Makalah Gelombang Panas BAB I II III [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dahulu pernah terjadi Gelombang panas seperti yang telah terjadi di Eropa, terutama Rusia. Sinar matahari terasa panas dan terik. Tidak ada awan, hujan, atau angin yang menyejukkan. Kota pun seolah terpanggang dalam Gelombang Panas. Badai topan dan gempa bumi lebih sering menghiasi headline harian di dunia namun ternyata gelombang panas (heatwaves) baik secara langsung ataupun tidak langsung juga banyak menelan korban jiwa seperti yang terjadi beberapa pekan terakhir di benua Eropa dari Rusia hingga mencapai Portugal yang membuat suhu udara meningkat sangat drastis dan menyebabkan banyak kematian karena hipertermia, kegagalan panen, kebakaran hutan, terputusnya sambungan listrik karena penggunaan pendinginan udara yang terlalu meningkat hingga melunakkan aspal jalan raya dan mengakibatkan banyak kecelakaan lalu-lintas. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini untuk dapat mengetahui lebih jelas mengenai Gelombang panas. Dan para pembaca dapat melakukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menghadapi Gelombang panas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. Jelaskan mengenai pengertian gelombang panas? 2. Jelaskan mengenai faktor penyebab gelombang panas? 3. Jelaskan mengenai sebaran potensi di Indonesia serta upaya mitigasi? 4. Jelaskan mengenai kaitan gelombang panas terhadap materi fisika? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang akan disampaikan dalam makalah ini, yaitu  1. Untuk mengetahui pengertian gelombang panas 2. Mengetahui faktor penyebab gelombang panas



3. Untuk mengetahui sebaran potensi di Indonesia serta upaya mitigasi 4. Untuk mengetahui kaitan gelombang panas terhadap materi fisika D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai calon guru adalah : 1. Untuk lebih memahami pengertian gelombang panas 2. Untuk mengetahui faktor penyebab gelombang panas 3. Untuk mengetahui sebaran potensi di Indonesia serta upaya mitigasi 4. Untuk mengetahui kaitan gelombang panas terhadap materi fisika



BAB II PENDAHULUAN A. Pengertian Gelombang Panas Gelombang panas adalah periode lanjutan dari cuaca yang sangat panas, yang diikuti oleh kelembaban tinggi. Tidak ada definisi universal untuk gelombang panas, disebabkan gelombang panas ini relatif bagi cuaca umum di suatu daerah. Temperatur yang dianggap normal oleh orang-orang dari daerah beriklim panas dapat dianggap sebuah gelombang panas di daerah dingin bila mereka berada di luar pola iklim normal untuk daerah itu. Sebutan ini diaplikasikan kepada variasi cuaca rutin dan penyebaran panas yang berlebihan yang mungkin hanya terjadi sekali seabad. Jika suhu panasnya terlalu ekstrem maka tubuh akan mengalami reaksi kelelahan yang ditandai dengan gejala pusing, sakit kepala bahkan mengalami pingsan. Namun jika kondisinya sangat parah bisa menyebabkan seseorang mengalami stroke panas (heat stroke) yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut. Ketika gelombang panas ini terjadi secara berkelanjutan, maka konsekuensi kesehatan lain bisa lebih serius seperti sunstroke bahkan kegagalan organ tubuh utama. Saat tubuh menghadapi udara panas, maka ada dua cara yang dilakukan oleh tubuh untuk mengatasinya yaitu melalui berkeringat dan bernapas. Kondisi ini akan bertambah parah dan bisa meningkatkan angka kematian jika tetap terjadi saat malam hari, karena tubuh mengalami kewalahan akibat kurangnya waktu untuk beristirahat. B. Faktor penyebab Gelombang Panas Beberapa gelombang panas telah menyebabkan kegagalan panen yang merugikan, ribuan kematian karena hipertermia dan mati listrik tersebar karena penggunaan pendingin udara yang terlalu meningkat. Gelombang panas dapat menyebabkan kekeringan. Maka dari itu cara yang tepat dilakukan di saat terjadi gelombang panas adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan baik mengkonsumsi sayuran dan buah serta air Faktor penyebabnya kekeringan, yaitu : 1.



Sistem ekonomi kapitalis memaksa manusia mengkonversi materi



Ekonomi kapitalis yang mengandalkan kecerdasan otak mamaksa orang-orang cerdas untuk menghasilkan teknologi yang dapat dikomersialkan. Padahal secara alamiah kebutuhan akan hal tersebut (oksigen, air, kesejukan dan lainnya) tersedia banyak di alam. Oleh karena itu, orang-orang ini secara tidak sengaja mengusir halhal yang alamiah tersebut lewat pencemaran lingkungan, penebangan hutan, pembangunan perumahan mewah dan penggunaan teknologi secara besar-besaran sehingga oksigen, air, kesejukan dan semua yang gratis itu tidak lagi disediakan oleh alam



melainkan



harus



dibeli



dari



oknum



kapitalis



tertentu



(konspirasi



mengkomersialkan yang alami). 2.



Jumlah peredaran dan pemakaian uang yang meningkat tajam Mereka yang bergaji tinggi cenderung menghambur-hamburkan uangnya untuk



melakukan berbagai-bagai acara yang mewah dan megah. Keadaan ini akan semakin di dorong oleh trend yang berkembang di wilayah tersebut dimana orang-orang yang memamerkan kekayaannya akan menjadi terhormat dan sangat dihargai. Padahal mereka tidak sadar bahwa setiap sumber daya yang diboroskan selalu menghasikan faktor pencemaran (selama proses produksi, distribusi, konsumsi) dan emisi karbon yang jumlahnya sangat tinggi. Keadaan ini akan membuat cadangan uap air di atmosfer yang bermuatan negatif terus tereduksi (berkurang) oleh karena berusaha menetralkan polutan yang biasanya bermuatan positif. 3.



Jumlah teknologi mesin yang menjamur Mesin berteknologi yang anda gunakan menghasilkan multiple faktor



pencemaran yang banyak. Mulai dari proses produksinya, distribusinya hingga sampai di tangan konsumen dan digunakan olehnya sehari-hari. Ribuan mesin sangat meningkatkan suhu atmosfer daripada ribuan manusia atau hewan. Emisi karbon yang dihasilkan oleh pipa-pipa pembuangan asapnya akan menurunkan kadar air di atmosfer sekaligus mempertipis ozon.



4.



Penebangan pepohonan dan menyempitnya hutan Pohon-pohon digunakan untuk membangun perabotan dan rumah. Tetapi oleh



karena hawa nafsu yang tinggi akan kemewahan duniawi maka semuanya itu dilakukan secara berlebihan. Keadaan ini semakin mengurangi pepohonan yang hidup bebas di alam. Belum lagi jikalau muncul kenyataan yang menegaskan bahwa pembangunan perumahan dan pertanian yang semakin luas. Semuanya ini akan berakibat pada berkurangnya kemampuan lingkungan untuk mendinginkan bumi sekaligus menarik dan menahan uap air lebih lama di atmosfer. Jika jumlah hutan turun drastis maka kemungkinan terjadinya hujan juga akan menurun drastis. Pepohonan dalam hutan yang rimbun turut menjaga agar sinar matahari tidak sampai mengenai permukaan tanah. Keadaan ini memperkecil kemungkinan terjadinya penguapan air tanah secara berlebihan yang bisa membuatnya gersang. 5.



Masyarakat yang kurang paham dengan manfaat garam Saat masyarakat tidak mengerti betapa dahsyatnya manfaat garam maka keadaan



ini membuat kotoran yang dibuangnya cenderung menyebabkan pencemaran lingkungan. Tetapi orang-orang yang rutin mengkonsumsi garam isotonik setidaknya 9 gram per hari menghasilkan kotoran yang mudah dicerna oleh lingkungan sehingga cepat membusuk (mengalami demineralisasi) dan tidak menyebabkan pencemaran. Lagipula garam bisa dijadikan sebagai bahan pupuk alamiah yang bebas dari bahan kimiawi. Pupuk garam isotonik akan membuat tanaman anda bertumbuh cepat: berbuah, berbunga dan berkembang sangat baik. Mineral ini juga membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak emisi karbon dari udara. Selain itu kandungan garam di dalam tanah juga dapat menahan air lebih lama agar tidak mudah mengalami dehidrasi yang berlebihan. NaCl juga dapat digunakan untuk menetralkan berbagai jenis limbah kimiawi maupun berperan membusukkan berbagai-bagai limbah organik hasil buangan makhluk hidup termasuk manusia. 6.



Budaya konsumtif Mereka yang hidup secara konsumtif biasanya menjadikan materi sebagai



sumber kebahagiaan di dalam hati. Hal ini akan menimbulkan pemborosan sumber



daya yang semakin meningkatkan emisi karbon sekaligus menghabiskan energi. Keadaan ini membuat kandungan uap air dalam ozon semakin menipis karena diusir oleh polutan yang bermuatan positif. 7.



Meningkatnya pencemaran lingkungan Lingkungan yang terkontaminasi dengan sampah adalah lingkungan yang



tercemar. Terlebih ketika hujan tidak kunjung turun, sebab di dalam air hujan terdapat garam dalam kadar tertentu yang membantu mempercepat proses pembusukan berbagai-bagai bahan buangan (urin dan feses) baik dari manusia, hewan maupun tumbuhan itu sendiri. Pencemaran lingkungan akan semakin tinggi tatkala pihak industri membuang sampah berbahaya (B3) secara sembarangan baik yang mencemari tanah maupun yang mencemari sungai. Keadaan ini akan semakin merusak lingkungan alamiah yang juga beresiko membunuh berbagai-bagai makhluk hidup di atasnya termasuk tumbuhan hijau sebagai salah satu faktor pemancing datangnya hujan. 8.



Sektor energi yang masih bertumpu pada minyak bumi Sudah seharusnya keadaan ini diminimalisir mulai dari sekarang. Sebab minyak



bumilah yang membuat mesin-mesin kendaraan yang kita gunakan menghasilkan polutan yang tinggi. Pengembangan energi hijau yang ramah lingkungan harus ditingkatkan yang diperoleh dari hasil fermentasi berbagai-bagai bahan organik (tumbuh-tumbuhan hijau). Green energy cenderung tidak menghasilkan polutan sehingga membuat udara tetap bersih dan kandungan air dalam ozon tetap stabil sehingga hujan tetap turun pada waktunya. 9.



Pembangunan pemukiman yang tidak tertata Pembangunan rumah yang terus meluas harus dikendalikan dengan menyediakan



rumah susun atau apartemen yang layak bagi masyarakat luas. Apabila pembangunan properti dibiarkan tumbuh liar niscaya akan semakin menekan jumlah pepohonan dan mempersempit hutan-hutan yang sudah ada.



10. Pembakaran hutan sembarangan Ini adalah aktivitas yang ilegal bahkan sudah ada peraturan yang melarangnya. Saat anda membakar lahan maka secara tidak langsung telah melepaskan berbagai jenis polutan (terutama CO dan CO2) yang selama bertahun-tahun telah diserap oleh tanaman yang dibumihanguskan. Dengan demikian aktivitas ini juga sekaligus mengusir molekul air yang ada di atmosfer (seperti awan) dan membuat udara menjadi kering (kelembabannya berkurang drastis). Semakin luas dan semakin sering lahan pertanian/ perkebunan dibakar maka semakin besar pula dampaknya mempertipis/ menghilangkan molekul air dari atmosfer sehingga hujan tidak kunjung turun dan kekeringan terjadi dimana-mana. C. Negara yang Mengalami Gelombang Panas 1.



Jepang Menurut Badan Meteorologi Jepang (Juni, 2014) di dua puluh lima lokasi di



seluruh negeri, termasuk Kyoto, suhu melambung lebih dari 35 derajat Celcius. Lebih dari 250 orang dibawa ke rumah sakit akibat penyakit yang berhubungan dengan hawa panas. Gelombang panas terburuk menghantam Jepang pada Agustus tahun lalu. Sebanyak 17 orang tewas saat suhu melonjak hingga 41 derajat Celcius di Ekawasaki di Shimanto, Prefektur Kochi. Lebih dari 190 orang dibawa ke rumah sakit yang berhubungan dengan hawa panas. Menurut Kyodo News, di 400 kota, suhu berada di atas 35 derajat Celcius. Suhu tertinggi tercatat di Tatebayashi di Prefektur Gunma dan Kota Ibigawa di Gifu, yaitu 36 derajat Celcius. Setidaknya dua orang tewas dan ratusan lainnya dibawa ke rumah sakit selama akhir pekan saat gelombang panas melanda Jepang. Seorang wanita 74 tahun pingsan saat bekerja di sebuah rumah kaca di Prefektur Chiba, dan kemudian dinyatakan meninggal. Sedangkan di dekat Ibaraki, seorang wanita 61 tahun ditemukan ambruk di kebunnya dan meninggal. Seorang pria 76 tahun dibawa ke rumah sakit di Sera, Hiroshima, setelah pingsan di tepi sungai, diduga menderita heatstroke.



Gambar 1. Fenomena gelombang panas di Jepang 2.



Australia Tahun 2014 penduduk Australia yang menghadapi gelombang panas ekstrem



mendapat peringatan bahwa situasi masih akan memburuk, dengan ratusan kebakaran melanda beberapa negara bagian dan suhu hampir mencapai rekor tertinggi. Sebagian besar Australia tenggara telah mengalami gelombang panas yang terik yang memicu kebakaran hutan parah di pesisir barat, membakar 55 rumah dan menewaskan satu orang pada Minggu. Suhu mencapai lebih dari 40 derajat Celsius selama beberapa hari berturut-turut di Australia Selatan dan ada larangan total untuk menyalakan api untuk rekreasi di negara bagian tetangga Victoria, dimana para atlet tenis yang bertanding untuk



Australia Terbuka pingsan, muntah dan keram di tengah panas terik. Permainan dihentikan Kamis siang karena panas ekstrem, dan seorang tukang kebun sekolah di Melbourne, berusia 76 tahun, meninggal dunia. Para petugas kesehatan di Australia Selatan mengatakan 129 orang dibawa ke rumah sakit dalam tiga hari terakhir karena kelelahan dan dehidrasi akibat panas. Di Victoria, ada 109 kasus dan panggilan ambulan dilaporkan melonjak hampir dua kali lipat dari jumlah panggilan untuk kasus serangan jantung. Kebakaran hutan mengganas di dua negara bagian tersebut. Menurut dinas pemadam kebakaran Australia Selatan, ada 800 kobaran dan "pola api yang meningkat dalam lebih dari 48 jam ke depan."



Gambar 2. Fenomena gelombang panas di Australia 3.



India BBC dalam laporannya, Jumat 29 Mei 2015, memastikan India sedang menjadi



salah satu tempat paling panas di muka bumi 10 hari terakhir. Suhu rata-rata di banyak provinsi mencapai 47 derajat celcius. Korban tewas meluas ke provinsi di wilayah timur seperti Jharkhand dan Odisha. Data terbaru, total warga yang meregang nyawa akibat dehidrasi dan gangguan kesehatan akibat cuaca panas lainnya nyaris mencapai 1.700 orang. Pemerintah India bukannya pasrah menghadapi hawa panas. Sudah disampaikan agar lansia tidak keluar rumah, kecuali ada urusan penting. warga pun diharapkan membawa bekal air minum secukupnya bila bepergian. Korban tewas paling banyak, mencapai 853 orang, berasal dari Andhra Pradesh, 266 di Telangana dan 24 lainnya meninggal di Barat Bengal dan Orissa. Rata-rata yang meninggal adalah pekerja konstruksi, lansia, dan tunawisma. Adapun solusi untuk mengatasi gelombang panas adalah meniru kebijakan pemerintah kota Ahmedabad di sisi selatan India. Kota itu pernah mengalami hawa panas ekstrem pada 2010, menyebabkan ratusan orang tewas. Belajar dari pengalaman pahit tersebut, kini banyak alat memantau lonjakan suhu di kawasan rawan, khususnya yang padat penduduk. ketika ada lonjakan suhu drastis, muncul pesan berantai melalui sosial media agar warga Ahmedabad tidak keluar rumah sembarangan.



Selain itu, pemkot memasang banyak alat pendingin udara di titik padat aktivitas massa. Misalnya pasar, kuil, terminal, hingga bagian teras pusat perbelanjaan modern. Sekadar informasi, suhu 47-50 derajat celcius bila terjadi dalam periode lama memang berbahaya bagi tubuh. Selain dehidrasi, dampak negatif lainnya adalah gangguan pernafasan, stres ringan, hilangnya kesadaran, hingga pelemahan otot jantung.



Gambar 3. Fenomena gelombang panas di India 4.



Perancis Di Perancis (2003), ada 14.802 kematian yang berhubungan dengan panas



(terutama di kalangan orang tua) selama terjadinya gelombang panas, menurut data dari Institut Kesehatan Nasional Perancis. Perancis pada umumnya tidak mengalami musim panas yang sangat panas, terutama di daerah utara, namun selama tujuh hari pada bulan Juli-Agustus 2003, Perancis memiliki suhu lebih dari 40 °C



(104 °F), yang tercatat di Auxerre, Yonne. Karena musim panas biasanya relatif sedang, kebanyakan orang tidak mengetahui bagaimana cara untuk bereaksi terhadap suhu yang sangat tinggi (misalnya, mengenai rehidrasi), dan sebagian besar rumah warga dan fasilitas perumahan yang dibangun dalam 50 tahun terakhir tidak dilengkapi dengan penyejuk udara. Selain itu, suhu tinggi sangat jarang dianggap sebagai ancaman utama. Bencana itu terjadi pada bulan Agustus, bulan di mana banyak orang, termasuk menteri pemerintah dan dokter, sedang berlibur. Banyak mayat yang tidak diklaim selama berminggu-minggu karena kerabat mereka sedang berlibur. Sebuah gudang berpendingin di luar Paris digunakan untuk menampung mayat karena mereka tidak memiliki cukup ruang di fasilitas mereka. Pada 3 September 2003, lima puluh tujuh mayat yang masih tidak diklaim di kawasan Paris dikuburkan. Tingginya angka kematian dapat dijelaskan dengan mengaitkan peristiwaperistiwa yang tampaknya tidak berhubungan. Pada hari-hari normal, hampir setiap malam di Perancis cuacanya dingin, bahkan di musim panas sekalipun. Akibatnya, rumah-rumah (biasanya rumah batu, beton atau bata) tidak terlalu hangat selama siang hari, dan AC biasanya tidak diperlukan. Selama gelombang panas, suhu mencapai rekor tertinggi bahkan di malam hari, yang mencegah siklus pendinginan yang biasanya terjadi. Warga usia tua yang tinggal sendirian belum pernah menghadapi cuaca panas yang ekstrim seperti ini, dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi, atau terlalu dilemahkan oleh cuaca panas sehingga tidak mampu mempertahankan diri. Warga usia tua yang tinggal dengan keluarga mereka atau di panti jompo mungkin bisa mengandalkan bantuan dari orang lain untuk melindungi diri. Hal ini menyebabkan kelompok-kelompok usia yang paling lemah memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan dengan warga yang sehat secara fisik, sebagian besar korban berasal dari kelompok warga usia tua. Buruknya sistem kesehatan negara sehingga mempengaruhi jumlah korban tewas adalah salah satu masalah yang menjadi kontroversi di Perancis. Pemerintahan Presiden Jacques Chirac dan Perdana Menteri Jean-Pierre Raffarin menyalahkan para keluarga yang meninggalkan orang tua mereka saat mereka berlibur. Selain itu,



sistem hari kerja 35 jam, juga dituding mempengaruhi jumlah dokter yang bertugas pada saat itu. Banyak perusahaan-perusahaan yang tutup pada bulan Agustus, sehingga karyawan tidak punya pilihan lain selain pergi berlibur. Dokter keluarga juga memiliki kebiasaan untuk berlibur pada waktu yang sama. Oposisi dan sebagian besar editorial pers lokal menyalahkan pemerintah atas banyaknya korban. Kebanyakan dari mereka menyalahkan Menteri Kesehatan JeanFrançois Mattei karena tidak segera kembali dari liburannya di saat ancaman gelombang panas semakin serius, dan para pembantunya juga memblokir tindakan darurat di rumah-rumah sakit umum (seperti panggilan untuk dokter). Seorang kritikus, Dr. Patrick Pelloux, kepala serikat dokter darurat, menyalahkan pemerintahan Raffarin karena mengabaikan peringatan dari para profesional kesehatan. Mattei kehilangan jabatannya dalam perombakan kabinet pada tanggal 31 Maret 2004



Gambar 4. Fenomena gelombang panas di Perancis D. Hubungan Gelombang Panas dengan Fisika Gelombang Panas atau panas ekstrem yang bersumber dari matahari berkaitan dengan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yaitu cahaya tampak, karena cahaya tampak merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Cahaya tampak memiliki kisaran panjang gelombang antara 4 × 10 -7 m hingga 7 × 10-7 m. Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz. Gelombang elektromagnetik termasuk gelombang transversal. Jadi, karena gelombang panas termasuk gelombang elektromaknetik dimana terkategori gelombang transversal atau gelombang berjalan, maka dari berhubungan dengan materi fisika SMA yaitu Gelombang Berjalan. Gelombang panas juga menimbulkan perubahan suhu ektream pada daerah yang mengalaminya, dimana terjadi perpindahan kalor dari radiasi matahari terhadap daerah tersebut. Sehingga gelombang panas ini juga berkaitan dengan materi fisika SMA yaitu Kalor sebagai pengubah suhu.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Gelombang panas adalah cuaca yang terlalu panas dan terjadi secara berkepanjangan, biasanya disertai dengan kelembaban tinggi. Suhunya di atas 35 deajat celsius bahkan beberapa negara pernah mengalami hingga 40 derajat celsius. Jika suhu panasnya terlalu ekstrem maka tubuh akan mengalami reaksi kelelahan yang ditandai dengan gejala pusing, sakit kepala bahkan mengalami pingsan. Namun jika kondisinya sangat parah bisa menyebabkan seseorang mengalami stroke panas (heat stroke) yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut. Faktor-faktor ini disebabkan karena kekeringan akibat ulah tangan manusia seperti sistem ekonomi kapitalis memaksa manusia mengkonversi materi, jumlah peredaran dan pemakaian uang yang meningkat tajam, Jumlah teknologi mesin yang menjamur dan lainnya. Negara-negara yang pernah terjadi gelombang panas adalah negara Jepang, Australia, India dan Perancis. B. Saran Sebagai calon guru, mahasiswa di wajibkan memahami mengenai gelombang panas serta faktor penyebabnya dan kaitannya dengan pembelajaran Fisika dan tempat-tempat yang mengalami gelombang panas.