Makalah Hubungan Ekologi Dengan Kesehatan Lingkungan Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN



Disusun Oleh : JEKI AGENG UTAMI



(2013351027)



JEVITA IRA IMELDA



(2013351028)



KARISSA AFIANUR SUMTI



(2013351029)



LARASATI DWIFA MIFTAHUL JANAH



(2013351030)



M. ROBI'U RIZQI MAULIDI



(2013351031)



M.FARIS DHANY PRATAMA



(2013351032)



MULYAWAN



(2013351033)



NUR HAJIZAH KOMALA TUNGGA



(2013351038)



RIDUWAN AL-FARISI



(2013351036)



RIESA YUNITA SARI



(2013351037)



Mata Kuliah : Ekologi Dosen Pengampu : Nawan Prianto, S.Si.T., M.Kes



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG 2021



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.



Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena petunjuk serta hidayah-Nya lah makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kita mendapat syafaatnya di Yaumul Akhir nanti. Penyusun berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat serta wawasan baru bagi setiap orang yang membacanya dan untuk kedepannya agar dapat menambah atau memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Dalam menyusun makalah ini tentu terdapat kesalahan dan kekurangan baik segi pengetahuan maupun segi penulisan. Karena kami masih dalam proses pembelajaran dan kemampuan saya masih terbatas, untuk itu saya sebagai penyusun mengharapkan agar dapat diberikan koreksi, kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kepentingan bersama. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Lampung, April 2021



Penyusun



ii



DAFTAR PUSTAKA



KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2 1.3 Tujuan.....................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ekologi....................................................................................................................3 2.1.1 Pembagian Ekologi.........................................................................................4 2.1.2 Pembagian Menurut Habitat...........................................................................4 2.1.3 Pembagian Menurut Taksonomi.....................................................................5 2.1.4 Hubungan Ekologi dengan Ilmu Alam Lainnya.............................................5 2.1.5 Hubungan Ekologi dengan Ilmu Sosial ..........................................................5 2.2 Ekosistem................................................................................................................5 2.2.1 Komponen Ekosistem.....................................................................................6 2.2.2 Pengaruh Lingkungan Fisik terhadap Organisme...........................................8 2.2.3 Pengaruh Organisme terhadap Lingkungan Fisik ..........................................8 2.3. Hubungan antara Ekologi dengan Kesehatan Lingkungan....................................9 2.3.1 Contoh Kasus Kaitan Ekologi dengan Kesehatan Lingkungan....................11 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan...............................................................................................................12 3.2 Saran.....................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik



tak



terpisahkan



antara



makhluk



hidup



dengan



lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda tidak hidup di sekitarnya.Penulisan ini ditujukan untuk mengetahui informasi secara jelas tentang hubungan ekologi dengan pelestarian lingkungan. Diskursus konservasi lingkungan telah menjadi isu aktual di tengah ancaman krisis lingkungan global.



Karena krisis lingkungan dianggap



sebagai masalah terbesar abad ini yang berdampak pada penghuni dunia sekarang dan generasi masa depan. Para ahli telah memetakan bahwa krisis lingkungan telah menyebabkan berbagai bencana, perubahan iklim, pemanasan global, menurunkan kualitas hidup dan ancaman kehancuran bumi di masa depan. Karena itu, manusia di seluruh dunia terus mencari solusi bersama untuk mengatasi krisis ini. Merumuskan konservasi lingkungan dari sudut pandang pada keadaan saat ini merupakan hal yang penting.



Maka dari itu berdasarkan ilmu ekologi,



ekologi dengan



konservasi lingkungan sangatlah berpengaruh satu sama lain



1



1.2 Rumusan Masalah



1.2.1



Apa saja pembagian ekologi?



1.2.2



Apa itu ekosistem?



1.2.3



Apa yang di maksud hubungan antara ekologi dengan kesehatan lingkungan?



1.2.4



Apa saja contoh kasus kaitan ekologi dengan kesehatan lingkungan?



1.3 Tujuan 1.3.1



Mengetahui tentang pembagian ekologi



1.3.2



Menjelaskan tentang ekosistem



1.3.3



Menganalisis hubungan ekologi dengan kesehatan lingkungan



1.3.4



Mengetahui tentang contoh kasus kaitan ekologi dengan kesehatan lingkungan



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Ekologi Kata Yunani ‘oikos’ berarti rumah atau tempat hidup. Dari oikos muncul kata ekonomi yang boleh diartikan “pengolahan finansial empat hidup”, dan ekologi “pengolahan lingkungan tempat hidup”. Istilah ekologi sudah dipakai pada tahun 1869 oleh Ernst Haeckel, seorang ahli Biologi Jerman untuk menamakan suatu cabang Biologi, yaitu ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam kesatuannya dengan tempat hidupnya. Sekarang kita jumpai bermacam-macam definisi untuk ekologi, antara lain yang berbunyi “ilmu tentang pola hubungan antara organisme dan lingkungannya”, “ilmu tentang interaksi antara sistem-sistem kehidupan dan lingkungannya”, dan yang paling singkat ialah “biologi lingkungan”. Sesungguhnya ekologi dalam arti proses alam telah dikenal sejak lama, sesuai dengan sejarah manusia. Umpamanya, tumbuhan memerlukan sinar matahari, tanah dan air.Tumbuhan menjadi makanan hewan. Ada pula hewan menjadi makanan hewan lain. Demikian pula proses kelahiran, kehidupan, pergantian generasi, dan kematian; kesemuanya telah menjadi pengetahuan manusia. Proses itu berlangsung terus berkesinambungan mengikuti apa yang dinamakan “hukum alam”. Ekologi dalam pemahaman kuantitatif relatif masih baru. Tiap makhluk hidup dikelilingi bahan-bahan dan kekuatan-kekuatan yang membentuk lingkungannya dimana ia memperoleh kebutuhan-kebutuhan untuk hidup, bertumbuh dan berkembang biak. Lingkungan merupakan sumber energi, sumber materi, dan tempat membuang kotoran yang tidak dibutuhkan lagi. Hidupnya sangat tergantung dengan lingkungan, ia harus dapat beradaptasi, bahkan tubuhnya mengalami perubahan dari pengaruh lingkungan; juga tingkah laku dan watak tidak luput dari pengaruh tersebut. Sebaliknya



tempat



tinggal



dipengaruhi



oleh



makhluk-makhluk



yang



menghuninya.Lingkungan dapat berubah karenanya, hasil buangan yang berupa kotoran, cairan gas, dan bangkai menjalankan perubahan komposisi kimia lingkungan, yang bersifat merusak atau membangun.



3



2.1.1 Pembagian Ekologi Pembagian dalam biologi biasanya menurut garis taksonomi, ada ekologi tumbuhan, ekologi insekta, ekologi mikroba, ekologi vertebrata dan sebagainya. Ada pula pembagian lain yang dibuat menurut lingkungan, seperti ekologi air tawar, ekologi laut, ekologi daratan dan juga sub-subnya dari lingkungan tersebut. Untuk keperluan yang lebih praktis ada pembagian sebagai berikut yakni : ekologi sumber daya alam, ekologi pencemaran, ekologi ruang perjalanan, dan ekologi sosial. Ekologi saat ini sangat luas cakupannya, menurut kajiannya dibagi dua yakni : a. Autekologi, yang mempelajari satu jenis organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya. Biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non-parasitis, dan lain-lain. b. Sinekologi, yang mengkaji mengenai berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah. Apabila kita mempelajari pohon kruing misalnya dalam hubungan dengan lingkungannya maka autekologilah ilmunya, tetapi jika yang menjadi sasaran penelitian hutan dimana pohon kruing itu hidup, maka pendekatannya dengan sinekologi.



2.1.2 Pembagian Menurut Habitat Ada di antara para pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi menurut habitat atau tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu ada istilah : 



Ekologi bahari atau kelautan







Ekologi perairan tawar







Ekologi darat atau terestrial







Ekologi estuaria (muara sungai ke laut)







Ekologi padang rumput,







dan lain-lain. 4



2.1.3 Pembagian Menurut Taksonomi Yaitu sesuai dengan sistematika makhluk hidup, misalnya : 



Ekologi tumbuhan







Ekologi hewan; dan yang lebh khusus lagi :







Ekologi serangga







Ekologi burung







Ekologi mikroba, atau jasa renik



2.1.4 Hubungan Ekologi dengan Ilmu Alam lainnya llmu Fisika berperan karena dalam ekologi faktor fisik seperti sinar matahari, perubahan suhu, daya serap tanah, hujan, dan lainnya terlibat. Ilmu Kimia berperan dalam ekologi proses kimia seperti pendaman unsur C, N, CO2 dan sebagainya. Ilmu Bumi dan Antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi oleh peristiwa siang-malam, musim kemarau dan musim hujan, garavitasi, erosi dan lainnya. 2.1.5 Hubungan Ekologi dengan Ilmu Sosial Ilmu sosial sangat oenting bila komponen manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita mempelajari peran ekosistem terhadap kehidupan manusia.



2.2 Ekosistem Ekosistem ialah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.Ekosistem ialah hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme dan lingkungannya baik yang hidup maupun tak hidup yang bersama membentuk sistem ekologi. Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat bahwa di dalamnya mencakup organisme dan lingkungan abiotiknya yang satu terhadap yang lain



5



saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan benda nyata dan mempunyai ukuran yang berbeda tergantung tingkat organisasinya. Lingkungan fisik suatu daerah dihuni organisme secara individu dan secara komunitas.Organisme-organisme saling berinteraksi, dan juga berinteraksi dengan unsurunsur fisik yang ada di sekitarnya.Jadi organisme dan komponen fisik lingkungan membentuk komplek ekologi, atau sistem ekologi atau yang sering dikatikan dengan istilah ekosistem.Dikatakan bahwa keadaan homeostatis bila sistem tersebut mempunyai kecendrungan



melawan



perubahan



dan



memelihara



keseimbangan.Ekosistem



mempunyai kemampuan untuk mengatur dan memulihkan diri apabila ada gangguan yang mengubahnya. Pengolahan yang semula dilakukan alam, kini diambil alih manusia, dan manusia belum menemukan mekanisme buatan yang tepat, sehingga ekosistem sering menjadi tidak seimbang dan berimba pada kesehatan lingkungan.Ketidak seimbangan dapat membawa keadaan lingkungan kesituasi kritik yang merugikan segala pihak, baik yang fisik maupun yang organik, termasuk manusia sendiri yang memasukkan mekanisme buatannya. Contoh tentang penggunaan tanah di Kalimantan dan Sumatra orang mengenal sistem pertanian yang berpindah-pindah atau yang disebut pertanian sistem ladang berpindah.Caranya dengan menebang dan membakar hutan dan setelah dibuka lalu digarap untuk berhumus yang terbentuk oleh hutan. Akan tetapi 4 atau 5 tahun tanah menjadi kurang subur, karena humus sudah sangat berkurang, sehingga dicari hutan bagian lain untuk dikerjakan sebagai daerah bercocok tanam. 2.2.1 Komponen Ekosistem a. Jika kita melihat hanya darri fungsinya, suatu ekosistem terdiri dari dua komponen, yaitu : 1) Komponen autotrofik (autos = sendiri ; rophikos = menyediakan makanan), yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensistesis makanan sendiri yang berupa bahan-bahan organik dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari atau klorofil. Oleh karenanya, seluruh organisme yang mengandung klorofil disebut organisme autotrofik. 2) Kompoen heterotrofik (hetero = berbeda, lain) yaitu organisme yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik sebagai bahan 6



makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disedakan oleh organisme lain. Hewan, jamur, dan jasad renik termasuk dlam kelompok ini. b. Jika kita melihat ekosistem dari segi penyusunnya,maka dapat dibedakan empat komponen, yaitu : 1) Bahan tak-hidup (abiotik, non-hayati) yaitu komponen fisik yang terdiri dari tanah, air, cahaya, udara, sinar matahari, yang merupakan medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan. 2) Produsen, yaitu organisme yang autotrofik yang umumnya tumbuhan klorofil, yang mensintesis makanan dari bahan anoranik sederhana. 3) Konsumen, yatu organisme heterotrofik, misalnya hewan dan manusia yang makan dari organisme lain. 4) Pengurai, perombak, atau “dekomposer”, yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati ( bahan organik kompleks, menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh produsen. Bakteria dan jamur termask dalam kelompok ini. c. Suksesi dan Klimaks Lingkunagn yang lestari tidak berarti bahwa tidak boleh ada perubahn yang terjadi dalam ekosistem.Perubahan sistem boleh saja asal tidak menghancurkan, dan perubahan tanpa campur maupun dnegan dengan campur tangan manusia.Evolus ekosistem ini disebut “successi” ekologi. d. Habitat dan Nicia Istilah habitat digunakan dalam bebrbagai bidang, tidak hanya terbatas dalam ekologi, pada umunmnya diartikan tempat hidup suatu organisme.Misalnya habitat belut ialah persawahan.Habitat sering digunakan pula untuk mengatakan tempat yang dihuni seluruh komunitas. Habitat suatu organisme atau suatu populasi ialah organisme lainnya dan lingkungan abiotiknya, sedang habitat komunitas dengan sendirinya lingkungan abiotiknya.Jadi sekelompok kera mempunyai habitat berupa hewan-hewan dan



7



tumbuhan yang ada di sekitar serta lingkungan abiotiknya seperti udara, air, tanah, cahaya dan lainnya. Nicia ekologi merupakan hal baru yang hanya dijumpai di dalam bidang ekologi.Nicia berupa lingkungan fisik, tetapi juga ditunjukan peranan fungsinya terhadap komunitas, misalnya kedudukannya sebagai penunjang bahan makanan.Di samping itu posisinya dalam lingkngan berhubungan dengan temperatur, kelembaban dan lainnya. Nicia ekologi suatu organisme adalah tertentu, menurut tempat organisme hidup, menurut apa yang dikerjakan organisme, dan apa yang dikerjakan oleh pihak-pihak lain, biotik dan abiotik terhadap organisma tersebut. Pengetahuan tentang nicia banyak manfaat dalam mempelajari perkebangan lingkungan.



2.2.2 Pengaruh Lingkungan Fisik terhadap Organisme Unsur-unsur fisik diperlukan untuk hidup, melangsungkan hidup dan berkembang biak. Tiap spesies mempunyai kebutuhan hidup yang berbeda dengan yang lain. Hidupnya tergantung dari makhluk lain dan dari faktor fisik yang ada di sekitarnya. Lingkungan mengarahkan perkebangan hidupnya.Suatu spesies yang anggotanya berpencar dan menempati lingkungan yang menopang dan mengarahkan perkebangan. Hidup dan berkembangnya organisme atau kelompok organisme tergantung dari keadaan-keadaan yang sangat komplek.Ada keadaan dan yang membatasinya yang disebut faktor pembatas.Air misalnya dibutuhkan seluruh organisme dan ada jumlah tertentu yang diminum untuk bertahan hidup.Karena organisme pada umumnya dikuasai lingkungan fisik, dan tidak dapat mengubah faktor fisik yang bekerja padanya.Yang dapat bertindak sebagai faktor pembatas ialah temperatur, radiasi, air, kelembaban dan lainnya. 2.2.3 Pengaruh Organisme terhadap Lingkungan Fisik Untuk keperluan hidup, organisme mengambil unsur-unsur dari tempat sekitarnya, dan sebaliknya ia memberi kepada lingkungannya bahan-bahan organik sebagai bahan buangan, dan juga tubuhnya sendiri nanti setelah mati. Kegitan tersebut menimbulkan perubahn kepada lingkungan fisik, yang bersifat konstruktif dan destruktif. 8



2.3 Hubungan antara Ekologi dengan Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan erat kaitannya dengan kesehatan manusia, yang berarti ekologi memiliki peran yang besar dalam menentukan apakah manusia pada kondisi ekologi tersebut sehat atau terjangkit penyakit ataupun infeksi penyakit.Untuk dapat meningkatkan



kualitas



kesehatan



masyarakat,



diperlukan



pengelolaan



kualitas



lingkungan serta kesehatan masyarakat oleh masyarakat sendiri dan perlunya mengetahui hubungan antara lingkungan terhadap kualitas kesehatan masyarakat, yaitu ekologi manusia. Manusia sebagai objek kesehatan berperan dalam mengubah dan memodifikasi kualitas lingkungan dan bergantung pada taraf sosial budayanya.Misalkan masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat tersebut.Berbeda dengan yang sudah maju mereka cenderung mengubah lingkungan hidup sampai ke taraf irreversibel.Hutan dapat diubah dalam waktu singkat.Tanah dapat dikeruk sampai membentuk danau. Manusia sebagai mahkluk hidup selain medayagunakan unsur di alam, ia juga membuang kembali segala sesuatu yang tidak dipergunakan kembali ke alam. Tindakan ini akan berakibat terhadap manusia apabila jumlah buangan sudah terlampau banyak dan alam tidak dapat lagi dibersihkan seluruhnya dan akan terjadi pengotoran lingkungan dan sumber daya alam yang dibutuhkan sehri-hari dan berakibat akan menimbulkan masalah kesehatan. Jelas sekali bahwa kelangsungan hidup manusi itu sangat tergantung pada pengertian dan pengetahuan tentang proses interaksi di dalam ekosistem. Oleh karenanya, pengetahuan ekologi manusia perlu diteliti dan dipahami agar dapat dimanfaatkan dalam proses pengendalian lingkungan hidup. Ekologi



berkepentingan



dalam



menyelidiki



interaksi



organisme



dengan



lingkungannya.Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik ini.Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas dan ekosistem.Konsep ekologi tidak lepas dari konsep ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya yaitu abiotik dan biotik.Faktor biotik seperti suhu, air, kelembapan, dan cahaya.Sedangkan faktor abiotik seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling



9



mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.Ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia sarat erat kaitannya dengan ilmu lingkungan dalam penerapan berbagai prinsip. Penerapan prinsip dan ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia dapat berupa pendekatan dan metodologi yaitu : a. Pendekatan seutuhnya berupa proses analtik dan reduksionistik b. Pendekatan evolusioner, yaitu pendekatan yang mengkaji evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam lingkungan hidup, baik secara individual, populasi maupun komunitas c. Pendekatan interaktif, yaitu mengkaji suatu kehidupan haruslah dilihat dari hubungan-hubungan interaksi antar komponen penyusun dan merupakan pendekatan dari mengenal ekosistem atau lingkungan hidup dengan lebih baik. d. Penekaan situasional, yaitu menganjurkan suatu pendekatan ekologi dengan cara memperhatikan perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbul e. Pendekatan subsistem dan ekosistem, yaitu pendekatan pendekatan dengan memisahkan lingkungan hidup kedalam suatu sistem sosial dan sistem alami serta mempelajarinyaberdasarkan aliran materi, energy dan informasi dari keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan adaptasi f. Pendekatan penanan dan perilaku manusia, memelajari peranan manusia dalam program pendekatan azas pemanfaatan oleh manusia g. Pendekatan kontektualisasi progresif, pendekatan interdisipliner dan ditelusuri secara progresif sehingga setiap permasalahan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik h. Pendekatan



kualitas



lingkungan,



merupakan



kelanjutan



pendekatan



konteksualisasi progresif dan kemudian akan dikembangkan dalam penyususnan analisis dampak lingkungan (AMDAL) Banyak kejadian di masa lalu menunjukan kurangnya pengertian masyarakat akan hubungan manusia dan lingkungan dan kurangnya pengertian sifat manusia sendiri dapat menyebabkan berbagai bencana yang menimpa masyarakat sebagai akibat tindakannya sendiri. Manusia akan merasakan kebutuhan akan kekuasaa, kekayaan, pengetahuan yang berkembang secara indefinitif. Apabila manusia dilihat dari sisi biologis, ini bertentangan, perasaan lapar atau dahaga mudah dipenuhi dengan makan dan minum. Dengan sendiri budaya berkembang dan pemanfaatan sumber daya alamdan jumlah limbah akan meningkat. Apabila ini tidak mendapat perhatian, makaakan terjadi 10



peningkatan taraf pencemaran lingkungan yang akan mengakibatkan turunnya kesehatan masyarakat. Karenanya, perlu usaha bidang kesehatan didasarkan pada ekologi manusia. 2.3.1Contoh Kasus Kaitan Ekologi dengan Kesehatan Lingkungan a. Kasus ketersediaan air bersih Sumber air minum berbeda dengan sumber air untuk mencuci dan MCK.Sebagian masyarakat menggunakan sumber air minum PDAM, di kabupaten Indramayu proporsi terbesar adalah sumur bor pompa.Sumber air untuk minum dan MCK masih banyak yang tidak menggunakan jaringan PDAM sehingga berisiko pencemaran dan mengalami penyakit infeksi saluran pencernaan.Masih ditemukan rumah tangga yang menggunakan sarana air bersih dan MCK secara bersama sehingga berisiko penularan penyakit infeksi. b. Kasus Pembuangan Sampah Metode pembuangan sampah terbanyak meliputi dibakar, dibuang di kebun, di sungai, di tong sampah dan ditanam di lubang sehingga dapat mencemari air, tanah, serta udara dan dapat menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit dan mikroorganisme penyebab penyakit. Penyakit infeksi berbasis lingkungan yang muncul meliputi diare, infeksi saluran pernapasan atas, pneumonia, tuberkulosis paru, dan malaria, demam berdarah dengue, demam tifoid, tetanus.



11



BAB III PENUTUP



3.1 Simpulan Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Mundiatum dan Daryanto, 2015). Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani danmempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologi, segala sesuatu yang berada disekitar kita dan merupakan pendukung utama keberlangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya yang saling berinteraksi.



3.2 Saran Manusia sebagai objek kesehatan berperan dalam mengubah dan memodifikasi kualitas lingkungan dan bergantung pada taraf sosial budayanya. Misalkan masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat tersebut. Berbeda dengan yang sudah maju mereka cenderung mengubah lingkungan hidup sampai ke taraf irreversibel. Hutan dapat diubah dalam waktu singkat. Tanah dapat dikeruk sampai membentuk danau. Manusia sebagai mahkluk hidup selain medayagunakan unsur di alam, ia juga membuang kembali segala sesuatu yang tidak dipergunakan kembali ke alam. Tindakan ini akan berakibat terhadap manusia apabila jumlah buangan sudah terlampau banyak dan alam tidak dapat lagi dibersihkan seluruhnya dan akan terjadi pengotoran lingkungan dan sumber daya alam yang dibutuhkan sehri-hari dan berakibat akan menimbulkan masalah kesehatan. Jelas sekali bahwa kelangsungan hidup manusi itu sangat tergantung pada pengertian dan pengetahuan tentang proses interaksi di dalam ekosistem. Oleh karenanya, ekologi manusia perlu diteliti dan dipahami agar dapat dimanfaatkan dalam proses pengendalian lingkungan hidup.



12



DAFTAR PUSTAKA 1. Arie



Herlambang.



Pencemaran



Air



dan



Strategi



Penanggulangannya.



http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/PENCEMARAN_AIR_DAN_STR ATEGI_PENGGULANGAN.pdf/. Diakses pada 05 April 2021, 20.00 WIB 2. Chandra, B. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta : EGC 3. Gunawan, Rudy.2005.Pengantar Ilmu Bangunan.Yogyakarta:Kanisius 4. Herlambang, A. 2006. Pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya. JAI Vol. 2, no 1 5. Juli soemirat. 2009. Keadaan Lingkungan.Yogyakarta: Gadjah Mada University 6. Kusnaedi. (2010). Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya. 7. Lina Warlina. Pencemaran Air: Sumber, Dampak dan Penanggulangannya. http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf/. Diakses pada 06 April 2021, 19.00 WIB 8. Pynkywati,T. dan Shirley W. 2015. Utilitas Bangunan Modul Plumbing. Jakarta : Griya Kreasi 9. Republik Indonesia. 2005. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Air Minum. No. 4490. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2007. Permen PU No. 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengermbangan Sistem Air Minum. Sekretariat Negara. Jakarta 10. Ronny Ph. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 11. Sjarif, Roestam. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: CV. Andi Offset 12. Sutanto, dkk. 2008. Parasitologi kedokteran edisi keempat. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 13. Unicef Indonesia. 2012 . Ringkasan Kajian Air Besih, Sanitasi dan Kebersihan. https://www.unicef.org>Indonesia>A8_-_B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih.pdf/



.



Diakses pada 06 April 2021, 20.00 WIB 14. Untung, O. 2008. Menjernihkan Air Kotor. Jakarta : Puspa Swara 15. Widarto, I. L. (1996). Teknologi Tepat Guna Membuat Alat Penjernih Air. Yogyakarta: Kanisius.



13