Makalah Heating [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK HEACTING DAN UP HEACTING



DisusunOleh:



Kelompok 2 1. AqillaFidia Haya (P07120118052) 2. AudryNurmalaS (P07120118053) 3. Beryl AjiK (P07120118056) 4. FirmanHidayat (P07120118060) 5. Humayastri (P07120118062)



6. IlhamKhairulA



11. Santi Puji Lestari



(P07120118063) 7. InayatulKamali



(P07120118080) 12. SaufilianaNesia



(P07120118064) 8. IntariTiba R



(P07120118082) 13. Sri IntanDewi



(P07120118065) 9. Lulu Ulyati



(P07120118085) 14. Suci Valentia R



(P07120118067) 10. Nabila Assyafana



(P07120118086) 15. ZakariaAnsori



(P07120118070)



(P071201180



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM DIII KEPERAWATAN MATARAM 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan YME, yang telah memudahkan penyusun sehingga penyusun mampu menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Tak lupa pula terimakasi yang sebesar-besarnya penyusun sampaikan kepada dosen pengajar ibu A’an Dwi Santana, M.kep. yang telah membimbing penyusun sehingga mampu mengerjakan makalah ini dengan baik dan rapi. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas “Keperawatan Medikal Bedah II” dari dosen pengajar serta diharapkan mampu menjadi refrensi bagi teman-teman pembaca yang juga mendapatkan materi yang sama. Penyusun sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunan kalimat, oleh karna itu penyusun mengharapkan saran dan masukan serta kritikan teman-teman pembaca semua.



Mataram, 09 Februari 2020



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................i DAFTAR ISI .................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1 A. Latar Belakang ...................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................2 C. Tujuan ................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3 A. Pengertian Heacting ...........................................................................3 B. Tingkat-Tingkat Robekan ..................................................................3 C. Macam-Macam Jahitan ......................................................................3 D. Prosedur Heacting Pada Proses Persalinan ........................................8 E. Pengertian Aff Heacting...................................................................12 F. Prosedur Aff Heacting .....................................................................12 BAB III PENUTUP .....................................................................................15 A. Kesimpulan ......................................................................................15 B. Saran ................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjahitan luka ialah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Penjahita luka bertujuan untuk menyatukan jaringan yang teroutus serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah luka terbuka yang akan mengakibatkan masuknya mikroorganisme/ infeksi. Prinsip-prinsip umum yang harus dilaksanakan dalam penjahitan luka laserasi adalah sebagai berikut : 1. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat apabila tepi-tepi kulit dirapatkan satu sama lain dengan hati-hati. Tegangan dari tepi-tepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau mungkin tidak ada sama sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong dan merapikan kulit secara hati-hati sebelum dijahit. 2. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengan memakai traksi ringan pada tepi-tepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal daripada kulit yang dijahit.. 3. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneous yang dapat diserap atau mengikutsertakan lapisan ini waktu menjahit kulit/ 4. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai daripada jahitan yang lebih besar dan berjauhan. 5. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh karena itu jahitan pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam-5 hari), sedangkan jahitan pada dinding abdomen dan kaki harus dibiarkan selama 10 hari atau lebih.



1



6. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin 7. Pemakaian forceps dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin. B. Rumusan masalah Dari pembuatan makalah ini masalah yang ingin penyusun pecahkan adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari heacting ? 2. Apa saja tingkat-tingkat robekan ? 3. Apa saja macam-macam teknik jahitan 4. Bagaimana prosedur heacting pada proses persalinan ? 5. Apa pengertian dari Aff heacting ? 6. Bagaimana prosedur Aff heacting C. Tujuan Adapun tujuan yang ingin penyusun capai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian dari heacting 2. Untuk mengetahui tingkat-tingkat robekan 3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam teknik jahitan 4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur heacting pada proses persalinan 5. Untuk mengetahui pengertian dari Aff heacting 6. Untuk mengetahui prosedur dari Aff heacting



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian heacting Heacting



atau



penjahitan



adalah



tindakan



untuk



menyatukan



menghubungkan kembali jaringan tubuh yang terputus atau terpotong (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostatis) mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Ingat bahwa setiap kali jarum masuk jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan akan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu pada saat menjahit laserasi gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostatis. B. Tingkat robekan Tingkat robekan dibagi menjadi 4, yaitu : 1. Tingkat I



: Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina



tanpa mengenai kulit 2. Tingkat II



: Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot



spinter ani 3. Tingkat III



: Robekan mengenai perineum sampai dengan otot



spinter ani 4. Tingkat IV



: Robekan mengenai perineum sampai pada spinter ani



dan mukosa rectum Perlu diketahui bahwa kerusakan pada dasar panggul ini, jika tidak dijahit dengan baik menyebabkan dukungan untuk alat-alat kandungan dalam tidak sempurna, sehinggga uterus turun dan disebut “rolapses uteri atau descensus uteri”. C. Macam – macam teknik jahitan Berikut ini adalah beberapa macam teknik jahitan, yaitu :



3



1. Jahitan terputus Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat dilakukan pad akulit atau bagian tubuh lainnya, dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak karean tiap jahitan saling menunjang satu dengan lainnya. Jahitan terputus (interupted suture), tiap-tiap simpul berdiri sendiri. Secara



kosmetik



benang



kasar/besar



atau



tegang



pada



saat



menyimpulnya akan memberikan bekas yang kurang bagus, yaitu seprti gambaran lipan.  



  2. Jahitan simpul tunggal Sinonim:



Jahitan



Terputus



Sederhana,



Simple



Inerrupted



Suture. Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi. Teknik : a. Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. b. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm. c. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan d. Benang dipotong kurang lebih 1 cm. 3. Jahitan matras Horizontal



4



Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress. Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Keuntunganya adalah memberikan hasil jahitan yang kuat.         4. Jahitan Matras Vertikal Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini. 5. Jahitan Matras Modifikasi Sinonim : Half Burried Mattress Suture Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.



 



5



6. Jahitan kontinu Sering disebut doorloven. Simpul hanya pada ujung-ujung jahitan., jadi hanya ada dua simpul. Bial salah satu terbuak maka jahitan ini akan terbuak seluruhnya. Jahitan ini jarang dipakai untuk menjahit kulit. Secar kosmetik bekas luka jahitan seperti pada jahitan terputus. Jahitan kontinu dapat dilakukan lebih cepat dari jahitan terputus.



 



  7. Jahitan Jelujur sederhana Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.  



8. Jahitan Jelujur Feston



6



Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.  



9. Jahitan Jelujur horizontal Sinonim : Running Horizontal suture Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal. 10. Jahitan intradermal   Memeberikan hasil kosmetik yang paling bagus (hanya berupa satu garis saja). Tidak dapat dipakai untuk daerah yang banyak bergerak. Paling baik untuk wajah. Terdapat berbagai modifikasi jahitan intradermal ini. Diperlukan banyak latihan untuk memahirkan cara penjahitan intradermal ini. 11. Jahitan Simpul Intrakutan Sinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted dermal stitch.



7



Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana. 12. Jahitan Jelujur Intrakutan Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang baik D. Prosedur Heacting Pada Proses Persalinan 1. Alat dan bahan Berikut ini alat dan bahan yang diperlukan : a. Bak steril berisi handscoen, dispo, jarum, benag lidokoin 1%, pinset anatomi, nald fouder, gunting, chromic catgut (benag daging), tampon bila diperlukan b. Bengkok c. Haas secukupnya d. Alas bokong e. Celemek f. Lampu sorot dan kursi g. Kateter logam h. Betadine i. Softex (pembalut) 2. Persiapan a. Bantu ibu untuk mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada ditepi tempat tidur atau meja. Topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota keluarga untuk memegang kaki ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi. b. Tempatkan handuk atau kain bersih dibawah bokong.



8



c. Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bisa dilihat dengan jelas. d. Gunakan teknik aseptik pada memeriksa robekan atau episiotomi, memberikan anastesi lokal dan menjahit luka. e. Cuci tangan menggunakan sabundan air bersih yang mengalir. f. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril. g. Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan dan bahanbahan desinfeksi tingkat tinggi untuk penjahitan. h. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan mudah dilihat dan penjahitan bisa dilakukan tanpa kesulitan. i. Gunakan kain/kasa desinfeksi tinggi atau bersih untuk membersihkan vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai dalam dan luasnya luka. j. Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Pastikan bahwa laserasi/sayatan perineum hanya merupakan derajat satu atau dua. Jika laserasinya dalam atau episiotomi telah meluas, periksa lebih jauh untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan derajat tiga atau empat. Masukkan jari yang bersarung untuk mengidentifikasi sfingter ani. Raba tonus atau ketegangan sfingter, jika sfingter terluka, ibu mengalami laserasi derajat tiga/empat dan harus dirujuka segera, ibu juga dirujuk jika mengalami laserasi serviks. k. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril yang baru atau setelah melakukan pemeriksaan rektum. l. Berikan anestesi lokal (kajilah teknik untuk memberikan anastesi lokal dibawah ini) m. Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih) dan benang. Gunakan benang kromik 2-0 atau 3-0. Benang kromik bersifat lentur, kuat, tahan lama dan paling sedikit menimbulkan reaksi jaringan. n. Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90 derajat, jepit dan jepit jarum tersebut.



9



3. Memberkan anastesi lokal Berikan anastesi lokal pada setiap



ibu yang memerlukan



penjahitan laserasi atau episiotomi. Penjahitan sangat menyakitkan dengan menggunakan anastesi lokal merupakan asuhan sayang ibu. Jika ibu dilakukan tindakan episiotomi dengan anastesi lokal, lakukan pengujian pada luka untuk mengetahui bahwa anastesi masih bekerja, sentuh luka dengan jarum yang tajam atau cubit dengan forcep atau cunam. Jika ibu merasa tidak nyaman, ulangi pemberian anastesi lokal. Gunakan jarum suntik steril sekali pakai dengan jarum ukuran 22 panjang 4cm. Jarum yang lebih panjang atau tabung suntik yang lebih besar bisa digunakan, tapi jarum harus berukuran 22 atau lebih kecil tergantung pada tempat memerlukan anastesi. Obat standar untuk anastesi lokal adalah 1% lidokain tanpa epinefrin (silokain). Jika lidokain 1% tidak tersedia, gunakan lidokain 2% yang dilarutkan dengan air steril atau normal salin dengan perbandingan 1:1 (sebagai contoh, larutkan 5ml lidokain 2% dengan 5ml air steril atau normal salin untuk membuat larutan lidokain 1%). a. Jelaskan pada ibu yang akan anda lakukan dan bantu ibu merasa santai. b. Hisap 10ml larutan lidokain 1% kedalam alat suntik sekali pakai ukuran 10ml. c. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4cm ke tabung suntik tersebut. d. Tusuk jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan lalu tarik jarum sepanjang tepi luka (kearah bawah diantara mukosa dan kulit perineum) e. Aspirasi untuk memastikan bahwa jarum tidak berada dipembuluh darah. Jika darah masuk kejarum suntik, jangan suntikkan lidokain dan tarik jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali. f. Alasan : ibu bisa mengalami kejang dan kematian bisa terjadi jika lidokain disuntikkan kedalam pembuluh darah.



10



g. Suntikkan anastesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan-lahan. h. Tarik jarum sehingga sampai ke bawah tempat dimana jarum tersebut disuntikkan. i. Arahkan lagi jarum kearah diatas tengah luka dan ulangi langkah keempat. j. Tunggu selama 2 menit dan biarkan anastesi tersebut bekerja dan kemudian uji daerah yang dianastesi dengan cara dicubit dengan forcep atau disentuh dengan jarum yang tajam. 4. Penjahitan laserasi pada perineum a. Cuci tangan dengan seksama dan gunakan sarung tangan DTT atau steril. Ganti sarung tangan terkontaminasi atau jika tertusuk jarum maupun peralatan tajam lainnya. b. Pastikan bahwa peralatan dan bahan-bahan yang digunakkan untuk melakukan penjahitan sudah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. c. Setelah membersihkan anastesi lokal dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah dianastesi, telusuri dengan hati-hati menggunakan jari untuk secara jelas menentukan batas-batas luka. d. Buat jahitan pertama kurang lebih 1cm diatas ujung laserasi dibagian bawah vagina setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih pendek dari ikatan e. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit kebawah kearah cincin himen. f. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke mukosa vagina lalu kebawah cincin himen sampai jarum ada dibawah laserasi. Pastikan bahwa jarak tiap jahitan sama dan otot yang terluka telah dijahit, jika laserasi maluas kedalam otot, mungkin perlu untuk melakukan satu atau dua jenis lapisan jahitan terputus-putus



untuk menghentikan



perdarahan dan atau untuk mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.



11



g. Teruskan kearah bawah tetepi tepi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga mencapai bagian bawah laserasi. h. Setelah mencapai ujung laserasi arahkan jarum keatas dan teruskan penjahitan. Menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkiticuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapisan kedua. Periksa lubang bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5cm atau kurang. Luka ini akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka. i. Tusukkan jarum dari robekan perineum kedalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang cincin himen. j. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan sekitar 1,5cm jika ujung benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan laserasi akan membuka. k. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal didalam. l. Dengan lembut masukkan jari tangan yang paling kecil kedalam anus, raba apakah ada jahitan pada rektum. Jika ada jahitan teraba, ulangi pemeriksaan rektum enam minggu pasca persalinan jika penyembuhan belum sempurna (misalkan jika ada fistula rectovaginal atau ibu melaporkan inkontinensia feses atau alvi), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. m. Cuci daerah genital dengan lembut dengan air dan cairan desinfektan tingkat tinggi, kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman. E. Pengertian Aff heacting Aff heacting adalah tindakan pengangkatan benang jahitan pada daerah luka yangbertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan juga untuk mencegah infeksi. Bila luka telah kuat dan sembuh primer, maka jahitan atau benangnya dapat diangkat. Seringkali dalam 5 – 10 hari pasca operasi.



12



F. Prosedur Aff Heacting 1. Persiapan alat aff heacting Berikut ini beberapa alat yang perlu dipersiapkan untuk aff heacting : a. Gunting angkat jahitan b. Handscoen steril c. Pinset anatomis 2 buah d. Nierekken(bengkok) e.



Handuk kecil



f. Gunting verban g. Kassa secukupnya h. Larutan chlorin 0,5 % i. Perlak j. Tempat sampah medis k. Kapas alcohol l. Plester m. Betadhine 2. Penatalaksanaan a. Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan b. Pasang sampiran / tirai c. Pelaksanaan d. Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan e. Cuci tangan dengan sabun dan di air mengalir f. Pakai sarung tangan g. Atur posisi klien senyaman mungkin h. Buka balutan luka lama dan buang ke bengkok i. Kaji luka (pastikan luka kering) j.



Angkat dan tahan bagian luar jahitan dengan pinset, kemudian potong benang di bawah simpuldengan gunting up hecting.



k.



Cabut benang dari kulit secara perlahan



13



l. Bersihkan luka dengan kassa betadine m. Lakukan tindakan antisepsis n. Tutup kembali luka dengan kassa steril o. Pasang plester p. Rapikan pasien q. Bereskan alat r.



Lepas sarung tangan



s. Rendam alat dan sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5 % t.



Cuci tangan



A.



14



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Heacting



atau



penjahitan



adalah



tindakan



untuk



menyatukan



menghubungkan kembali jaringan tubuh yang terputus atau terpotong (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostatis) mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Aff heacting adalah tindakan pengangkatan benang jahitan pada daerah luka yang bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan juga untuk mencegah infeksi. ada banyak teknik dan jenis jahitan luka, namun pada dasarnya semua itu sama bertujuan untuk menutup luka sehingga tidak terjadi infeksi, yang membedakan hanyalah waktu serta indikasi luka akan cocok menggunakan teknik jahitan mana. B. Saran Setiap luka memiliki kriteria yang berbeda-beda jadi bijaklah dalam menentukan teknik jahitan mana yang akan digunakan, dan sebaiknya dalam mengerjakan pasien kita tidak sendiri karna akan memperbesar kemungkinan terjadinya perdarahan. Penyusun sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak salah kata maupun penulisan, karna itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman pembaca sekalian.



15



DAFTAR PUSTAKA Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara. 2000. Mokeem S. Sutures and Suturing. Diunduh tanggal 29 mei 2010. Tersedia di URL www.scribd.com Remie R, Kramer. Suture Material and Technique. Diunduh tanggal 29 mei 2010. Tersedia di URL www.scribd.com



16



DAFTAR TILIK MENGANGKAT JAHITAN (HECTING UP) N0 A



BUTIR YANG DINILAI PERSIAPAN



2



Peralatan dan Perlengkapan Mengangkat Jahitan : 1.



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. B 1 2 3 4 5 C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Bak instrument, berisi: a. Handschoon steril 1pasang b. Pinset anatomis 2 buah c. Pinset sirugis 1buah d. Kom steril 2buah e. Gunting benang/ hectingup Kassasteril Bengkok KOM Guntingverban Plester Perlak danpengalasnya Larutan antiseptic (povidone iodine10%) Obat topical(antibiotic) Framisetin sulfat / Daryant tulle (jikadiperlukan) Kapas alcohol dalamtempatnya Larutan klorin 0,5% Cucing Tempat sampahbasah Sabunantiseptic Handukbersih.



SIKAP DAN PERILAKU Menyambut klien dengan sopan dan ramah Memperkenalkan diri pada klien Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan Merespon terhadap reaksi klien dengan tepat Percaya diri, tidak gugup PROSEDUR TINDAKAN Menyiapkan dan mendekatkan alat Memasang sampiran, menutup pintu Mengatur posisi pasien senyaman mungkin Memasang alas/perlak, dan mendekatkan bengkok Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih Membuka paket steril (bak instrument), kemudian memakai sarung tangan Steril Mengolesi plester dengan kapas alcohol, membuka balutan luka perlahanlahan dengan menggunakan pinset Mengkaji luka (meyakinkan luka kering/ sudah saatnya jahitan diangkat) Mengolesi luka operasi dengan larutan antiseptic/ povidone iodine 10%



17



NILAI 1 0



10.



11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. D



1. 2. 3. 4. 5.



Melepaskan jahitan satu persatu dengan cara : a. Meletakkan kassa steril di samping luka untuk meletakkan benangyang sudahdiangkat b. Menjepit simpul jahitan dengan pinset anatomis dan ditarik sedikitke atas (tangan nondominan) c. Menggunting benang di bawah simpul yang berdekatan dengankulit atau pada sisi yang lain yang tidak simpul (tangandominan) d. Mencabut benang dari kulit secara perlahan, dengan tangan dominan menahan luka menggunakanpincet e. Melakukan tindakan yang sama untuk semuasimpul/jahitan f. Membuang kassa ke dalambengkok Mengolesi luka dengan larutan antiseptik Memberikan topical therapy bila perlu (zalp antibiotic/framisetin sulfat) Menutup luka dengan kasa kering steril dan memasang plester Membereskan alat dan bahan (membuang bahan habis pakai ke tempat sampah, dan merendam alat-alat ke dalam larutan klorin 0,5%) Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan klorin 0,5 % Mengatur dan merapikan posisi pasien Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih Mengevaluasi keadaan umum pasien Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : waktu pelaksanaan, hasil tindakan (jumlah yang diangkat, keadaan luka), dan respon klien/pasien TEKNIS Teruji melaksanakan secara sistimatis Teruji menjaga kesterilan Teruji menjaga privasi pasien Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan tidak ragu ragu



Nilai Akhir : Jumlah NILAI X 100 48



18



CHEAK LIST MENJAHIT LUKA/HECTING (JAHITAN TERPUTUS/SATU-SATU) NO A



LANGKAH PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN



Peralatan dan Perlengkapan Menjahit Luka : 1.



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. B 1 2 3 4 5 C



1. 2. 3. 4.



Bak instrument, berisi: • Handschoon steril 1pasang • Pinset anatomis 2 buah • Pinset sirugis 1buah • Kom steril 2buah • Gunting benang/ hectingup • Spuit 5 cc / 3cc • Guntingbenang • Nalpoeder • Jarum kulit • Jarum otot • Benang kulit /Side • Benang otot / Catgut ( kalau perlu) Kapas alcohol 70% Lidocain 2% Aqua destilata ( Water for injection) Pengalas Kassasteril Bengkok Larutanantiseptic Kom steril Cucing Larutan klorin 0,5% Tempat sampahbasah Tempat sampahkering.



SIKAP DAN PERILAKU Menyambut klien dengan sopan dan ramah Memperkenalkan diri pada klien Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan Merespon terhadap reaksi klien dengan tepat Percaya diri, tidak gugup PROSEDUR TINDAKAN Menyiapkan dan mendekatkan alat Memasang sampiran, menutup pintu Mengatur posisi pasien senyaman mungkin Memasang alas/perlak, dan mendekatkan bengkok



19



2



NILAI 1 0



5. 6. 7.



8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



15.



16.



17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.



Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih Membuka paket steril, menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan, kemudian memakai satu sarung tangan steril (tangan dominan) Menyiapkan injeksi lidokain ( hisap lidokain 1 % ke dalam spuit, atau untuk lidokain 2 %, encerkan dengan menggunakan water for injection dengan perbandingan 1:1, dilanjutkan menggunakan satu sarung tangan non dominan Mengkaji luka: keadaan, kedalaman, dan luas luka Membersihkan luka dengan larutan antiseptic dari area yang kurang terkontaminasi ke area kontaminasi (dalam ke luar) Menyuntikkan lidokain di sekitar tepi luka (disesuaikan dengan kedalaman dan luasnya luka) Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah masukkan lidokain secara perlahan-lahan sambil menarik jarum dan memasukkan obat sepanjang tepi luka Melakukan hal yang sama pada tepi luka yang lain Menunggu kira-kira 2 menit untuk melihat reaksi obat Menguji reaksi obat dengan menggunakan ujung pinset pada daerah luka, apabila pasien sudah tidak mengeluh sakit berarti obat sudah bereaksi, apabila masih mengeluh sakit tunggu 2 menit lagi kemungkinan obat belum bereaksi Menyiapkan nalpoeder, jarum dan benang (apabila luka akan dilakukan penjahitan dalam, gunakan benang otot / catgut dan menggunakan jarum otot yang ujungnya bulat), apabila luka hanya dilakukan penjahitan luar / kulit, gunakan benang kulit / side dengan menggunakan jarum kulit yang ujungnya segitiga Menjahit luka dengan teknik terputus sederhana: - Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulitsisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yangkedua - Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yangpertama - Dibuat simpul dan benangdiikat - Memotong benang, sisakan kira-kira 1cm Melakukan penjahitan satu persatu di bawah jahitan pertama dengan jarak antara jahitan satu dengan lainnya kurang lebih sama dengan kedalaman luka Merapikan kembali jahitan, agar kulit saling bertemu dengan rapi Memberikan antiseptic pada luka Menutup luka dengan kassa steril dan memasang plester (pada pemasangan kassa steril, perhatikan serat kassa jangan sampai ada yang menempel pada luka) Membereskan alat dan bahan (membuang bahan habis pakai ke tempat sampah, dan merendam alat-alat ke dalam larutan klorin 0,5%) Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan klorin 0,5 % Mengatur dan merapikan posisi pasien Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih Mengevaluasi keadaan umum pasien



20



26. D



1. 2. 3. 4. 5.



Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : waktu pelaksanaan, hasil tindakan (keadaan luka, teknik jahitan (jumlah jahitan), dan jenis benang), serta respon klien/pasien TEKNIS Teruji melaksanakan secara sistimatis Teruji menjaga kesterilan Teruji menjaga privasi pasien Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan tidak ragu ragu



Nilai Akhir : Jumlah NILAI X 100 72



21