Laporan Hasil Analisis Klausa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Hasil Analisis Klausa pada Artikel Berjudul “Mengurangi Limbah Sampah Melalui Gerakan Zero Waste” Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Nama Kelompok : 1. Anggi 2. Anisa Devita B. 3. Bella Melynda Asma Bella 4. Hesti Elok Nindia S. 5. Windi Restu Handayani



KELOMPOK PEMINATAN ILMU BAHASA DAN BUDAYA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TEBO 2018



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Istilah klausa dipakai untuk merujuk pada deretan kata yang paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu. Istilah kalimat juga mengandung unsur paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi sudah dibubihi intonasi atau tanda baca tertentu. (Hasan Alwi:2003). Klausa merupakan kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan dari beberapa sudut pandang, yakni berdasarkan distribusinya, berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat, berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat, berdasarkan fungsi, berdasarkan kriteria tataran dalam kalimat. Analisis klausa berdasarkan tiga hal, yaitu berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, berdasarkan kategori kata atau frasa yang menjadi unsurnya dan berdasarkan kategori makna unsur-unsurnya. Pada laporan analisis klausa menggunakan artikel berjudul “Mengurangi Limbah Sampah Plastik Melalui Gerakan Zero Waste”. Penulis mengambil judul artikel tersebut bertepatan dengan tema lingkungan hidup, artikel ini dibuat oleh salah satu anggota kelompok agar lebih memahami artikel yang dibuat serta dapat lebih mudah untuk menganalisis klausa karena bahasa yang mudah dimengerti. 1.2 Batasan Masalah Agar analisis klausa ini lebih terarah maka penulis membatasi dan memfokuskan pembahasan pada beberapa jenis klausa Klausa dapat dibedakan berdasarkan distribusinya yang terdiri dari klausa bebas dan klausa terikat, berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat terdiri dari klausa positif dan klausa negatif, berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat terdiri dari klausa verba, klausa nomina, klausa adjektiva klausa numeralia, dan klausa preposisi. 1.3 Tujuan penulisan 1. Melengkapi salah satu tugas mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia 2. Mengetahui pengertian klauas 3. Mengetahui jenis-jenis klausa 4. Serta dapat menganalisis struktur klausa 1.4 Kerangka Berfikir Klausa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, perbedaan klausa tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni : 1 Berdasarkan distribusinya



a. Kalusa bebas klausa bebas adalah apabila unsur-unsur fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat. Perhatikan contoh berikut ini! 



ibu membuat kue



b. Klausa terikat Klausa terikat adalah klausa yang tidak mampu berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna sehingga kalusa ini termasuk bagian yang terikat dari konstruksi yang lain. Perhatikan contoh berikut ini! 



meskipun telah mengumpulkan tugas. . .



2. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat a. Klausa positif Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata negasi/pengingkaran pada fungsi predikat. Perhatikan contoh berikut ini! 



Dina seorang penyanyi



b. Kalusa negatif Klausa negaif adalah klausa yang predikatnya memiliki unsur negasi. Perhatikan contoh berikut ini! 



orangtuanya sudah tiada



3. Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat a. Klausa verba Klausa verba adalah klausa yang predikatnya berkategori kata kerja. Perhatikan contoh berikut ini! 



petani mengerjakan sawahnya dengan tekun



b. Kalusa nomina Kalusa nomina adalah klausa yang predikatnya berkategori kata benda. Perhatikan contoh berikut ini! 



ayahnya polisi



c. Klausa adjektiva Klausa adjektiva adalah klausa yang predikatnya berkategori kata sifat/keadaan. Perhatikan contoh berikut ini! 



udaranya sangat dingin sekali



d. Klausa numeralia



Klausa numeralia adalah klausa yang predikatnya berkategori kata bilangan. Perhatikan contoh berikut ini! 



luas kebunnya seribu meter



e. Klausa preposisi Klausa preposisi adalah klausa yang predikatnya berkategori kata depan. Perhatikan contoh berikut ini! 



pegawai itu ke kantor setiap hari



BAB 2 PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Klausa Agar mengetahui serta memahami pengertian klausa, cermatilah pengertian klausa menurut beberapa para ahli bahasa. 1. Klausa merupakan satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Abdul Chaer: 2009) 2. Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas subjek dan predikat, baik disertai objek, pelengkap, dan keterangan maupun tidak. Secara ringkas, klausa adalah S, P, (O) (PEL)/(KET). (M. Ramlan: 2001) 3. Istilah klausa dipakai untuk merujuk pada deretan kata yang paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi belum, memiliki intonasi atau tanda baca tertentu. Istilah kalimat juga mengandung unsur paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi sudah dibubuhi intonasi atau tanda baca tertentu. (Hasan Alwi: 2003) Dari pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, adapat disimpulkan beberapa hal mengenai klausa: 1. Merupaka deretan kata yang merupakan satuan gramatik, satuan sintaksis atau bentuk linguistik; 2. Hanya memiliki satu predikat; 3. Mengandung unsur S, P, (O)/(PEL)/(KET); 4. Belum memiliki intonasi akhir atau tanda baca tertentu



2.2 Hasil Analisis Klausa pada Artikel Berjudul “Mengurangi Limbah Sampah Plastik Melalui Gerakan Zero Waste” Setelah memahami jenis-jenis klausa berdasarkan distribusinya, berdasarkan ada tidaknya untur negasi pada predikat dan berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat. Selanjutnya lakukan analisis. Berikut hasil analisis klausa pada artikel berjudul “Mengurangi Limbah Sampah Plastik Melalui Gerakan Zero Waste” 1. sampah digunakan sebagai barang baru Jika dilihat dari sudut pandang berdasarkan distribusinya, klausa di atas termasuk kedalam klausa terikat karena tidak mampu berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna



sehingga klausa ini termasuk bagian yang terikat dari konstruksi yang lain. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat klausa di atas termasuk klausa positif karena tidak memiliki kata negasi/pengingkaran Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat klausa di atas termasuk klausa nomina karena terdapat kata benda berupa barang. Berikut struktur analisis klausa



Fungsi Kategori Makna



Sampah S N Pelaku



digunakan P V Perbuatan



sebagai barang baru Ket N Fungsi



2. sampah hampir menjadi masalah di negara



Jika dilihat dari sudut pandang berdasarkan distribusinya, klausa di atas termasuk kedalam klausa bebas karena unsur-unsur fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat klausa di atas termasuk klausa positif karena tidak memiliki kata negasi/pengingkaran. Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat klausa di atas termasuk klausa verba karena terdapat kata kerja. Berikut struktur analisis klausa



Fungsi Kategori Makna



Sampah S N Pelaku



hampir menjadi P V Penyebab



masalah O S Aktivitas



Di negara Ket FD Tempat



3. sampah organik merupakan sampah yang dapat terurai Jika dilihat dari sudut pandang berdasarkan distribusinya, klausa di atas termasuk kedalam klausa bebas karena unsur-unsur fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat klausa di atas termasuk klausa positif karena tidak memilki kata negasi/pengingkaran. Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat klausa di atas termasuk klausa nomina karena terdapat kata benda sampah.



Berikut struktur analisis klausa Fungsi Kategori Makna



Sampah organik merupakan S N pelaku



sampah yang dapat terurai O Ket Aktivitas/kegiatan



4. sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat terurai



Jika dilihat dari sudut pandang berdasarkan distribusinya, klausa di atas termasuk kedalam klausa bebas karena unsur-unsur fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat klausa di atas termasuk klausa negatif karena memiliki kata negasi/pengingkaran pada fungsi predikat. Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat klausa di atas termasuk klausa nomina karena terdapat kata benda sampah. Berikut struktur analisis klausa Fungsi Kategori Makna



sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat terurai S P N Ket Pelaku Aktivitas/kegiatan



5. orang lebih memilih barang yang instan



Jika dilihat dari sudut pandang berdasarkan distribusinya, klausa di atas termasuk kedalam klausa bebas karena unsur-unsur fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat klausa di atas termasuk klausa positif karena tidak memiliki kata negasi/pengingkaran pada fungsi predikat. Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat klausa di atas termasuk klausa nomina karena terdapat kata benda barang. Berikut struktur analisis klausa Fungsi Kategori Makna



orang S N pelaku



lebih memilih P V Perbuatan



barang yang instan O N Benda yang dipilih



6. zero waste memiliki arti tanpa limbah Jika dilihat dari sudut pandang berdasarkan distribusinya, klausa di atas termasuk kedalam klausa bebas karena unsur-unsur fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat klausa di atas termasuk klausa negatif karena memiliki kata negasi/pengingkaran pada fungsi predikat. Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat klausa di atas termasuk klausa nomina karena terdapat kata benda berupa limbah. Berikut struktur analisis klausa



Fungsi Kategori Makna



zero waste S N Gerakan



memiliki arti P Ket Keterangan



tanpa limbah O N Arti



7. kegiatan untuk mengurangi sampah Jika dilihat dari sudut pandang berdasarkan distribusinya, klausa di atas termasuk kedalam klausa terikat karena tidak mampu berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna sehingga klausa ini termasuk bagian yang terikat dari konstruksi yang lain. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat klausa di atas termasuk klausa positif karena tidak memiliki kata negasi/pengingkaran Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat klausa di atas termasuk klausa nomina karena terdapat kata benda berupa sampah. Berikut struktur analisis klausa Fungsi Kategori Makna



Kegiatan S V Aktivitas



Untuk mengurangi P V Perbuatan



sampah O N Barang lama



BAB 3 PENUTUP



3.1 Kesimpulan Istilah klausa dipakai untuk merujuk pada deretan kata yang paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu. Istilah kalimat juga mengandung unsur paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi sudah dibubihi intonasi atau tanda baca tertentu. (Hasan Alwi:2003). Klausa merupakan kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan berdasarkan distribusinya yang terdiri dari klausa bebas dan klausa terikat, berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat terdiri dari klausa positif dan klausa negatif, berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat terdiri dari klausa verba, klausa nomina, klausa adjektiva klausa numeralia, dan klausa preposisi.



Lampiran Mengurangi Limbah Sampah Plastik Melalui Gerakan Zero Waste Oleh: Anisa Devita Boru Barus



Sampah merupakan bahan atau material yang dapat digunakan sebagai barang baru ataupun barang yang tidak terpakai dan dapat dibuang. Sampah hampir menjadi masalah di Negara, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1. Sampah organik Sampah organik merupakan sampah yang dapat diurai secara ilmiah dengan pembusukan. Sampah organik meliputi : sisa-sisa makanan berupa sayuran, buah-buahan dan lain-lain. 2. Sampah anorganik Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat terurai, sampah anorganik meliputi : logam, plastik, besi dan lain-lain. Sampah plastik merupakan salah satu sumber dari pencemaran lingkungan yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan hidup maupun kesehatan. Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton berdasarkan data Jambeck (2015). Zaman modern ini orang-orang lebih memilih hal yang instan yang hanya sekali pakai, belum banyak orang yang dapat mengelola sampah plastik dan pada akhirnya sampah menumpuk di pembuangan sampah akhir (TPA). Zero waste memiliki arti tanpa limbah yang merupakan gerakan untuk mengubah gaya hidup, yang semula pengguna barang sekali pakai berubah menjadi seorang yang menggunakan barang berulang kali. Gerakan zero waste sangat bermanfaat untuk lingkungan hidup dan gerakan ini menjadi solusi dalam pengelolaan sampah serta sebagai upaya untuk mewujudkan Negara yang bebas dari populasi sampah plastik. contoh kegiatan atau aktivitas yang dianggap sepele malah dapat berdampak besar bagi lingkungan sebangi berikut: Ketika kita membeli minuman jus yang menggunakan gelas berbahan plastik, dibungkus oleh kantong plastik, ketika kita membeli lebih dari satu pasti akan dibungkus kembali dengan kantong plastik yang lebih besar dan ditambah lagi sedotan yang berbahan plastik. Dari satu kegiatan yang kita lakukan sudah menghasilkan banyak sampah. Gerakan zero waste memiliki cara untuk mengelola atau mengurangi limbah sampah plastik dengan cara mempopulerkan 5R berikut penjelasannya:



1. Prinsip reduce yaitu prinsip atau kegiata untuk mengurangi sampah plastik dengan cara mengurangi barang atau material yang kita gunakan. Contohnya, hindari membeli dan menggunakan produk yang dapat menghasilkan sampah atau menggunakan produk yang mudah terurai dan dapat diisi ulang. 2. Prinsip reuise yaitu prinsip untuk menggunakan kembali barang dengan cara memakai barang yang dapat digunakan kembali. Contohnya, ganti penggunaan tissu dengan kain yang dapat dicuci beberapa kali. 3. Prinsip recycle yaitu prinsip daur ulang dengan cara barang-barang yang sudah lama dan tidak terpakai dimanfaatkan menjadi barang baru yang dapat berguna serta menjadi barang yang bernilai tinggi. Contonya, botol minuman yang berbahan plastik atau kaleng dapat dimanfaatkan menjadi tempat pensil ataupun tempat peralatan menulis. 4. Prinsip replace yaitu prinsip untuk menggantikan dengan cara tidak menggunakan barang-barang yang hanya dipakai sekali dan diganti oleh barang yang dapat digunakan berulang kali. Contohnya, gunakan tote bag sebagai pengganti plastik, tote bang dapat digunakan dengan jangka waktu yang sangat lama dan juga ramah lingkungan. Zero waste bukan kita tidak boleh memakai barang dari plastik namun, gerakan ini mengajak kita untuk ikut serta berperan dalam membangun Negara yang ramah lingkungan serta Negara bebas dari sampah plastik dengan prinsip 4R sebagi berikut: 1. Perinsip reduce 2. Prinsip reuse 3. Prinsip recycle 4. Prinsip replace 5. Prinsip replant Jadi marikah kita merubah gaya hidup yang dimulai dengan menyadarkan diri masingmasing akan bahaya sampah plastik yang bias saja berakibat negatif beberapa tahun yang akan datang dan membuat lingkungan hidup menjadi rusak