Makalah Farmakologi Antiemetik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini, mual dan muntah masih dianggap sebagai efek samping dari pengobatan yang tidak bisa dihindari, terutama pada pasien kemoterapi. Padahal dengan pengobatan yang tepat, hal ini dapat dihindari dan memudahkan pasien menjalani pengobatan. Mual dan muntah merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pasien terkait pengobatan dan penyakit yang diderita. Pada, pasien kanker, mual dan muntah menjadi momok tersendiri pasca menjalani kemoterapi dan radiasi. Kondisi serupa juga sering ditemui pada pasien pasca operasi. Obat-obatan antiemesis digunakan untuk mencegah dan menghentikan rasa mual serta muntah. Efek terjadi setidaknya 24 jam setelah pengobatan atau opeasi. Antiemesis bekerja dengan cara menghambat zat kimi tertentu yang mengaktivasi ousat mual dan muntah



di otak. Untuk hasil terbaik, antiemesis sesaat sebelum



tindakan kemoterapi atau radiasi. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan muntah? 2. Apa saja penyebab terjadinya muntah? 3. Apa yang dimaksud Antiemetis? C. Tujuan 1. Untuk mengatahui pengeertian muntah. 2. Untuk mengetahui apa saja yang dimaksud dengan muntah 3. Untuk mengetahui pengertian antiemesis dan biasanya digunakan pada pasien dengan keluhan tertentu.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Muntah adalah suatu refleks yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan isi lambung dengan paksa melalui mulut. Gejala yang sering terjadi bersama dengan kondisi ini, yaitu mual. Kondisi ini biasanya tidak mengkhawatirkan. Muntah dapat merupakan usaha mengeluarkan racun dari saluran cerna atas seperti halnya diare pada saluran cerna bawah (neurogastrenterologi). Mual adalah suatu respon yang berasal dari respon penolakan yang dapat ditimbulkan oleh rasa, cahaya, atau penciuman. B. Penyebab Muntah Muntah bisa disebabkan oleh hal-hal yang tidak membahayakan. Namun ada pula yang menandakan adanya suatu gangguan serius. Sejumlah gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan muntah meliputi: 1. Sakit maag 2. Mabuk perjalanan



3. Keracunan makanan 4. Sakit kepala atau migrain 5. Mual pada awal masa kehamilan (morning sickness) 6. Apendisitis (radang usus buntu) 7. Obstruksi usus akibat hernia atau batu empedu 8. Batu ginjal 9. Efek samping antibiotik, obat bius, atau kemoterapi 10. Hiperglikemia (gula darah tinggi) 11. Hipoglikemia (gula darah rendah) 12. Infeksi bakteri atau virus pada saluran pencernaan 13. Infeksi ginjal 14. Infeksi telinga dalam, seperti labirinitis 15. Meningitis



C. Antiemetik Anti muntah atau antiemetik adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan mual. Antimuntah biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk kendaraan dan efek samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap kanker.  Tujuan keseluruhan dari terapi antiemetik adalah untuk mencegah atau menghilangkan mual dan muntah, seharusnya tanpa menimbulkan efek samping. Terapi antiemetik diindikasikan untuk pasien dengan gangguan elektrolit akibat sekunder dari muntah, anoreksia berat, memburuknya status gizi atau kehilangan berat badan. Anti emetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut : 1. Mabuk jalan (motion sickness) Disebabkan oleh pergerakan kendaraan darat, laut maupun udara dengan akibat stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian merangsang pusat muntah melalui chemo reseptor trigger one (CTZ). 2. Mabuk kehamilan (morning sickness) Pada kasus ringan sebaiknya dihindari agar tidak berakibat buruk pada janin, sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan antihistamin atau fenotiazin (prometazin) yang kadang dikombinasikan dengan vitamin B6, penggunaannya sebaiknya dibawah pengawasan dokter. 3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu, seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatika. D. Golongan Obat Antiemetik 1. Antihistamin a. Promethazin Promethazine adalah obat golongan antihistamin yang digunakan untuk mencegah rasa mual karena mabuk perjalanan. Obat ini umumnya tersedia dalam bentuk sirop yang juga digunakan untuk menangani beberapa kondisi, seperti:  Mengatasi gangguan tidur atau insomnia.  Menangani reaksi alergi yang timbul akibat pajanan debu, gigitan serangga, serbuk sari, dan bulu binatang.



 Obat ini bekerja dengan cara menghambat histamin untuk meredakan reaksi alergi, serta mempengaruhi asetilkolin dan bagian tertentu pada otak untuk meredakan mual, nyeri, dan memberi efek penenang.  Selain sirop, promethazine juga tersedia dalam bentuk krim yang digunakan untuk menangani kulit gatal. Akan tetapi, pemakaian krim promethazine tanpa anjuran dokter, sangat tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan efek samping.  Merek dagang: Berlifed, Erpha allergil, Halfilyn, Halmezin, Hufallerzine Expectorant, Phenerica, Prome, Promedex, Promethazine, Zenirex 1) Tentang Promethazine Golongan Antihistamin Kategori Obat resep. Manfaat : a) Mencegah mabuk perjalanan, mengatasi gangguan tidur, mengatasi reaksi alergi, menangani kulit gatalDigunakan olehAnak di atas umur 2 tahun hingga dewasaKategori kehamilan dan menyusuiKategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. b) Promethazine dapat diserap ke dalam ASI. Obat ini tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena dapat memberikan efek mengantuk, gelisah atau kegirangan berlebihan pada bayi. c) Bentuk obat Sirop dan krim Dosis Promethazine Dosis obat promethazine berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan obat promethazine untuk beberapa kondisi: Alergi Oral -



Dewasa: 25 mg sekali pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg, 2 kali sehari jika diperlukan. Untuk jangka panjang, dosis yang dapat dikonsumsi adalah 10-20 mg, 2-3 kali sehari.



-



Anak-anak usia 6-10 tahun: 10-25 mg, sekali minum atau dibagi 2 kali sehari.



-



Anak-anak usia 2-5 tahun: 5-15 mg, sekali minum atau dibagi 2 kali sehari. Pengobatan insomnia jangka pendek Oral



-



Dewasa: 20-50 mg pada malam hari.



-



Anak-anak usia 2-5 tahun: 15-20 mg per hari.



-



Anak-anak usia 6-10 tahun: 20-25 mg per hari. Pencegahan mabuk perjalanan Oral



-



Dewasa: 20 atau 25 mg pada malam hari sebelum bepergian, dilanjutkan dengan dosis yang sama pada pagi hari jika diperlukan.



-



Anak-anak usia 2-5 tahun: 5 mg pada malam hari sebelum bepergian, dilanjutkan dengan dosis yang sama pada pagi hari (6-8 jam setelahnya) jika diperlukan.



2) Interaksi Obat Promethazine dapat meningkatkan efek obat antikolinergik (seperti atropin), asam trikloroasetat (TCA), dan obat penenang.



3) Kenali Efek Samping dan Bahaya Promethazine Sama seperti obat-obat lain, promethazine juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi obat ini adalah: a) Pandangan kabur b) Mengantuk c) Mulut kering d) Sakit kepala e) Konstipasi f) Nyeri perut g) Sulit buang air kecil.



b. Meklizin Meclozine adalah antihistamin turunan dari piperazine yang digunakan sebagai antiemetik. Selain itu obat ini memiliki sifat antikolinergik dan sifat



antihistaminic juga. Pyridoxine digunakan untuk mengobati mual dan muntah karena sifat antiemetik nya. Kombinasi ini adalah antiemetik yang paling efektif dan aman selama kehamilan.Dosis Kombinasi dosis tetap (KDT) yang direkomendasikan untuk pemberian oral. 1) Mual & muntah (termasuk morning sickness pada kehamilan): Satu tablet 1-2 kali sehari atau seperti yang diarahkan oleh dokter. 2) Mabuk: Dosis awal adalah satu atau dua tablet setiap hari; harus diminum satu jam sebelum perjalanan untuk perlindungan terhadap penyakit akibat perjalanan. Oleh karena itu, dosis dapat diulang setiap 24 jam selama perjalanan. 3) Vertigo: Satu tablet dua kali sehari atau seperti yang diarahkan oleh dokter. 4) Gangguan labirin dan vestibular: Dosis optimal Meclozine HCl biasanya 25 sampai 100 mg sehari dalam dosis terbagi, tergantung pada respon klinis. 5) Penyakit radiasi: 50 mg (Meclozine HCl) diberikan 2 sampai 12 jam sebelum pengobatan radiasi. 6) Piridoksin (vitamin B6) telah terbukti aman dan efektif dalam dosis 50 sampai 200 mg per hari Efek samping termasuk: 1) kantuk 2) mulut kering 3) retensi urin atau jarang buang air kecil 4) penglihatan kabur juga telah dilaporkan Neuropati sensorik dilaporkan dengan penggunaan dosis tinggi Pyridoxine hydrochloride yang diberikan untuk waktu yang lama. Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter



Ada peningkatan depresi SSP ketika Meclozine HCl dan Pyridoxine HCl diberikan bersamaan dengan depresan SSP lainnya, termasuk benzodiazepin, barbiturat, antidepresan trisiklik, agonis opiat, relaksan otot rangka, antihistamin, alkohol, obat penenang. Meclozine HCl dapat meningkatkan penyerapan digoxin dengan mengurangi motilitas gastrointestinal. MAO inhibitor dapat memperpanjang dan memperkuat efek antikolinergik dari Meclozine HCl. c.



Dimenhydrinate Dimenhydrinate adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan menangani mual, muntah, dan pusing akibat Motion sickness. Motion sickness terjadi ketika sensasi gerakan di dalam telinga berbeda dengan sensasi gerakan yang dilihat orang tersebut. Hal ini sering terjadi dalam perjalanan dengan mobil atau kapal laut, sehingga sering disebut mabuk perjalanan. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi penyakit Meniere. Dimenhydrinate bekerja dengan cara menghambat kerja zat yang bernama histamine, sehingga mencegah stimulasi saraf di otak dan telinga dalam yang bisa menyebabkan mual, muntah dan pusing. Merek dagang: Antimo, Dramamine, Dimenhydrinate, Dramasine, Mantino, Omedrinat, Stop-Mun, Wisatamex 1) Tentang Dimenhydrinate Golongan Antihistamin Kategori Obat bebas dan resep. Manfaat: -



Menangani mual dan muntah karena motion sickness



-



Mengatasi penyakit Meniere.



Dikonsumsi oleh: Dewasa dan anak-anak usia ≥ 2 tahun Kategori kehamilan dan menyusui: Dimenhydrinate diserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.Bentuk obat Tablet Dosis Dimenhydrinate Kondisi Bentuk Obat Usia Dosis Pengobatan dan pencegahan gejala motion sickness dan penyakit Meniere Oral



-



Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun50-100 mg, 3-4 kali per hari. Dosis maksimal 400 mg per hari.Untuk pencegahan mabuk perjalanan, minum 30 menit sebelum bepergian.Anak usia 2- 5 tahun12,5-25 mg, tiap 6-8 jam. Dosis maksimal 75 mg per hari.



-



Anak usia 6-12 tahun25-50 mg, tiap 6-8 jam. Dosis maksimal 150 mg per hari.Interaksi Obat



Berikut ini sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan dimenhydrinate bersama dengan obat lain:  Meningkatkan efek kantuk, jika digunakan dengan obat penenang.  Menyamarkan gejala awal gangguan pendengaran akibat obat aminoglikosida.  Menguatkan efek obat antikolinergik, seperti obat difenhidramin atau obat antipsikotik.  Efek Samping Dimenhydrinate  Penggunaan



dimenhydrinate



menimbulkan



efek



samping



yang



bervariasi pada setiap orang. Efek samping yang mungkin muncul adalah:  Mengantuk  Pusing  Hilang nafsu makan  Sakit maag  Mual  Muntah  Diare  Kejang d. Difenhidramin Diphenhydramine adalah obat yang digunakan untuk meredakan reaksi alergi pada tubuh, seperti mata merah, iritasi, gatal, dan berair; bersin-bersin, serta pilek. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk:  Meredakan batuk yang disebabkan iritasi tenggorokan ringan atau saluran pernapasan.  Mencegah dan mengobati mabuk perjalanan.



 Mengendalikan gejala pada penyakit Parkinson, yaitu kesulitan dalam bergerak, mengendalikan otot, dan menjaga keseimbangan; atau untuk mengatasi keluhan gangguan pergerakan yang disebabkan efek samping dari suatu pengobatan. Diphenhydramine terkadang digunakan untuk mengatasi insomnia jangka pendek, namun manfaat dan risikonya masih dipertanyakan. Bahkan konsumsi diphenhydramine rutin untuk mengatasi insomnia dapat menurunkan kualitas tidur, serta menimbulkan rasa kantuk di siang hari. Diphenhydramine merupakan golongan obat antihistamin. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan atau memblokir aksi histamin, yaitu zat kimia alami dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi. Merek dagang: Nimalac, Ramadryl Atusin, Emkanadryl DMP, Iphadryl, Hufadryl Expectorant, Ikadryl DMP, Mucotussan, Decadryl, Noscapax, Samcodryl, Samcodryl Expectorant, Novadryl, OBH Dryl, Siladex DMP, Wood’s Peppermint 1) Tentang Diphenhydramine Golongan Obat bebas. Kategori Antihistamin. Manfaat: Meredakan gejala alergi. Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak ≥ 2 tahun Kategori kehamilan dan Diphenhydramine: Dapat diserap ke dalam ASI. Obat ini juga dapat mengurangi produksi ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan diphenhydramine tanpa berkonsultasi dengan dokter. Bentuk obat: Tablet, kapsul, sirup, suntik Peringatan: a) Hindari menggunakan diphenhydramine jika memiliki alergi terhadap obat ini. b) Konsultasikan kepada dokter jika saat ini sedang menggunakan obat antihistamin



lainnya,



obat



demam,



batuk



pilek,



antidepresan,



antikejang, obat pelemas otot, pereda nyeri, dan obat penenang. c) Beri tahu dokter jika pernah menderita atau sedang menderita gangguan kesehatan sebagai berikut:  Asma, emfisema, bronkitis kronis, atau jenis penyakit paru lainnya.



 Glaukoma, yaitu kondisi meningkatnya tekanan pada mata dan menyebabkan



penderitanya



kehilangan



penglihatan



secara



bertahap.  Gangguan fungsi kandung kemih yang disebabkan pembengkakan kelenjar prostat.  Penyakit jantung.  Hipertensi.  Gangguan kelenjar tiroid.  Beri



tahu



dokter



bahwa



Anda



sedang



mengonsumsi



diphenhydramine jika akan melalui prosedur operasi, termasuk operasi gigi.  Diphendhyramine dapat menyebabkan kantuk. Jangan mengemudi kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin yang berbahaya setelah Anda menggunakan obat ini.  Hindari minum minuman beralkohol ketika sedang menggunakan diphenhydramine. Minuman beralkohol dapat meningkatkan efek kantuk.  Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan diphenhydramine, segera temui dokter. 1) Dosis Diphenhydramine Penentuan dosis obat diphenhydramine tergantung kepada kondisi yang diderita pasien. Berikut ini adalah takaran umum penggunaan obat diphenhydramine: Alergi dan mabuk perjalanan -



Dewasa: 25-50 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 300 mg per hari. Untuk mencegah mabuk perjalanan, konsumsilah 30 menit sebelum melakukan perjalanan.



-



Anak-anak: Anak usia 2-5 tahun: 6,25 mg, tiap 4-6 jam. Anak usia 6-12 tahun: 12,5-25 mg, tiap 4-6 jam. Untuk mencegah mabuk perjalanan, konsumsilah 30 menit sebelum melakukan perjalanan.



Parkinsonisme



-



Dewasa: Dosis awal adalah 25 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 50 mg, 4 kali sehari, jika diperlukan.



Bentuk obat: Suntik Alergi dan mabuk perjalanan -



Dewasa: 10-50 mg melalui suntikan di pembuluh darah atau otot. Dosis dapat ditambah hingga 100 mg jika diperlukan. Dosis maksimal adalah 400 mg per hari.



-



Anak-anak: 5 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 4 kali pemberian melalui suntikan di pembuluh darah atau otot. Dosis maksimal adalah 300 mg per hari.



2) Interaksi Obat Interaksi dapat terjadi jika diphenhydramine digunakan bersama dengan beberapa jenis obat berikut ini:  Meningkatkan efek mengantuk, bila diberikan dengan obat penenang dan antidepresan.  Meningkatkan efek obat antikolinergik, seperti atropin.  Efek Samping Diphenhydramine  Berikut ini adalah efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan diphenhydramine:  Rasa kantuk  Gelisah  Disorientasi  Euforia  Kejang  Vertigo  Penglihatan kabur  Penglihatan ganda  Telinga berdenging  Menurunkan fungsi kognitif pada pasien orang tua  Jantung berdebar  Tekanan darah rendah  Konstipasi



 Nafsu makan menurun  Gangguan waktu menstruasi  Mulut kering  Mukosa hidung kering  Tenggorokan terasa kering  Dahak kental  Agranulositosis  Anemia hemolitik 



Trombositopenia



2. Fenotiazin a. Klorpromazin (Chlorpromazine) 1) Pengertian Chlorpromazine adalah obat untuk menangani gejala psikosis pada skizofrenia. Selain untuk mengatasi gejala psikosis, chlorpromazine juga digunakan untuk menangani mual, muntah, dan cegukan yang tidak kunjung berhenti. Obat ini bekerja dengan menghambat zat kimia di otak yang



dinamakan



dopamin,



sehingga



dapat



mengurangi



gejala psikosis berupa perilaku agresif yang membahayakan diri sendiri atau orang lain (disorganized behaviour), serta halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Chlorpromazin juga menghambat dopamine di pusat muntah di otak, sehingga dapat meringankan gejala mual dan muntah. Merek dagang: Cepezet 100, Chlorpromazine, Chlorpromazine HCL, Klorpromazina, Meprosetil, Promactil, Largactil 2)  Dosis Kondisi



Bentuk Obat



Usia



Dosis



Psikosis



Suntikan



Dewasa



25-50 mg, tiap 6-8 jam. Ganti ke



bentuk



tablet



setelah



memungkinkan. Anak usia 1-12 tahun



500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 75 mg per hari.



Anak usia 1-5 tahun



40 mg per hari.



Lansia



Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal dewasa.



Tablet



Dewasa



25 mg, 3 kali sehari, atau 75 mg, sekali sehari pada malam hari.Dosis perawatan adalah 25-100 mg, 3 kali sehari, bisa ditingkatkan hingga 1 g per hari.



Anak usia 1-12 tahun



500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 75 mg per hari.



Anak usia 1-5 tahun



40 mg per hari.



Lansia



Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal dewasa.



Mual dan Suntikan



Dewasa



muntah



Dosis awal 25 mg melalui intramuscular



(IM),



dilanjutkan 25-50 mg, tiap 3-4 jam hingga muntah berhenti. Anak usia 1-12 tahun



500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal bagi anak usia hingga 5 tahun adalah 75 mg per hari.



Anak usia 1-5 tahun



40 mg per hari.



Lansia



Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal dewasa.



Cegukan 



Tablet



Dewasa



Dosis awal 25-50 mg, 3-4 kali



yang



sehari, selama 2-3 hari. Jika



tidak



tidak



kunjung



ditambahkan



berhenti.



melalui



ada



respons,



bisa



25-50



mg



injeksi.



Bila



diperlukan, berikan 25-50 mg



dalam 500-1000 ml cairan melalui infus. Anak usia 1-12 tahun



500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 75 mg per hari.



Anak usia 1-5 tahun



40 mg per hari.



Lansia



Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal dewasa.



3) Efek Samping  Penggunaan chlorpromazine menimbulkan efek samping yang bervariasi pada tiap pasien. Efek samping yang mungkin muncul adalah: a) Gejala extrapiramidal, seperti tremor dan bicara pelo.



b) Efek antikolinergik, seperti mulut kering dan penglihatan kabur. c) Hilang nafsu makan d) Cemas, depresi e) Gangguan menstruasi f) Disfungsi ereksi g) Tubuh mudah lelah, jantung berdebar, kejang h) Berat badan naik i) Sulit tidur, sakit kepala, pusing 4) Interaksi Chlorpromazine dengan Obat Lain Berikut ini adalah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan chlorpromazine bersama dengan obat lain: a) Semakin menekan sistem saraf pusat, sehingga meningkatkan efek



mengantuk, jika chlorpromazine dikombinasikan dengan obat penenang, antihistamin, obat bius, dan alkohol. b) Chlorpromazine meningkatkan efek antikolinergik (seperti mulut kering), pada obat antiparkinson. c) Chlorpromazine dapat membuat obat clonidine dan methyldopa tidak



efektif dalam menurunkan tekanan darah.



b. Pernefazin (Perphenazine) 1) Pengertian Perphenazine adalah obat untuk mengobati kelainan mental/mood tertentu (contohnya skizofrenia, kelainan bipolar fase mania, kelainan skizoafektif). Obat ini membantu berpikir lebih jernih, mengurangi rasa gugup, dan lebih mampu beraktivitas sehari-hari. Perphenazine mampu mengurangi kebiasaan agresif dan keinginan menyakiti diri sendiri/orang lain. Obat ini mungkin juga mengurangi halusinasi (misalnya mendengarkan/melihat hal-hal tidak kasat mata). Perphenazine adalah obat psikiatris (jenis antipsikotik) yang bekerja dengan membantu mengembalikan keseimbangan zat-zat alami tertentu (misalnya dopamin) di dalam otak. 2) Dosis a) Dosis biasa anak-anak untuk psikosis > 12 tahun: Untuk pasien yang cukup terganggu, tidak dirawat di rumah sakit: Tablet: 4 mg 3 kali sehari. Dosis harus dikurangi secepatnya sampai dosis efektif minimum. Untuk pasien psikosis rawat inap: Tablet: 8 mg 2 kali sehari. Untuk pasien yang membutuhkan kontrol secepatnya atau pemberian oral tidak layak: 5



mg dengan suntikan IM dalam. Mungkin diulangi setiap 6 jam.



b) Dosis biasa anak-anak untuk mual/muntah > 12 tahun : Untuk mual dan muntah parah: Tablet: 8 mg per hari dalam dosis terpisah. Pengurangan dosis awal sangat penting. Untuk pasien yang membutuhkan kontrol secepatnya atau pemberian oral tidak layak: 5 mg dengan suntikan IM dalam. Mungkin diulangi setiap 6 jam. c) Dosis biasa orang dewasa untuk psikosis Untuk pasien yang cukup terganggu, tidak dirawat di rumah sakit:



Tablet: 4-8 mg 3 kali sehari. Dosis harus dikurangi secepatnya sampai ke dosis efektif minimum. Untuk pasien psikotik yang dirawat di rumah sakit: Tablet: 8-16 mg 2-3 kali sehari. Hindari dosis berlebihan 64 mg per hari. Konsentrat: 8-16 mg 2-4 kali sehari. Hindari dosis berlebihan 64 mg per hari. Untuk pasien yang membutuhkan kontrol secepatnya yang pemberian oral tidak layak: 5 mg dengan suntikan IM dalam. Mungkin diulangi setiap 6 jam, tidak melebihi dosis harian 15 mg pada pasien rawat jalan atau 30 mg pada pasien rawat inap. d) Dosis biasa orang dewasa untuk mual/muntah Untuk mual dan muntah parah: Tablet: 8-16 mg harian dalam dosis terpisah, sampai 24 mg bila perlu. 3) Efek Samping Efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dalam obat-obat yang mengandung Perphenazine diantaranya : a) Pusing b) Kantuk c) Sembelit



d) Mulut kering e) Pusing f) Penglihatan kabur g) Kelelahan



c. Proklorperazin (Prochlorperazine) 1) Pengertian Prochlorperazine merupakan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit kondisi saraf, mental, rasa pusing dan kecemasan serta mual dan muntah yang parah. Obat ini juga mengobati mual dan muntah dari penyebab tertentu (misalnya, setelah operasi atau pengobatan kanker) Obat ini termasuk golongan fenotiazin. Prochlorperazine tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak-anak usianya kurang dari 2 tahun atau pada anak-anak akan melalui operasi.



2) Dosis Obat Penentuan dosis obat prochlorperazine tergantung kepada kondisi yang diderita pasien. Berikut ini adalah takaran umum penggunaan obat prochlorperazine yang disesuaikan dengan kondisi pasien. a) Bentuk obat: suntik -



Meredakan mual Dewasa, untuk meredakan mual dan muntah biasa, dapat diberikan 12,5 mg dalam larutan asam mesilat. Jika diperlukan dosis dapat ditambah. Untuk meredakan mual dan muntah berat, dapat diberikan 2,5-10 mg melalui IV lambat atau infus dengan laju tidak melebihi 5 mg/menit dengan dosis maksimum 40 mg/hari.



-



Meredakan gejala psikosis Dewasa: 12,5-25 mg dilarutkan dalam asam mesliat kemudian diinjeksikan secara intramuskular dua hingga tiga kali sehari. b) Bentuk obat: oral



-



Pencegahan mual dan muntah Dewasa: 5-10 mg dua hingga tiga kali sehari.



-



Meredakan vertigo Dewasa: 15-30 mg/hari yang dibagi menjadi beberapa kali konsumsi. Dosis dapat diturunkan secara perlahan jika sudah reda menjadi 5-10 mg/hari.



-



Meredakan gejala gangguan kecemasan berat Dewasa: 5-10 mg, maksimum 3-4 kali sehari.



-



Meredakan mual dan muntah



-



Dewasa: 20 mg, dapat ditambah jika diperlukan.



-



Meredakan gejala psikosis  Dewasa: 12,5 mg dua kali sehari selama 7 hari. Jika diperlukan, dosis bisa ditambah hingga mencapai 75-100 mg/hari. Untuk menjaga kondisi setelah pengobatan, dapat diberikan 25-50 mg/hari.  Anak-anak 1-5 tahun: 1,25-2,5 mg. Maksimum diberikan tiga kali sehari



 Anak-anak 5-12 tahun: 2,5-5 mg. Maksimum diberikan tiga kali sehari. c) Bentuk obat: suppositoria -



Meredakan mual Dewasa: 25 mg dua kali sehari



-



Meredakan gejala psikosis Dewasa: 25 mg dua hingga tiga kali sehari. d) Bentuk obat : intramuskular



-



Meredakan Mual dan Muntah Dewasa: 12,5 mg injeksi intramuskular dalam. Bila diperlukan, dilanjutkan dengan pemberian per oral.



-



Meredakan gejala psikosis Dewasa: 12,5-25 mg injeksi intramuskular dalam dua kali/tiga kali sehari.



3) Efek Samping Mual, pusing, sakit kepala merupakan efek samping yang umum terjadi selama pemakaian obat ini. Beberapa efek samping yang umumnya muncul setelah menggunakan prochlorperazine, antara lain adalah: a) Limbung dan pusing. b) Hipotensi.



c) Tremor pada kaki dan tangan. d) Rahang mengancing. e) Pupil mata menyempit atau melebar. f) Gatal atau timbul ruam pada kulit. g) Insomnia dan merasa gelisah.



h) Kulit dan mata menguning. i) Jumlah sel darah putih menurun 3) Interaksi Prochlorperazine dengan Obat Lain Berikut ini adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan prochlorperazine dengan beberapa obat tertentu, di antaranya:



a) Dapat meningkatkan efek antikolinergis jika digunakan bersama dengan antihistamin, antidepresan trisiklik, dan obat parkinson. b) Dapat menurunkan efek antihipertensi dari obat guanethidine dan penghambat andrenergik lainnya. c) Dapat meningkatkan risiko aritmia jika digunakan bersama dengan obat yang memperpanjang interval segmen QT pada denyut jantung. d) Dapat berakibat fatal jika digunakan bersama dengan zat yang menekan fungsi sistem saraf pusat, seperti alkohol, sedatif, hipnotik, barbiturat, opioid, antihistamin, dan anestesi general. d. Trifluoperazine Trifluoperazine adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati gangguan



mental/mood



(seperti



skizofrenia,



gangguan



psikotik).



Trifluoperazine membantu Anda berpikir lebih jernih, lebih tidak gugup, dan terlibat dalam kegiatan sehari-hari. Obat ini dapat mengurangi perilaku agresif dan keinginan untuk melukai diri sendiri/orang lain. Obat ini juga membantu mengurangi halusinasi (mendengar/melihat benda yang sebenarnya tidak ada). Trifluoperazine adalah obat kejiwaan yang termasuk golongan antipsikotik fenotiazine. Obat ini bekerja dengan membantu menyeimbangkan substansi alami tubuh di otak. Merek dagang Trifluoperazine: Stelazine, Stelosi, dan Trifluoperazine Hydrochloride. Sediaan dan bentuk obat :  Tablet 1 mg, tablet 2 mg, tablet 5 mg, tablet 10 mg dan suntik 1) Dosis Dosis trifluoperazine berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan kondisi yang dialami pasien. Berikut ini adalah pembagian dosis trifluoperazine berdasarkan kondisi yang dialami: a) Bentuk obat : tablet Kondisi skizofrenia



 Dewasa



Dosis



awal:



2–5



Dosis



pemeliharaan:



mg,



2



15–20



kali



mg



per



sehari hari



Dosis maksimal: 40 mg per hari



 Anak-anak usia 6–12 Dosis



tahun



awal: 1



mg,



1–2



kali



sehari



kali



sehari



Dosis pemeliharaan: 1–15 mg per hari



 Lansia Dosis



awal:



2



Dosis



pemeliharaan:



mg,



2



15–20



mg



per



hari



Dosis maksimal: 40 mg per hari Kondisi: gangguan kecemasan



 Dewasa Dosis



awal:



1–2



mg,



2



kali



sehari



Dosis maksimal: 6 mg per hari



 Anak-anak usia 3–5



tahun



Dosis maksimal: 1 mg per hari



 Anak-anak



6–12



tahun



Dosis maksimal: 4 mg per hari.



 Lansia Dosis



awal:



1



mg,



2



kali



sehari



Dosis maksimal: 6 mg per hari b) Bentuk obat : suntik Kondisi: Psikosis akut



 Dewasa Dosis:



1–2



mg,



4–6



kali



sehari



Dosis maksimal: 6 mg per hari



 Anak-anak Dosis: 1 mg, 1–2 kali sehari



 Lansia, dosis trifluoperazine suntik selalu diawali dengan dosis terendah, lalu ditingkatkan secara bertahap. 2) Efek Samping



Trifluoperazine berpotensi menyebabkan sejumlah efek samping, antara lain: a) Sakit kepala



b) Sulit tidur, gelisah c) Mulut kering d) Penglihatan kabur e) Kelelahan f)



Sembelit



g) Berat badan meningkat h) Kesulitan buang air kecil



i) Penurunan gairah seksual pada pria 3) Interaksi Trifluoperazine dengan Obat Lain Efek interaksi antarobat yang dapat terjadi jika trifluoperazine digunakan bersama obat-obatan lain adalah: a) Peningkatan risiko terjadinya efek samping, jika digunakan bersama obat antiparkinson b) Peningkatan risiko terjadinya hipotensi, jika digunakan bersama obat antihipertensi c) Peningkatan jumlah dopamin (efek berlawanan dengan trifluoperazine),



jika digunakan bersama levodopa d) Peningkatan risiko terjadinya kerusakan otak dan efek ekstrapiramidal



berat, yaitu gangguan pergerakan dan otot akibat penggunaan obat antipsikotik, jika digunakan bersama lithium e) Peningkatan risiko terjadinya gangguan sistem saraf pusat, jika



digunakan bersama obat golongan opioid, analgetik, dan obat bius total (general anaesthetics) e. Prometazin (Promethazine) Promethazine



adalah



obat



golongan 



antihistamine



(tipe



phenothiazine) yang digunakan untuk mencegah rasa mual karena mabuk perjalanan. Obat ini umumnya tersedia dalam bentuk sirop yang juga digunakan untuk menangani beberapa kondisi, seperti: I.



Mengatasi gangguan tidur atau insomnia.



II.



Menangani reaksi alergi yang timbul akibat pajanan debu, gigitan serangga, serbuk sari, dan bulu binatang. Obat ini bekerja dengan cara menghambat histamin untuk meredakan reaksi alergi, serta mempengaruhi asetilkolin dan bagian tertentu pada otak untuk meredakan mual, nyeri, dan memberi efek penenang. Selain sirop, promethazine juga tersedia dalam bentuk krim yang digunakan untuk menangani kulit gatal. Akan tetapi, pemakaian krim promethazine tanpa anjuran dokter, sangat tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan efek samping. Merek dagang: Berlifed, Erpha allergil, Halfilyn, Halmezin, Hufallerzine Expectorant, Phenerica, Prome, Promedex, Promethazine, Zenirex



1) Dosis Obat Dosis obat promethazine berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan obat promethazine untuk beberapa kondisi: a) Bentuk obat : oral Kondisi Alergi  Dewasa: 25 mg di malam hari, dapat ditingkatkan hingga 25 mg jika diperlukan. Dosis alternati : 10-20 mg 2-3 kali sehari.  Anak-anak: 2-5 tahun 5-15 mg setiap hari dalam 1 atau 2 dosis terbagi, lebih dari 5-10 tahun 10-25 mg setiap hari dalam 1 atau 2 dosis. Manajemen Jangka Pendek Insomnia  Dewasa: 20-50 mg pada malam hari.



 Anak-anak: Sebagai promethazine HCl: 2-5 tahun 15-20 mg, lebih dari 5-10 tahun 20-25 mg Mual dan Muntah



 Dewasa: Sebagai prometazin teoclat dosis 25 mg di malam hari, dapat ditingkatkan menjadi 50-75 mg pada malam hari atau 25 mg 2-3 kali sehari. Maks: 100 mg setiap hari.



 Anak-anak: 5-10 tahun sebagai prometazin HCl dosis 12,5-37,5 mg setiap hari.



Mabuk dalam Perjalanan (Prophylaxis)



 Dewasa: 20 mg atau 25 mg pada malam sebelum bepergian, diikuti dengan dosis yang sama pada pagi berikutnya. Sebagai promethazine teoclat: 25 mg diberikan pada malam hari atau 1-2 jam sebelum bepergian.



 Anak-anak: Sebagai prometazin HCl untuk usia 2-5 tahun 5 mg, lebih dari 5-10 tahun 10 mg. Dosis diberikan pada malam sebelum perjalanan dan diulangi pada pagi berikutnya (6-8 jam kemudian). Sebagai promethazine teoclat untuk usia 5-10 tahun 12,5 mg diberikan baik pada malam hari atau 1-2 jam sebelum perjalanan. Mabuk dalam perjalanan (Prometazin HCl)



 Dewasa: 25 mg diberikan sesegera mungkin dan diulangi di malam hari, diikuti oleh dosis ke-3 pada malam berikutnya.



 Anak-anak: 5-10 tahun 12,5 mg diberikan sesegera mungkin dan diulangi di malam hari, diikuti oleh dosis ke-3 pada malam berikutnya. b) Bentuk obat : parenteral Kondisi Alergi – Sedasi (Prometazin HCl)



 Dewasa: 25-50 mg dengan IM dalam, IV atau infus IV dengan laju tidak lebih dari 25 mg/menit. Maks: 100 mg.



 Anak-anak: 5-10 tahun 6,25-12,5 mg oleh IM dalam. Mual dan Muntah (Prometazin HCl)



 Dewasa: 12,5-25 mg, diulang pada interval tidak kurang dari 4 jam. Maks: 100 mg setiap hari. c) Bentuk obat : rektal Manajemen Insomnia Jangka Pendek (Promethazine HCl)  Dewasa: 20-50 mg pada malam hari.  Anak-anak: Untuk usia 2-5 tahun 15-20 mg, lebih dari 5-10 thn 20-25 mg. Kondisi Alergi (Prometazin HCl)



 Dewasa: 25 mg di malam hari, tingkatkan hingga 25 mg dua kali sehari bila dibutuhkan. Atau, 10-20 mg 2-3 kali sehari.



 Anak: Usia 2-5 tahun 5-15 mg setiap hari dalam 1 atau 2 dosis terbagi, lebih dari 5-10 tahun 10-25 mg setiap hari dalam 1 atau 2 dosis. Profilaksis Mabuk Perjalanan (Promethazine HCl)



 Dewasa: 20 atau 25 mg setiap malam sebelum bepergian, diikuti dengan dosis yang sama pada pagi berikutnya.  Anak: usia 2-5 tahun 5 mg, lebih dari 5-10 thn 10 mg. Dosis diberikan malam sebelum perjalanan dan diulangi pada pagi berikutnya (6-8 jam kemudian). 1) Efek Samping Obat Promethazine juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi obat ini adalah: a) Pandangan kabur b) Mengantuk c) Mulut kering



d) Sakit kepala e) Sulit buang air kecil dan Konstipasi f) Nyeri perut 2) Interaksi Obat Konsumsi beberapa obat secara bersamaan dengan obat ini dapat menimbulkan interaksi obat. Promethazine dapat meningkatkan efek obat antikolinergik (seperti atropin), asam trikloroasetat (TCA), dan obat penenang. Informasi konsultasi



medis



yang



langsung



diberikan



bukan



dengan



dokter



sebagai atau



pengganti



mengarahkan



pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui BPOM. 3. Lain-lain a. Domperidhone Domperidone adalah obat untuk meredakan mual dan muntah. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 10 mg, sirup, dan drop. Dosis obat perlu disesuaikan dengan usia dan kondisi yang diderita. Domperidone bekerja dengan mempercepat gerakan saluran pencernaan, sehingga makanan di dalam



lambung lebih cepat menuju usus. Akibatnya, rasa mual dapat berkurang. Selain mual dan muntah, domperidone dapat digunakan untuk mengatasi gangguan gerakan saluran cerna, seperti gastroparesis. Domperidone juga bisa dimanfaatkan untuk merangsang atau memperbanyak produksi ASI. Merek dagang domperidone: Domperidone, Domperidone Maleate, Motilium, Gerdilium, Vesperum, Vomitas, Domeran, Vidon. 1) Dosis a) BentukObat: Oral Kondisi Mual dan muntah



 Dewasa: 10 mg, tiga kali sehari. Max: 30 mg per hari.  Anak: usia ≤12 tahun 12 tahun ≥35 kg: dosis sama dengan orang dewasa. Gangguan motilitas gastrointestinal



 Dewasa: 10 mg tiga kali sehari. Max: 30 mg per hari. b) Bentuk Obat: Rektal Kondisi Mual dan muntah



 Dewasa: 30 mg dua kali sehari.  Anak: usia ≤12 tahun >15 kg: 750 mcg/kg dua kali sehari. Usia >12 tahun ≥35 kg: dosis sama dengan orang dewasa.



 Lansia: Tidak perlu penyesuaian dosis. 2) Efek Samping Sama seperti obat lainnya, domperidone juga dapat menyebabkan efek samping. Efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan domperidone adalah: a) Sakit kepala b) Merasa kepanasan c) Mata merah d) Mulut kering



e) Payudara terasa nyeri f) Keluar susu dari payudara g) Pembengkakan payudara pada pria h) Gangguan menstruasi pada wanita



1) Interaksi Domperidhone dengan Obat Lain Berikut adalah jenis obat-obatan yang bisa menyebabkan interaksi bila digunakan bersamaan dengan domperidone: a) Bromocriptine, efeknya menghambat efektivitas obat tersebut. b) Analgesik opioid (misalnya morfin) dan antimuskarinik (misalnya



atropin), efeknya menghambat efektivitas obat domperidone. c) Penghambat CYP3A4, seperti ketoconazole atau itraconazole, efeknya



meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama jantung. b. Metoclopramide Metaclopramide adalah obat yang digunakan untuk meredakan mual dan muntah yang dapat disebabkan oleh migrain, efek samping dari prosedur bedah, kemoterapi,



atau



radioterapi. Dalam mengurangi



rasa mual,



metoclopramide bekerja dengan cara mendorong makanan lebih cepat dari lambung ke usus.



Merk dagang: Damaben, Piralen, Opram, Sotatic,



Primperan. 1) Dosis Berikut ini adalah dosis penggunaan metoclopramide berdasarkan kondisi, bentuk obat, dan usia pasien: Kondisi



Bentuk Obat



Usia



Dosis



Pemeriksaan



Suntik



Dewasa



10



radiologi



pada



mg



dalam



dosis



tunggal.



saluran



Anak-anak



pencernaan atas



tahun Anak-anak



Pencegahan mual Suntik



0-6 0,1



mg/kgBB



dosis tunggal. 6-14 2,5-5 mg dalam dosis



tahun



tunggal.



Dewasa



Dosis awal 2 mg/kgBB,



dan muntah pasca



15-30



kemoterapi



kemoterapi.



Mual dan muntah Tablet



dalam



Dewasa



menit



sebelum



10 mg, hingga 3 kali



akibat kemoterapi



sehari, maksimal selama



atau radioterapi



5 hari.



Kelainan



Tablet



Dewasa



10 mg, 4 kali sehari,



lambung



akibat



diabetes



selama 4-8 minggu. Injeksi



Dewasa



10 mg, 4 kali sehari,



(Diabetic gastric



selama 10 hari.



stasis) GERD



Tablet



Dewasa



10-15 mg, 4 kali sehari, maksimal 12 minggu.



Pencegahan mual Suntik



Dewasa



10 mg



dan muntah pasca operasi



sebagai dosis



tunggal via IM atau IV. Anak-anak



1-3 1 mg, 3 kali sehari,



tahun (10-14 kg) Anak-anak



3-5 2 mg, 3 kali sehari,



tahun (15-19 kg) Anak-anak



maksimal selama 2 hari.



5-9 2,5 mg, 3 kali sehari,



tahun (20-29 kg) Anak-anak



maksimal selama 2 hari.



maksimal selama 2 hari.



9-18 5 mg, 3 kali sehari,



tahun (30-60 kg)



maksimal selama 2 hari.



2) Efek Samping Berikut ini adalah efek samping yang mungkin dapat muncul setelah menggunakan metoclopramide: b) Sakit kepala. c) Pusing. d) Gelisah. e) Mual. f) Diare. g) Impoten. h) Kelainan darah. i) Gangguan menstruasi. j) Ginekomastia. k) Galaktorea atau keluar ASI. 3) Interaksi Metoclopramide dengan Obat Lain



Berikut ini sejumlah interaksi yang mungkin saja dapat terjadi jika menggunakan metoclopramide bersama dengan obat-obatan lainnya. Di antaranya adalah: b) Menguatkan efek mengantuk jika digunakan bersama dengan obat c) Dapat memperpanjang efek pelemas otot pada obat mivacurium dan suxamethonium. d) Penggunaan



metoclopramide



bersama



obat



antipsikotik



bisa



menguatkan efek tardive dyskinesia. e) Meningkatkan risiko sindrom serotonin jika digunakan bersama dengan obat antidepresan golongan SSRI. f) Berisiko menurunkan efektivitas digoxin. g) Berisiko meningkatkan efek samping ciclosporin. h) Berisiko saling mengurangi efek obat, bila diberikan bersama dopamine. c. Vitamin B6 Vitamin B6 atau pyridoxine adalah nutrisi yang sangat penting bagi fungsi darah, kulit, dan sistem saraf pusat. Anda bisa memperoleh vitamin B6 melalui jenis-jenis makanan, seperti ubi jalar, ati ayam, daging ayam atau sapi, telur, ikan salmon dan tuna, kacang-kacangan, alpukat, pisang, wortel, bayam, susu, dan keju. Suplemen vitamin B6 diberikan pada penderita kekurangan vitamin B6 (misalnya karena malnutrisi), morning sickness, mengatasi jenis anemia tertentu (anemia sideroblastik), dan kejang terkait vitamin B6 (pyridoxine dependent seizure). Selain itu, suplemen vitamin B6 juga sering diberikan untuk serta mencegah efek samping obat tuberkulosis (isoniazid), namun kondisi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. 1) Angka Kecukupan Gizi (AKG) Vitamin B6 Angka kecukupan gizi (AKG) harian vitamin B6 bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan masing-masing. Ketahui AKG harian dari vitamin B6 berikut ini:  Usia 0-6 bulan: 0,1 mg.  Usia 7-12 bulan: 0,3 mg.  Usia 1-3 tahun: 0,5 mg.



 Usia 4-8 tahun: 0,6 mg.  Usia 9-13 tahun: 1 mg.  Laki-laki usia 14-50 tahun: 1,3 mg.  Laki-laku usia di atas 50 tahun: 1,7 mg.  Wanita usia 14-18 tahun: 1,2 mg.  Wanita usia 19-50 tahun: 1,3 mg.  Wanita usia di atas 50 tahun: 1,5 mg.  Ibu hamil: 1,9 mg.  Ibu menyusui: 2 mg.  Merek dagang: Liconam-10, Pyridoxine HCL, Vitamin B6. 2) Tentang Suplemen Vitamin B6 Golongan



Vitamin



Kategori



Suplemen



Manfaat



Mengatasi kekurangan vitamin B6. Mengatasi mual saat kehamilan (morning sickness). Mengatasi pyridoxine dependent seizure. Mengatasi anemia sideroblastik.



Dikonsumsi Oleh



Dewasa dan anak-anak



Kategori



Kategori A: Studi terkontrol pada wanita hamil tidak



kehamilan



dan menunjukkan adanya risiko terhadap janin, dan kecil



menyusui



kemungkinannya untuk membahayakan janin. (Bila sesuai AKG)Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. (Bila melebihi AKG)Vitamin B6 aman untuk ibu menyusui.



Bentuk Obat



Tablet dan sirop



3) Peringatan Beri tahu dokter mengenai penggunaan obat-obat, termasuk vitamin lain atau herba yang rutin dikonsumsi.



Hati-hati pada penggunaan jangka panjang, diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter. Dosis Suplemen Vitamin B6 Berikut ini adalah dosis suplemen vitamin B6 berdasakan tujuan penggunaannya: Kondisi



Dosis



Kekurangan vitamin B6



Maksimal 150 mg per hari.



Anemia sideroblastik



Maksimal 400 mg per hari.



Morning sickness



75 mg, 1 kali sehari



Mengonsumsi Suplemen Vitamin B6 dengan Benar Baca aturan pakai yang tertera pada kemasan, atau hubungi dokter jika ada yang tidak jelas. Jangan mengonsumsi suplemen vitamin B6 melebihi dosis yang dianjurkan. Suplemen ini sebaiknya dikonsumsi saat makan. Usahakan mengonsumsi suplemen vitamin B6 pada waktu yang sama tiap hari untuk hasil pengobatan yang efektif. Bagi yang tidak sengaja melewatkan jadwal minum suplemen vitamin B6, disarankan untuk segera melakukannya begitu teringat jika jeda dengan jadwal minum berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Interaksi Suplemen Vitamin B6 dengan Obat Lain Berikut ini adalah interaksi yang mungkin saja dapat terjadi jika menggunakan suplemen vitamin B6 bersama dengan obat-obatan lainnya. Di antaranya adalah: 



Mengurangi efektivitas vitamin B6 jika digunakan bersama dengan pil KB, isoniazid, dan antibiotic penisilin.







Menurunkan efektivitas obat levodopa, phenytoin, dan phenobarbital.



 Kenali Efek Samping dan Bahaya Suplemen Vitamin B6  Suplemen vitamin B6 jarang menimbulkan efek samping apabila dikonsumsi dalam dosis yang dianjurkan. Efek samping akibat penggunaan suplemen ini dapat berupa:  Sakit kepala.  Mengantuk.  Mual.  Kesemutan atau mati rasa pada lengan dan tungkai. 



Segera kunjungi dokter apabila Anda mengalami gejala reaksi alergi berupa gatal dan timbul ruam pada kulit, bengkak pada wajah dan lidah, sakit kepala berat, atau sesak napas.



BAB III PENUTUP A.      Kesimpulan Muntah difenisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai ke mulut dengan paksa atau dengan kekuatan. Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada pusat muntah (Vomiting Centre), suatu pusat kendali di medulla berdekatan dengan pusat pernapasan atau Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema pada lantai ventrikel keempat Susunan Saraf. Antimuntah atau antiemetik adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan mual. Antiemesis bekerja dengan cara menghambat zat kimia tertentu yang mengaktivasi pusat mual dan muntah di otak. Obat-obatan antimuntah terdiri dari antagonis serotonin, antagonis dopamin, antagonis histamin, antikolinergik, kanabinoid, dan benzodiasepin. B.       Saran Sebagai calon tenaga kesehatan sangat penting untuk mengetahui cara pemberian obat maupun cara kerja obat di dalam tubuh. Walaupun telah ada tenaga apoteker yang lebih mengkhususkan diri pada obat-obatan, tidak ada salahnya sebagai calon perawat kita mempelajari obat-obatan walaupun hanya secara umum saja.



Daftar Pustaka https://www.alodokter.com/domperidone https://www.sehatq.com/obat/domperidone https://www.alodokter.com/metoclopramide https://www.sehatq.com/obat/prochlorperazine https://www.guesehat.com/info-obat/prochlorperazine https://www.alodokter.com/prochlorperazine https://www.alodokter.com/chlorpromazine https://www.alodokter.com/promethazine https://www.sehatq.com/obat/promethazine https://www.alodokter.com/trifluoperazine https://doktersehat.com/perfenazin/ https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/perphenazine/ https://www.tabletwise.com/medicine-id/perphenazine https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/muntah/ https://www.alodokter.com/muntah https://www.google.com/url? sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Antimuntah&ved=2ahUKE wjf4-a8reLnAhUxzDgGHfVdBA4QmhMwAnoECAsQGg&usg=AOvVaw3RJqnNpsVqo_RuI-tVB0F