Makalah Frase Dan Klausa B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat sinaksis. Padahal, penggunaannya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia, yang berikhtisar tentang kalimat bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi sehati-hari. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan



sintaksis? Sintaksis



merupakan ilmu yang mempelajari tentang tatabahasa, dan juga dapat dikatakan tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam turunan. Unsur bahasa yang termasuk dalam lingkup sintaksis adalah kata, frase, klausa, dan kalimat. Didalam makalah ini akan membahas pokok bahasan mengenai frase dan klausa.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan yang telah terurai dalam latar belakang, penulis merumuskan rumusan masalah sebaga berikut: 1. Apakah pengertian frase? 2. Apa saja jenis-jenis frase? 3. Apakah yang dimaksud dengan klausa? 4. Apa saja jenis-jenis klausa?



C. Tujuan Makalah Adapun beberapa tujuan penulisan makalah sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi tugas makalah pengantar linguistik. 2. Untuk mengetahui pengertian frase. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis frase. 4. Untuk mengetahui pengertian klausa. 5. Untuk mengetahui jenis-jenis klausa.



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Frase Dalam sejarah studi linguistik istilah frase banyak digunakan dengan pengertian yang berbeda-beda. Di sini istilah frase tersebut digunakan sebagai satuan sintaksis yang satu tingkat berbeda di bawah satuan klausa, atau satu tingkat berada di atas satuan kata. Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi Sintaksis di dalam kalimat. Baik dari definisi yang pertama maupun yang kedua kita Iihat bahwa yang namanya frase itu pasti terdiri lebih dari sebuah kata. B. Jenis-Jenis Frase Didalam frase, digolongkan menjadi dua jenis Yaitu, berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya) dan berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya. 1. Frase berdasarkan kesetaraan distribusi unsur-unsurnya Ramlan (1981) Membagi frase berdasarkan kesetaraan distribusi unsur-unsurnya atas dua jenis, yakni frase endosentrik dan frase eksosentrik. a. Frasa endosentrik Frase endosentrik yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat. Frase endosentrik terbagi atas tiga jenis yaitu: 1) Frase endosentrik atributif Frasa endosentrik atributif adalah frasa yang unsurunsurnya tidak setara sehingga tidak dapat disisipkan dengan kata penghubung dan, atau. Misalnya: 



Buku baru







Sedang belajar



2







Belum mengajar



2) Frase endosentrik apositif, Frase endosentrik apositif adalah frase yang unsurnya bisa saling



menggantikan



dalam



kalimat



tapi



tidak



dapat



dihubungkan dengan kata dan, atau. Misalnya: 



Amin, anak pak darto sedang belajar.







Yanto, anak pak lurah lulus ujian.



3) Frase endosentrik koordinatif Frase endosentrik koordinatif adalah frase yang unsur-unsurnya setara dalam kalimat dapat dihubungkan dengan kata dan, atau. Misalnya: 



Kakek nenek







Suami istri







Susah senang



b. Frase eksosentrik Frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya. Misalnya: 



Di pasar







Ke sekolah







Dari kampung



2. Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata. Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frase terdiri atas: frase nominal, frase verbal, frase adjektiva, frase pronomina, frase numeralia. (Depdikbud,1988). a. Frase nominal Frase nominal adalah dua buah kata atau lebih yang intinya dari dari nominal atau benda dan satuan itu tidak membentuk klausa. Misalnya: 



Kakek membeli tiga buah layang-layang.



3







Amiruddin makan beberapa butir telur itik.







Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi.



b. Frase verbal Frase verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. Misalnya: 



Kapal lauat itu sudah berlabuh.







Bapak saya belum pergi.







Ibu saya sedang mencuci.



c. Frase adjektiva Frase adjektiva adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah adjektiva (sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa. Misalnya: 



Ibu bapakku sangat gembira.







Baju itu sangat indah.







Mobil ferozamu baru sekali.



d. Frase pronomina Frase pronomina adalah dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. Misalnya : 



Saya sendiri akan pergi ke pasar.







Kami sekalian akan bekunjung ke Bandung.







Kamu semua akan pergi studi wisata di Bandung.



e. Frase numeralia Frase numeralia adalah dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat namun satuan gramatik itu intinya pada numeralia. Misalnya: 



Tiga buah rumah sedang terbakar.







Lima ekor ayam sedang terbang.







Sepuluh bungkus kue akan dibeli.



4



C. Pengertian Klausa Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib. Kalau



kita



bandingkan



konstruksi



kamar



mandi



dan



adik mandi, maka dapat dikatakan konstruksi kamar mandi bukanlah sebuah klausa karena hubungan komponen kamar dan komponen mandi tidaklah bersifat predikatif. Sebaliknya, konstruksi nenek mandi adalah sebuah klausa karena hubungan komponen nenek dan komponen mandi bersifat predikatif; nenek adalah pengisi fungsi subjek dan mandi adalah pengisi fungsi predikat. Anda mungkin bertanya, kalau begitu apakah bedanya klausa dan kalimat? Bukankah konstruksi nenek mandi adalah sebuah kalimat? Sebuah konstruksi disebut kalimat kalau kepada konstruksi itu diberikan intonasi final atau intonasi kalimat. Jadi, konstruksi nenek mandi baru dapat disebut kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final entah berupa intonasi deklaratif, intonasi interogatif, maupun intonasi interjektif. Kalau belum diberi intonasi, maka konstruksi nenek mandi itu masih berstatus klausa.



D. Jenis- Jenis Klausa Jenis Klausa dapat dibedakan berdasarkan strukturnya dan berdasarkan kategori segmental yang menjadi predikatnya. 1. Berdasarkan strukturnya Berdasarkan strukturnya klausa dapat dibedakan menjadi dua yaitu, klausa bebas dan klausa terikat.



5



a. Klausa bebas Klausa bebas ialah klausa yang memiliki subjek dan predikat, sehingga berpotensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat. Contoh : 



Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.







Nenekku masih cantik dan kakekku gagah berani.



b. Klausa terikat Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor karena strukturnya tidak lengkap. Contoh: 



Dia dibawa ke rumah sakit akibat kecelakaan lalulintas.







Aku masih bekerja ketika karyawan lain pulang.



2. Berdasarkan kategori segmental yang menjadi predikatnya Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya dapat dibedakan adanya klausa verbal, klausa nominal, klausa adjektiva, klausa adverbial, dan klausa preposisional. a. Klausa verbal Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa kategori verbal, dan klausa vebal terbagi atas empat jenis, yakni: 1) klausa transitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba transitif. Contoh: 



Nenek menulis surat







Kakek membaca buku silat







Mahasiswa mengisi teka-teki silang



6



2) Klausa intransitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitive. Contoh: 



Nenek menangis







Adik melompat-lompat







Paman berangkat ke Medan



3) Klausa refleksif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba refleksif. Contoh: 



nenek sedang berdandan







kakek sedang mandi







dia sudah bersolek



4) Klausa resiprokal, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal. Contoh: 



mereka bertengkar sejak kemarin







Israel dan Palestina akan berdamai







keduanya bersalaman



b. Klausa nominal Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal, misalnya petani, dosen linguistik, dan satpam bank swasta dalam klausa berikut: 



Kakeknya petani di desa itu







Dia dulu dosen linguistic







Pacarnya satpam bank swasta



c. Klausa adjektiva Klausa ajektiva adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frase. Umpamanya klausaklausa berikut:  Ibu dosen itu cantik sekali  Bumi ini sangat luas  Gedung itu sudah tua sekali



7



d. Klausa adverbial Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa adverbia. Misalnya. klausa bandelnya teramat sangat. Dalam bahasa Indonesia klausa adverbial ini tampaknya sangat terbatas, sejalan dengan jumlah kata atau frase adverbia yang memang tidak banyak. e. Klausa preposisional Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi. Contoh: 



Nenek di kamar







Dia dari medan







Kakek ke pasar baru



f. Klausa numeral Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia. Misalnya: 



Gajinya lima juta sebulan







Anaknya dua belas orang







Taksinya delapan buah



8



BAB III PENUTUP



A. Simpulan Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi Sintaksis di dalam kalimat. Baik dari definisi yang pertama maupun yang kedua kita Iihat bahwa yang namanya frase itu pasti terdiri lebih dari sebuah kata. Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib.



B. Saran Paparan di atas diharapkan bisa menjadi dasar dan panduan bagi pendidik maupun pelajar sebagai insan pendidikan untuk menciptakan pembelajaran linguistik menjadi lebih menarik, unik, dan apresiatif.



9



DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 2011. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. http://colinawati.blog.uns.ac.id/2010/05/10/13/ diakses pada tanggal 20 September 2018 jam 17:10 https://pudukstifarea.wordpress.com/2014/04/18/semantik-dansintaksis-dalam-bahasa-indonesia/ diakses pada tanggal 20 September 2018 jam 19:00 Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.



10