Makalah EMK Kel 5 Teori [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Suara Hati & Tuntutan Moral,Keputusan Suara Hati,Pembinaan Suara Hati



Disusun oleh: Novena Sanidra Silitonga (102020013) Nur Ayisah Hutabarat (102020011) Maximilianus Wira Tarigan (102020014)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN 2022/2023



BAB I Materi 1. Suara Hati & Tuntutan Moral. a Suara Hati Suara hati adalah keputusan praktis akal budi yang membantu seseorang dalam menjalankan atau membatalkan suatu tindakan. Sebab dimensi rasionalnya, suara hati mesti tekun mencari tentang kebenaran. Ideal tertinggi dari setiap manusia adalah setia pada suara hati yang benar karena hal tersebut sama dengan setia kepada Allah. Setiap orang memiliki suara hati dan pastinya pengalaman mengenai suara hati dimana manusia bertarung dalam hati ketika hendak mengambil keputusan. Hal ini sangat sering terjadi pada umat manusia. Manusia dalam sikap dan tindakannya dituntut untuk menyelaraskan suara hatinya dengan Tuhan. (Handayani, 2019) Hasan Shadily, dkk (ed) menjelaskan suara hati sebagai pati terdalam dan tersuci bagi manusia yang berseru kepadaNya untuk bercinta serta melakukan yang baik dan mengelakkan yang jahat. Suara hati mengungkapkan hukum yang dipenuhi dalam cinta akan Allah dan sesama manusia. suara hati memperlihatkan kepada kita sebuah pemahaman bahwa di dalam diri setiap orang didapati pengetahuan akan kualitas moral yang meliputi perasaan benar atau salah dalam melihat sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan.Juga adanya pengetahuan di dalam batin untuk membedakan tindakan yang benar dan salah secara moral. Suara hati ada di dalam batin terdalam manusia yang mengungkapkan bahwa di dalam hati manusia ada suara yang kecil yang mengarahkan manusia untuk melakukan yang baik dan mengelakkan yang jahat.(Simanungkalit, 2020) Suara hati dalam arti luas adalah sebagai keinsafan akan adanya kewajiban. Suara hati dalam arti sempit adalah ebagai penerapan kesadaran moral dalam situasi konkret, yang menilai suatu tindakan manusia atas buruk baiknya. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dengan demikian cara kerja suara hati dapat ditinjau dari segi waktu: Hati nurani dapat berperan sebelum tindakan dibuat. Biasanya hati nurani akan menyuruh bila itu perbuatan baik dan akan melarang jika perbuatan buruk. Hati nurani dapat berperan pada saat tindakan dilakukan. Ia akan terus menyuruh jika perbuatan itu baik dan melarang jika perbuatan itu buruk atau jahat. Hati nurani dapat berperan sesudah tindakan dibuat. Hati nurani akan memuji jika perbuatan kita baik dan hati nurani akan membuat kita gelisah dan menyesal jika perbuatan itu buruk atau jahat.Segi benar tidaknya: Hati nurani benar, jika hati kita cocok dengan norma objektif. Hati nurani keliru jika kata hati kita tidak cocok dengan norma objektif.(katekis muda, 2020) Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman, yakni sebagai berikut: (a.) Kata hati (hati nurani) yang benar dan pasti, maka: Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan; Perbuatan yang buruk harus dielakkan. (b.) Kata hati yang pasti, tetapi keliru, maka: Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan. (Misalnya, seorang remaja merasa pasti bahwa hari Senin adalah hari puasa, maka ia harus berpuasa, walaupun keliru). Perbuatan yang buruk harus dielakkan. (Misalnya, seorang remaja merasa pasti bahwa mencium kekasihnya adalah dosa, maka ia harus harus mengelakkannya, walaupun keliru). (c.) Kata hati yang tidak pasti: Seseorang dapat memilih yang paling menguntungkan. Misalnya, hati nurani seseorang tidak merasa pasti apakah hari



ini puasa atau tidak, maka ia boleh memilih yang menguntungkan dia. Jika menyangkut nyawa manusia, maka keselamatan nyawa itu harus didahulukan. Misalnya, jika seseorang tidak merasa pasti bahwa suatu cara KB bersifat abortif atau tidak, maka ia harus menolak cara itu, sebab menyangkut nyawa manusia.(katekis muda, 2020) b Tuntutan Moral Dalam posisi demikian, manusia dituntut oleh ciptaannya sendiri untuk sesegera mungkin meningkatkan kapasitas dirinya jauh diatas kemampuan robot ciptaannya dan mencari cara yang bijaksana dalam penggunaan kecerdasan buatan, jika tidak, manusia akan mengalami nasib buruk dibawah robot cerdas ciptaannya sendiri. Tuntutan moral adalah segala sesuatu tuntutan yang berhubungan dengan yang baik dan yang buruk di tengah tengah masyarakat. 2. Keputusan Suara Hati Keputusan suara hati kadang dapat keliru sehingga keputusan tersebut juga dapat berakibat negatif bagi orang lain.Agar suara hati dapat benar-benar memutuskan tindakan yang baik,suara hati harus dibina secara terus menerus. Dalam kompendium Katekismus Gereja Katolik no. 374, dijelaskan “suara hati yang lurus dan benar dibentuk melalui pendidikan,penghayatan sabda Allah dan pengajaran gereja,didukung oleh anugerah Roh Kudus dan dibantu oleh orang-orang bijak.Doa dan penelitian batin juga dapat sangat membantu pembentukan suara hati moral”. (Ardenari, 2011). Peranan Suara Hati Dalam Pengambilan Keputusan: Suara hati menurut Embuiru adalah “manifestasi kehendak Tuhan yang disampaikan kepada manusia melalui pikirannya.”. Oleh karena itu “suara hati sering juga dinamakan suara Tuhan, karena ia mengajak kita memilih yang baik dan menolak yang jahat” (Embuiru),. Jadi suara hati akan mengatakan setuju atau tidak setuju sebelum kita akan melakukan suatu perbuatan atau tindakan. Peranan suara hati secara jelas ditegaskan oleh Embuiru sebagai berikut. 1. Memberikan penjelasan tentang baik atau buruknya suatu perbuatan, sebelum dilakukan. 2. Memerintahkan supaya perbuatan baik dilakukan dan perbuatan buruk ditinggalkan. 3. Menjadi hakim terhadap perbuatan yang sudah dilaksanakan. Perbuatan baik dipuji dan hati kita diberi kebahagiaan yang tidak terhingga. Perbuatan buruk dicela dan hati kita menjadi takut dan kacau.(Embuiru, 2011) Usaha yang terpenting dalam mengambil keputusan yang didasarkan oleh suara hati yakni berusaha semakin membebaskan diri dari cengkeraman kekuatan-kekuatan irrasional dari dalam diri manusia. Sikap ini bertujuan untuk kemurnian sikap dasar yakni, agar manusia menjadi baik tanpa kepalsuan sampai ke akar-akar kepribadian, bagaikan air yang jernih sampai ke kedalaman/dasar. Diyakini segala apa yang jahat, kotor, miring, dendam, dan iri tidak dapat berkembang dalam kejernihan itu. Suara hati membimbing manusia memilih salah satu dari sekian banyak pilihan. Memang, tidak ada jaminan bahwa keputusan itu pasti tepat. Tetapi, sekalipun keputusan itu



salah, orang yang mengambil keputusan tidak bersalah secara moral. Hal yang dapat dipersalahkan secara moral adalah persiapan yang kurang teliti. Sekalipun demikian, akibat yang ditimbulkan oleh keputusan yang keliru tetap harus dipertanggungjawabkan 3. Pembinaan Suara Hati Van Paasen menegaskan suara hati bisa diperhalus lewat proses pembinaan: Kehalusan suara hati berarti bahwa sebanyak mungkin segi dari suatu keinginan tertentu disadari sebelum perbuatan itu dilaksanakanatau jika sudah terlaksana,maka dalam evaluasinya segi-segi lain itu ikut diinsafi pula.Hal ini akan mendorong waktu untuk menyesali perbuatan itu bukan semata-mata oleh karena telah membawa kerugian bagi pelaku sendiri,melainkan pula karena merupakan suatu perbuatan anti sesama dan anti Tuhan,bahkan merugikan lingkungan hidup dan masa depan orang lain.(Ardenari, 2011) Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk memperhalus suara hati adalah dengan pemeriksaan batin dalam ibadat tobat. Dalam pemeriksaan batin serius terjadi sesuatu rethinnking,suatu evaluasi atas perbuatannya.Segi atau akibat-akibat dari keputusan yang sebelumnya kurang jelas atau masih kabur dan kurang disadari sekarang menjadi jelas. (Ardenari, 2011) Cara membina hati nurani: 1. Mengikuti hati nurani dalam segala hal Seseorang yang selalu berbuat sesuai dengan suara hatinya, maka hati nuraninya akan semakin terang, tepat, dan berwibawa. Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinannya akan menjadi sehat dan kuat; dipercaya olehorang lain, karena memiliki hati yang murni dan mesra dengan Allah. “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan memandang Allah” (Matius 5:8). 2. Mencari keterangan pada sumber yang baik Membaca Kitab Suci, Bacaan rohani, film, dan buku-buku yang bermutu. Bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman. Ikut dalam kegiatan rohani, seperti rekoleksi, retret dan kegiatan pendampingan iman lainnya. 3. Koreksi diri atau introspeksi Koreksi atas diri sangat penting untuk dapat selalu mengarahkan hidup kita. 4. Memperluas pengetahuan dengan membaca media sosiel yang bermutu,merenungkan kitab suci. 5. Merefleksikan diri 6. Mempertimbangkan nilai-nilai diri dlam kasus yang kompleks.



BAB II Contoh Kasus 1. Malvin merupakan seorang komting di kelas A.Pada suatu hari ada perdebatan dikelas tersebut sehingga memicu emosi Malvin.Perdebatan terjadi karena ingin mengambil sebuah keputusan yang akan dilakukan bersama-sama dengan kelas A.Karena dalam keadaan Emosi dan didesak oleh teman satu kelas akhirnya Malvin mengambil sebuah keputusan yang salah yang mengakibatkan dia dan teman-temannya dapat teguran.Bagaimana seharusnya sikap yang dilakukan oleh Malvin sebagai seorang Komting.



BAB III Pembahasan 1. Dari kasus tersebut untuk memutuskan sebuah keputusan besar maupun kecil kita tidak boleh gegabah dan tidak boleh dalam keadaan emosi.Kita harus memikirkan dampak negative apa yang akan terjadi jika kita mengambil keputusan tersebut.Seperti dalam kasus Malvin mengambil sebuah keputusan dalam keadaan dia sedang emosi dan didesak,sehingga dia mengambil keputusan yang salah.Tindakan yang seharusnya dilakukan adalah mengambil sikap tenang dan berpikir secara perlahan tentang keputusan yang akan diambilnya.



Daftar Pustaka: Ardenari, M. P. (2011). Plagiat merupakan tindakan tidak terpuji implementasi. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Antibiotika Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta Tahun 2011, 18, 2–3. Embuiru, H. 1979. (2011). Peranan Suara Hati Dalam Pengambilan Keputusan. AMANDUS TENA LABEKETOY. https://amandustena.wordpress.com/2011/02/28/peranan-suara-hatidalam-pengambilan-keputusan/ Handayani, D. R. (2019). Suara Hati dan Moralitas Sebagai Seorang Kristiani. CM USD. https://www.usd.ac.id/cm/suara-hati-dan-moralitas-sebagai-seorang-kristiani/#:~:text=Suara hati adalah keputusan praktis,mesti tekun mencari tentang kebenaran katekis muda. (2020). Suara Hati. Katekis Muda. https://katekese.com/a-suara-hati/ Simanungkalit, R. (2020). Berteologi Dengan Suara Hati (Suatu Pendekatan Pastoral Bagi Pencandu Narkoba). Jurnal Christian Humaniora, 3(2), 113–120. https://doi.org/10.46965/jch.v3i2.126