5 jurnal yang berkaitan dengan cedera kepala dengan pendekatan evidence based practice.Adapun jurnal-jurnal tersebut adalah : a. Pengaruh stimulasi sensori terhadap nilai Glasgow coma scale pada pasien cidera kepala di Ruang Neurosurgical Critical Care Unit RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG.(Valentine B.M.Lumbantobing. 2|EVIDENCE BASED PRACTICE



b. Cedera akibat kecelakaan lalu lintas di Kota Manado.(Erwin Kristanto) c. Implementasi clinical governance : pengembangan indicator klinik cedera kepala di instalasi gawat darurat. ( Agus Wijanarka ) d. Karakteristik penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas darat rawat inap di RSUD DR.H.KUMPULAN PANE TEBING TINGGI Taun 2010-2011 (Rohani primasuri damanik) e. Gambaran pasien cedera kepala di RSUP PROF DR.R.D.KANDOU MANADO periode januari 2014 – desember 2013 Dari hasil analisis yang bersambut dari jurnal yang berjudul pengaruh stimulasi sensori terhadap nilai Glasgow Coma Scale pada pasien cidera kepala di ruang neurosurgical critical care unit RSUP DR.HASAN SIDIKIN BANDUNG. (Valentine B.M.Lumbantobing).Bahwa perubahan nilai GCS pada pasien cedera kepala sebelum dan setelah baik pada kelompok control maupun pada kelompok perlakuan.Pada kelompok control setelah observasi selama 3 hari pada 15 responden diantaranya mengalami peningkatan GCS namun terapat juga yang mengalami penurunan GCS sementara pada kelompok perlakuan dari 15 responden terdapat 8 responden mengalami peningkatan nilai GCS dan 6 responden tidak mengalami perubahan dan 1 mengalami penurunan GCS. Dari hasil analisis dari jurnal berjudul cedera akibat kecelakaan lalu lintas di kota Manado. (Erwin Kristanto) di dapatkan bahwa cedera kepala memiliki pola yang berbeda dengan cedera karena kejadian dan kekerasan lainnya, dimana trauma mekanik dan luka ditemukan pada korban yang sama, akibat dari gesekan dengan aspal pada saat terjadi kecelakaan.Pemahaman akan pola cedera dapat membantu dalam mendeteksi dan tata laksana cedera pada tiap anggota tubuh korban yang mengalami cedera. Dari hasil analisis bersumber jurnal implementasi clinical governance : pengembangan indicator klinik cedera kepala di instansi gawat darurat.(Agus Wijanarka) bahwa dari hasil penelitian ini menunjukkan jenis kelamin laki-laki 58 % lebih banyak mengalami cedera kepala dibandingkan perempuan.Hal ini sesuai dengan teori bahwa laki-laki memiliki injury severity score lebih tinggi apalagi pada usia tua. Dari hasil analisis jurnal karakteristik penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas darat rawat inap di RSUD DR.H.KUMPULANPANE TEBING TINGGI Tahun 2010 – 2011 (Rohani Primasuri Damanik) didapatkan bahwa proporsi tinggi penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan umur 16 – 24 tahun sebanyak 45 orang atau 39,5 % ini disebabkan Karena sebagian besar penderita berada pada kelompok usia produktif yang memiliki mobiltas tinggi namun kesadaran menjaga keselamatan di jalan masih rendah. Dari hasil analisis jurnal gambaran pasien cedera kepala di RSUP PROF DR.D KANDOU MANADO periode januari 2014 – desember 2013 menunjukkan sebagian besar penderita cedera kepala ialah laki-laki yaitu sebanyak 302 orang atau 71,9 % dan perempuan sebanyak 118 orang atau 28,1 %.Ini menunjukkan hubngan dengan aktifitas dan bidang pekerjaan yang berbeda Antara laki-laki dan perempuan.Dan bidang pekerjaan beersiko untuk terjadi cedera kepala misalnya mengendarai motor, pekerja bangunan, dll. 3|EVIDENCE BASED PRACTICE



B. EVIDANCE BASED PRACTICE GAWAT DARURAT TERKAIT KEPERAWATAN MATERNITAS 1. EBP gawat darurat pasien dengan preeklamsia Preklamsia merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas maternal maupun perinatal.Prevalensi kejadian preeklamsia sekitar 5 % - 15 % dari keseluruhan kehamilan di dunia.Sedangkan salah satu factor yang mempengaruhi preeklamsia adalah usia beresiko.Pada usia beresiko lebih rentan mengalami berbagai penyakit, salah satunya preeklamsia. Ada beberapa factor –faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya preeklamsia yaitu primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, mola hidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta amnesia.Namun belum diketahui secara pasti penyebab dari timbulnya preeklamsia pada ibu hamil, tetapi pada umumnya di sebabkan oleh vasospasme arteriola ( Maryunani 2008 ). Terdapat teori stimulus inflamasi dimana disitu di jelaskan secara jelas tentang perihal hubungan Antara usia dengan insiden preeklamasi bahwa usia berpengaruh terhadap kejadian preeklamasi .Usia merupakan salah satu



penyebab terjadinya



preeklamasi karena pada usia kurang dari 20 tahun perkembangan organ-organ reproduksi serta fungsi fisiologisnya belum optimal dan belum tercapainya kematangan emosi dan kejiwaannya, sehingga dapat menyebabkan timbulnya preeklamasi.Apabila usia lebih dari 35 tahun lebih rentan terkena hipertensi.Pada saat seseorang terkena hipertensi maka terjadi peningkatan oksidatif sehingga debris apoptosis dan nekrotik trofoblast juga meningkat, hal ini menyebabkan terjadinya beban reaksi inflamasi pada darah ibu jauh lebih besar dibandingkan reaksi inflamasi pada kehamilan normal.terdapatnya respon inflamasi akan mengaktivasi pada sel endotel dan sel mmakrofag / granulosit yang lebih besar sehingga dapat terjadinya reaksi sistemik inflamasi yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya gejalagejala preeklamsia pada ibu (S, 2016). Metode penulisan ini didapatkan dari 2 jurnal dengan metode survei analitik dengan pendekatan evidence based practice, adapun jurnal-jurnal tersebut adalah : a. Hubungan usia dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil di RSUD Kabupaten Kediri tahun 2018. 4|EVIDENCE BASED PRACTICE



b. Factor risiko yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil (studi kasus di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2014) Dari hasil survei analitik jurnal hubungan usia dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil di RSUP Kabupaten Kediri tahun 2018 didapatkan hampir setengah dari responden 58 (32,4 %) usianya berisik menderita preeklamsia pada kehamilan dan sebagian kecil dari 25 responden (14 %) adalah usia tidak beresiko menderita preeklamsia pada kehamilan.Analisis menggunakan chi square di dapatkan nilai p value = 0,000 < a 0,05, nilai CC = 0,376, nilai CI = 2,962 – 10,718 dan nilai QR = 5,6, sehingga HO di tolak dan H1 diterima berarti ada hubngan Antara usia dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil di RSUP Kabupaten Kediri.Ibu dengan usia beresiko rentan mengalami preeklamsia karena terjadi peningkatan oksidatif sehingga produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblast juga meningkat, hal ini menyebabkan reaksi sistemik inflamasi. Untuk mencegah terjadinya preeklamsia pada ibu hamil dapat melakukan deteksi dini kehamilan. Dari hasil survey jurnal factor risiko yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil studi kasus di RSUD kabupaten Brebes tahun 2014 bahwa umur adalah factor resiko yang berhubungan dengan preeklamsia. Variable yang tidak berhubungan adalah jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, riwayat DM, dan riwayat kehamilan ganda. C. EVIDANCE BASED PRACTICE GAWAT DARURAT TERKAIT KEPERAWATAN ANAK 1. EBP gawat darurat pasien dengan kejang demam Kejang demam merupakan kelainan neurologis tersering pada anak berusia 6 bulan-5 tahun. Sekitar sepertiga dari kasus kejang demam akan mengalami setidaknya sekali kejadian kejang demam berulang.Berhubungan dengna kenaikan suhu tubuh > 38 0 C yang tidak disebabkan oleh infeksi system saraf puSat (SSP), tanpa adany a riwayat kejang neonatal atau kejang tanpa seba sebelumnya, dan tidak memenuhi kriteria kejang simptomatik lainnya.Secara umum terdpat dua jenis kejang demam, yaitu kejang demam sederhana ( kds) yang mencakup hampir 80 % kasus dan kejang demam kompleks (kdk).kejang demam merupakan jenis kejang yang paling banyak terjadi pada anak, mengenai 2 – 5 % anak berusia 6 bulan – 5 tahun dengan puncak onset Antara usia 18 – 22 tahun. Metode penulisan ini didapatkan dari jurnal yang berjudul factor- factor yang berhubungan dengan kejadian kejang demam berulang pada anak di RSUP Sanglah Denpasar.



5|EVIDENCE BASED PRACTICE



Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui factor-faktor yang berhubngan dengan kejadian kejang demam terulang pada anak. Penelitian ini dilakukan di RSUP Sangla Denpasar dengan menggunakan pendekatan Evidence Based Praktis. Hasil penelitian yang dapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna Antara usia saat kejang demam pertama (P=0,031) dan riwayat keluarga dengan kejang demam (P=0,009) terhadap terjadinya demam kejang berulang. Analisis rekresi logistic menunjukkan bahwa usia