MAKALAH Infeksi Oportunistik Dan Pejamu Glennata [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ”INFEKSI OPORTUNISTIK DAN KONDISI SAAT TERKENA INFEKSI”



DISUSUN OLEH : GLENNATA APRIATAMA



(142012016008)



DOSEN PEMBIMBING : Ns. Lela Aini, S.Kep, M.Bmd STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2020-2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahanRahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar II. Makalah ini berisikan tentangkondisi yang melemahkan pertahanan pejamu melawan mikro organisme daninfeksi oportunistik, diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepadakita semua. Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang saya hadapi. Namun berkat bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikantepat pada waktunya. Saya menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, sayasangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah inimenjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan saya, mudah-mudahan makalah inidapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.



Palembang, 24 Mei 2021



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................2 BAB I PENDAHULUAN..........................................................................4 A. LATAR BELAKANG.........................................................................4 B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................4 C. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................5 D. MANFAAT PENELITIAN...................................................................5 BAB II PEMBAHASAN...........................................................................6 A. Infeksi Oportunistik......................................................................6 B. Infeksi oportunistik sebagai komplikasi HIV & AIDS....................6 C. Cara mencegah infeksi oportunistik dan komplikasi HIV.............8 D. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap bakteri........................8 E. Respon pejamu terhadap infeksi bakteri.....................................9 F. Infasi Vatogen...............................................................................9 BAB III PENUTUP................................................................................11 A. KESIMPULAN..............................................................................11 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................12



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat dinamis. Pada negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) di rumah sakit, dimana infeksi ini lebih dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dan menyerang penderita yang sedang dalam proses perawatan, terjadi karena adanya transmisi mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan perangkatnya. Infeksi nosokomial terjadi lebih dari 48 jam setelah penderita masuk rumah sakit. Selain infeksi nosokomial, juga terjadi infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik merupakan infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Mikroba patogen membutuhkan kesempatan untuk menginfeksi inangnya, salah satu infeksi oportuniistik yang sering terjadi yaitu infeksi oral pada pasien HIV/AIDS. Infeksi pada bagian mulut pasien HIV/AIDS disebabkan karena sistem kekebalan tubuh menurun sehingga terjadinya luka yang mengakibatkan infeksi oleh mikroba patogen. Infeksi berupa tumbuhnya bakteri dan jamur pada bagian mulut seperti bagian lidah, gusi, dan bibir. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodefeciency Virus (HIV). AIDS telah dilaporkan oleh lebih dari 93 negara di seluruh dunia, dan jumlah orang yang terinfeksi HIV di Asia dan Afrika sangat banyak dan terus bertambah Sub-Sahara Afrika adalah yang paling parah terkena dampak HIV dari semua wilayah di dunia, sekitar 70% orang di wilayah ini hidup dengan HIV / AIDS.



B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis mikroba apakah yang menginfeksi bagian oral pada pasien HIV/AIDS



C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mikroba yang menginfeksi bagian oral pada pasien HIV/AIDS



D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi ilmiah tentang jenisjenis mikroba yang menginfeksi bagian oral pada pasien HIV/AIDS



BAB II PEMBAHASAN A. Infeksi Oportunistik Infeksi oportunistik adalah infeksi akibat virus, jamur, bakteri, atau parasit yang umumnya dialami oleh orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. sering dihubungankan dengan HIV dan AIDS, karena HIV menyerang sel-T CD4 (sering disebut hanya CD4) yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang ambil kesempatan (‘opportunity’) yang disediakan oleh kerusakan pada sistem kekebalan tubuh untuk menimbulkan penyakit. Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh ini adalah salah satu akibat dari infeksi HIV, dan menjadi cukup berat sehingga IO timbul rata-rata 7-10 tahun setelah kita terinfeksi HIV Infeksi oportunistik bisa menyerang tubuh dengan sistem kekebalan yang lemah. Infeksi oportunistik adalah infeksi akibat virus, jamur, bakteri, atau parasit yang umumnya dialami oleh orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Dengan kata lain, infeksi oportunistik mengambil kesempatan untuk menyerang tubuh saat daya tahan tubuh melemah dan membantu infeksi untuk bisa berkembang ke dalam tubuh. B. Infeksi oportunistik sebagai komplikasi HIV & AIDS Infeksi oportunistik sering dihubungankan dengan HIV dan AIDS, karena HIV menyerang sel-T CD4 (sering disebut hanya CD4), yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Umumnya, orang sehat memiliki CD4 dengan rentang 500-1400 per milimeter kubik darah (sering dituliskan 500-1400). Orang yang positif HIV memiliki risiko lebih rendah untuk terserang infeksi oportunistik, jika memiliki jumlah CD4 di atas 500. Semakin rendah CD4 seseorang, semakin rentan ia untuk mengidap penyakit. Berikut ini 20 infeksi oportunistik atau komplikasi HIV yang umum terjadi. 1. Candidiasis Kondisi ini merupakan infeksi jamur umum, dan dan dapat diobati dengan obat antijamur setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter.



2. Coccidioidomycosis,yaitu infeksi yang juga dipicu oleh jamur dan dapat berujung pneumonia, jika tidak ditangani. 3. Cryptococcosis, sebagai infeksi jamur yang sering masuk melalui paru-paru. Infeksi ini dapat dengan cepat menyebar ke otak, dan sering berakibat fatal, karena menyebabkan meningitis cryptococcus. 4. Cryptosporidiosis, yaitu penyakit diare yang kerap menjadi kronis. Penyakit ini dicirikan oleh kram perut dan diare yang parah. 5. Sitomegalovirus, infeksi virus yang sering terjadi di bagian mata dan organ pencernaan. Infeksi ini sebenarnya umum terjadi, terutama pada orang dewasa. 6. Ensefalopati yang berkaitan dengan HIV. Gangguan medis ini menyerang otak seiring berjalannya usia, dan sering menyerang individu yang memilki jumlah CD4 kurang dari 100. 7. Herpes simplex (kronis) dan herpes zoster. Herpex simplex merupakan infeksi yang dicirikan oleh luka pada mulut atau bagian kelamin. Sementara itu, herpes zoster menyebabkan lepuhan pada kulit, yang disertai rasa sakit. 8. Histoplasmosis, yaitu infeksi oleh spora jamur yang sering berasal dari kotoran burung atau tanah. Kondisi medis ini dapat diobati melalui pemberian antibiotik. 9. Isosporiasis, yaitu infeksi parasit yang dapat berkembang saat penderitanya melakukan kontak dengan aliran air, atau makanan yang sudah terkontaminasi. 10. Kompleks Mikobakterium Avium (MAC), yang merupakan infeksi akibat bakteri, dan sering terjadi pada orang dengan jumlah CD4 kurang dari 50. Apabila bakteri tersebut masuk ke aliran darah, infeksi ini dapat berakibat kematian. 11. Pneumonia jiroveci pneumocystis, yaitu jenis pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur Pneumocystis jiroveci (dahulu disebut jamur Pneumocystis carinii). Infeksi oportunistik ini menjadi penyebab kematian utama pada orang dengan HIV. 12. Pneumonia kronis. Anda mungkin sudah sering mendengar penyakit ini. Pneumonia merupakan infeksi baru-baru, yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus. Pneumonia dapat terjadi di salah satu paru-paru, atau keduanya sekaligus. 13. Leukoensefalopati multifokal progresif, yaitu gangguan saraf yang disebabkan oleh virus dansering menyerang orang dengan jumlah CD4 di bawah 200. 14. Toksoplasmosis, yaitu infeksi parasit yang juga umum menyerang orang-orang dengan CD4 di bawah 200.



15. Tuberkulosis, yaitu penyakit yang juga menyerang organ paru-paru, dan disebabkan oleh infeksi kuman mycobacterium tuberuculosis. 16. Wasting syndrome (berkaitan dengan HIV). Sindrom ini merupakan infeksi oportunistik yang menyebabkancpenderitanya. Penurunan berat badan tersebut dapat mencapai lebih dari 10% berat badan normal penderita. 17. Sarkoma kaposi, yaitu jenis kanker yang kerap muncul dengan lesi di bagian mulut, atau lesi yang menutupi permukaan kulit. Terapi radiasi dan kemoterapi merupakan penanganan kondisi medis ini, yang bertujuan untuk mengecilkan tumor. 18. Limfoma. Beberapa jenis kanker yang menyerang sistem limfatik (getah bening) dan kerap terjadi pada orang-orang yang hidup dengan HIV. Penanganan kondisi ini akan bergantung pada kesehatan penderitanya, serta jenis kanker yang diidap. 19. Kanker serviks. Kanker ini menyerang leher rahim, sehingga hanya terjadi pada wanita. Wanita yang hidup dengan HIV berisiko tinggi untuk menderita kanker serviks. C. Cara mencegah infeksi oportunistik dan komplikasi HIV Untuk menghindari infeksi oportunistik dan komplikasi HIV di atas, ketahui status HIV Anda, serta konsumsilah obat antiretroviral (ARV) jika dinyatakan positif HIV. Tes HIV menjadi cara paling akurat untuk mengetahui status HIV, terutama bagi Anda yang pernah menjalani hubungan seks berisiko, atau memiliki riwayat sebagai pecandu narkoba. Ibu hamil juga disarankan untuk menjalani tes HIV. Apabila hasil tes menunjukkan Anda positif HIV, maka dokter akan memberikan obat ARV. Obat ARV tidak dapat menyembuhkan infeksi HIV. Walau begitu, obat-obatan ini dapat mencegah perkembangan HIV di tubuh, mencegah infeksi oportunistik dan komplikasi HIV, dan menolong Anda dalam menjalani hidup sehat seperti orang lain. D. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap bakteri Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yangmengandung mikroba patogen di sekelilingnya. Mikroba tersebut dapatmenimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifatpoligenik dan kompleks.



Oleh karena itu respons imun tubuh manusia terhadapberbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologikspesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untukproteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraselularatau bakteri intraselular mempunyai karakteristik tertentu pulaTubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit,radiasi matahari, dan polusi. Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalahtantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungioleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dancukup



lengkap



kebutuhan



gizi



untuk



menjaga



kesehatan.



Kelebihan



tantangannegatif, bagaimanapun, dapat menekan sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalantubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal. E. Respon pejamu terhadap infeksi bakteri 



Pertahanan tubuh terhadap infeksi dengan patogen terjadi dengan: 1. Pertahanan Non-Spesifik (innate) dengan mengeluarkan agen infeksi atau membunuhnya pada kontak pertama. Bilamana patogen menimbulkan infeksi berbagai respon non-adaptif dini penting untuk mengendalikan infeksi dan mempertahankan pengawasan terhadapnya, sampai terbentuk respons Imun adaptif. 2. Respon Imun adaptif memerlukan waktu beberapa hari, mengingat limfosit T dan B harus menemukan antigen spesifik untuk mengadakan prolifekasi, dan berdiferensiasi menjadi sel efekto. Respons sel B yang tergantung pada sel T (Tcell dependent B-cell responses) tidak akan dapat dimulai sebelum sel mempunyai kesempatan untuk mengadakan proliferasi dan diferensiasi.



F. Infasi Vatogen Keberhasilan patogen bergantung pada kemampuannya untuk menghindar darirespon



imun.



Patogen



telah



mengembangkan



beberapa



metode



yang



menyebabkanmereka dapat menginfeksi sementara patogen menghindari kehancuran akibatsistem imun.Bakteri sering menembus perisai fisik dengan mengeluarkan enzimyang mendalami isi perisai, contohnya dengan menggunakan sistem tipe II sekresi.Sebagai kemungkinan, patogen dapat menggunakan sistem tipe III sekresi. Merekadapat memasukan tuba palsu pada sel, yang menyediakan saluran



langsung.untukprotein agar dapat bergerak dari patogen ke pemilik tubuh; protein yang dikirimmelalui tuba sering digunakan untuk mematikan pertahanan.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Infeksi



oportunistik



(IO)



adalah



infeksi



yang



ambil



kesempatan



(‘opportunity’) yang disediakan oleh kerusakan pada sistem kekebalan tubuh untuk menimbulkan penyakit. Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh ini adalah salah satu akibat dari infeksi HIV, dan menjadi cukup berat sehingga IO timbul ratarata 7-10 tahun setelah kita terinfeksi HIV. Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita dapat dihindari dengan penggunaan terapi antiretroviral (ART) sebelum kita mengalami IO. Namun, karena kebanyakan orang yang terinfeksi HIV di Indonesia tidak tahu dirinya terinfeksi, timbulnya IO sering kali adalah tanda pertama bahwa ada HIV di tubuh kita. Jadi, walaupun ART tersedia gratis di Indonesia, masalah IO tetap ada, sehingga adalah penting kita mengerti apa itu IO dan bagaimana IO dapat diobati dan dicegah.



DAFTAR PUSTAKA http://scholar.unand.ac.id/12052/3/BAB%201%20%28pendahuluan%29.pdf http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/173/4/108700021_file4.pdf https://www.google.com/search? q=makalah+kondisi+yang+melemahkan+pertahanan+pejamu+melawan+mikroorganisme+20 14&safe=strict&sxsrf=ALeKk03lzkzHvwindKp_P4c8vxgymCK5A:1621822695257&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=B7UkqTeA16TCOM %252C2Vhf_1d4XBiMxM%252C_&vet=1&usg=AI4_kQ35rn3xSEr7YfKH7MAcyhQUfBDWA&sa=X&ved=2ahUKEwjbs46toOHwAhVVWH0K HYeaCuwQ9QF6BAgbEAE&cshid=1621822774877942#imgrc=kLYK2URhU46MgM https://pdfcookie.com/documents/makalah-kondisi-yg-melemahkan-pertahanan-pejamumelawan-mikroorganisme-dan-infeksi-oportunistik-dvm1ye3mp4vy https://www.google.com/search? q=pertahanan+pejamu&tbm=isch&ved=2ahUKEwjaxfiusuHwAhWGSCsKHfuiBU8Q2cCegQIABAA&oq=pertahanan+pejamu&gs_lcp=CgNpbWcQAzoECCMQJzoECAAQGDo CCAA6BAgAEEM6BQgAELEDOgcIIxDqAhAnOggIABCxAxCDAToGCAAQBRAeOgYI ABAIEB5QlYwBWNTMAmCe1AJoAXAAeACAAagDiAHuIZIBCjEuMjAuNS4wLjGYA QCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ7ABCsABAQ&sclient=img&ei=yhrYNq4OIaRrQH7xZb4BA&bih=657&biw=1366&safe=strict#imgrc=JD2F2PRIsRDlvM