Kel.5 Makalah Berdzikir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER TERAPI PSIKORELIGI : BERDZIKIR BAGI PENDERITA KANKER SERVIKS



Fasilitator : Dr.Hj Hanik Endang Nihayati,S.Kep.,Ns.,M.Kep Oleh : Kelompok 5/2015 Achmad Fachri Ali



(131511133023)



Bunga Novia Hardiana



(131511133057)



Elly Ardianti



(131511133058)



Niswatus Sa’ngadah



(131511133060)



Oktiana Duwi Firani



(131511133061)



Ririn Arianta



(131511133062)



Alip Nur Apriliyani



(131511133063)



Alex Susanto



(131511133095)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2018



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, ridho , dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun makalah “Terapi Psikoreligi : Berdzikir bagi Penderita Kanker Serviks” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan pembimbing kepada penulis. Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada : 1. Dr.Hj Hanik Endang Nihayati,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen dari mata kuliah Terapi Komplementer yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis. 2. Teman-teman, selaku pendorong motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Saran dan kritik sangat diterima karena penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna . Mohon maaf bila ada kesalahan kata dari penulis. Akhir kata semoga ilmu dalam makalah ini dapat bermanfaat dan diterapkan secara efektif . Terimakasih



Surabaya, 20 November 2018



Penulis



ii



Daftar Isi



KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined. BAB 1 PENDAHULUAN ..................................... Error! Bookmark not defined. 1.1



Latar Belakang ..........................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah ................................... Error! Bookmark not defined.



1.3



Tujuan ...................................................... Error! Bookmark not defined.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................ Error! Bookmark not defined. 2.1 Definisi Terapi Psikoreligi ................ Error! Bookmark not defined. 2.2 Unsur Terapi Psikoreligi......................................................................4 2.3 Pengertian Dzikir .................................................................................5 2.4 Klasifikasi/Bentuk Dzikir ....................................................................6 2.5 Waktu dan Adab dalam Berdzikir .......................................................8 2.6 Adat dan Tata Krama dalam Berdzikir..............................................10 2.7 Keutamaan dan Manfaat Berdzikir ....................................................13 2.8 Pengaruh Terapi Dzikir bagi Kesehatan Jiwa ...................................18 BAB 3 KESIMPULAN ..........................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................26



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dengan kapasitas berpikir yang telah Allah karuniakan, senantiasa berusaha menggapai “kebahagiaan” dengan bahasa perasaannya masingmasing. Pemahaman kita tentang Tuhan (makrifat) kepada-Nya sesungguhnya menggambarkan cakrawala pandang kita tentang Tuhan. Agama dan setiap golongan dalam suatu umat memiliki kacamata berbeda dalam memandang gagasan tentang Tuhan yang sebenarnya. Inilah Aqidah (tujuan) hidup, dan sumber kebahagiaan yang banyak orang cari sekarang ini. Makrifat (pengenalan) akan Tuhan itu diawali dengan menyebut Nama-Nya, yakni Dzikir kepada Sang Pencipta. Dengan dzikir (ingat) inilah muncul istilah jauh dekatnya manusia kepada Tuhan yang menciptakannya. Kebanyakan orang mengamalkan doa dan dzikir pada saat waktu dan keadaan tertentu. Seperti halnya berdoa, berdoa hanya dilakukan oleh manusia saat ada kemauan (menginginkan sesuatu) yang dimana dia berpikir hanya Allah SWT lah yang bias membantu merealisasikan keinginannya itu. Begitupun dengan berdzikir, jarang sekali manusia mengamalkan dzikir dalam kehidupan sehari-hari, terkadang manusia berdzikir dan mengingat Allah SWT hanya saat dalam kesusahan dan tertimpa masalah saja. Dzikir adalah suatu kegiatan atau cara yang dilakukan oleh seorang hamba dalam mengingat Allah SWT. Dalam dzikir seorang hamba memuji dan mengagungkan kebesaran Allah SWT. Dzikir juga merupakan penghubung antara manusia dengan sumber kehidupan. Sesosok makhluk merupakan gambaran sebuah komponen elektronik, yang apabila tidak berhubungan dengan sumber energi listrik, maka ia tidak akan hidup. Dan juga apabila ia hanya berhubungan dengan hanya satu sumber ia juga tidak akan berjalan, karena arus memiliki dua kutub, positif dan negatif (ada takdir baik dan buruk). Orang yang ingat kepada Allah berarti ia hidup, dan yang melupakannya berarti sesungguhnya ia mati.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Definisi Terapi Psikoreligius ? 2. Unsur-unsur Terapi Psikoreligius ? 3. Pengertian Dzikir ? 4. Klasifikasi/bentuk Dzikir ? 5. Waktu dan Adab dalam Dzikir ? 6. Adat dan Tata Krama dalam Berdzikir ? 7. Keutamaan dan Manfaat Berdzikir ? 8. Pengaruh Terapi Dzikir bagi Kesehatan Jiwa ? 1.3 Tujuan 1. Mampu memahami tentang dzikir 2. Mampu memahami, keutamaan dzikir kepada Allah SWT



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Terapi Psikoreligius Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit dan perawatan penyakit. Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan kata pengobatan. ( Suharsono, 2013) Sedangkan psikoreligius berasal dari dua kata, yaitu psiko dan religius. Psiko berasal dari kata Psyche (Inggris) dan Psuche (Yunani) artinya: nafas, kehidupan, hidup, jiwa, roh, sukma dan semangat.( Kartini Kartono, 1989). Jiwa yaitu sesuatu yang menyangkut batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan/tenaga, bukan hanya pembangunan fisikyang di perhatikan, melainkan juga pembangunan psikis. Disini mental dihubungkan dengan akal, fikiran, dan ingatan, maka akal haruslah dijaga dan dipelihara olah karena itu dibutuhkan mental yang sehat agar tambah sehat. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketenteraman jiwa dan kebahagiaan hidup tidak hanya tergantung pada faktor luar saja, seperti ekonomi, jabatan, status sosial dimasyarakat, kekayaan dan lain-lain, melainkan lebih bergantung pada sikap dan cara menghadapi faktor-faktor tersebut. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental/jiwa, kesehatan mental dan kemampuan menyesuaikan diri. Sedangkan religius merupakan kata sifat dari kata benda religi, yang berarti berhubungan dengan agama atau keagamaan. Dengan mengetahui definisi dari psiko dan relegius, maka dapat ditarik kesimpulan, psikoreligius adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan ajaran agama berdasarkan peraturan atau perudang-undangan yang terkandung di dalamnya, dimana aktivitas keagamaan yang dilakukan itu mempunyai pengaruh terhadap kondisi mental seseorang. Berdasarkan pengertian terapi dan psikoreligius di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terapi psikoreligius (keagamaan) secara Islami, yaitu suatu perlakuan dan pengobatan yang ditujukan kepada penyembuhan suatu



3



penyakit mental, kepada setiap individu, dengan kekuatan batin atau ruhani, yang berupa ritual keagamaan bukan pengobatan dengan obat obatan, dengan tujuan untuk memperkuat iman seseorang agar ia dapat mengembangkan potensi diri dan fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal, dengan cara mensosialkan nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Quran dan as-Sunnah ke dalam diri. Sehingga ia dapat hidup selaras, seimbang dan sesuai dengan ajaran agama. 2.2 Unsur-unsur Terapi Psikoreligius Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam terapi psikoreligius adalah sebagai berikut (Ilham A, 2008): a. Do’a Do’a dalam dimensi psikoreligius berarti permohonan penyembuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut bahasa, do’a artinya permohonan atau panggilan. Sedangkan menurut istilah syar’i, do’a berarti meminta pertolongan kepada Allah SWT, berlindung kepada-Nya dan memanggilNya, demi mendapatkan manfaat atau kebaikan dan menolak gangguan atau bala. Do’a juga merupakan kesempatan manusia mencurahkan isi hatiya kepada Tuhan, menyatakan kerinduan, ketakutan dan kebutuhan manusia kepada Tuhan (Sudirman, 2007). Dipandang dari sudut ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa, do’a mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam. Psikoreligius terapi ini tidak kalah pentingnya dengan psikoterapi psikiatrik, karena doa mengandung unsur spiritual/kerohanian yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme (harapan kesembuhan). Dua hal ini, yaitu rasa percaya diri (self confident) dan optimisme, merupakan dua hal yang amat esensial bagi penyembuhan suatu penyakit disamping obat-obatan dan tindakan medis yang diberikan. Sebagai terapi, do’a merupakan sebuah terapi yang luar biasa. Banyak orang yang sembuh penyakitnya hanya dengan beberapa ucapan do’a dari orang-orang tertentu b. Dzikir Dzikir



adalah



mengingat



Tuhan



dengan



segala



kekuasaan-Nya,



mengucapkan baik secara lisan maupun dalam hati segala kuasa-Nya.



4



Dzikir, secara etimologi berasal dari kata: dzakara, yadzkuru, dzikran, yang berarti menyebut dan mengingat. Sedangkan secara terminologis, definisi dzikir banyak sekali. Sama halnya dengan doa, dzikir juga mengandung unsur kerohanian/keagamaan yang dapat membangkitkan rasa percaya diri (self confidence) dan keimanan (faith) pada diri orang yang sedang sakit, sehingga kekebalan tubuh meningkat, sehingga mempercepat proses penyembuhan c. Shalat Menurut bahasa, shalat berarti doa. Sedangkan menurut syara’, shalat berarti menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah dengan khusuk, sebagai wujud ketaqwaan seorang hamba kepada Tuhannya dan mengagungkan kebesaran-Nya, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan. Keadaan yang tentram dan jiwa yang tenang yang dihasilkan oleh shalat, mempunyai dampak terapi yang penting dalam meredakan ketegangan syaraf yang timbul akibat berbagai tekanan kehidupan sehari-hari, dan menurunkan kegelisahan yang diderita oleh sebagian orang. Hal ini karena shalat merupakan salah satu bentuk dzikir kepada Allah dan dzikir akan bisa menimbulkan ketenangan batin. Dari sudut ilmu kedokteran jiwa atau keperawatan jiwa atau kesehatan jiwa, doa; dzikir; dan shalat (terapi psikoreligius) merupakan terapi psikiatrik setingkat lebih tinggi daripada psikoterapi biasa (Ilham A, 2008). 2.3 Pengertian Dzikir Dzikir ditinjau dari segi bahasa (lughatan) adalah mengingat, sedangkan dzikir secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah. Secara etimologi dzikir berasal dari kata “zakara” berarti menyebut, mensucikan, menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari, memberi dan nasehat. Oleh karena itu dzikir berarti mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan (mengingat).



5



Dzikir merupakan ibadah hati dan lisan yang tidak mengenal batasan waktu. Bahkan Allah menyifati ulil albab, adalah mereka-mereka yang senantiasa menyebut Rabnya, baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan juga berbaring. Oleh karenanya dzikir bukan hanya ibadah yang bersifat lisaniyah, namun juga qalbiyah. Imam Nawawi menyatakan bahwa yang afdhal adalah dilakukan bersamaan di lisan dan di hati. jika harus salah satunya, maka dzikir hatilah yang lebih di utama. Meskipun demikian, menghadirkan maknanya dalam hati, memahami maksudnya merupakan suatu hal yang harus diupayakan dalam dzikir. 2.4 Klasifikasi/bentuk Dzikir Macam-Macam Dzikir Menurut Ibnu Atta (dalam Bukhori 2008:52-53) dzikir di bagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. Dzikir Jali Dzikir jali yaitu dzikir yang jelas dan nyata. Artinya suatu perbuatan mengingat Allah swt. dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa kepada Allah SWT, yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati. Mula-mula dzikir ini diucapkan secara lisan, mungkin tanpa dibarengi ingatan hati. Hal ini biasanya dilakukan orang awam (orang kebanyakan). Hal ini dimaksudkan untuk mendorong agar hatinya hadir menyertai ucapan lisan itu. 2. Dzikir Khafii Dzikir klafii yaitu dzikir yang samar-samar. Jenis kedua ini dilakukan secara khusu’ oleh ingatan hati, baik disertai dzikir lisan atau tidak. Orang yang sudah sampai tahap ini, hatinya merasa senantiasa memiliki hubungan dengan Allah SWT. Pada tahap ini suara yang dilafatkan melalui ucapan lidah sudah tidak diperdengarkan lagi, atau bahkan tidak terdengar sama sekali. Sebab yang lebih diutamakan adalah menghadirkan jiwa, sehingga ada semacam kesadaran Tuhan berada dihadapannya. 3. Dzikir Hakiki



6



Dzikir hakiki yaitu dzikir yang sebenarnya. Dzikir ini dilakukan dengan seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah, kapan dan dimana saja, dengan memperketat upaya memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah swt. dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Selain itu tiada yang diingat selain Allah swt. Untuk mencapai tingkatan dzikir haqiqi ini perlu dijalani latihan mulai dari tingkat dzikir jali dan dzikir khafi. Klasifikasi Bacaan Dzikir Rasul mengajarkan bacaan dzikir “Al-Baqiyyatu Ash-shalihah” yakni “Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illallahu wallahu akbar wa lahawla wa la quwwata illa billahil aliyyil azhim” (Artinya : Maha suci Allah dan segala puji bagi-nya, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan tiada daya dan kekuatan selain dengan (izin) Allah yang Maha tinggi dan Maha agung). Dengan lebih terperinci bacaan “Al-Baqiyyatu Ash-shalihah” ini terdiri atas lima bacaan dzikir yang sangat baik dan utama, yakni (Arifin dan Mansur, Yusuf. 2009) : 1. Bacaan tasbih 2. Bacaan tahmid 3. Bacaan takbir 4. Bacaan tahlil 5. Bacaan hauqalah Selain lafal dan bacaan “Al-Baqiyyatu Ash-shalihah”, Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada kita bacaan lain, diantaranya : 1. Bacaan “Istighfar” 2. Bacaan “Basmalah” 3. Bacaan “Isti’adzah” atau “Ta’awwudz” 4. Bacaan “Hasbalah” 5. Bacaan “Asma’ul Husna” 6. Berdoa kepada Allah SWT.



7



Selain dengan bacaan di atas, berdzikir kepada Allah juga dapat dilakukan dengan membaca, merenungkan dan memikirkan ayat-ayat Allah. 2.5 Waktu dan Adab dalam Dzikir Berdzikir merupakan suatu amalan yang paling disukai dan termasuk kedalam amal qauliyah yang paling utama, sehingga barang siapa yang dapat mengamalkann maka Allah akan mengangkat derajat pada tingkat yang sangat mulia yaitu derajat para waliyullah atau kekasih Allah. Dan dijanjikan baginya keselamatan dan kesejahteraan didunia dan diakhirat. a. Waktu yang paling utama untuk dzikir Pada dasarnya semua waktu baik untuk dzikir, tetapi sesungguhnya ada beberapa waktu dan tempat yang paling baik untuk berdzikir kepada Allah diantaranya yaitu : a) Dzikir setelah menjalankan sholat Diantara waktu yang sangat baik dan dianjurkan untuk mengingat Allah adalah setelah sholat, baik itu sholat wajib maupun sholat sunah. Mengingat Allah setelah atau mengiringi ibadah sholat adalah amal qauliyah yang senantiasa dilakukan Rasulullah SAW sepanjang hidupnya. b) Dzikir ketika mendapat musibah Dalam menjalani kehidupan ini, sungguh yang beriman tidak akan pernah bias bebas dan lepas dari adanya berbagai ujian dan cobaan yang berasal dari Allah. Dan kita juga tidak akan senang terus dan tidak pula akan mengalami kesusahan dan kesempitan selamanya, sebab susah dan senang, lapang dan sempit, sedih dan bahagia bagi kehidupan kita adalah bagaikan dua sisi mata uang yang akan datang sislih berganti. Ada saatnya kita harus berhadapan dengan hal yang sama sekali tidak kita inginkan seperti datangnya musibah maupun bencana dengan berbagai bentuknya, namun pada saat yang lain kita juga akan mendapatkan kelapangan dan kebahagiaan. Karena sesudah kesulitan pasti akan datang kemudahan. c) Mengingat Allah ketika lupa



8



Nabi SAW menyatakan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Ini artinya bahwa setiap orang berpotensi untuk lupa. Lupa adalah sifat



slamiah



yang



dimiliki



setiap



orang,



yang



seringkali



menjerumuskan pada perbuatan salah dan dosa kepada Allah, oleh karena itu Al-Qur’an menganjurkan agar kita bersegera mengingat Allah ketika lupa, disertai dengan memohon petunjuk kepada Allah SWT agar didekatkan pada kebenaran. d) Mengingat Allah disepertiga malam Sepertiga malam yang terakhir adalah waktu yang sangat baik dan utama untuk mengingat Allah, sebab pada saat itu Allah turun kelangit dunia, dengan menyatakan bahwa Allah akan mengabulkan doa, mengampuni dosa siapa saja yang pada saat itu memohon ampunan dan berdoa kepadaNya. Hal ini mengisyaratkan bahwa sepertiga malam yang terakhir adalah waktu yang sangat berharga dan utama. Waktu yang sangat baik untuk mengingat dan memanjatkan doa permohonan kepada Allah. Selain itu, pada sepertiga malam yang terakhir adalah waktu yang sangat hening dan nyaman, kondisi yang demikian ini akan sangat membantu untuk bias lebih kusyuk dalam berdzikir dan berdoa kepada Allah. b. Tempat yang paling utama untuk dzikir Al-Qur’an dan hadis juga memberikan keterangan terkait dengan tempat-tempat yang paling utama untuk mengingat Allah sebanyakbanyaknya. Hal ini disebabkan karena tempat tersebut memiliki kelebihan dan keistimewaan tertentu yang tidak ada pada tempat lain. Adapun beberapa tempat yang sangat baik, untuk mengingat Allah adalah : a) Mengingat Allah didalam masjid Masjid adalah tempat yang paling suci dan disucikan. Masjid merupakan sarana yang paling baik untuk beribadah kepada Allah dengan berbagai amalan yang diperintahkan. Dan sesungguhnya melalui Al-Qur’an, Allah memerintahkan untuk memuliakan dan mengisi masjid dengan berbagai aktivitas yang baik dan bermanfaat. Sebagaimana firman Allah dalam (QS. An Nur (24):36)



9



“ Bertasbih kepad Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut namaNya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang” b) Mengingat Allah di Mina dan Masjidil Haram Selain didalam masjid, Al-Qur’an juga menganjurkan agar banyak mengingat Allah ketika sedang berada di Masy’aril Haram. c) Mengingat Allah dirumah. Rumah selain sebagai tempat untuk beristirahat, berlindung dari panas dan hujan, tempat untuk berkumpul dengan keluarga dan tempat untuk memadu cinta dan kasih, bagi seorang muslim rumah juga mesti dijadikan sebagai tempat alternative untuk beribadah kepada Allah. Anjuran agar menjadikan rumah sebagai tempat kedua setelah masjid untuk beribadah kepada Allah juga dikemukakan dalam hadist yang diriwayatkan Al-Bukhari dan muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda : “ Dirikanlah shalat (shalat sunah) dirumah kamu da janganlah kamu jadikan rumahmu itu seperti kuburan.” (HR. Al- Bukhari dan Muslim) 2.6 Adat dan Tata Krama dalam Berdzikir a. Dalam keadaan suci dan bersih Setelah diantara adab yang baik ketika hendak mengingat Allah adalah keadaan suci dan bersih. Suci disini ada du hal yakni suci secara lahiriah dan suci secara batiniah. Karena sesungguhnya Allah adalah Zat yang mahasuci, yang sangat suka dan cinta kepada siapa saja diantara hambanya yang bersedia menyucikan dirinya. Suci secara lahiriah adalah suci dari hadas dan najis, sedangkan suci batiniah adalah suci dari perbuatan maksiat, dari rasa iri dan dengki, dari sifat hasud, sombong dan hati yang riya’ dan berbagai hal yang dapat mengotori hati. Untuk menyucikan batin dari segala noda dan dosa salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan bertaubat kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat, baik kesalahan dan dosa yang dikerjakan karena lalai atau lupa. 10



Sedangkan



untuk



menyucikan



lahiriah



adalah



dengan



membersihkan diri dari hadas dan najis dengan wudhu atau tayyamum untuk hadas kecil, sedangkan untuk hadas besar maka diperintahkan untuk mandi. b. Didasari dengan niat untuk beribadah Islam menyatakan bahwa nilai sebuah perbuatan tergantung pada niatnya, artinya jika melakukan sesuatu perbuatan berlandaskan pada niat untuk beribadah kepada Allah maka perbuatan tersebut memiliki nilai dan mendapatkan pahala dari Allah. Demikian pula dalam berdzikir kepada Allah, jika dzikir dilaksanakan atas dasar niat untuk beribadah kepada Allah, maka akan bernilai ibadah, namun sebaliknya jika dzikir yang dilakukan atas dasar niat bukan untuk beribadah kepada Allah, misalnya mendapatkan sanjungan atau dianggap alim maka tidak akan memiliki nilai apapun dihadapan Allah, sia-sia atau bahkan menjadi perbuatan dosa kepada Allah. c. Didahului dengan memuji dan memohon ampunan kepada Allah Dzikrullah pada hakikatnya adalah mengingat, memanggil, dan menghadirkan allah kedalam hati dan jiwa, karena itu sebelum melakukan aktivitas tersebut hendaknya membersihkan hati dan jiwa terlebih dahulu dari segala kotoran hati yang terwujud dosa. Oleh karena itu, ketika hendak berdzikir kepada Allah diawali dengan memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan puji syukur kepadaNya atas segala nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan. d. Dilakukan dengan sopan dan Ta’zhim Dalam dzikir hendaklah dilakukan dengan sopan dan ta’zhim, dan inilah salah satu adab yang baik dan terpuji dalam mengingat Allah. Sopan dan ta’zhim artinya berupaya dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk benar-benar menghadirkan keagungan Allah kedalam hati dan jiwa, penuh konsentrasi serta persiapan yang matang umtuk menhadapNya. Dan hal ini sudah barang tentu didasari dengan niat yang sangat bersih dari segala motif dan keinginan selain hanya kepada Allah semata. Dengan begitu, yang ada



11



dalam hati dan fikiran hanyalah Allah, yang dimuliakan dan disucikan adalah Zatnya, yang diagungkan dipuja dan dipuji hanyalah dia, yang dinantikan adalah keridhaan dan curahan kasih sayangNya dan terhadapNya segala pertolongan dan perlindungan diharapkan. e. Tidak bercampur dengan kesyirikan Dalam mengingat allah, benar-benar dituntut menghindari dan menjauhi perilaku syirik atau menyekutukan Allah. Dan Allah bukan hanya mencela dan mengancam siapa saja diantara hambaNya yang berani menyekutukanNya, melainkan Dia juga teramat murka dan benci terhadap para pelaku kesyirikan. f. Dilakukan dengan penuh Khusyu’ Dalam berdzikir kepada Allah dituntut dengan penuh khusyu’ dan ta’dhim. Khusyu’ adalah menyengaja, ikhlas serta memenuhi dengan menghadirkan hati, kesadaran dan pengertian segala ucapan dan sikap lahir. Dengan kata lain, saat sedang berdzikir kepada allah hendaknya dengan menghadirkan Allah ke dalam hati dan berupaya meresapi makna bacaan dzikir dan mentadaburkan bacaan tersebut kedalam hati, sehingga apa yang dibaca akan membekas dan mencerahkan hati serta pikiran. g. Menangis ketika mengingat Allah Diantara sikap yang baik dan dianjurkan Nabi SAW manakala sedang berdzikir kepada Allah adalah dilakukan dengan penuh kerendahan hati dan dengan menagis. Susungguhnya menangis ketika mengingat Allah SWT yang disebabkan besarnya rasa takut dan harap merupakan ciri orang yang mendapat petunjuk dari Allah, yakni hati yang telah terbuka untuk mendapatkan cahaya kebenaran dari Allah. h. Merendahkan suara ketika mengingat Allah Sesungguhnya allah adalah tuhan yang maha dekat dan maha mengetahui segala perbuatan dan tindakan, baik perbuatan yang dilakukan secara terang terangan maupun perbuatan yang sembunyi. Dia bukanlah tuhan yang jauh dari kita, namun sungguh dia sangat dekat kepada hambanya lebih dekat dari urat nadi manusia. i. Dilakukan dengan penuh optimis



12



Satu hal lagi yang sangat penting dalam usaha untuk bertaqarrub kepada Allah melalui dzikrullah, dan sekaligus sebagai salah satu dari adab yang baik dalam mengingat Allah adalah dilakukan dengan kesungguhan hati dan optimis. Artinya dalam berdzikir kepada Allah hendaklah dilakukan dengan kesungguhan hati dan disertai keyakinan yang kuat (optimis) bahwa dzikir dan ibadah akan berhasil dalam arti dapat diterima Allah dan terhitung sebagai amal kebaikan yang akan mendapat pahala dariNya. 2.7 Keutamaan dan Manfaat Berdzikir Keutamaan-keutamaan bagi orang yang berdzikir kepada Allah SWT antara lain (Amin, S. M & Al Fandi, H. 2008) : a) Dzikir sebagai upaya taqarrub kepada Allah Dzikir sebagai upaya taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah . Dalam hadist nabi disimpulkan bahwa jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah tiada lain adalah dengan berdzikir. b) Dzikir sebagai penenang hati Salah satu fungsi dzikir adalah untuk memberi ketenangan dan ketentraman dalam hati. Setiap manusia pada dasarnya adalah mencari kebahagiaan yang sempurna. Keinginan atau kehendak manusia untuk mencari kebahagiaan, ketenangan, ketentraman, merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari hati manusia. c) Dzikir sebagai pembersih hati Allah menciptakan manusia dari tanah yang merupakan lambang dari kehinaan dan kekotoran. Karena tercipta dari tanah, maka sifat kemanusiaan (basyariyyah) manusia menjadi selalu kotor. Oleh karenanya, manusia ingin menafikan kekotorannya tersebut dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir. d) Dzikir sebagai pengangkat derajat manusia Allah akan mengangkat derajat orang yang membaca dzikir, hal ini sesuai dengan hadist Nabi : “Alangkah baiknya jika sekiranya ditanyakan kepada kalian tentang sebaik-baik amal perbuatan dan semurni-murninya disisi maharaja kalian



13



serta sangat tinggi bagi derajat manusia, sekaligus yang lebih baik dari menafkahkan emas dan perak. Juga lebih baik bagi kalian dari pada menghadapi (dalam peperangan) musuh. Sampai akhir hadist, mereka bertanya: Wahai Rasulullah, Apakah itu? Nabi menjawab: Dzikrullah (Ingat kepada Allah).”(HR. Bukhari, Muslim dan lainnya) e) Dzikir sebagai pembaru iman Iman seseorang dapat bertambah dan dapat pula berkurang. Sedang untuk mempertahankan keimanan seseorang harus memperbanyak membaca kalimat laa ilaaha illallah. Hal ini ditegaskan dalam sabda Nabi : Perbaruilah imanmu! Sahabat bertanya, bagaimanakah caranya kami memperbarui iman kami? Nabi menjawab‘ perbanyaklah mengucapkan dzikir (lafal): laa ilaaha illallah.” f) Dzikir sebagai sarana masuk surga Setiap muslim pada dasarnya mengharapkan kabahagiaan dan kebaikan, baik dalam kehidupan di dunia dan akhiratnya. Untuk mencapai keinginan atau kehendak tersebut upaya yang dilakukan salah satunya adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir laa ilaaha illallah. Sabda Nabi SAW : “Barang siapa yang akhir katanya (sebelum menghembuskan nafas terakhir)mengucapkan laa ilaaha illallah, maka ia masuk surga.”(HR. Abu Dawud dan Hakim) g) Dzikir sebagai sarana memperoleh Syafaat Rasulullah SAW. Hadis Nabi menyebutkan : “Siapakan manusia paling beruntung dengan syafa’atmu pada hari akhir? Rasulullah menjawab ”manusia paling beruntung dengan syafaatku pada hari kiamatt adalah orang yang selalu mengucapkan: laa ilaaha illallah’.” (Amin, S. M & Al Fandi, H. 2008) Manfaat Dzikir : Menurut (Nawawi Imam, 2010). Banyak sekali manfaat dari dzikir dan doa untuk sehari-hari. Manfaat yang ada tentu sangat berguna untuk mengembangkan kualitas diri. Berikut adalah berbagai manfaat yang didapatkan setelah berdzikir :



14



1. Menenangkan hati dan pikiran Membuat hati dan pikiran kosong dan memfokuskan Kepada Allah tentu akan melegakan kinerja otak walaupun sebentar, cukup untuk membuat otak dan perasaan. 2. Mendekatkan diri kepada Allah Banyak cara yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah termasuk dengan melakukan dzikir dan membaca doa. Melakukan dzikir pada beberapa waktu yang ditentukan memang terbukti sangat mujarab agar doanya dijabah. Terlebih, bagi yang gemar untuk melakukan shalat pada malam hari maka wajib untuk melakukannya setelah shalat. Terbukti doa yang dipanjatkan sangat mendekatkan diri kepada Allah SWT. 3. Kemenangan dan kekuatan Dengan mengingat nama Allah dan meminta pertolongannya secara tidak sadar kemampuan seseorang menjadi naik mungkin hal yang tidak mungkin terjadi namun seperti pepatah Islam berkata apa yang terjadi maka terjadilah hal tersebut secara logika tidak mungkin terjadi tapi bila Allah berkehendak maka terjadilah. 4. Menjauhkan dari siksa api neraka Dengan berdzikir membuat manusia selalu ingat akan Allah. Kemudian tentu manusia akan mengingat apa yang menjadi larangan-larangan Allah maka hal tersebut harus di jauhi. Menjadi watak bagi para manusia yang lebih mengingat Allah saat dalam kondisi susah dan lupa jika kondisi senang. Hal ini menjadi ujian tersendiri bagi tiap diri masingmasing para muslim agar dapat selalu ingat Asmanya dan Karanganyar agar tidak terjerumus di siksa api neraka. Berdzikir ini juga dapat untuk mengakui dosa kepada Allah dan juga sebagai tempat minta maaf bagi Allah. 5. Ketenangan Jiwa Manusia biasanya terfokus akan hal duniawi dan terlalu melupakan kehidupan setelahnya. Manusia selalu terburu-buru dan menggebu-gebu akan hal duniawi. Dengan berdzikir akan membuat hal tersebut lama-



15



lama hilang karena di Islam duniawi bukanlah satu-satunya hal yang harus di prioritaskan untuk di kejar. 6. Diberikan keridhaan Semua manusia membutuhkan ridha dari Allah untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Jika tidak, bisa jadi kegiatan yang dijalani akan berakibat buruk. Tentu, hanya orang-orang yang baik dan aktivitas yang baik pula akan di ridha’i oleh Allah. Mendatangkan keridhaan Allah sendiri dapat dengan melaukan dzikir dan doa secara rutin. Lakukan hal tersebut dengan niat dan prosedur yang benar. Allah selalu memberikan kemudahan pada seluruh manusia yang memang mengikuti aturannya. Jangan biarkan diri anda terjatuh dalam lobang kenikmatan duniawi. 7. Menambah rizki Alangkah baiknya, untuk selalu dapat bersyukur pada setiap kesempatan yang ada. Rasa brsyukur ini dapat dilakukan dengan melakukan dzikir dan doa pada setiap waktu. Semua manusia tentu menginginkan rizki yang melimpah dan membuat dirinya menjadi lebih bermakna. Buatlah hal yang bermanfaat untuk anda jalani dalam seharihari. Rizki yang ada akan diberikan secara langsung oleh Allah jika dikehendaki. Maka, cara terbaik untuk meminta rizki yaitu dengan berdoa dan berdzikir dengan benar. 8. Mengusir syaitan Kita semua tahu bahwa dalam menjalani kehidupan ini terdapat beragam makhluk. Makhluk yang baik dan buruk memang sangat mempengaruhi hati



manusia. Salah satu



cara terbaik untuk



menghilangkan syaiton buruk yaitu dengan membaca doa dan dzikir pada setiap kesempatan. Syaitan yang mendengar bacaan dzikir serta doa akan merasakan panas dan tidak mudah untuk mendekat.. 9. Menambah rasa percaya diri Sudah pasti anda pernah melihat seseorang sebelum melakukan kegiatan ataupun aktivitasnya akan membaca doa terlebih dahulu. Ternyata, manfaat doa sendiri sangat baik untuk menambah rasa percaya



16



diri pada setiap orang. Mereka yang membaca doa akan merasa lebih nyaman dan kuat untuk menghadapi hal tersebut. Tidak jarang, banyak sekali ide dan inovasi terbaru yang dikeluarkan dari adanya rasa percara diri tersebut. Allah selalu membekali hal yang baik kepada mereka yang selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. 10. Menyingkirkan segala ketakutan Ketakutan yang terdapat pada diri setiap orang memang harus dapat dihindari. Bagaimana dalam menjalani kehidupan dengan baik jika terdapat ketakutan pada dirinya? Tentu, cara yang tepat untuk menghindari ketakutan ini dengan membaca doa dan melakukan dzikir setiap waktu. Manfaat dzikir serta doa dalam keseharian akan sangat membantu anda untuk tetap tenang dalam menjalani aktivitas yang ada. Selalu percaya kepada perlindungan dari Allah SWT. Jangan biarkan kegundahan dalam hati dan pikiran menjadi penghalang untuk lebih manju. 11. Di ampuni dosanya Manusia tentu selalu memiliki salah meskipu terkadang diri sendiri tidak melihatnya secara langsung. Kesalahan secara tidak sengaja ini sering diakibatkan karena adanya kesenjangan pada beberapa orang. Jika anda tidak merasa melukai hati seseorang maka tetaplah untuk memohon akan maaf yang diberikan oleh Allah. Sesungguhnya, Allah maha pengampun akan segala dosa yang telah diperbuat. Namun, setelah melakukan dosa tersebut anda tidak diperbolehkan lagi untuk mengulanginya. Bagaimana mungkin seseorang ingin mengulangi dosa yang sama. Seharusnya lebih bisa berpikir akan dirinya untuk lebih bermanfaat. 12. Kontrol emosi Sebagai manusia yang beragama islam, maka diwajibkan untuk berpelikau dengan akhlak yang baik. Akhlak yang baik ini harus ditunjukan dalam keseharian. Selain itu, tidak disarankan untuk merusak diri dengan melakuakn kontrol emosi yang kurang baik. Terlebih bagi orang dewasa yang harus lebih pintar dalam mengolah diri. Islam selalu



17



mengajarkan hal kebaikan kepada setiap umatnya. Bacalah dzikir dan doa setiap waktu, niscaya akan lebih mudah dalam kontrol diri. 2.8 Pengaruh Terapi Dzikir bagi Kesehatan Jiwa. Keinginan untuk mendapatkan kebaikan dan berupaya untuk tidak berbuat keburukan adalah naluri yang umum ada pada diri manusia. Tetapi sayangnya mereka tidak begitu saja memperoleh kebaikan sebagaimana yang diharapkan, melainkan ia harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan rintangan. Di mana hal tersebut merupakan bentuk ujian dan cobaan dari Allah SWT kepada hambaNya dengan maksud untuk menguji kualitas iman dan takwa serta kualitas sabar yang dimiliki seseorang. Firman Allah (QS. Al-Baqarah (2): 214) :



Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat. Sehat secara mental dan spiritual, terbebas penyakit rohani adalah dambaan setiap orang, karena hanya dengan jiwa yang sehat inilah seseorang akan mampu menjalani kehidupan ini dengan baik. Sedangkan dzikrullah adalah salah satu sarana dan media yang sangat tepat untuk menciptakan pribadi-pribadi yang sehat secara mental dan spritual. Sebagaimana telah AlQur‟an informasikan kepada kita bahwa salah satu dari sekian banyak manfaat mengingat Allah adalah menjadikan jiwa dan hati manusia mampu merasakan ketenteraman dan kedamaian batin yang luar biasa.



18



Lebih dari itu, bahkan dari setiap bacaan dzikir sebagaiman yang telah diajar Rasulullah ternyata juga memiliki dampak dan pengaruh yang sangat positif, bagi pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan terhadap gangguan kesehatan jiwa yang setiap saat dapat menimpa kehidupan manusia modern. Adapun pengaruh bacaan dzikir bagi kesehatan mental dan ketenagan jiwa seseorang secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut. a) Al-Baqiyyatu Ash-Shalihah Al-Baqiyyatu Ash-Shalihah adalah salah satu lafazh bacaan dzikir yang sudah sangat termasyhur dikalangan umat islam. Lafat ini terdiri atas empat bacaan yaitu bacaan tasbih, bacaan tahmid, bacaan takbir dan bacaan tahlil. b) Istigfar (memohon ampun) Kata Astagfirullah terdiri dari kata “Astagfiru” dan “Allah”. Kata Astagfiru, dari kata ghafara yang berarti menutup. Istigfar adalah membaca kalimat Astagfirullah (aku memohon keampunan Allah) atau lebih lengkapnya Astagfirullahal „azim (Aku memohon keampunan Allah yang maha Agung). Istigfar dapat dimaknai menundukkan hati, jiwa dan pikiran kepada Allah seraya memohon Ampun dari segala dosa yang pernah dilakukan kepada-Nya. Baik dosa yang dilakukan dengan sengaja maupun dosa yang dilakukan sebab lupa. Dengan demikian orang yang bersedia memohon ampun kepada Allah dengn membaca Istigfar maka lepaslah ia dari perasaan bersalah akibat dosa atau kesalahan yang telah ia perbuat. c) Basmalah



Basmalah adalah membaca Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Basmalah merupakan bacaan dzikir yang sangat baik untuk dibaca setiap saat, terutama ketika seseorang akan memulai sesuatu pekerjaan. Bacaan dzikir ini memiliki pengaruh yang besar bagi jiwa seseorang, salah satu di antaranya adalah dapat menumbuhkan motivasi berkarya dan bekerja. Dengan begitu, maka dalam menjalankan tugas sehari-hari seseorang merasa senang dan tidak tertekan yang pada akhirnya akan mampu mencapai hasil yang maksimal sebagaimana yang diinginkan.



19



d) Al-Hauqalah Ucapan yang biasa dinamai Hauqalah ini diartikan dua hal. Pertama haul yang terambil dari kata hala-yahulu, yang antara lain bermakna menghalangi. Ada juga yang memahaminya terambil dari kata hawwalah-yahawwilu yang berarti mengalihkan. Hal yang kedua diartikan adalah quwwah yang biasa diartikan kekuatan atau kemampuan. Hauqalah ini mengandung makna bahwa tiada kemampuan untuk menghalangi dan menampil sesuatu bencana dan tidak ada juga kekuatan untuk mendatangkan kemaslahatan . Selain itu, Al-Hauqalah adalah membaca Lahaula wala‟ quwwata illa billahil A‟liyyil A‟zim, (Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung). Dengan membaca hauqalah secara tidak langsung seseorang juga telah menyadari bahwa dirinya hanyalah mahluk yang sangat lemah, yang hidupnya banyak bergantung pada kekuasaan dan kehendak Allah. Kesadaran ini akan mampu menyembuhkan penyakit-penyakit ruhaniah seperti, sombong, takabur, ujub, bakhil, dan lainnya. Sebaliknya akan memunculkan tabah dalam menghadapi cobaan, pasrah dam iklas menerima ketetapan (iradah) Allah. Membaca Al-Hauqalah juga dapat memberikan kelapangan bagi seseorang, membebaskan seseorang dari belenggu kesulitan dan kesempitan hidup yang merupakan faktor penyebab munculnya ketegangan pikiran dan emosional yang akhir-akhir ini menghantui kehidupan orang-orang modern. e) Hasballah Hasballah adalah salah satu bacaan dzikir sebagai bentuk pengakuan seseorang bahwa tempat berpegang dan bergantung segala sesuatu hanyalah kepada Allah semata dan Allah adalah sebaik-baik penolong dan pelindung bagi seluruh makhluk. Pengertian hasballah juga bisa diartikan cukuplah bagi kita hanya Allah dan dialah sebaik-baik wakil (penolong). Oleh karena itu, jika seseorang khawatir akan terjatuh dalam perbuatan maksiat, maka ucapkanlah “hasbiyallah wa ni‟mal wakil.” f) Asmaul Husna Menurut Imam Ali Zainal Abidin, “ Barang siapa yang membaca asmaul husna sebelum keluar rumah atau membawanya, Allah akan menjaganya mewajibkan ia masuk surga, dan membimbingnya kepada pekerjaan yang baik, “Seterusnya,



20



“ Barang siapa membacanya dengan niat yang tulus pada awal bulan Ramadhan, Allah akan menganugerahkannya Lailatul Qadar. Mengenal Allah juga akan dapat menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah dalam jiwa seseorang. Di mana dari cinta kepada Allah ini akan dapat menumbuhkan perasaan cinta kepada Rasul-Nya. Dan cinta kepada seluruh makhluk-Nya. Rasa cinta dan keinginan untuk bisa dekat dengan yang dicinta inilah yang dapat menimbulkan perasaan tentram dan damai dalam jiwa seseorang. Sehingga seseorang akan terbebas dari beban ketakutan, kecemasan dan kegelisahan yang merupakan sumber dan pangkal adanya penyakit rohani. g) Membaca Al-Qur‟an Yang paling baik digunakan untuk mengingat Allah ialah Al-Qur‟an. Ini adalah ucapan yang paling baik, paling benar dan paling bermanfaat. Ia adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah yang tidak bisa dimasuki kebatilan baik dari depan maupun dari belakang. Bahkan ia merupakan kitab yang paling utama yang diturunkan Allah kepada seorang Rasul terbaik dan hamba pilihan bernama Muhammad bin Abdullah. Al-Qur‟an adalah petunjuk bagi umat manusia, pembeda antara yang hak dan yang batil, Al-Qur‟an adalah sumber dari segala sumber hukum dalam Islam. Dengan demikian, sungguh sangat besar dan banyak manfaat dan fadhilah membaca al-Qur‟an. Karena agar seseorang dapat memetik manfaat dan fadhilah dari membaca Al-Qur;an serta memberikan dampak positif bagi pembentukan kepribadian yang tangguh dan teguh sekaligus sebagai upaya untuk meredakan ketenangan emosional dan stres. Tentunya dalam membaca Al-Qur‟an harus dengan baik, selain dituntut dengan meresapi makna yang terkandung di dalamnya, juga harus mengindahkan etika atau adad dalam mambaca Al-Qur;an, termasuk tata cara membacanya dengan benar, memperhatikan tajwid, qira‟ah yang benar, dan ketentuan-ketentuan lain yang disyariatkan. h) Memikirkan Alam Semesta (Ayat Kauniyah).



Sesungguhnya dalam segala bentuk yang telah Allah ciptakan baik yang terdapat di alam bawah, seperti bumi yang terhampar luas, lautan yang membentang panjang, gunung-gunung yang menjulang, aneka ragam jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan atau bahkan diri manusia itu sendiri, dan



21



segala hal yang terdapat di alam atas, langit yang terdampar tampa tiang dengan bintang-bintang yang menghiasi, bulan yang menerangi, matahari yang memberi kehangatan dan lain sebagainya adalah tanda-tanada adanya Allah. Memikirkan tentang segala ciptaan Allah, tentang kekuasaan-Nya, kebesaranNya dan tentang diri sendiri sebagai bagian dari ciptaan Allah akan dapat mengantar seseorang menjadi lebih bijaksana dalam bertindak, memberikan kesadaran bahwa segala sesuatu adalah berasal dari Allah dan berada dalam kendali-Nya, kesadaran ini akan mampu menjadikan seseorang tetap tenang dalam menghadapi berbagai goncanagan dan tekanan yang terjadi dalam kehidupan. Membaca ayat Al-Qur‟an secara keseluruhan dapat mensugesti diri pada setiap orang. Dengan demikian, jelaslah bahwa dzikir mempunyai pengaruh yang sangat hebat terhadap kesehatan jiwa dan mental. Pengaruh dzikir terhadap jiwa ini bisa diperoleh dengan bacaan-bacaan dzikir seperti tahlil, tasbih, tahmid, takbir, basmalah, hauqalah, membaca Al-Qur‟an dan asmaul husna. Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasakan puas terhadap kebenaran ilmiah yaitu kebesaran akal. Dzikrullah Sebagai Terapi Jiwa Berangkat dari kenyataan masyarakat modern, khususnya masyarakat Barat yang dapat digolongkan the post industrial societ telah mencapai puncak kenikmatan materi itu justru berbalik dari apa yang diharapkan, yakni mereka dihinggapi rasa cemas, sehingga tanpa disadari integritas kemanusiannya tereduksi, dan terperangkap pada jaringan sistem rasionalitas teknologi yang tidak manusiawi. Akhirnya mereka tak mempunyai pegangan hidup yang mapan. Lebih dari itu muncul dekadensi moral dan perbuatan brutal serta tindakan yang dianggap menyimpang.



22



Dalam kenyataannya, filsafat rasionalistas tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam aspek nilai transedental. Manusia mengalami kehampaan spiritual, yang mengakibatkan munculnya gangguan kejiwaan. Islam sebagai agama rahmatan lil‟alamin menawarkan suatu konsep dikembangkan nilai-nilai ilahiyyah dalam batin sesorang. Dengan dzikir yang di dalamnya penuh dengan doa-doa, dapat dipandang sebagai malja‟ (tempat berlindungan) di tengah-tengah badai kehidupan modern. Di sinilah dzikir bisa memberikan ketenteraman rohani manusia. Banyak manusia yang gelisah hatinya ketika mereka tidak memiliki pegangan yang kuat dengan keimanan. Kegelisahan jiwa manusia modern khusunya di Barat dikarenakan tipisnya pegangan iman kepada Tuhan. Merebaknya paham materialisme dan individualisme, serta kapitalisme membuat masyarakat modern kehilangan kendali. Nilai-nilai keagamaan dianggap bukan lagi masalah yang sakral, akibatnya banyak tempat-tempat Ibadah di Barat yang kehilangan jam‟ahnya. Kehilangan kendali seperti dialami masyarakat Barat, tidak menutup kemungkinan berdampak pada masyarakat muslim. Akan tetapi dengan kuatnya iman melalui pendekatan berdzikir kepada Zat Pencipta, maka diharapkan kaum muslimin tetap terkandali dan spritualisme akan tetapih memiliki daya pengikat yaitu hati selalu tertuju kepada Allah. Kenyataan menunjukkan bahwa orang-orang yang kehilangan kepercayaan diri lantaran banyaknya kesalahan atau dosa misalnya terlibat masalah prostitusi, narkotika dan obat-obat terlarang, masalah kriminal, kesulitan ekonomi dan lain- lain, mereka yang kehilangan pegangan keagamaan akan mampu bangkit dengan religios refernce (pencerahaan keagamaan) terutama melalui dzikir.57 Di “Pondok Inabah” Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, para pasien yang terlibat masalah kejiwaan seperti disebutkan di atas, sebagian besar bisa memperoleh kepercayaan diri dan bangkit optimisme jiwanya karena melalui terapi atau penyembuhan dzikir. Mereka melakukan dzikir baik khafi maupun jabr di tengah malam sekitar jam 01.00 WIB dini hari secara berjama‟ah dan berakhir dzikir dengan bacaan tertentu. Hasilnya ternyata sebagian besar diatas 80% sembuh melalui terapi dzikir.



23



Pengalaman



dzikir



dengan



pendekatan



Tarekat



Qadariah



wa



Naqsabandiyah di Pesantren Suryalaya tersebut ternyata mampu memberikan insight (pencerahan) bagi jiwa-jiwa yang kering dan gersang menjadi jiwa yang penuh optimisme. Dengan berdzikir yang dilakukan dengan khusyuk dan sungguh-sungguh dapat membangkitkan optimisme bagi pelakunya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan berdzikir yang penuh dengan doa-doa, dapat dipandang sebagai malja‟ (tempat berlindung) di tengah-tengah badai kehidupan modern. Di sinilah dzikir bisa memberi sketenteraman rohani manusia.



Dzikir bagi penderita Kanker Serviks Zikir dan Doa sebagai Terapi Beberapa teknik dapat dilakukan para pasien kanker untuk membantu mereka menjadi lebih tenang dan santai dalam menghadapi stresor-stresor fisiologis maupun psikologis. Teknik-teknik ini relatif mudah, dapat diterapkan kapan saja dan dimana saja serta dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi sakit. Teknik-teknik relaksasi tersebut (American Cancer Society, 2008) adalah: 1. Peregangan dan pelemasan otot (Muscle tension and release) 2. Pernafasan ritmik (Rhythmic breathing) 3. Membuat bayangan dalam hati/secara mental (Mental Imagery) 4. Hipnosis (Hypnosis) 5. Pengalihan perhatian (Distraction). Bilamana seseorang sedang mengalami masalah dalam kehidupannya, Islam mengajarkan umatnya untuk berdzikir. Al-Qur’an memberi petunjuk bahwa dzikir tidak hanya berupa ekspresi daya ingat yang ditampilkan melalui pengucapan lisan sambil duduk termenung. Dzikir lebih bersifat implementatif dalam berbagai variasi aktif dan kreatif (Syukur, 2007, p.90). Ketika seseorang berdzikir, Allah membuka kemudian memperkuat jiwa tersebut dengan cahaya-Nya, mempertebal iman dan keyakinan serta menentramkan pikiran dan hatinya (Kabbani, 2007, p.29). QS Al-Ra’ad [13]:28 menyatakan, “Orangorang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat



24



Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram”. Ketentraman hati ini kemudian mengalir ke anggota-anggota tubuh lain yang membuat kulit menjadi halus dan jantung menjadi tenang (Kabbani, 2007, p.40). Al-ma'iddatu bait al-daa', wa al-himyatu ra'su kulli dawaa. Perut adalah sumber penyakit dan puasa (diet) adalah obat segala penyakit. Ayat-ayat yang sering dibaca dan digunakan oleh Rasulullah SAW dalam proses pengobatan: 1. Membaca Surat Al-Fatihah 2. Membaca empat ayat awal surat Al-Baqarah, dan membaca ayat ke-263, lalu membaca tiga ayat akhir surat Al-Baqarah dan ayat Kursi. 3. Membaca ayat 18 surah Al ‘Imran. 4. Membaca ayat 114 surah Thaha 5. Membaca ayat 3 surah Jin 6. Membaca 10 ayat dari awal surah Ash-Shaffat. 7. Membaca surah Al-Mu’awwidzatain dan surah Al-Ikhlas.



Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan berdzikir ini adalah: 1. Ruangan untuk berdzikir yang memungkinkan partisipan dapat berbaring dengan leluasa, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup 2. Pakaian yang dikenakan partisipan hendaknya memberikan keleluasan bergerak secara nyaman 3. Partisipan dibebaskan memilih posisi yang paling nyaman untuk dirinya. Partisipan boleh duduk di atas kursi, duduk di atas lantai bersandar pada dinding dengan kedua kaki disilangkan, dengan kedua kaki diluruskan atau berbaring. Apapun posisinya, diharapkan partisipan duduk atau berbaring menghadap kiblat. Bila tubuh partisipan sangat sulit digerakkan, posisi menghadap kiblat dapat diganti dengan niat atau pembayangan secara mental bahwa dirinya sedang menghadap kiblat. 4. Bila memungkinkan, partisipan sebaiknya mengambil air wudlu terlebihdulu.



25



Ketenangan dalam menjaga stabilitas pikiran adalah kunci supaya kita bisa menjalani kehidupan ini dengan 'seakan' tanpa masalah. Dalam keadaan apapun, ketenangan adalah kata kunci yang harus diperhatikan. Itulah mengapa hanya jiwa-jiwa yang tenang yang bisa menjumpai



Tuhannya



kelak.



26



BAB III KESIMPULAN



Psikoreligius adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan ajaran



agama berdasarkan peraturan atau perudang-undangan yang terkandung di dalamnya, dimana aktivitas keagamaan yang dilakukan itu mempunyai pengaruh terhadap kondisi mental seseorang. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam terapi psikoreligius adalah sebagai berikut (Ilham A, 2008): Do’a, Dzikir dan Sholat. Dzikir berarti mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan (mengingat). Menurut Ibnu Atta (dalam Bukhori 2008:52-53) dzikir di bagi menjadi 3 macam, yaitu :Dzikir Jali, Dzikir Khafii dan Dzikir Hakiki. Setiap bacaan dzikir sebagaiman yang telah diajar Rasulullah ternyata juga memiliki dampak dan pengaruh yang sangat positif, bagi pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan terhadap gangguan kesehatan jiwa yang setiap saat dapat menimpa kehidupan manusia modern.



27



Daftar Pustaka Al-Mahfani M.khalilurrahman. (2009). Keutamaan Doa dan Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera.Penyunting Seno teguh Pribadi.Cetakan 1. Jakarta:Wahyu Media. Amin, S. M & Al Fandi, H. (2008).Energi Dzikir menentramkan jiwa membangkitkan optimisme. Jakarta: AMZAH Arifin dan Mansur, Yusuf. 2009. Membuka Pintu Rahmat dengan Dzikir dan Munajat. Jakarta : Zikrul Hakim Hazri Adlany, et al, al-Qur’an Terjemah Indonesia (Jakarta: Sari Agung,2002), Ilham, A. 2008. Indonesia Berdzikir. Jakarta: Intuisi Press Ismail Nawawi, Risalah Pembersih Jiwa: Terapi Prilaku Lahir & Batin Dalam Perspektif Tasawuf (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2008), 244. Nawawi Imam.(2010). Khasiat Dzikir dan Doa. Cetakan ketujuh. Bandung: Sinar Baru Algensindo Nawawi, Risalah Pembersih Jiwa, 244 Sudirman Tebba. 2007. Meditasi Sufistik. Jakarta: Pustaka Irvan Suharso dan Ana Retnoningsih. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Semarang: Widya Karya Zakiyah Daradjat. 1998. Kesehatan Psikologi Islam. Jakarta: Hajimas Agung



26